Oleh:
Mohammad Harijanto**
Abstrak
Abstract
216
Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkakan Kualitas Pembelajaran Program PGSD (M. Harijanto)
217
Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 216-226
Kedudukan Pengembangan Bahan Ajar tujuan, (3) peningkatan daya tampung tanpa
dalam Teknologi Pembelajaran mengu-rangi kualitas belajar, dan (4)
penurunan biaya tanpa mengurangi kualitas
Teknologi pembelajaran menurut
belajar pebelajar. Efisiensi proses
theory and practice of design, development, pengembangan bahan ajar ter-masuk pada
utilization, management and evaluation of ranah pengembangan (develop ment
processed and resources for learning”. domain), seperti dapat dilihat pada diagram
Mengacu pada definisi tersebut, maka berikut.
Diagram 1
Kedudukan Pengembangan Bahan Ajar dalam Kawasan Teknologi Pembelajaran
DEVELOPMENT UTILIZATION
Print Technologies Media Utilization
Audiovisual Technologies Diffusion of Innovations
Computer-Based Technologies Implementation and Institutionalization
Integrated Technologies Policies and Regulation
THEORY AND
PRACTICE
218
Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkakan Kualitas Pembelajaran Program PGSD (M. Harijanto)
bentuk print technologies. Dalam kaidah pendek atau segera dan jangka panjang; (3)
teknologi pembelajaran, pengembangan rancangan bahan ajar yang sistematis
bahan ajar merupakan usaha untuk memberikan pengaruh yang besar bagi
memenuhi fungsi pengembangan sumber perkembangan sumber daya manusia secara
belajar, sehingga masalah belajar dapat perorangan; (4) memudahkan penge lolaan
diatasi. proses belajar mengajar dengan pendekatan
sistem; dan (5) memudahkan belajar, karena
dirancang atas dasar pengetahuan tentang
Kedudukan Bahan Ajar dalam bagaimana manusia belajar
Pembelajaran Sedangkan Dick dan Carey (1990)
Pembelajaran mencakup empat kom mengedepankan pendekatan sistem sebagai
ponen, yaitu: pebelajar, media, sumber, dan dasar atau alasan bagi kedudukan vital
pembelajar. Bahan ajar merupakan media bahan ajar dalam pembelajaran, dengan
dan sumber belajar yangg memiliki alasan-alasan berikut: (1) fokus pembelajar
kedudukan yang strategis, karena an. Fokus pembelajaran diartikan sebagai
pengembangannya mencakup pertanyaan- apa yang diketahui oleh si belajar dan apa
pertanyaan: (1) sejauh mana tingkat yang harus dilakukannya. Tanpa pernyataan
kesiapan pebelajar mencapai tujuan?; (2) yang jelas dalam bahan ajar, rencana yang
metode proses pembelajaran apa yang sekuensial dan langkah pelaksanaannya,
dibutuhkan guna mencapai tujuan yang kemungkinan fokus pembelajaran tidak
relevan dengan karak-teristik pebelajar?; akan jelas dan efektif; (2) ketepatan kaitan
(3) media dan atau sumber belajar apa saja antar komponen dalam pembelajaran,
yang sesuai?; (4) dukungan apa selain khususnya strategi dan hasil yang
faktor pembelajar yang dijumpai pada diharapkan. Melalui bahan ajar akan jelas
sumber-sumber belajar yang dibutuhkan target khusus (pengetahuan dan/atau
untuk menyukseskan belajar?; (5) kemampuan) yang diajarkan melalui
bagaimanakah keberhasilan pencapaian kondisi belajar yang disiapkan. Ini semua
tujuan yang telah ditetapkan?; dan (6) hal- dipaparkan dalam bahan ajar; (3) proses
hal apa yang perlu dilakukan guna empirik dan dapat diulangi. Pembelajaran
memperbaiki proses pembelajaran? dirancang tidak hanya untuk sekali waktu,
tetapi sejauh mungkin dapat dilaksanakan.
Dari keenam pertanyaan tersebut, Oleh karena harus dapat diulangi dengan
jelas bahwa bahan ajar memberikan dasar proses emperik menurut rancangan
informasi atau gambaran yang relatif opera yang terdapat dalam bahan ajar.
sional bagi pengelolaan proses
pembelajaran. Argumen yang mendasari Bahan ajar menspesifikasi
hal tersebut adalah bahwa bahan ajar pengalaman belajar dalam bentuk
menyiapkan pedoman bagi pebelajar baik penstrukturan kegiatan pembelajaran yang
untuk kepentingan belajar mandiri maupun kaya dengan berbagai variasi, hingga dapat
dalam kegiatan tatap muka terjadwal, juga memberikan efek pengiring yang sama
dilengkapi metode dan evaluasi, dan efektifnya dengan pencapaian tujuan-tujuan
pedoman bagi pembelajar. instruksional (Joni, 1984:2). Karenanya,
menurut Joni (1984:4) bahan ajar
Gagne, Briggs, dan Wager (Degeng, mempunyai fungsi yang sangat penting
1998), mengajukan beberapa asumsi dalam kegiatan pembelajaran, seperti: (1)
tentang arti penting kedudukan bahan ajar memberikan petunjuk yang jelas bagi
khususnya, dan rancangan pembelajaran pembelajar dalam mengelola kegiatan
pada umumnya, yaitu: (1) membantu
belajar mengajar, (2) menye-diakan
belajar secara perorangan; (2) memberikan bahan/alat yang lengkap yang diperlukan
keleluasaan penyiapan pembelajaran jangka
219
Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 216-226
untuk setiap kegiatan, (3) merupakan media Bahan ajar yang dapat memudahkan
penghubung antara pembelajar dan belajar adalah bahan ajar yang memiliki
pebelajar, (4) dapat dipakai oleh pebelajar komponen-komponen yang jelas berupa:
sendiri dalam mencapai kemampuan yang (1) tujuan umum pembelajaran, (2) tujuan
telah ditetapkan, (5) dapat dipakai sebagai khusus pembelajaran, (3) petunjuk khusus
program perbaikan. pemakai buku ajar, (4) uraian isi pelajaran
yang disusun secara sistematis, (5) gambar/
Setiap bahan ajar memiliki
illustrasi untuk memperjelas isi pelajaran,
karakteristik khas yang membedakan
(6) rangkuman, (7) evaluasi formatif, dan
dengan kegiatan belajar mengajar lain,
tindak lanjut untuk kegiatan belajar
yaitu: (a) menganut pendekatan sistem, (b)
berikutnya, (8) daftar bacaan, dan (9) kunci
mencakup satu satuan bahasan yang utuh
jawaban.
sebagai pendukung tercapainya kompetensi
tertentu, (c) merupakan perangkat utuh
yang menyediakan segala alat, bahan, dan
Metode Penelitian dan Pengembangan
cara untuk mencapai tujuan tertentu, (c)
menyediakan alternatif-alternatif kegiatan Model Pengembangan Bahan Ajar
belajar mengajar yang kaya dengan variasi,
Pengembangan bahan ajar dalam
yang dapat dipilih pebelajar sesuai dengan
penelitian ini menggunakan model Dick
minat dan kemampuannya, (e) dapat
dan Carey (1990), dengan kriteria-kriteria:
digunakan pebelajar dengan atau tanpa
(1) menarik, (2) isi sesuai dengan tujuan
bantu an pembelajar, (f) menyediakan
khusus pembelajaran, (3) urutannya tepat,
seperangkat petunjuk penggunaan bagi
(4) ada petunjuk penggunaan bahan ajar, (5)
pebelajar dan pembelajar, (g)
ada soal latihan, (6) ada jawaban latihan, (7)
mencantumkan rasional dari setiap tindakan
ada tes, (8) ada petunjuk kemajuan
instruksional yang disarankan (Joni,
pebelajar, dan (9) ada petunjuk bagi
1984:4). Sementara menurut Degeng
pebelajar menuju kegiatan berikutnya.
(1989), bahan ajar harus memiliki
karakteristik tertentu, yaitu: (1) isi pesannya Pengembangan bahan ajar model
harus dianalisis dan diklasifikasi ke dalam Dick dan Carey, menggunakan pendekatan
katagori-katagori tertentu, (2) setiap sistem, karena mementingkan hubungan
katagori harus dibagi menjadi beberapa antara masing-masing komponen.
penggalan teks, (3) perlu ada penyajian Pendekatan sistem juga dapat memperbesar
format visualisasi untuk memberikan peluang pengintegrasian semua variabel
kemenarikan isi, dan (4) katagori format yang mempengaruhi belajar dalam desain
judul yang berisi bahan yang harus pembelajaran.
diseleksi.
Pemilihan model Dick & Carey
Agar bahan belajar dapat didasarkan pada beberapa alasan:
memudahkan pembelajaran, maka setiap 1. memenuhi keempat karakteristik yang
bahan ajar harus memenuhi komponen- harus dimiliki dalam pengembangan
komponen yang relevan dengan kebutuhan bahan ajar, yaitu: (a) mengacu pada
pebelajar. Komponen-komponen tersebut tujuan, (b) terdapat keserasi an dengan
juga harus dapat memberikan motivasi, tujuan, (c) sistematik, (d) berpedoman
mudah dipelajari dan dipahami pebelajar. pada evaluasi (Miarso, 1987), juga
Lebih penting lagi adalah relevan dengan memenuhi tiga komponen utama teori
sifat mata kuliah yang disajikan. Selain itu, pembelajaran, seperti: metode,
bahan ajar juga harus memiliki karakteristik kondisi, dan hasil (Reigeluth, 1992).
tertentu yang membedakannya dengan 2. menggunakan pendekatan sistem
buku-buku yang lainnya (Degeng, 1989). dengan langkah-langkah yang
220
Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkakan Kualitas Pembelajaran Program PGSD (M. Harijanto)
221
Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 216-226
(5) Menyusun butir-butir tes untuk ini, evaluasi yang dilakukan adalah: (a)
mengukur kemampuan mahasiswa evaluasi oleh para ahli,
dalam mencapai apa yang telah
dan teman sejawat, (b) evaluasi
dicantumkan dalam tujuan, sebagai
perorangan, evaluasi kelompok kecil,
proses dalam pengumpulan data dan
dan (c) uji coba lapangan terbatas.
informasi yang dapat dipergunakan
untuk merevisi pembelajaran. Dalam (9) Revisi produk berdasarkan data yang
pengembangan ini, pengukuran diperoleh dari kegiatan evaluasi.
dilakukan melalui tes teori tertulis, Selanjutnya data tersebut diikhtisarkan
mengingat tujuan khusus pembelajaran dan ditafsirkan sebagai usaha untuk
yang ingin dicapai sebagian besar mengenali kesulitankesulitan dan
termasuk ranah kognitif. Di samping kekurang-an yang terdapat pada bahan
tes teori tertulis, juga dikembangkan ajar. Pada dasarnya ada dua jenis revisi
tes praktik untuk mengukur pembelajaran yang perlu
keterampilan psikomotorik mahasiswa. diperhitungkan: (a) revisi terhadap
substansi seluruh komponen, dan (b)
(6) Mengembangkan strategi
revisi terhadap cara-cara atau prosedur
pembelajaran, yang mendeskripsikan
dalam menggunakan bahan ajar (Dick
komponen-komponen umum dari suatu
dan Carey, 1990). Dalam pengembang
perangkat isi pelajaran yang akan
an ini, revisi produk pengembang-an
dipergunakan untuk memper jelas isi
paket pembelajaran dilakukan pada
pelajaran. Pengembangan strategi
setiap komponen bahan ajar, yaitu: (a)
pembelajaran mencakup: (a) ke-giatan
petunjuk, (b) tujuan khusus
pengajaran, (b) penyajian informasi,
pembelajaran, (c) isi bahan pembel-
(c) partisipasi mahasiswa, (d)
ajaran, (d) gambar, (e) rangkuman, (f)
pertanyaan mahasiswa.
evaluasi formatif, dan (g) daftar
(7) Mengembangkan bahan ajar, bacaan. Hasil revisi produk berbentuk
mengacu pada tujuan khusus bahan ajar yang siap pakai.
pembelajaran, dan strategi
pembelajaran. Bahan ajar yang
dikembangkan berbentuk: (a) buku Intrumen Penelitian
panduan dosen sebagai penuntun
Instrumen penelitian untuk
penggunaan bahan ajar, dan (b) bahan
keperluan evaluasi menggunakan angket
ajar mahasiswa, sebagai sumber dalam
berkode: 01 (ahli rancangan pembelajaran);
prose belajar mandiri mahasiswa dan
02 (ahli isi pembe-lajaran), dan 03 (ahli
dalam tutorial. Dalam pengembangan
media). Evaluasi perorangan menggunakan
bahan ajar ini, dilakukan evaluasi oleh
angket kode 04 diberikan kepada 6 orang
ahli bidang studi, ahli perancang, dan
mahasiswa dari tiga kategori prestasi
ahli media.
belajar (tinggi, sedang, dan rendah) masing-
(8) Evaluasi untuk mengukur tingkat masing dua orang. Evaluasi kelompok kecil
keefektifan, efisiensi, dan daya tarik dilakukan menggunakan angket kode 05
strategi pembelajaran berdasarkan diberikan kepada sembilan orang
masukan, tanggapan, saran, komentar mahasiswa dari pokjar Kecamatan
dan penilaian ahli. Hasil evaluasi para Pademawu Pamekasan, dari tiga kategori
ahli ini kemudian diguna untuk prestasi belajar (tinggi, sedang, dan rendah)
keperluan revisi atau penyempurnaan masing-masing tiga orang.
kualitas produk bahan ajar hasil
Sedangkan untuk uji coba lapangan
pengembangan. Dalam pengembang an
terbatas terhadap 20 orang mahasiswa
222
Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkakan Kualitas Pembelajaran Program PGSD (M. Harijanto)
223
Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 216-226
Komponen
No Masukan, Kritik dan Saran
Evaluasi
(Revisi Pertama)
224
Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkakan Kualitas Pembelajaran Program PGSD (M. Harijanto)
Tabel 3
Skor Pre-test dan Post-test Hasil Uji Lapangan Terbatas
225
Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 216-226
226
Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkakan Kualitas Pembelajaran Program PGSD (M. Harijanto)
Seel, B.B. dan Richey, R.C. 1994. Instructional Tim Pengembangan Model Tutorial. 1999.
Technology: The Definition and Domain Makalah Utama Dalam Rapat
of The Field. Washington: AECT. Koordinasi Nasional UT Tahun 1999.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Suparman, A. 1991. Desain Instruksional.
Jakarta: Depdikbud. UT. 1998. Buku Panduan
Universitas Terbuka. Program Penyetaraan D-II PGSD
Pembelajar Kelas. Jakarta: Universitas
Terbuka.
227