Kebudayaan atau budaya itu sendiri menurut Joyomartono merupakan konsep sentral dari
Antropologi. Goodenough mengemukakan “kebudayaan adalah suatu system kognitif –suatu
system yang terdiri dari pengetahuan, kepercayaan, dan nilai- yang berada dalam pikiran
anggota-anggota individual masyarakat”.[1] Dengan demikian kebudayaan dalam suatu
masyarakat akan selalu dinamis, karena system ide, pengetahuan, dan kepercayaan serta nilai-
nilai dalam suatu masyarakat dapat berubah sesuai kebutuhan tantangan zaman. Kaitannya
dengan permasalahan kesehatan, System ide dan budaya yang mereka miliki akan berpengaruh
terhadap perilaku yang berbeda-beda dalam menjaga suatu kesehatan, serta memiliki cara-cara
yang berbeda dalam menanggapi sakit dan penyakit. Budaya bukanlah satu-satunya faktor yang
berpengaruh terhadap perilaku kesehatan seorang individu maupun masyarakat, terdapat
faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti; gender, pendidikan, pengalaman, dan kondisi
social maupun ekonomi.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang banyak membawa
perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun
tatanan sosial termasuk dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu
hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh
masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat tertentu.
Merupakan adat atau kebiasaan dari masyarakat. Sehat tidaknya lingkungan dan keluarga
tergantung perilaku.
3. Pelayanan kesehatan
Peranan pelayanan kesehatan adalah :
a) Menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan penyakit pengobatan, dan perawatan
kesehatan.
b) Dipengaruhi oleh faktor lokasi atau jarak ke tempat pelayanan kesehatan sumber daya
manusia, informasi kesesuaian program pelayanan kesehatan dengan kebutuhan masyarakat.
4. Keturunan
Faktor keturunan adalah faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir. Sebagai
contoh : diabetes mellitus, asma, epilepsy, retardasi mental, hipertensi, buta warna.
Angka penularan HIV/AIDS meningkat
Diperkirakan sekitar 120. 000 penduduk Indonesia terinfeksi oleh HIV/AIDS, dengan konsentrasi terbesar
berada di propinsi dengan penduduk yang sedikit (termasuk Papua) dan di kota kecil maupun kota besar
yang terdapat aktifitas industri, pertambangan, kehutanan dan perikanan. Virus tersebut menyebar lebih
lambat dibandingkan dengan yang diperkirakan sebelumnya. Akan tetapi penularan virus tersebut
meningkat pada kelompok yang berisiko tinggi, yaitu penduduk yang tidak menerapkan perilaku
pencegahan terhadap virus tersebut, seperti menggunakan kondom pada aktivitas seks komersial
atau menggunakan jarum suntik yang bersih dalam kasus pecandu obat-obatan. Tantangan bagi
profesi kesehatan masyarakat ialah bagaimana untuk dapat terus meningkatkan keadaan kesehatan
sambil merestrukturisasi dan mereformasi sistem kesehatan di era desentralisasi ini. Tugas yang
paling penting ialah memberikan perhatian lebih kepada kondisi kesehatan utama meningkatkan
kelayakan kondisi kesehatan serta pemanfaatan sistem kesehatan, melibatkan peran swasta,
mengevaluasi ulang mekanisme pendanaan kesehatan dan melaksanakan desentralisasi, termasuk
juga menyangkut isu tenaga kesehatan.