Anda di halaman 1dari 11

Masalah Individu, Masyarakat, Dan Interaksi Sosial

Makalah Ini Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah IAD IBD ISD

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Zambroni, M.Pd

DI SUSUN OLEH:
M. HAIKAL PIKRI 1911101377
Muhammad Firdaus 1911101260
Alan Djaya Sentosa 1911101298
Zulham Ilmi 1911101058

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SAMARINDA
TAHUN PELAJARAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. WB

Segala puji hanya bagi Allah SWT, yang senantiasa memberikan nikmat dan anugrahnya kepada
kami,serta yang melimpahkan Ilmu Pengetahuan sebagai landasan pemikiran hidup manusia dan dengan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan Judul “Masalah Individu,
Masyarakat, Dan Interaksi Sosial ” sebagai salah satu tugas yang diberikan Dosen Pembimbing Mata
Kuliah Ulumul Qur’an.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah tidak terlepas dari bantuan teman sejawat,
Dosen pembimbing maupun pihak lain yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan Makalah
ini.Penulis juga menyadari bahwa Makalah yang Penulis buat masih jauh dari kata sempurna, oleh karna
itu saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang sangat Penulis
harapkan,dengan adanya Makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi
Penulis sendiri pada khususnya.

Wassalamu’alaikum Wr.WB.

Samarinda,8 september 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Daftar Isi

BAB I:PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalahk
C. Tujuan Penulisan makalah

BAB II: PEMBAHASAN

A. Individu
B. Keluarga
C. Masyarakat
D. Interaksi sosial

BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia sebagai makhluk individu, keluarga, dan masyarakat oleh karenanya manusia dapat
dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok atau berorganisasi dan
membutuhkan orang lain. Masyarakat merupakan wadah berkumpulnya individu-individu yang hidup
secara sosial, masyarakat terdiri dari ‘Saya’, ‘Anda’ dan ‘Mereka’ yang memiliki kehendak dan
keinginan hidup bersama. Kita tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk
sosial serta memahami tugas dan kewajibannya dalam stiap tatanan kehidupan berkelompok dan
dalam struktur dan sistem sosial yang ada.
Para sosiolog mengartikan masyarakat sebagai sebagai kelompok di dalamnya terdapat orang-
orang yang menjalankan kehidupan bersama sebagai satu kesatuan yang diikat melalui kerjasama dan
nilai-nilai tertentu yang permanen.
Oleh karena itu begitu menariknya judul yang kami bahas ini sehingga kami mendapat tugas
membuat makalah dengan judul Manusia Sebagai Individu, Keluarga, dan Masyarakat, semoga
makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat khususnya bagi pemakalah dan umumnya bagi para
pembaca, serta kami minta maaf apabila makalah ini belum sempurna dan jauh dari yang diharapkan,
oleh karenya kami meminta kritik dan saran yang sifatnya mendukung untuk kemajuan makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1.Apa yang di maksud indifidu, keluaga,dan masyaakat?
2.ada berapakah interksi sosial itu?
3.apa sajakah bentuk-bentuk dari interaksi sosial itu?
4.apa sajakah ciri-cri dan syarat-syarat terjadinya intraksi sosial?

C. Tujuan Penulisan makalah


1. Untuk menambah wawasan bagi pembaca tentang individu keluwarga masyarakat dan interaksi
sosial.
2. Untuk melatih penulis agar dapat menulis karya ilmiah.
3. Dapat mengetahui perbedaan-perbedaannya.
4. Sebagai pelengkap tugas mata kuliah Materi PAI.
BAB II
PEMBAHASAN

A. INDIVIDU
1. Pengertian individu
Kata “ Individu” berasal dari kata latin, yaitu individuum, berarti “yang tak terbagi”. Jadi
merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil
dan terbatas. Arti lainnya adalah sebagai pengganti “orang seorang” atau manusia perorangan.
Disini terlihat bahwa sifat dan fungsi manusia, sebagaimana ia hidup di tengah-tengah individu
lain dalam masyarakat.
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi,
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan, dapat kita uraikan,
bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam
lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik
dirinya.
Makna manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan
tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan ciri-ciri individualitas pada
seseorang sampai pada ia adalah dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi
diri.
2. Tugas Manusia Sebagai Individual.
a. Manusia sebagai individu memiliki tugas pada dirinya sendiri yaitu;
Menuntut ilmu pengetahuan, merekayasa teknologi serta memanfaatkannya untuk
kemakmuran dan kesejahteraan. Kesadaran tersebut mendorongnya untuk terus belajar.
Proses belajar berarti proses perubahan sikap dan perilaku dengan mendapatkan
pengalaman dan pelatihan.
b. Menghiasi diri dan budi pekerti dengan baik serta akhlak yang terpuji, setiap tindakan dan
perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat selalu bercermin pada keindahan dan keelokan
budi pekerti maka akan tercipata kesejukan dalam kehidupan bermasyarakat.
B. KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai
makhluk sosial, yang ditandai dengan adanya kerja sama ekonomi. Fungsi keluarga adalah
berkembang biak, mensosialisasi, mendidik anak, menolong, melindungi, atu merawat orang-
orang tua (jompo). Bentuk keluarga terdiri dari seorang suami, seorang istri, dan anak-anak yang
biasanya tinggal dalam satu rumah yang sama ( keluarga inti). Secara resmi terbentuk dari hasil
perkawinan.
2. Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluaraga meliputi;[7]
a. Pengaturan Seksual
Dapat dibayangkan apabila tidak ada keluarga maka akan terjadi seks bebas yang diakibatkan
tidak adanya pengaturan seksual, oleh karena itu, disinilah fungsi keluarga agar pengaturan
seksual dapat dikontrol dan tidak ada lagi kelahiran di luar nikah.
b. Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk membentuk keturunan, walaupan banyak yang berpandangan bahwa
banyak anak akan menambah beban hidup, dan ada pula yang mengharapkan banyak anak untuk
jaminan bagi orang tua di masa depan.
c. Sosialisasi
Sebelum bersosialisasi dalam masyarakat ada halnya kita bersosialisasi terlebih dahulu dalm
keluarga agar terbebtuknya kepribadian, sikap, perilaku, dan tanggapan emosinya, sehingga
ketika kita bermasyarakat dapat diterima dengan baik.
d.Kontrol sosial
Keluarga yang berfungsi dalam sosialisai, yaitu bagi individu pada saat ia tumbuh menjadi
dewasa memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam tuntunan untuk mengarahkan
aktivitasnya dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan
kepribadiannya.

C. MASYARAKAT
1. Pengertian Mayarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut juga society, asal katanya socius yang berarti kawan.
Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu syirk, artinya bergaul. Adanya saling
bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia
sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur lain dalam lingkungan sosial yang merupakan
kesatuan.
2. Tugas Manusia
Tugas manusia sebagai anggota masyarakat;
1. Saling tolong menolong dan bantu membantu dalam kebajikan
2. Ikut meringankan beban kesengsaraan orang lain
3. Menjaga dan memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban lingkungan dan
masyarakat
4. Menghindari perkataan dan tindakan yang menyakitkan orang lain sehingga tercipta
ketergantungan yang saling menguntungka
D. INTERAKSI SOSIAL
1. Pengertan Interaksi Sosial
Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu
sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Maryati dan
Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau
interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok” (p. 22).
Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah
hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang
menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial” (p.
50).“Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai,
menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004, p. 216).

Berdasarkan definisi di atas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu
hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan
antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.
2. Macam - Macam Interaksi Sosial
Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika jika hubungan
yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu
pihak atau keduanya (bermusuhan).
2. Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu
dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.
3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi.
Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.

3. Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial


Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua
bentuk, yaitu (p. 49) :
1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk asosiasi
(hubungan atau gabungan) seperti :
a. Kerja sama
Adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
b. Akomodasi
Adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok - kelompok
manusia untuk meredakan pertentangan.
c. Asimilasi
Akdalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan
yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun
kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai
kebudayaan campuran.
d. Akulturasi
Adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa
sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan
sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk
pertentangan atau konflik, seperti :
a. Persaingan
Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh
kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak
lawannya.
b. Kontravensi
Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud
kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan
yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan
tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi
pertentangan atau konflik.
c. Konflik
Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan
paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau
jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.

3. Ciri - Ciri Interaksi Sosial


Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain (p. 23) :
a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.
c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas.
d. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu
5. Syarat - Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dapat berlangsung jika
memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu (p. 26) :
a.Kontak sosial
Adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi
sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus
bersentuhan secara fisik.
b. Komunikasi
Artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Manusia sebagai makhluk individu bukan berarti manusia yang hidup sendiri tanpa orang
lain, tapi manusia senagai makhluk individu bisa diartikan bila tingkah polahnya bersifat spesifik
dari dalam dirinya bukan lagi mengikuti tingkah polah khalayak ramai atau umum. Seorang
manusia pastinya akan menyingkirkan sifat keindividuannya apabila dia sedang berinteraksi
dengan manusia lainya dalam kelompok. Dalam perkembangannya manusia sebagai makhluk
individu selalu berhadapan dengan konflik, karena tingkah lakunya selalu ataupun ada yang
bertentangan dengan peranan yang dituntut kelompok atau masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Soelaeman, Dr. M. Munandar. Ilmu Sosial Dasar. Refika Aditama.2006


Bainar, Prof. Dr. Hajjah, dkk. Ilmu Sosial, Budaya, dan Kealaman Dasar. CV. Jenki Satria. 2006
Agus, Bustanuddin. Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial Studi Banding Pandangan Ilmiah Dan Ajaran
Agama. Gema Insani. Jakarta. 1999.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/interaksi-sosial-definisi-bentuk-ciri.html

[1] Prof. Dr. Hajjah Bainar, Drs. H. Ruslan Abdul Rahman, Drs. M. Jafar Anwar, M, Si. Ilmu Sosial,
Budaya, dan Kealaman Dasar hal 64.
[2] Prof. Dr. Hajjah Bainar, Drs. H. Ruslan Abdul Rahman, Drs. M. Jafar Anwar, M, Si. Ilmu Sosial,
Budaya, dan Kealaman Dasar hal 64.
[3] Dr.M. Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar refika Aditama hal 113
[4] Prof. Dr. Hajjah Bainar, Drs. H. Ruslan Abdul Rahman, Drs. M. Jafar Anwar, M, Si. Ilmu Sosial,
Budaya, dan Kealaman Dasar hal 65
[5] Prof. Dr. Hajjah Bainar, Drs. H. Ruslan Abdul Rahman, Drs. M. Jafar Anwar, M, Si. Ilmu Sosial,
Budaya, dan Kealaman Dasar hal 66
[6] Dr.M. Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar refika Aditama hal 115
[7] Goode, William The Family, terjemahan bahsa Indonesia oleh Dra. Lailahanoum Hasyim, PT Bina
Aksara,1983 hal 44-48

Anda mungkin juga menyukai