PENDAHULUAN
1|Page
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian dari Capital Asset Pricing Model (CAPM)?
2. Apa saja konten teori CAPM?
3. Apa saja asumsi dari CAPM?
4. Bagaimana parameter dari CAPM?
5. Bagaimana keefesien dari portofolio pasar ?
6. Apakah yang dimaksud dari garis pasar modal (CML :Capital Market Line)?
7. Apakah yang dimaksud dari garis pasar sekuritas (SML : Security Market Line) ?
8. Bagaimana proses dari pengujian CAPM?
9. Apa itu Arbitrage Pricing Theory (APT)?
10. Bagaimana model APT?
11. Apa saja faktor-faktor resiko APT?
12. Bagaimana portofolio dan model faktor pada APT?
13. Apa saja perbandingan dari model CAPM Dan APT?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai parameter pengetahuan kepada
mahasiswa agar mampu dan bisa mengerti tentang pembahasan model keseimbangan
yaitu Capital Asset Pricing Model (CAPM) atau yang disebut Model Penilaian Aset
Modal dan Arbitrage Pricing theory (APT) atau yang disebut teori arbitrase harga
dalam memahami bagaimana perilaku investor secara keseluruhan, serta
bagaimana mekanisme pembentukan harga dan return pasar dalam bentuk yang
lebih sederhana.
BAB II
PEMBAHASAN
2|Page
tingkat harapan pengembalian (expected return). Walaupun Capital Asset Pricing
Model belum dapat dibuktikan secara empiris, Capital Asset Pricing Model sudah luas
digunakan karena Capital Asset Pricing Model akurasi yang cukup pada aplikasi
penting.
Capital Asset Pricing Model mengasumsikan bahwa para investor adalah
perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai
keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal. Capital Asset
Pricing Model juga mengasumsikan bahwa pasar saham yang ideal adalah pasar saham
yang besar, dan para investor adalah para price-takers, tidak ada pajak maupun biaya
transaksi, semua aset dapat diperdagangkan secara umum, dan para investor dapat
meminjam maupun meminjamkan pada jumlah yang tidak terbatas pada tingkat suku
bunga tetap yang tidak berisiko (fixed risk free rate). Dengan asumsi ini, semua
investor memiliki portofolio yang risikonya identik.
Capital Asset Pricing Model menyatakan bahwa dalam keadaan ekuilibrium,
portofolio pasar adalah tangensial dari rata-rata varians portofolio. Sehingga strategi
yang efisien adalah passive strategy. Capital Asset Pricing Model berimplikasi bahwa
premium risiko dari sembarang aset individu atau portofolio adalah hasil kali dari risk
premium pada portofolio pasar dan koefisien beta.
3|Page
Dimana :
𝑅𝑓 = Tingkat suku bunga bebas resiko
E(Ri) = Tingkat pengembalian yang diharapkan dari aset i
E(RM) = Tingkat pengembalian yang diharapkan dari portfolio pasar
β = Beta (Tingkat kemiringan (slope), risiko sistematis)
Non-diversifiable risk, juga dikenal sebagai covariance risk, menggambarkan bagian
total resiko sekuritas individual, varians, bahwa itu berkorelasi dengan resiko pasar
portofolio(M):
𝑽𝑨𝑹(𝑹𝒊) = 𝛃𝐢𝟐 𝐕𝐀𝐑(𝐑𝐦) + 𝐕𝐀𝐑 𝛆
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒓𝒊𝒔𝒌 = 𝑵𝒐𝒏 − 𝒅𝒊𝒗𝒆𝒓𝒔𝒊𝒇𝒊𝒂𝒃𝒍𝒆 𝒓𝒊𝒔𝒌 + 𝒅𝒊𝒗𝒆𝒓𝒔𝒊𝒇𝒊𝒂𝒃𝒍𝒆 𝒓𝒊𝒔𝒌
Dimana :
𝑉𝐴𝑅(𝑅𝑖) = Varian dari tingkat pengembalian yang diharapkan dari aset i
VAR(Rm) = Varian dari tingkat pengembalian yang diharapkan dari portfolio
VAR ε = Varian dari tingkat pengembalian sekuritas individual yang dapat
didiversifikasi
Persamaan beta :
𝐂𝐨𝐯 (𝐑𝐢, 𝐑𝐦)
𝛃𝐢 =
𝐕𝐚𝐫(𝐑𝐦)
4|Page
2.4 Parameter dari Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Hubungan antara beta dan return menunjukkan bahwa investor
mengharapkan tingkat pengembalian yang sama dengan tingkat bebas risiko ditambah
premi risiko, dan semakin besar risiko, semakin besar premi risiko. Penerapan CAPM
memerlukan parameter yang akan diestimasi. Ward (2000:35) memperingatkan bahwa
parameter ini tidak konstan, tetapi berubah-ubah dari waktu ke waktu, sementara
Firer (1993:25) menambahkan bahwa, dalam mengestimasi parameter, tidak mungkin
untuk menerapkan CAPM dalam bentuk yang murni, karena harus ada pengganti
untuk parameter CAPM berikut ini:
• Tingkat pengembalian bebas risiko.
Pengembalian aset yang tidak memiliki risiko, yakni tidak memiliki varian atau
kovarian dengan pengembalian pasar. Pada kenyataannya, aset bebas risiko sulit
untuk ditemukan dan diragukan apakah itu benar-benar ada. Ini berarti bahwa
berbagai pengganti (misalnya: Obligasi Pemerintah, Treasury bills, dan lain-lain).
Namun, pengganti ini masih dipengaruhi oleh ketidakpastian dan inflasi, karena itu
tidak sepenuhnya bebas risiko (2001:260 Harrington, Watson 1998:249).
• Tingkat pengembalian pasar.
Keberadaan portofolio pasar yang efisien secara optimal adalah salah satu
implikasi yang paling penting dari CAPM. Secara teori, portofolio pasar terdiri dari
semua aset berisiko dan portfolio yang dapat diversifikasi secara luas. Saat portofolio
ini dipegang, tidak dapat mendiversifikasi risiko lebih jauh (Radcliffe 1997:259).
Pengembalian pasar harus sama dengan portofolio pasar, yang mencakup semua aset
berisiko (Rees 1995:171; Firer 1993:31). Sama dengan tingkat pengembalian bebas
risiko, return pasar tidak mudah untuk diperkirakan. Hal ini biasanya diperkirakan
dengan menggunakan indeks bursa sebagai pengganti return pasar. Namun, ada
permasalahan mengenai indeks yang digunakan sebagai pengganti (2001:263
Harrington, Watson 1998:249)
Beta
Parameter ketiga ini penting untuk CAPM dan menyatukan ekspektasi tingkat
pengembalian investor pengembalian dengan tingkat pengembalian pasar. Sejarah
Beta umumnya digunakan untuk memperkirakan beta masa depan. Hal ini
diperdebatkan, apakah beta historis merupakan perkiraan yang baik untuk digunakan
dalam model ekspektasi. Aspek penting dari beta saham yaitu dapat digunakan untuk
memperkirakan beta portofolio saham. Hal penting lainnya untuk diperhatikan bahwa
beta portofolio berasal dari data historis dan berguna untuk memprediksi beta
portfolio dimasa yang akan datang.
Beta merupakan ukuran risiko non-diversifiable dan merupakan ukuran relatif
dari risiko. Beta adalah perkiraan risiko relatif terhadap portofolio pasar. Dengan kata
lain, beta mengukur volatilitas (yaitu fluktuasi harga) dari portofolio saham atau
saham dan perkiraan bagaimana tingkat pengembalian yang diharapkan pada saham
atau portofolio saham akan bergerak relatif terhadap gerakan dalam tingkat
pengembalian portofolio pasar. Risiko sistematik adalah risiko yang mendasari
gerakan-gerakan perubahan harga saham, dan tidak bisa dihilangkan dengan
diversifikasi
• Bila β > 1.00, artinya saham cenderung naik dan turun lebih tinggi daripada pasar.
• β < 1.00, artinya saham cenderung naik dan turun lebih rendah daripada indeks
pasar secara umum (general market index).
5|Page
• Bila nilai β = 1, artinya adanya hubungan yang sempurna dengan kinerja seluruh
pasar seperti yang diukur indek pasar (market index), contohnya nilai yang diukur
oleh Dow-Jones Industrials dan Standard and Poor’s 500-stock-index.
Titik M pada gambar diatas merupakan titik persinggungan antara garis yang
ditarik dari RF (tingkat return bebas risiko) dengan efficient frontieryang terdiri dari
portofolio aset-aset berisiko.
Dalam kondisi pasar yang seimbang, semua investor akan memilih portofolio
pada titik M sebagai portofolio yang optimal (terdiri dari aset-aset berisiko).
6|Page
2.6 Garis Pasar Modal (CML : Capital Market Line)
Hubungan antara risiko dan return portofolio efisien akan menghasilkan garis
pasar sekuritas modal (capital market line, CML), sementara hubungan antra risiko dan
return sekuritas individual akan menghasilkan garis pasar sekuritas (security market
line, CML).Garis pasar modal menggambarkan hubungan antara return harapan
dengan resiko total dari portofolio efisien pada pasar yang seimbang.
Jika kita asumsikan bahwa investor tidak melakukan short-selling, sehingga
pilihan portofolio investor akan berada pada titik-titik di sepanjang garis RF-M. Jika
kurva efficient frontier dalam Gambar 5.1. diatas kita hilangkan, dan hanya kita ambil
titik M saja sebagai portofolio aset berisiko yang optimal, maka akan kita dapatkan
garis RF-L, yang selanjutnya akan disebut sebagai garis CML.
Jika slope CML dan garis intersep (RF) telah diketahui, maka selanjutnya kita
dapat membentuk persamaan CML tersebut menjadi:
7|Page
Dari uraian di atas, beberapa hal tentang CML yang dapat disimpulkan adalah:
1. Garis pasar modal terdiri dari portofolio efisien yang merupakan kombinasi dari
aset yang berisiko dan aset yang bebas risiko.
2. Slope CML akan cenderung positip karena adanya asumsi bahwa investor bersifat
risk averse.
3. Berdasarkan data historis, adanya risiko akibat perbedaan return aktual dan return
yang diharapkan, akan bisa menyebabkan slope CML yang negatif.
4. Garis pasar modal dapat digunakan untuk menentukan tingkat return yang
diharapkan untuk setiap risiko portofolio yang berbeda.
8|Page
2.8 Pengujian CAPM
Kesimpulan yang bisa diambil dari uraian mengenai CAPM:
1. Risiko dan return berhubungan positif, artinya semakin besar risiko maka semakin
besar pula returnnya.
2. Ukuran risiko sekuritas yang relevan adalah ukuran ‘kontribusi’ risiko sekuritas
terhadap risiko portofolio.
Pengujian CAMP bisa dilakukan dengan menguji validitas CAPM. Jika CAPM
valid, maka hasil penelitian empiris yang dilakukan akan menunjukkan bahwa return
yang terjadi (realized return) akan sama dengan estimasi return dengan menggunakan
CAPM.
Pengujian CAPM dapat menggunakan persamaan berikut:
Jika CAPM valid, maka nilai a1 akan mendekati nilai rata-rata return bebas
risiko selama periode pengujian dan nilai a2 akan mendekati rata-rata premi risiko
pasar selama periode tersebut.
Elton dan Gruber (1995), mendokumentasikan kesimpulan dari hasil-hasil
penelitian empiris pengujian CAPM, yaitu:
1. SML yang terbentuk cenderung linier.
2. Sebagian besar hasil penelitian menunjukkan bahwa intersep SML lebih besar dari
return bebas risiko (RF)
3. Slope CAPM (a2) yang dihasilkan cenderung lebih kecil dari slope hasil perhitungan
dari teori CAPM.
4. Meskipun hasilnya beragam, tetapi dapat disimpulkan bahwa investor hanya akan
mendapatkan return berdasarkan risiko sistematis yang diasumsikan.
9|Page
3. Hasil dari proses stochastic artinya bahwa pendapatan asset dapat dianggap
sebagai K model faktor.
Dari asumsi yang menyatakan investor percaya bahwa pendapatan
sekuritas akan ditentukan oleh sebuah model faktorial dengan k faktor risiko.
10 | P a g e
Pada awal periode, faktor risiko tersebut tidak dapat diprediksikan oleh pasar
karena faktor-faktor risiko tersebut mengandung informasi yang tidak
diharapkan atau bersifat mengejutkan pasar (ada perbedaan antara nilai yang
diharapkan dengan nilai yang sebenarnya).
Penelitian lain ada yang menggunakan lima variabel ekonomi makro yang
mempengaruhi return sekuritas, yaitu:
1. Default risk
2. Struktur tingkat bunga
3. Inflasi atau deflasi
4. Pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang
5. Risiko pasar residual
Chen, Roll, dan Ross (1986), mengidentifikasi empat faktor yang
mempengaruhi return sekuritas, yaitu:
1. Perubahan tingkat inflasi
2. Perubahan produksi industri yang tidak terantisipasi
3. Perubahan premirisk-default yang tidak terantisipasi
4. Perubahan struktur tingkat suku bunga yang tidak diantisipasi
Sumber resiko dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :Systematic risk,
Unsystematic risk. Karena systematic dengan unsystematic risk tersebut akan
mempengaruhi bagian keuntungan uanecpected. Maka tingkat keuntungan yang
diperoleh oleh pemodal dapat dituliskan sebagai berikut:
R = E(R) + U
= E(R) + m + є
Dimana :
R = tingkat keuntungan actual
E(R) = tingkat keuntungan yang diharapkan
U = keuntungan yang tidak terduga (surprises)
m = resiko sistematis juga disebut resiko pasar atau market risk, yang
mempengaruhi semua perusahaan
є = resiko tidak sistematis, atau spesifikasi untuk perusahaan tertentu.
Formulanya adalah :
R =E(R) + U
=E(R) + m + ε
dimana :
11 | P a g e
m = resiko sistematis
ε = resiko tidak sistematis
Resiko tidak sistematis dari perusahaan A tidak berkorelasi dengan resiko tidak
sistematis dari perusahaan B maka korelasi (εA , ε B ) = 0
Dalam hal ini βᵣ menunjukan beta untuk tingkat bunga dan βGNP menunjukan
beta untuk GNP. F dalam persamaan tersebut menunjukan surprise, baik dalam hal
tingkat bunga maupun pertumbuhan GNP.
F dalam hal ini adalah menunjukan surprise yaitu selisih antara besaran aktual
dengan besaran yang diharapkan .Kemudian kita akan perkirakan keuntungan untuk
periode satu tahun. Kita perkirakan bahwa tingkat bunga akan mengalami penurunan
sebesar 2% dan GNP akan meningkat menjadi 6%. Beta untuk bunga dan GNP masing-
masing adalah βr = - 1,6, dan βGNP = 0,80. Ternyata dalam tahun tersebut yang terjadi
adalah tingkat bunga tetap dan GNP naik menjadi 7%, disamping itu terbeti berita
bahwa riset yang dilakukan perusahaan berhasil dengan baik dan menyumbangkan 5%
dari keuntungan total. Apabila tingkat keuntungan yang diharapkan dari perusahaan
tersebut adalah 13%, maka tingkat keuntungan total dari saham tersebut adalah :
R = E ( R ) + βr Fr + βGNP FGNP + ε
= 13 % + [-1,60 * ( 0 – (- 2% ))]+ [0,80 + (7% - 6%)] + 5%
= 13% + ( - 1,60 * 2% ) + (0,80 * 1%) + 5%
= 13% - 3,2 % + 0,8% + 5%
= 15,6 %
Model yang kita gunakan disebut sebagai model faktor ( Factor Model ), dan
sumber – sumber resiko sistematis disebut sebagai faktor dan diberi notasi F. Secara
formal model faktor dinyatakan sebagai :
R = E ( R ) + β1 F1 + β2 F2 + ……….+ βk Fk + ε
Dalam prakteknya para peneliti sering menggunakan model satu faktor. Mereka tidak
menggunakan faktor – faktor ekonomi seperti yang kita gunakan, tetapi menggunakan
indeks pasar sebagai faktor tunggalnya. Dengan menggunakan single faktor model,
tingkat keuntungan saham dapat dituliskan menjadi :
R = E ( R ) + β [ R indeks pasar - E ( R indeks pasar ) ] + ε
12 | P a g e
Dalam bentuk ini model satu faktor tersebut juga disebut sebagai market model. Istilah
tersebut dipergunakan karena indeks yang dipergunakan adalah indeks yang mewakili
seluruh pasar. Market model dituliskan sebagai :
R = E ( R ) + β [ R Mr - E ( R M ) ] + ε
Dalam hal ini RM merupakan tingkat keuntungan dari portofolio pasar. Market model
tersebut juga sering dituliskan menjadi :
R = α + β RM + ε dan α = E ( R ) - β E (RM)
Jika proporsi dana yang kita investasikan dalam saham adalah Wi ,maka :
W1 + W2 + W3 + … + WN = 1
Maka tingkat keuntungan portofolio adalah :
Rp = W1R1 + W2R2 + W3R3 + … + WNRN
Jika kita ketahui bahwa keuntungan setiap saham dipengaruhi oleh model satu faktor
maka :
Rp = W1 [E ( R1 ) + β1 F + ε1 ]+ W2[E ( R2 ) + β2 F + ε2 ]+ …
+ WN[E ( RN ) + βN F + εN ]
Dengan demikian persamaan tersebut dapat dinyatakan dengan :
Rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan :
Rp = W1 E ( R1 ) + W2 E ( R2 ) + W3 E ( R3 ) + … + WN E ( RN )
Rata – rata tertimbang beta
+ (W1 β1+ W2 β2+ W3 β3+ … + WN βN) F
Rata-rata tertimbang resiko tidak sistematis
+ W1 ε 1+ W2 ε2+ W3 ε 3+ … + WN ε NJ
13 | P a g e
Jika jumlah N adalah banyak maka baris ketiga dari persamaan akan hilang, tetapi tidak
untuk persamaan baris kesatu dan kedua. Dengan demikian penambahan jumlah
sekuritas akan menurunkan total risk dari portofolio
1. APT untuk satu faktor
Persamaan APT untuk satu faktor bisa dituliskan dengan :
E ( Ri ) = λ0 + λ1bi
Dalam hal ini :
E ( Ri ) = tingkat keuntungan yang digharapkan dari saham i
λ0 = tingkat keuntungan untuk portofolio dengan beta nol
bi = kepekaan aktiva i terhadap faktor yang dipertimbangkan
λ1= premi resiko untuk faktor tersebut
Misalkan APT dengan faktor tunggal berlaku, dan terdapat dua portofolio yang
ekuilibrium dengan karakteristik sebagai berikut :
14 | P a g e
Dengan demikian kita mempunyai tiga persamaan sebagai berikut:
15 = a + 1,0 b1 + 0,6 b2 untuk portofolio A
14 = a + 0,5 b1 + 1,0 b2 untuk portofolio B
15 = a + 0,3 b1 + 0,2 b2 untuk portofolio C
Jika persamaan tersebut kita selesaikan akan diperoleh persamaan :
E ( Rp )= 7,75 + b1i 5 + b2i 3,75 + ei
Jika ada seorang investor yang menanamkan dananya pada portofolio A,B, C dengan
sama banyaknya kita sebut sebagai portofolio D maka akan diperoleh E ( RD ) sama
dengan :
b1i = 1/3 * 1,0 + 1/3 * 0,5 + 1/3 * 0,3 = 0,6
b2i = 1/3 * 0,6 + 1/3 * 1,0 + 1/3 * 0,2 = 0,6
E ( RD ) = 7,75 + 0,6 * 5 + 0,6 * 3,75 = 13 atau
E ( RD) = 1/3 * 15 + 1/3 * 14 + 1/3 *10 = 13
Jika terdapat suatu portofolio ( kita namai portofolio E ) yang memiliki resiko yang
sama namun memberikan return yang berbeda misalnya E ( RE ) 15% maka proses
arbritrase akan terjadi ,yaitu pemodal akan melakukan short selling yaitu menjual
portfolio D dan membeli portofolio E hal ini akan terus terjadi sampai return E turun.
15 | P a g e
berimplikasi bahwa hubungan ini berlaku untuk seluruh sekuritas tetapi dalam
jumlah kecil (sedikit).
Karena berfokus pada kondisi tanpa peluang arbitrase, tanpa asumsi lanjut
tentang model pasar atau indeks, APT tidak dapat menjelaskan bagaimana jika
terjadi pelanggaran terhadap hubungan antara imbal hasil yang diharapkan
dengan beta suatu aset tertentu. Untuk itu, kita tetap membutuhkan asumsi
CAPM serta argumentasinya yang dominan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Capital Asset Pricing Model merupakan kontribusi fundamental bagi
pemahaman kita tentang faktor-faktor penentu harga aset. Capital Asset Pricing Model
adalah teori dengan implikasi yang mendalam untuk harga aset dan perilaku investor.
Model ini telah dikembangkan dengan berbagai cara untuk mengakomodasi beberapa
kompleksitas dalam dunia nyata. Terlepas dari itu, batas-batas yang terdapat dari
asumsi yang mendasari fundamental validitas CAPM sepenuhnya tanpa cela, dan
terlepas dari model lainnya, CAPM masih merupakan model yang dominan dan
digunakan sebagai paradigma untuk memahami keseimbangan antara risko dan
tingkat pengembalian. .
CAPM bukanlah satu-satunya teori yang mecoba menjelaskan bagaimana
suatu aktiva ditentukan harganya oleh pasar, atau bagaimana menetukan tingkat
keuntungan yang dipandang layak untuk suatu investasi, Arbitrage Pricing Theory
(APT) juga menggambarkan hubungan antara suatu resiko dan pendapatan tetapi
hanya saja menggunakan asumsi dan prosedur yang berbeda.
Perbedaan antara kedua model tersebut terletak pada perlakuan APT terhdap
hubungan antar tingkat keuntungan sekuritas. APT mengasumsikan bahwa tingkat
keuntungan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam perekonomian dan
industry. Korelasi antara tingkat keuntungan dua sekuritas terjadi karena sekuritas-
sekuritas tersebut dipengaruhi oleh faktor atsu faktor-faktor yang sama. Sebaliknya
meskipun CAPM mengakui adanya korelasi antar tingkat keuntungan, model tersebut
tidak menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi korelasi tersebut. Baik CAPM
maupun APT sama-sama berpendapat bahwa ada hubungan yang positif antara tingkat
keuntungan yang diharapkan dengan resiko.
Perbandingan CAPM dan APT timbul berdasarkan persamaan asumsi yang muncul
yaitu :
1. Pemodal menyukai lebih banyak kemakmuran
2. Risk averse
3. Mempunyai pengharapan yang homogeny
4. Pasar modal sempurna
Asumsi yang tidak terdapat dalam APT dan hanya terdapat dalam CAPM, yaitu :
1. Cakrawala waktu satu periode
2. Tingkat keuntungan berdistribusi normal
3. Mempunyai fungsi utilitas tertentu
4. Terdapat fortofolio pasar dan bisa diidentifikasi
5. Pemodal dapat menyimpan dan meminjam pada bunga bebas resiko.
16 | P a g e