Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN STUDIUM GENERALE MKWU

“Pencegahan Radikalisme dan Penguatan Identitas di Perguruan Tinggi”

Oleh :
Salman Rizky Hamka Dalimunthe
19/446214/SP/29299

DEPARTEMEN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Pengantar

Kita semua mengetahui bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat luas, penuh
dengan kekayaan dan keberagaman di dalamnya, seperti tambang, flora dan fauna, suku, ras, etnik
dan sebagainya. Hal tersebut menjadikan negara Indonesia menjadi salah satu negara yang
diperhitungkan di dunia. “Indonesia itu wilayah yang luas, banyak dan majemuk. Siapa yang ingin
memimpin Indonesia, maka dirinya harus memiliki mental yang luas pula, wawasan keberagaman
yang luas untuk memimpin seluruh bagian Indonesia”, ujar Bung Hatta. Dari pernyataan salah
satu tokoh bangsa diatas dapat kita ambil sebuah pemikiran yaitu apabila ingin menjadi seseorang
yang bisa berpengaruh positif kepada negara, maka individu tersebut harus memiliki segala
persyaratan diatas, yaitu memiliki mental dan wawasan yang luas agar dapat menjalankan
fungsinya dengan baik.

Banyak sekali keberagaman yang hadir di negara Indonesia ini. Maka dari itu diperlukan
sebuah sistem atau cara untuk mempersatukan semua itu menjadi sebuah kesatuan yang utuh,
seperti salah satu caranya dengan mengandalkan modal sosial. Modal sosial dalam pembahasan
ini dimaksudkan yaitu modal-modal jaringan konektivitas dan inklusivitas sosial yang mampu
menyatukan keragaman kepingan-kepingan kepentingan pribadi dan kelompok ke dalam suatu
komunitas persaudaraan Bersama. Untuk menjadi kekuatan kolektif yang harus diikat oleh
kesamaan berbasis moralitas (shared values). Arti dari gagasan di atas yaitu kita harus mampu
untuk mengetahui semua keberagaman yang ada dan menjadikan semua keragaman menjadi suatu
keutuhan yang dapat menjadi kekuatan sendiri dalam keberlangsungan kehidupan bernegara dan
bermasyarakat di Indonesia ini.

Namun, di samping indahnya keberagaman yang ada di negara Indonesia yang kita cintai
ini terdapat berbagai golongan tertentu yang pada dasarnya ingin menjadi kelompok yang dominan
dan bertujuan memecah belah persatuan Indonesia. Kelompok ini sering kita sebut dengan
kelompok radikal atau teroris. Kelompok ini merupakan sebuah gerakan yang mengatasnamakan
sebuah instansi dan memiliki tujuan utama yaitu ingin mengganggu idelogi pancasila yang selama
ini kita pegang dalam kehidupan bernegara. Mereka tidak segan-segan untuk menyakiti korbannya
apabila tidak mau menuruti atau mengikuti ajaran yang mereka sebarkan. Bahkan, mereka sering
melakukan tindakan anarkis yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban, yaitu tindakan
penembakan dan bom bunuh diri. Hal ini sangat merugikan keberlangsungan kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu, dalam penulisan kali ini penulis ingin membahas mengenai
pencegahan radikalisme dan penguatan identitas dalam kehidupan mahasiswa di lingukngan
universitas. Penulisan kali ini didasarkan oleh seminar umum Studium Generale MKWU yang
dilaksanakan di Graha Sabha Pramana oleh Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada.

Hasil dan Pembahasan

 Persoalan Radikalisme yang Membahayakan Kehidupan Bernegara

Radikalisme dalam arti bahasa merupakan paham atau aliran yang yang menginginkan
perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis dan
revolusioner. Namun, bisa juga berarti, konsep sikap jiwa dalam mengusung perubahan. Yang
dimaksud dengan radikalisme adalah gerakan yang berpandangan kolot dan sering menggunakan
kekerasan dalam mengajarkan keyakinan mereka. Mereka suka melakukan tindakan-tindakan
teror, yang berarti menakut-nakuti atau menyebabkan ketakutan (Khamid, 2016).

Dari semua arti radikalisme di atas, dapat kita tahu bahwa radikalisme merupakan sebuah
tindakan yang tidak baik dan mengakibatkan banyaknya kerugian bagi suatu masyarakat.
Dikhawatirkan apabila tindakan radikalisme ini terus berlangsung dan semakin berkembang, maka
akan menyebabkan kegaduhan dan ketidaknyamanan masyarakat dalam menjalani kehidupan
kesehariannya. Hal ini disebabkan karena masyarakat takut untuk melakukan aktivitasnya. Apabila
mereka salah dalam bertindak maka nyawa akan menjadi taruhannya. Betapa besarnya
permasalahan yang akan terjadi apabila radikalisme sampai menjadi sebuah kejadian yang besar
dan berpengaruh terhadap banyak orang.

 Dampak Tindakan Intoleran, Radikalisme dan Terorisme Terhadap Kehidupan


Bernegara

Dalam sub-bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai pengertian radikalisme dan seberapa
besar bahayanya dalam kehidupan bernegara. Dalam pembahasan ini intoleran, radikalisme dan
terorisme dikelompokkan oleh penulis menjadi sebuah satu gagasan yaitu tindakan yang
merugikan kehidupan bernegara yang berbentuk kekerasan fisik dan mendominasi sebuah
kehidupan agar bisa mengikuti pemahaman yang mereka ajarkan.
Tindakan tersebut bisa saja merugikan bagi kehidupan masyarakat dan menjadi suatu masalah
yang sangat besar dan susah untuk diatasi. Bentuk dari masalah tersebut yaitu kekerasan atau
ancaman yang menimbulkan situasi terror atau rasa takut terhadap masyarakat secara meluas atau
menimbulkan korban yang bersifat massal, merampas harta benda orang lain, mengakibatkan
kerusakan dan kehancuran terhadap obyek-obyek vital strategis atau lingkungan hidup atau
fasilitas publik atau fasilitas internasional (BNPT, 2016). Semua hal tersebut sangan dikhawatirkan
oleh masyarakat karena akan mengganggu keberlangsungan kehidupan mereka dan tentu saja
menggoyahkan kesatuan negara Indonesia.

 Alasan Pandangan Intoleran dan Radikalisme Bisa Muncul di Indonesia

Secara historis, semua kepercayaan dan agama yang ada di Indonesia datang dengan sangat
damai dan penuh toleransi sehingga bisa dikatakan relevan dengan keadaan masyarakat pada
zaman tersebut. Namun, sangat disayangkan pada zaman sekarang muncul kegaduhan dan masalah
yang terus saja berkembang dalam kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan karena munculnya
tuntutan stratifikasi sosial di tengah kehidupan masyarakat Indonesia yang begitu luas, maka
bermunculanlah sekte-sekte, aliran-aliran, dan mahzab-mahzab baru yang mengatasnamakan suatu
kelompok tertentu dengan latar belakang kebudayaan dan kondisi alam yang eksis di daerah
penganutnya (Asrori, 2017). Hal ini pun mengakibatkan masalah yang berarti, apalagi pemahaman
atau aliran tersebut tidak sesuai dengan latar belakan masyarakatnya, maka aka terjadi suatu
kegaduhan dan saling berlomba menjadi kelompok yang ingin mendominasi pemahaman orang
banyak.

 Bisakah Mahasiswa Menjadi Radikal dan Intoleran ?

Mahasiswa bisa saja terpapar paham intoleran dan radikal tersebut sehingga bisa merugikan
orang lain. Mereka beralasan bahwa kehidupan masyarakat pada zaman sekarang sudah tidak bisa
lagi menuju ke jalan yang benar. Mereka menganggap kehidupan masyarakat sudah tidak baik
lagi. Oleh karena itu, untuk merubah suatu tatanan yang dianggap sudah tidak layak lagi berjalan,
maka seorang mahasiswa yang terpapar paham radikalisme akan melakukan segala cara untuk
merubah tatanan tersebut menjadi lebih baik lagi, terutama dengan cara penghapusan orang-orang
yang dianggap menjadi kunci dari ketidakserasian dalam kehidupan bermasyarakat. Bahkan,
mereka tidak takut untuk melakukan tindakan tersebut dan mereka juga menyasar suatu kelompok
masyarakat. Bentuk dari tindakan ini, yaitu bom bunuh diri dan penembakan secara membabi buta.
Hal ini sangat merugikan kehidupan bermasyarakat. Bisa menjadi suatu masalah yang serius dan
harus segera untuk diselesaikan.

 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Seseorang Tertarik Mengikuti Jaringan Radikalisme

Menurut mantan teroris yang kini mendirikan sebuah Yayasan Lingkar Perdamaian, yaitu Ali
Fauzi Manzi menjelaskan bahwa faktor utama yang menjadikan seseorang untuk tertarik
mengikuti jaringan radikalisme yang ada seperti ISIS dan kelompok teroris lainnya adalah karena
faktor Friendship dan Kinship. Penulis menggabungkan kedua istilah tersebut menjadi suatu
pokok gagasan yaitu melalui tali jalinan persahabatan. Seorang individu mengajak sahabatnya
untuk mengikuti kegiatan kelompok yang ia jalani dengan hadiah yaitu mendapatkan kebahagiaan
surga. Menurut beliau hal tersebut diibaratkan seperti mendapatkan golden ticket yang langsung
mengantarkan mereka ke jalan keabadiaan yang membahagiakan. Ada juga faktor lain yang
mempengaruhi hal tersebut terjadi, yaitu paham keagamaan, reaksi terhadap penindasan kaum
penguasa, pengaruh terorisme global dan rasa kebencian terhadap penguasa.

Penyebaran pengaruh tersebut yang menjadikan seseorang tertarik untuk mengikuti paham
radikalisme bisa dilakukan dengan berbagai media, baik media manual maupun digital. Media
manuat seperti buku-buku, majalah, kajiyan ilmiyah, institusi pendidikan, outbound dan
sebagainya. Sedangkan penyebaran pemahaman radikalisme melalui media digital bisa berupa
seperti media sosial, facebook, Instagram, telegram, whatsapp group dan lain-lain. Hal ini perlu
diseleksi dengan cermat oleh semua individu agar dirinya tidak terpengaruh paham radikalisme.
Perlu adanya pemilihan yang selektif terhadap berbagai bacaan yang sering ia baca.
 Strategi yang Harus Dimiliki Mahasiswa Untuk Mencegah Radikalisme

Dengan kita tahu betapa bahayanya pemahaman radikalisme yang berkembang, sebagai
mahasiswa yang pintar dan terdidik perlulah kita menerapkan berbagai strategi untuk mencegah
perkembangan oemahaman radikalisme tersebut yang bertujuan merusak kehidupan
bermasyarakat. Penulis membagi strategin menjadi dua hal. pertama, kontra radikalisasi yakni
upaya penanaman nilai-nilai ke-Indonesiaan serta nilai-nilai non-kekerasan. Dalam prosesnya
strategi ini dilakukan melalui pendidikan baik formal maupun non formal. Kontra radikalisasi
diarahkan masyarakat umum melalui kerjasama dengan tokoh agama, tokoh pendidikan, tokoh
masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda dan stakehorlder lain dalam memberikan nilai-nilai
kebangsaan.

Strategi kedua adalah deradikalisasi. Bidang deradikalisasi ditujukan pada kelompok


simpatisan, pendukung, inti dan militan yang dilakukan baik di dalam maupun di luar lapas. Tujuan
dari deradikalisasi agar; kelompok inti,militan simpatisan dan pendukung meninggalkan cara-cara
kekerasan dan teror dalam memperjuangkan misinya serta memoderasi paham-paham radikal
mereka sejalan dengan semangat kelompok Islam moderat dan cocok dengan misi-misi
kebangsaan yang memperkuat NKRI (BNPT, 2016).

 Peran dan Kontribusi Mahasiswa Dalam Pencegahan Radikalisme dan Intoleransi

Paham radikalisme dan Intoleransi sangatlah mengancam kehidupan kita dalam berbangsa dan
bernegara. Kita semua mengetahu bahwa besarnya akibat yang akan ditimbulkan apabila kedua
paham ini terus ada dan berjalan dengan pesat. Kita sebagai elemen mahasiswa sangat perlu untuk
mencegah hal ini terjadi sehingga diperlukan kontribusi yang sangat berarti untuk mencegah
semua hal ini terjadi kedepannya. Berikut peran dan kontribusi yang bisa dilakukan oleh seorang
mahasiswa (Afriansyah, 2017).
1. Memperkuat moral (akhlak) dan profesionalisme. Pemuda dapat terpapar oleh radikalisme
dan pemikiran sempit akibat minimnya pemahaman agama, yang diperparah dengan
minimnya keterampilan dan pengetahuan yang mereka miliki.
2. Melaporkan kegiatan radikalisasi kepada pihak berwenang. Hal ini merupakan hal pertama
yang dapat dilakukan bagi generasi muda yang merupakan target utama radikalisasi, agar
tindakan tersebut dapat langsung dicegah sebelum berkembang.
3. Menyaring dan memastikan kebenaran dari segala informasi yang didapatkan. Propaganda
radikalisasi yang dilakukan dapat dibedakan dengan ciri-ciri berupa ujaran kebencian
maupun hoax yang masif, terstruktur, dan sistematis.

Kesimpulan

Dari semua penjelasan diatas, dijelaskan dengan sangat rinci bahwa mengerikannya apabila
pemahaman intoleransi dan radikalisme mempengaruhi kehidupan masyarakat. Tidak terbayang
betapa besarnya kerugian yang akan terjadi apabila pemahaman tersebut tidak dibasmi. Oleh
karena itu sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki wawasan luas terhadap toleransi
bermasyarakat khususnya mahasiswa sangat perlu untuk selalu selektif terhadap informasi yang
kita dapatkan. Dipahami dengan seksama apakah informasi tersebut bisa diterima dengan akal dan
logika atau tidak. Kita semua pasti menginginkan suatu kehidupan yang damai dan tentram. Maka
dari itu, perlulah sinergitas dan kekuatan jalinan kebersamaan antar masyarakat dalam membasmi
paham intoleransi dan radikalisme ini demi terwujudnya kehidupan masyarakat yang kondusif,
termasuk mahasiswa yang diibaratkan sebagai orang yang memiliki pendidikan yang luas bisa
melakukan berbagai peran dan kontribusi mereka agar hal ini bisa terwujud
Daftar Pustaka

Asrori, A. (2017). RADIKALISME DI INDONESIA: Antara Historisitas dan Antropisitas.


Kalam, 9(2), 253. https://doi.org/10.24042/klm.v9i2.331
Khamid, N. (2016). Bahaya Radikalisme terhadap NKRI. Millati: Journal of Islamic Studies and
Humanities, 1(1), 123. https://doi.org/10.18326/mlt.v1i1.123-152
Kuliah, M., Dan, D., & Mkdu, U. (2017). UJIAN AKHIR SEMESTER KU4078 : STUDIUM
GENERALE Resonansi Kebangsaan dan Bahaya serta Pencegahan Radikalisme.
Terorisme, B. N. P. (2016). Strategi Menghadapi Paham Radikalisme Terorisme. 1–6. Retrieved
from http://belmawa.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/12/Strategi-Menghadapi-
Paham-Radikalisme-Terorisme.pdf

Anda mungkin juga menyukai