Anda di halaman 1dari 12

Didaktika, Vol.2 No.

1 Maret 2007: 216-226

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENINGKATAN


KUALITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN
PEMBELAJAR SEKOLAH DASAR *

Oleh:
Mohammad Harijanto**

Abstrak

Penelitian dan pengembangan ini bertujuan menghasilkan bahan ajar untuk


peningkatan kualitas pembelajaran mahasiswa DII-PGSD UT menggunakan
model Dick and Carey. Sebanyak 20 mahasiswa dari Kecamatan Pademawu
dijadikan sampel penelitian dalam uji coba lapangan terbatas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bahan ajar sebagai produk pengembangan mampu
meningkatkan hasil belajar mahasiswa
Kata kunci : bahan ajar, kualitas pembelajaran, pendidikan pembelajar sekolah
dasar.

Abstract

This research and development was aimed to create of learning material to


improve learning quality of DII PGSD UT students using Dick and Carey model.
Twenty students from Pademawu regency be participated as samples in
restricted field test. The result of research was shown that learning material
product could improvement of student’s achivement.
Key words : learning material, learning quality, elementary teacher training
school. berusia lebih dari 10 tahun. Karenanya,
sudah saatnya modul-modul tersebut dikaji
ulang dan disesuaikan dengan perkembang
Pendahuluan iptek.
Hasil penelitian Tim Pengembang
SBJJ secara sistemik dikembangkan an Model Tutorial (1992:2) juga
berpijak pada empat subsistem, yaitu: menunjukkan bahwa dari segi substansi,
pengelolaan (registrasi, evaluasi, dan nilai kebenaran materi modul hanya
distribusi), bahan ajar, tutorial, dan ujian berkisar antara 75--99%. Suatu petunjuk
(UT, 2005). Dari keempat subsistem SBJJ bahwa masih sangat longgarnya tingkat
tadi, bahan ajar merupakan salah satu kebenaran bahan ajar di UT, yang dapat
subsistem pokok yang berfungsi sebagai dipersoalkan maupun diperdebatkan sesuai
bahan ajar yang relevan agar mahasiswa dengan prosedur dan kaidah-kaidah ilmiah.
memiliki banyak pengalaman belajar. Penelitian metaanalisis terhadap
Muslim (1999:3) mengemukakan enam studi tentang kualitas modul UT yang
diturunkan dari Tesis Penulis dalam rangka memperoleh gelar
* Magister Pendidikan dalam bidang Teknologi Pembelajaran.
**
Dosen FKIP-UT di UPBJJ Surabaya.
bahwa sebanyak 80% modul UT telah dilakukan oleh Tim Pengembangan Model

216
Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkakan Kualitas Pembelajaran Program PGSD (M. Harijanto)

Tutorial (1992:2) menemukan bahwa: (1) Kajian penulis terhadap


terdapat ketumpangtindihan ma materi, (2) modulmodul DII-PGSD UT, menunjukkan
ketidaksesuaian antara GBPP dengan isi bahwa tidak semua tujuan pembelajaran
modul, antara TIU dan TIK dengan materi, yang terdapat dalam modul dirumuskan
antara tes formatif dengan TIK, dan (3) secara operasional. Seperti halnya, dalam
tingkat keterbacaan modul UT rendah. rumusan tujuan masih menggunakan kata
agar mahasiswa dapat memahami, dan
Untuk meningkatkan efisiensi dan
seterusnya. Materi-materi dalam modul
efektifitas proses pembelajaran dalam
juga banyak yang kadaluwarsa, namun
SBJJ-UT, dipandang perlu
sampai saat ini masih tetap digunakan,
mengembangkan bahan ajar yang memiliki
sekalipun sudah kurang sesuai dengan
fungsi sangat penting dalam teknologi
perkembangan ilmu pengetahuan dan
pembelajaran. Jika pembelajaran dapat
teknologi dan atau perubahan kurikulum
tercapai dengan baik maka tentunya akan
SD. Selain itu, di dalam bahan ajar yang
dapat menunjang terhadap kualitas
ada, juga belum ada pedoman khusus untuk
pendidikan, karena salah satu masalah
mahasiswa (tutee). Mengingat cara belajar
pokok yang dihadapi dalam bidang
di UT mengacu pada sistem belajar mandiri
pendidikan sampai saat ini berkaitan
yang menekankan pada proses belajar yang
dengan masalah kualitas dan efisiensi
terjadi atas prakarsa sendiri, maka adanya
(Ibrahin, 1994:14).
pedoman seperti itu sangat penting artinya
Salah satu kegiatan awal dalam bagi kesuksesan belajar mahasiswa.
meningkatkan pembelajaran adalah
Masalah penelitian adalah
merancang bahan ajar yang mengacu pada
bagaimana mengembangkan bahan ajar
suatu model pengembangan agar memudah
model Dick & Carey agar dapat
kan belajar (Degeng, 1989). Perancangan
meningkatkan kualitas pembelajaran
pembelajaran dapat dijadikan titik awal
mahasiswa DIIPGSD UT? Tujuan
upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Ini
penelitian adalah menghasilkan bahan ajar
berarti bahwa perbaikan kualitas
yang dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran haruslah diawali dari
pembelajaran mahasiswa DII-PGSD UT.
perbaikan kualitas desain pembelajaran,
dan merancang pembelajaran dengan Bahan ajar yang dikembangkan
pendekatan sistem (Degeng, 1999:2). melalui penelitian ini adalah bahan ajar
mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap
Hal penting dalam merancang bahan
(PKR), terdiri dari: (1) Buku Panduan tutor
ajar adalah bahwa organisasi isi bahan ajar
dalam pembelajaran, memuat deskripsi
harus berpijak pada karakteristik struktur isi
umum tentang petunjuk dan pedoman
mata kuliah, sehinga dapat meningkatkan
kegiatan yang harus dilakukan tutor dalam
perolehan belajar dan retensi daripada
proses tutorial, dengan menggunakan bahan
sekedar mengikuti urutan isi buku teks.
ajar yang disediakan; (2) Bahan ajar Tutee,
(Degeng, 1989). Reigeluth (1992:22) juga
yang dapat digunakan oleh tutee untuk
menyarankan sebaiknya rancangan bahan
mencapai tujuan pembelajaran PKR.
ajar memodifikasi salah satu model baku
(standard blue print) yang paling sesuai
dengan kebutuhan khusus pembelajaran. Kajian Pustaka
Dimyati (1993: 2) juga menegaskan bahwa
pebelajar yang berhubungan dengan sumber
belajar mempelajari pesan akan melaku kan
internalisasi dan diduga meningkatkan
ranah kognitif, afektif, maupun
psikomotoriknya.

217
Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 216-226

Kedudukan Pengembangan Bahan Ajar tujuan, (3) peningkatan daya tampung tanpa
dalam Teknologi Pembelajaran mengu-rangi kualitas belajar, dan (4)
penurunan biaya tanpa mengurangi kualitas
Teknologi pembelajaran menurut
belajar pebelajar. Efisiensi proses
theory and practice of design, development, pengembangan bahan ajar ter-masuk pada
utilization, management and evaluation of ranah pengembangan (develop ment
processed and resources for learning”. domain), seperti dapat dilihat pada diagram
Mengacu pada definisi tersebut, maka berikut.

Diagram 1
Kedudukan Pengembangan Bahan Ajar dalam Kawasan Teknologi Pembelajaran
DEVELOPMENT UTILIZATION
Print Technologies Media Utilization
Audiovisual Technologies Diffusion of Innovations
Computer-Based Technologies Implementation and Institutionalization
Integrated Technologies Policies and Regulation

THEORY AND
PRACTICE

EVALUATION DESIGN MANAGEMENT


Problem Analysis Instructional System Design Project
Criterion-Referenced Message Design Resource
Formative Evaluation Instructional Strategies Delivery System Information
Summative Evaluation Learn er Characteristics
Sumber: AECT (1986)
Seel dan Rechey (1994:9) adalah “…the pembelajaran bisa dicapai apabila interaksi
Kehadiran teknologi pembelajaran dalam pembelajaran mengacu pada aktivitas
dunia pendidikan pada umumnya belajar, dan situasi belajar sesuai dengan
dimaksudkan untuk memudahkan belajar. kemampuan pebelajar (Miarso, 1987).
Tujuan utama teknologi pembelajaran
Dalam perspektif teknologi
adalah mengidentifikasi dan memecahkan
pembelajaran, sumber belajar diakui
masalah yang berkaitan dengan
sebagai komponen terpenting dalam
masalahmasalah belajar. Oleh karena itu,
pembelajaran. Menurut AECT (1986)
prinsip utama teknologi pembelajaran
sumber belajar terdiri dari enam komponen,
adalah memberikan perhatian pada
yaitu: pesan, orang, bahan ajar, peralatan,
kepentingan pebelajar, sedangkan prinsip
teknik, dan lingkungan. Di antara keenam
utama pendidikan adalah membantu
komponen sumber belajar tersebut, yang
meningkatkan efisiensi proses
paling dominan adalah bahan ajar bagi
pembelajaran.
pebelajar. Bahan ajar dapat dikembangkan
Efisiensi proses pembelajaran dalam bentuk: print technologies, audio
tersebut menurut Degeng (1989) tampak visual technologies, Audiovisual Techno-
pada: (1) peningkat an kualitas belajar, atau logies, Computer-Based Technologies, dan
tingkat penguasaan pebelajar, (2) Integrated Technologies. Dalam penelitian
penghematan waktu belajar guna mencapai ini bahan ajar yang dikembangkan dalam

218
Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkakan Kualitas Pembelajaran Program PGSD (M. Harijanto)

bentuk print technologies. Dalam kaidah pendek atau segera dan jangka panjang; (3)
teknologi pembelajaran, pengembangan rancangan bahan ajar yang sistematis
bahan ajar merupakan usaha untuk memberikan pengaruh yang besar bagi
memenuhi fungsi pengembangan sumber perkembangan sumber daya manusia secara
belajar, sehingga masalah belajar dapat perorangan; (4) memudahkan penge lolaan
diatasi. proses belajar mengajar dengan pendekatan
sistem; dan (5) memudahkan belajar, karena
dirancang atas dasar pengetahuan tentang
Kedudukan Bahan Ajar dalam bagaimana manusia belajar
Pembelajaran Sedangkan Dick dan Carey (1990)
Pembelajaran mencakup empat kom mengedepankan pendekatan sistem sebagai
ponen, yaitu: pebelajar, media, sumber, dan dasar atau alasan bagi kedudukan vital
pembelajar. Bahan ajar merupakan media bahan ajar dalam pembelajaran, dengan
dan sumber belajar yangg memiliki alasan-alasan berikut: (1) fokus pembelajar
kedudukan yang strategis, karena an. Fokus pembelajaran diartikan sebagai
pengembangannya mencakup pertanyaan- apa yang diketahui oleh si belajar dan apa
pertanyaan: (1) sejauh mana tingkat yang harus dilakukannya. Tanpa pernyataan
kesiapan pebelajar mencapai tujuan?; (2) yang jelas dalam bahan ajar, rencana yang
metode proses pembelajaran apa yang sekuensial dan langkah pelaksanaannya,
dibutuhkan guna mencapai tujuan yang kemungkinan fokus pembelajaran tidak
relevan dengan karak-teristik pebelajar?; akan jelas dan efektif; (2) ketepatan kaitan
(3) media dan atau sumber belajar apa saja antar komponen dalam pembelajaran,
yang sesuai?; (4) dukungan apa selain khususnya strategi dan hasil yang
faktor pembelajar yang dijumpai pada diharapkan. Melalui bahan ajar akan jelas
sumber-sumber belajar yang dibutuhkan target khusus (pengetahuan dan/atau
untuk menyukseskan belajar?; (5) kemampuan) yang diajarkan melalui
bagaimanakah keberhasilan pencapaian kondisi belajar yang disiapkan. Ini semua
tujuan yang telah ditetapkan?; dan (6) hal- dipaparkan dalam bahan ajar; (3) proses
hal apa yang perlu dilakukan guna empirik dan dapat diulangi. Pembelajaran
memperbaiki proses pembelajaran? dirancang tidak hanya untuk sekali waktu,
tetapi sejauh mungkin dapat dilaksanakan.
Dari keenam pertanyaan tersebut, Oleh karena harus dapat diulangi dengan
jelas bahwa bahan ajar memberikan dasar proses emperik menurut rancangan
informasi atau gambaran yang relatif opera yang terdapat dalam bahan ajar.
sional bagi pengelolaan proses
pembelajaran. Argumen yang mendasari Bahan ajar menspesifikasi
hal tersebut adalah bahwa bahan ajar pengalaman belajar dalam bentuk
menyiapkan pedoman bagi pebelajar baik penstrukturan kegiatan pembelajaran yang
untuk kepentingan belajar mandiri maupun kaya dengan berbagai variasi, hingga dapat
dalam kegiatan tatap muka terjadwal, juga memberikan efek pengiring yang sama
dilengkapi metode dan evaluasi, dan efektifnya dengan pencapaian tujuan-tujuan
pedoman bagi pembelajar. instruksional (Joni, 1984:2). Karenanya,
menurut Joni (1984:4) bahan ajar
Gagne, Briggs, dan Wager (Degeng, mempunyai fungsi yang sangat penting
1998), mengajukan beberapa asumsi dalam kegiatan pembelajaran, seperti: (1)
tentang arti penting kedudukan bahan ajar memberikan petunjuk yang jelas bagi
khususnya, dan rancangan pembelajaran pembelajar dalam mengelola kegiatan
pada umumnya, yaitu: (1) membantu
belajar mengajar, (2) menye-diakan
belajar secara perorangan; (2) memberikan bahan/alat yang lengkap yang diperlukan
keleluasaan penyiapan pembelajaran jangka

219
Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 216-226

untuk setiap kegiatan, (3) merupakan media Bahan ajar yang dapat memudahkan
penghubung antara pembelajar dan belajar adalah bahan ajar yang memiliki
pebelajar, (4) dapat dipakai oleh pebelajar komponen-komponen yang jelas berupa:
sendiri dalam mencapai kemampuan yang (1) tujuan umum pembelajaran, (2) tujuan
telah ditetapkan, (5) dapat dipakai sebagai khusus pembelajaran, (3) petunjuk khusus
program perbaikan. pemakai buku ajar, (4) uraian isi pelajaran
yang disusun secara sistematis, (5) gambar/
Setiap bahan ajar memiliki
illustrasi untuk memperjelas isi pelajaran,
karakteristik khas yang membedakan
(6) rangkuman, (7) evaluasi formatif, dan
dengan kegiatan belajar mengajar lain,
tindak lanjut untuk kegiatan belajar
yaitu: (a) menganut pendekatan sistem, (b)
berikutnya, (8) daftar bacaan, dan (9) kunci
mencakup satu satuan bahasan yang utuh
jawaban.
sebagai pendukung tercapainya kompetensi
tertentu, (c) merupakan perangkat utuh
yang menyediakan segala alat, bahan, dan
Metode Penelitian dan Pengembangan
cara untuk mencapai tujuan tertentu, (c)
menyediakan alternatif-alternatif kegiatan Model Pengembangan Bahan Ajar
belajar mengajar yang kaya dengan variasi,
Pengembangan bahan ajar dalam
yang dapat dipilih pebelajar sesuai dengan
penelitian ini menggunakan model Dick
minat dan kemampuannya, (e) dapat
dan Carey (1990), dengan kriteria-kriteria:
digunakan pebelajar dengan atau tanpa
(1) menarik, (2) isi sesuai dengan tujuan
bantu an pembelajar, (f) menyediakan
khusus pembelajaran, (3) urutannya tepat,
seperangkat petunjuk penggunaan bagi
(4) ada petunjuk penggunaan bahan ajar, (5)
pebelajar dan pembelajar, (g)
ada soal latihan, (6) ada jawaban latihan, (7)
mencantumkan rasional dari setiap tindakan
ada tes, (8) ada petunjuk kemajuan
instruksional yang disarankan (Joni,
pebelajar, dan (9) ada petunjuk bagi
1984:4). Sementara menurut Degeng
pebelajar menuju kegiatan berikutnya.
(1989), bahan ajar harus memiliki
karakteristik tertentu, yaitu: (1) isi pesannya Pengembangan bahan ajar model
harus dianalisis dan diklasifikasi ke dalam Dick dan Carey, menggunakan pendekatan
katagori-katagori tertentu, (2) setiap sistem, karena mementingkan hubungan
katagori harus dibagi menjadi beberapa antara masing-masing komponen.
penggalan teks, (3) perlu ada penyajian Pendekatan sistem juga dapat memperbesar
format visualisasi untuk memberikan peluang pengintegrasian semua variabel
kemenarikan isi, dan (4) katagori format yang mempengaruhi belajar dalam desain
judul yang berisi bahan yang harus pembelajaran.
diseleksi.
Pemilihan model Dick & Carey
Agar bahan belajar dapat didasarkan pada beberapa alasan:
memudahkan pembelajaran, maka setiap 1. memenuhi keempat karakteristik yang
bahan ajar harus memenuhi komponen- harus dimiliki dalam pengembangan
komponen yang relevan dengan kebutuhan bahan ajar, yaitu: (a) mengacu pada
pebelajar. Komponen-komponen tersebut tujuan, (b) terdapat keserasi an dengan
juga harus dapat memberikan motivasi, tujuan, (c) sistematik, (d) berpedoman
mudah dipelajari dan dipahami pebelajar. pada evaluasi (Miarso, 1987), juga
Lebih penting lagi adalah relevan dengan memenuhi tiga komponen utama teori
sifat mata kuliah yang disajikan. Selain itu, pembelajaran, seperti: metode,
bahan ajar juga harus memiliki karakteristik kondisi, dan hasil (Reigeluth, 1992).
tertentu yang membedakannya dengan 2. menggunakan pendekatan sistem
buku-buku yang lainnya (Degeng, 1989). dengan langkah-langkah yang

220
Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkakan Kualitas Pembelajaran Program PGSD (M. Harijanto)

lengkap dan dapat digunakan untuk


merancang pembelajaran baik secara
klasikal maupun secara individual.
3. tugas pembelajar sebagai perancang
pembelajaran, pelaksana dan penilai Diagram 2
hasil kegiatan pembelajaran (Miarso, Prosedur Pengembangan Bahan Ajar
1987). Hasil pengembangan bahan Model Dick dan Carey (1990)
ajar merupakan hasil kerjasama antara
9
ahli rancangan pembelajaran, ahli isi
bidang studi, ahli media dan ahli 2
lainnya yang berkaitan dengan
pembelajaran. 1 4 5 6 7 8
4. dapat digunakan untuk
pengembangan bahan ajar baik pada
ranah informasi verbal, keterampilan 3
intelektual, maupun keterampilan
psikomotor dan sikap, sehingga 9
dipandang sangat relevan dengan
(1) Identifikasi tujuan pembelajaran,
mata kuliah Pembelajaran Kelas
dilakukan dengan memperhatikan dan
Rangkap.
mengadakan penilaian terhadap
5. merupakan desain bahan
kebutuhan pebelajar, melalui analisis
pembelajaran yang disampaikan
kebutuhan (need assesment)
bersifat sistematis, variasinya lengkap
mahasiswa DII-PGSD UT sesuai
dan melalui tahap per tahap (Wileman
dengan tuntutan kurikulum.
& Gambill, dalam Miarso, 1987).
6. berpijak teori sistem telah terbukti (2) Analisis pembelajaran, dilakukan
keberhasilannya dikalangan industri, dengan cara: (1) mengklasifikasikan
militer dan pendidikan (Wileman & rumusan tujuan menurut jenis ranah
Gambill, dalam Miarso, 1987). belajar (keterampilan psikomotor,
keterampilan intelektual, informasi
verbal, sikap), dan (2) mengenali
Langkah-langkah Pengembangan Bahan
teknik analisis pembelajaran yang
Ajar
cocok untuk memeriksa secara tepat
Langkah-langkah pengembangan perbuatan belajar yang sebaiaknya
bahan ajar menurut model Dick dan Carey dilakukan dalam mencapai tujuan
(1990) adalah langkah sebagai berikut: (1) sesuai dengan karakteristik matakuliah
mengidentifikasi tujuan pembelajaran, (2) yang menjadi objek penelitian, tujuan
melakukan analisis pembelajaran, (3) difokuskan pada pencapaian
mengidentifikasi perilaku awal/garis entry keterampilan intelektual.
behavior, (4) merumuskan tujuan
(3) Identifikasi perilaku awal, dilakukan
pembelajaran, (5) mengembangkan butir
dengan memberikan pretest kepada
tes, (6) mengembangkan strategi
sampel penelitian.
pembelajaran, (7) mengembangkan isi
program pembelajaran, (8) merancang dan (4) Perumusan TIK, dilakukan dengan
melaksanakan evaluasi, dan (9) merevisi menjabarkan setiap tujuan umum
paket pembelajaran. matakuliah dalam bentuk perilaku atau
Kesembilan langkah pengembangan kompetensi yang harus dicapai oleh
bahan ajar model Dick & Carey tersebut mahasiswa setelah selesai mengikuti
digambarkan sebagai berikut. setiap unit pembelajaran.

221
Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 216-226

(5) Menyusun butir-butir tes untuk ini, evaluasi yang dilakukan adalah: (a)
mengukur kemampuan mahasiswa evaluasi oleh para ahli,
dalam mencapai apa yang telah
dan teman sejawat, (b) evaluasi
dicantumkan dalam tujuan, sebagai
perorangan, evaluasi kelompok kecil,
proses dalam pengumpulan data dan
dan (c) uji coba lapangan terbatas.
informasi yang dapat dipergunakan
untuk merevisi pembelajaran. Dalam (9) Revisi produk berdasarkan data yang
pengembangan ini, pengukuran diperoleh dari kegiatan evaluasi.
dilakukan melalui tes teori tertulis, Selanjutnya data tersebut diikhtisarkan
mengingat tujuan khusus pembelajaran dan ditafsirkan sebagai usaha untuk
yang ingin dicapai sebagian besar mengenali kesulitankesulitan dan
termasuk ranah kognitif. Di samping kekurang-an yang terdapat pada bahan
tes teori tertulis, juga dikembangkan ajar. Pada dasarnya ada dua jenis revisi
tes praktik untuk mengukur pembelajaran yang perlu
keterampilan psikomotorik mahasiswa. diperhitungkan: (a) revisi terhadap
substansi seluruh komponen, dan (b)
(6) Mengembangkan strategi
revisi terhadap cara-cara atau prosedur
pembelajaran, yang mendeskripsikan
dalam menggunakan bahan ajar (Dick
komponen-komponen umum dari suatu
dan Carey, 1990). Dalam pengembang
perangkat isi pelajaran yang akan
an ini, revisi produk pengembang-an
dipergunakan untuk memper jelas isi
paket pembelajaran dilakukan pada
pelajaran. Pengembangan strategi
setiap komponen bahan ajar, yaitu: (a)
pembelajaran mencakup: (a) ke-giatan
petunjuk, (b) tujuan khusus
pengajaran, (b) penyajian informasi,
pembelajaran, (c) isi bahan pembel-
(c) partisipasi mahasiswa, (d)
ajaran, (d) gambar, (e) rangkuman, (f)
pertanyaan mahasiswa.
evaluasi formatif, dan (g) daftar
(7) Mengembangkan bahan ajar, bacaan. Hasil revisi produk berbentuk
mengacu pada tujuan khusus bahan ajar yang siap pakai.
pembelajaran, dan strategi
pembelajaran. Bahan ajar yang
dikembangkan berbentuk: (a) buku Intrumen Penelitian
panduan dosen sebagai penuntun
Instrumen penelitian untuk
penggunaan bahan ajar, dan (b) bahan
keperluan evaluasi menggunakan angket
ajar mahasiswa, sebagai sumber dalam
berkode: 01 (ahli rancangan pembelajaran);
prose belajar mandiri mahasiswa dan
02 (ahli isi pembe-lajaran), dan 03 (ahli
dalam tutorial. Dalam pengembangan
media). Evaluasi perorangan menggunakan
bahan ajar ini, dilakukan evaluasi oleh
angket kode 04 diberikan kepada 6 orang
ahli bidang studi, ahli perancang, dan
mahasiswa dari tiga kategori prestasi
ahli media.
belajar (tinggi, sedang, dan rendah) masing-
(8) Evaluasi untuk mengukur tingkat masing dua orang. Evaluasi kelompok kecil
keefektifan, efisiensi, dan daya tarik dilakukan menggunakan angket kode 05
strategi pembelajaran berdasarkan diberikan kepada sembilan orang
masukan, tanggapan, saran, komentar mahasiswa dari pokjar Kecamatan
dan penilaian ahli. Hasil evaluasi para Pademawu Pamekasan, dari tiga kategori
ahli ini kemudian diguna untuk prestasi belajar (tinggi, sedang, dan rendah)
keperluan revisi atau penyempurnaan masing-masing tiga orang.
kualitas produk bahan ajar hasil
Sedangkan untuk uji coba lapangan
pengembangan. Dalam pengembang an
terbatas terhadap 20 orang mahasiswa

222
Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkakan Kualitas Pembelajaran Program PGSD (M. Harijanto)

Pokjar Kecamatan Pademawu Pamekasan


menggunakan tes objektif untuk N X bobot tertinggi
memperoleh data pre-test dan post-test.
N = jumlah keseluruhan subyek
Hasil uji coba lapangan terbatas ini
selanjutnya digunakan sebagai bahan Untuk dapat memberikan makna dan
revisi terhadap keseluruhan bahan ajar pengambilan keputusan digunakan kriteria
sebelum diterapkan kepada populasi sebagai berikut :
sasaran yang lebih luas. Selain mahasiswa
Tabel 1
DII PGSD UT, dalam uji coba lapangan
terbatas ini juga dilibatkan satu orang tutor Tingkat Pencapaian dan Kualifikasi
matakuliah PKR untuk memberikan Tingkat
tanggapan tentang bahan ajar hasil Kualifikasi
pencapaian
pengembangan. Uji coba lapangan
terbatas menggunakan angket kode 06 90% - 100% Sangat baik/tepat/jelas/
untuk pre-test dan untuk post-test kode 07. sesuai/logis/memadai/
Sedangkan untuk tanggapan atau penilaian menarik/ termotivasi
tutor matakuliah menggunakan angket 75% - 89% Cukup baik/tepat/jelas/
kode 08.
sesuai/logis/memadai/
Instrument angket kode 01, 02, 03, menarik/ termotivasi
04, 05, 06, dan 08 menggunakan skala 1-4. 55% - 74% Kurang baik/tepat/jelas/
sedangkan instrumen pre-test dan post-test sesuai/logis/memadai/
kode 07 menggunakan skala 1—100. menarik/ termotivasi
< 54% Tidak baik/tepat/jelas/
sesuai/logis/memadai/
Pengolahan dan Analisis Data
menarik/ termotivasi
Data hasil evaluasi ahli Sedangkan skor hasil uji coba
rancangan pembelajaran, ahli isi lapangan menggunakan tes objektif
pembelajaran, ahli isi media, uji coba dianalisis dengan melihat perbedaan antara
perorangan dan kelompok kecil skor pre-test dan post-test.
menggunakan angket skala 4 diolah
berdasarkan kriteria berikut:
1 = Sangat Hasil dan Pembahasan
baik/tepat/jelas/sesuai/logis/memada
i/menarik/ termotivasi Hasil evaluasi Pakar
2 = Cukup baik/tepat/jelas/sesuai/ Hasil evaluasi ahli rancangan pembelajaran
logis/memadai/menarik/ termotivasi menunjukkan bahwa kelengkapan,
3 = Kurang baik/tepat/jelas/sesuai/ kebenaran, dan kualitas rancangan
logis/memadai/menarik/ termotivasi komponen bahan ajar yang dikembangkan
4 = Tidak baik/tepat/jelas/sesuai/ dinyatakan sangat layak/baik/tepat/jelas/
logis/memadai/menarik/ termotivasi sesuai/logis/memadai/menarik/memotivasi
(90%--100%). Hasil evaluasi ahli isi
Data olahan selanjutnya pembelajaran menunjukkan bahwa
dianalisis secara deskriptif persentase kelengkapan, kebenaran, dan kualitas isi
menggunakan rumus: komponen enam bahan ajar yang
dikembangkan juga dinilai sangat
Skor = Jlh. Jawaban X bobot X layak/baik/tepat/jelas/sesuai/
pilihan 100 logis/memadai/menarik/memotivasi (90%-
100%). Hasil evaluasi ahli media

223
Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 216-226

pembelajaran juga menunjukkan bahwa rancangan pembelajaran, ahli isi pembela-


kelengkapan, kebenaran, dan kualitas jaran, dan ahli media pembelajaran.
komponen paket pembelajaran yang Masukan, kritik dan saran dalam revisi 1—
dikembangkan sebagai media pembelajaran 2 dari para ahli terhadap produk
mandiri dinyatakan sangat pengembangan bahan ajar tersebut, dapat
layak/baik/tepat/jelas/ dilihat dalam tabel 2 berikut.
sesuai/logis/memadai/menarik/memotivasi
(90%--100%).
Hasil evaluasi di atas diperoleh setelah
mendapatkan sejumlah masukan, kritik dan
saran para ahli desain pembelajaran, ahli isi
pembelajaran, ahli media pembelajaran,
mahasiswa perorangan dan kelompok,
terhadap produk awal pengembangan bahan
ajar. Selama pengembangan produk, revisi
dilakukan sebanyak dua kali dan diperoleh
lima masukan, kritik dan saran para ahli
Tabel 2
Masukan, Kritik dan Saran Ahli Rancangan Pembelajaran, Ahli Isi dan Media Pembelajaran
terhadap Produk Pengembangan Bahan Ajar

Komponen
No Masukan, Kritik dan Saran
Evaluasi
(Revisi Pertama)

1. Petunjuk • Informasi tentang kompetensi sebaiknya dimasukkan ke


dalam TKP.
• Petunjuk sebaiknya diletakkan sebelum TUP.
2. Rangkuman • Agar diberi bentuk penampilan warna dengan ilustrasi
3. Kunci jawaban • Sebaiknya ditempatkan di bagian akhir kegiatan belajar.
• Perlu dilengkapi dengan pernyataan/penjelasan jawaban
benar atau salah
4. Hal-hal lain • Agar lebih menarik, perlu digunakan perpaduan warna yang
serasi.
• Rancangan pembelajaran Dick & Carey dapat digunakan,
tetapi perlu diadaptasi dan dimodifikasi sesuai dengan
kondisi mahasiswa dan lingkungan setempat.
(Revisi Kedua)

5. Hakikat PKR • Perlu adanya perubahan pada arti PKR


Hasil Evaluasi Perorangan dan Kelompok
Kecil
Hasil evaluasi perorangan terhadap
pengetikan, kelengkapan dan ketepatan
kata dan kalimat, penggunaan illustrasi,

224
Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkakan Kualitas Pembelajaran Program PGSD (M. Harijanto)

keterangan gambar/grafik/tabel/diagram, tidak ada yang menyarankan untuk


penggunaan ejaan, tanda baca dan huruf, dilakukan revisi.
menunjukkan bahwa bahan ajar yang
Berdasarkan catatan hasil evaluasi
dikembangkan dinyatakan sangat layak/
kualitatif para ahli, mahasiswa perorangan
baik/tepat/jelas/sesuai/logis/memadai/m
ena rik/memotivasi (90%--100%). dan kelompok, bahan ajar
Demikian pula hasil evaluasi kelompok direvisi/ diperbaiki, dan setelah
semua komponen bahan ajar dianggap
No. Skor Skor Post- No. Skor Skor
Selisih Selisih
Res Pre-test test Res Pre-test Post-test
1 6 9 +3 11 7 9 +2
2 6 9 +3 12 5 8 +3
3 5 8 +3 13 4 7 +3
4 7 10 +3 14 7 10 +3
5 4 7 +3 15 4 7 +3
6 6 9 +3 16 6 8 +2
7 6 8 +2 17 6 9 +3
8 4 6 +2 18 4 7 +3
9 6 9 +3 19 7 9 +2
10 6 8 +2 20 6 8 +2
Rerata 5,6 8,3 2,7 Rerata 5,6 8,2 2,6
kecil menunjukkan bahwa pengetikan, layak/baik/tepat/
kelengkapan dan ketepatan kata dan jelas/sesuai/logis/memadai/menarik/memoti
kalimat, penggunaan illustrasi, vasi sebagaimana telah dikemukakan
lapangan terbatas.

Tabel 3
Skor Pre-test dan Post-test Hasil Uji Lapangan Terbatas

keterangan gambar/grafik/ sebelumnya, terhadap bahan ajar hasil


tabel/diagram, penggunaan ejaan, tanda pengembangan dilakukan uji coba Hasil
baca dan huruf, dari bahan ajar yang Uji Coba Lapangan Terbatas
dikembangkan sangat layak/baik/tepat/
Uji coba lapangan terbatas kepada
jelas/sesuai/logis/memadai/menarik/me
mot ivasi (90%--100%). Evaluasi dari 20 subyek mahasiswa DII PGSD UT di
mahasiswa perorangan dan kelompok Kecamatan Pademawu, diperoleh hasil skor
pre-test dan post-test sebagai berikut:
mampu meningkatkan skor mahasiswa
sebesar 26.50%.
Tabel 2 di atas, menunjukkan
bahwa rata-rata/mean skor pre-test adalah
5.60, dan rata-rata/mean skor post-test
Kesimpulan dan Saran
adalah 8.25, atau terjadi peningkatan sebesar
2.65. Hal ini berarti bahwa penggunaan Berdasarkan hasil penelitian dan
produk bahan ajar hasil pengembangan pengembangan produk bahan ajar

225
Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 216-226

sebagaimana dikemukakan sebelumnya, Daftar Rujukan


disimpulkan: AECT. 1986. Educational Technology: A
1. spesifikasi produk bahan ajar yang Glossary of Terms. Washington: AECT.
dapat digunakan oleh tutor dan tutee Degeng, I.N.S. 1989. Pengaruh Penstrukturan
(mahasiswa) DII-PGSD UT sebagai Isi Teks Ajar dan Strategi Belajar
buku panduan atau petunjuk dalam Terhadap Perolehan Belajar Menginat
mempelajari dan menyelesaikan materi Fakta dan Memahami Konsep. Forum
pembelajaran, tugas-tugas tutorial, dan Penelitian Pendidikan, 6, (1), 74-91.
evaluasi hasil belajar, adalah bahan ajar Degeng, I.N.S. 1998. Mencari Pendekatan Baru
yang: (a) dipandang layak/ Pemecahan Masalah Belajar. Kuala
baik/tepat/jelas/sesuai/logis/memadai/ Kencana:PT. Threeport Indonesia.
menarik, baik dari aspek rancangan dan Degeng, I.N.S. 1998. Teori Belajar dan
isinya; (b) berfungsi sebagai media Strategi Pembelajaran.
pembelajaran dalam proses belajar Surabaya: Citra Raya.
mandiri mahasiswa DII PGSD UT; Degeng, I.N.S. 1999. Rancangan
serta (c) mampu memotivasi belajar Pembelajaran. Teori dan Teknik
mandiri mahasiswa. Pembelajaran.
Malang:Universitas Kristen
2. penggunaan produk bahan ajar
Cipta Wacana
menunjukkan peningkatan hasil belajar
mahasiswa, yang ditunjukkan oleh Degeng, I.NS. 1990. Desain Pembelajaran
perbedaan mean skor pre-test dan post- Teori Ke Terapan.Malang. PPS IKIP
test 2.65. Hal ini berarti bahwa Malang.
penggunaan produk bahan ajar hasil Dick, W. dan Carey, L.. 1990. The Systematic
pengembangan mampu meningkatkan Design of Instruction: Third Edition.
skor mahasiswa sebesar 26.50%. USA: Harper Collins Publishers.

Berdasarkan hasil penelitian dan Dimyati, M. 1993. Pandangan Behavioristik Vs


Konstruktuvistik: Pemecahan Masalah
pengembangan ini, disarankan:
Belajar di Abad XXI. Malang:PPS IKIP
1. penelitian dan pengembangan berupa Malang
bahan ajar menggunakan model Dick Joni, R.T. 1984. Pengembangan
& Carey, dapat dijadikan alternatif Paket Belajar. Jakarta: Depdikbud.
bagi pengembangan bahan ajar untuk P2LPTK.
mata kuliah lain pada prodi DII PGSD Miarso, Yusuf Hadi. 1987.
UT. Penelitian Instruksional PUA
2. produk penelitian dan pengembangan Survey Model Pengembangan
Instruksional. Jakarta: Depdikbud:
berupa bahan ajar ini perlu dilakukan
Dirjen Dikti.
ujicoba lapangan operasional terhadap
subjek mahasiswa DII PGSD UT yang Muslim, S. 1999. Refleksi Lima Belas Tahun
lebih besar, sebelum digunakan untuk Universitas Terbuka, Antara Harapan,
Kendala, dan Tantangan. Departemen
seluruh mahasiswa DII PGSD UT.
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sehingga peningkatan hasil belajar Universitas Terbuka. Surabaya: UPBJJ
semakin besar/tinggi. Surabaya.

Pamekasan, 25-01-07 Reigeluth. 1992. Instructional Design


Strategies and Tacties. Educational
Technology Publications.
New Jersey:
Englewood Cliffs.

226
Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkakan Kualitas Pembelajaran Program PGSD (M. Harijanto)

Seel, B.B. dan Richey, R.C. 1994. Instructional Tim Pengembangan Model Tutorial. 1999.
Technology: The Definition and Domain Makalah Utama Dalam Rapat
of The Field. Washington: AECT. Koordinasi Nasional UT Tahun 1999.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Suparman, A. 1991. Desain Instruksional.
Jakarta: Depdikbud. UT. 1998. Buku Panduan
Universitas Terbuka. Program Penyetaraan D-II PGSD
Pembelajar Kelas. Jakarta: Universitas
Terbuka.

UT. 2005. Katalog. Jakarta:


Universitas Terbuka.

227

Anda mungkin juga menyukai