Anda di halaman 1dari 3

Pasal 486 KUHP :

Pidana penjara yang ditentukan dalam Pasal 127, 204 ayat pertama, 244-248, 253-
260 bis, 263, 264, 266–268, 274, 362, 363, 365 ayat pertama, kedua dan ketiga, 368 ayat
pertama dan kedua sepanjang disitu ditunjuk kepada ayat kedua dan ketiga Pasal 365, Pasal
369, 372, 374, 375, 378, 380, 381–383, 385-388, 397, 399, 400, 402, 415, 417, 425, 432 ayat
penghabisan, 452, 466, 480 dan 481, begitupun pidana penjara selama waktu tertentu yang
akan dijatuhkan menurut Pasal 204 ayat kedua, 365 ayat keempat, dan 368 ayat kedua,
sepanjang disitu ditunjuk kepada ayat ke empat Pasal 365, dapat ditambah dengan sepertiga,
jika yang bersalah ketika melakukan kejahatan, belum lewat lima tahun sejak menjalani
untuk seluruhnya atau sebagian dari pidana penjara yang dijatuhkan kepadanya, baik karena
salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal-pasal itu, maunpun karena salah satu
kejahatan, yang dimaksud dalam salah satu dari pasal 104 – 143, 145 dan 149 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana Tentara, atau sejak pidana tersebut baginya sama sekali dihapuskan
(kwijtgescholden) atau jika pada waktu melakukan kejahatan, kewenangan menjalankan
pidana tersebut belum daluwarsa jika terjadi pengulangan peristiwa / perbuatan / tindak
pidana sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 486 KUHP, maka ancaman pidananya
diperberat atau ditambah dengan 1/3 ( sepertiga ) apabila :

1. Mengulangi kejahatan yang sama atau oleh undang-undang dianggap sama macamnya
( sama macamnya, misalnya hari ini mencuri, kemudian pada lain hari mencuri lagi.
Oleh undang-undang dianggap sama macamnya, meskipun kejahatan itu berlainan
macamnya, tetapi dianggap sama, seperti halnya pasal-pasal yang tersebut dalam Pasal
486 )
2. Diantara kejahatan yang satu dengan yang lainnya sudah ada yang mendapat putusan
hakim ( apabila satu diantaranya belum diputuskan oleh hakim, perbuatan itu
merupakan suatu gabungan kejahatan dan bukan residive ).
3. Hukuman yang dapat dimasukkan dalam peraturan residive umum ialah hukuman
penjara, bukan hukuman kurungan atau denda 4. Jarak waktu kejahatan itu dilakukan
tidak lebih dari 5 (lima) tahun, terhitung sejak yang bersalah menjalani hukuman yang
telah dijatuhkan ( sebagian atau seluruhnya). Syarat pemberat :
1) Terhadap kejahatan yang dilakukan harus sudah dipidana dengan
keputusan hakim yang tidak dapat dirubah lagi dan hanya dengan
pidana penjara dan
2) Harus dalan jangka waktu 5 ( lima ) tahun terhitung dengan saat
selesainya menjadi pidana penjara dengan saat ia melakukan tindak
pidana untuk kedua kalinya.

Pasal 487 KUHP

Pidana penjara yang ditentukan dalam Pasal 130 ayat pertama, 131, 133, 140 ayat
pertama, 141, 170, 213, 214, 338, 341, 342, 344, 347, 348, 351, 353 – 355, 438 – 443, 459
dan 460, begitupun pidana penjara selama waktu tertentu yang dijatuhkan menurut Pasal 104,
105, 130 ayat kedua dan ketiga, pasal 140 ayat kedua dan ketiga, 399, 340, 444, dapat
ditambah sepertiga. Jika yang bersalah ketika melakukan kejahatan, belum lewat lima tahun,
sejak menjalani untuk seluruhnya atau sebagian pidana penjara yang dijatuhkan kepadanya,
baik karena salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal-pasal itu maupun karena salah
satu kejahatan yang dimaksudkan dalam Pasal 106 ayat kedua dan ketiga, 107 ayat kedua dan
ketiga, 108 ayat kedua, 109, sejauh kejahatan yang dilakukan itu atau perbuatan yang
menyertainya menyebabkan luka-luka atau mati, Pasal 131 ayat kedua dan ketiga, 137 dan
138 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Tentara atau sejak pidana tersebut baginya sama
sekali telah dihapuskan, atau jika pada waktu melakukan kejahatan, kewenangan
menjalankan pidana tersebut belum daluwarsa “.Apabila kita cermati isi rumusan Pasal 487
KUHP, yang menyebabkan ancaman pidananya ditambah dengan sepertiga, oleh karena
didalam pasal ini menyangkut tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang, misalnya dengan
menggunakan kekerasan terhadap orang, tentang pembunuhan atau penganiayaan.

Pasal 488 KUHP

Pidana yang ditentukan pada Pasal 134 – 138, 142 – 144, 207, 208, 310 – 321, 483
dan 484, dapat ditambah sepertiga, jika yang bersalah ketika melakukan kejahatan, belum
lewat lima tahun, sejak menjalani untuk seluruhnya atau sebagian, pidana penjara yang
dijatuhkan kepadanya, karena salah satu kejahatan yang diterangkan pada pasal itu, atau sejak
pidana yersebut baginya sama sekali telah dihapuskan atau jika pada waktu melakukan
kejahatan kewenangan menjalankan pidana tersebut belum daluwarsa “.Apabila dilihat dan
dicermati isi rumusan Pasal 488 KUHP ini, suatu hal yang wajar penjatuhan pidananya
diperberat dan ditambah dengan sepertiganya dari tindak pidana yang dilakukan. Oleh karena,
tindak pidana yang dilakukan dapat menimbulkan perasaan tidak enak atau tidak
menyenangkan bagi yang terkena kejahatannya, seperti “ penghinaan terhadap Presiden dan
Wakil Presiden ( Pasal 134 KUHP ) , penghinaan terhadap raja dari negara sahabat ( Pasal
142 KUHP ), penghinaan terhadap suatu kekuasaan pemerintahan ( Pasal 207 KUHP ),
penyerangan terhadap kehormatan seseorang ( Pasal 310 KUHP ) dan menerbitkan suatu
tulisan atau gambar yang sifatnya dapat dipidana “.Syarat-syarat agar pidana maksimum
dapat ditambah 1/3 karena residive / pengulangan dalam Pasaal 488 KUHP adalah : “ Syarat-
syarat pertama ini berbeda dengan syarat pertama yang ditentukan dalam Pasal 486 dan Pasal
487 KUHP. Dalam Pasal 488 KKUHP ditentukan penjatuhan pidana penjara yang belum
lewat 5 tahun, sejak menjalani pidana untuk seluruhnya atau sebagian sehubungan dengan
perbuatan kejahatan yang dilakukan pertama atau pidana yang diterimanya telah dihapuskan
dan ketika menjalani pidana belum daluarsa.

Syarat residive :

Ada 2 (dua) syarat esensial yang harus dipenuhi dalam pemberatan pidana pada
Pasal 486, 487, dan 488 KUHP :

1) Terpidana telah menjalani seluruh atau sebagian pidana yang telah dijatuhkan,
atau ia dibebaskan dari menjalani pidana, atau ketika ia melakukan kejahatan kedua kalinya
itu, hak negara untuk menjalankan pidananya belum daluwarsa.

2) Melakukan kejahatan pengulangan masih dalam waktu belum lewat dari 5 (lima)
tahun sejak terpidana menjalani pidana. Selain pengulangan pada Pasal 486, 487, dan 488
KUHP, bentuk pengulangan yang diluar pasal tersebut juga tersebar dalam beberapa pasal
diantaranya : Pasal 216 ayat (3), 492 ayat (2), 495 Ayat (2), 501 Ayat (2), Pasal 512 Ayat (3),
dan Pasal 512 Ayat (2). Dalam hal ini, syarat pengulangannya tidak sama, jangka waktu
tenggang daluwarsanya lebih pendek dari 5 (lima) tahun, dengan pemberata yang lain dari
ditambah sepertiga. Misalnya, dengan merubah jenis pidananya dari denda menjadi kurungan
atau meruba ancaman pidana dengan pidana yang lebih berat yang sama jenisnya

Anda mungkin juga menyukai