Pompa Sentrifugal
Pompa Sentrifugal
Pompa merupakan alat yang sangat penting untuk membantu pekerjaan manusia.
Pompa digunakan untuk memindahkan fluida dari satu tempat ke tempat yang lain.
Penggunaan pompa sangat luas seperti penggunaan pompa di rumah tangga, pada industri, dan
pertanian.
Pada rumah tangga pompa digunakan untuk menyalurkan air dari sumur ke bak
penampungan air. Penggunaan pompa di industri perminyakan, pompa digunakan untuk
mengangkat minyak mentah dari dalam bumi ketempat - tempat pemrosesan atau tempat-
tempat penampungan. Di dunia pertanian pompa digunakan untuk memindahkan air dari
sungai atau waduk ke sawah untuk memenuhi kebutuhan air tanaman
1
Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret
1.2 Dasar – dasar Pemilihan Pompa
Dalam menentukan suatu pompa untuk suatu tujuan tertentu, maka terlebih dahulu
harus diketahui kapasitas aliran serta head yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair yang
akan dipompa. Selain itu, agar pompa tidak mengalami kavitasi maka perlu ditaksir berapa
tekanan minimum yang tersedia pada sisi masuk pompa yang terpasang pada isntalasinya.
Atas dasar tekanan isap ini maka putaran pompa dapat ditentukan.
1. Kapasitas
3
Kapasitas ini menunjukkan jumlah debit yang dapat dialirkan berapa m /jam.
Pada pompa perlu diketahui juga mengenai berapa kapasitas maksimum dan minimum
yang dapat dialirkan oleh pompa tersebut.
2. Kondisi Isap
Pada kondisi isap ini perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu :
a. Level isap dari permukaan air isap ke level pompa
b. Tinggi fluktuasi permukaan isap
c. Tekanan yang bekerja pada permukaan air isap.
d. Kondisi pipa isap
3. Kondisi Keluar
Pada kondisi keluar ini perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu :
a. Level keluar dari permukaan air isap ke level pompa
b. Tinggi fluktuasi permukaan keluar
c. Tekanan yang bekerja pada permukaan air keluar.
d. Kondisi pipa keluar
4. Head Total Pompa
Head total pompa ditentukan berdasarkan kondisi – kondisi di atas ( no 1 – 3)
2
Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret
laut, minyak, zat kimia tertentu, temperatur, berat jeniz, viskositas, kandungan padatan
dan lain – lain.
6. Jumlah Pompa
Apabila suatu pekerjaan pemindahan fluida membutuhkan jumlah debit yang
besar maka bisa digunakan pompa lebih dari satu.
7. Kondisi Kerja
Kondisi kerja ini seperti apakah pompa tersebut akan digunakan secara terus menerus,
terputus – putus, atau jumlah jam kerja seluruhnya selama setahun.
8. Penggerak
Penggerak untuk menggerakkan poros pompa antara lain motor listrik, motor bakar torak
atau turbin uap.
9. Poros Tegak atau Mendatar
Hal ini kadang – kadang sudah ditentukan oleh pabrik pompa yang bersangkutan
berdasarkan instalasinya.
10. Tempat Instalasi
Pembatasan – pembatasan pada ruang instalasi, ketinggian diatas permukaan laut, di
luar atau di dalam gedung, dan fluktuasi temperatur.
1. Berdasar Kapasitas
3
- Kapasitas rendah : Sampai dengan 20 m /jam
3
- Kapasitas menengah : 20 – 60 m /jam
3
- Kapasitas tinggi : > 60 m /jam
3
Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret
3. Berdasar jumlah / susunan impeller dan tingkat
- Single Impeller : Terdiri dari satu impeller dan satu tingkat.
- Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam
satu casing.
- Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel
dalam satu casing.
Cairan dipaksa masuk ke sebuah impeller. Daya dari luar diberikan kepada poros
pompa untuk memutar impeller yang ada berada dalam cairan tadi. Apabila impeller berputar
maka zat cair yang ada dakam impeller akan ikut berputar akibat dorongan sudu – sudu pada
impeller. Karena timbul gaya sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah impeller menuju
keluar melalui saluran diantara sudu – sudu dengan kecepatan tinggi. Zat cair yang
4
Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret
meninggalkan impeller tersebut dikumpulkan di dalam rumah pompa (casing) yang berbentuk
spiral atau biasanya disebut volut yang tugasnya mengumpulkan cairan dari impeller dan
mengarahkan ke discharge nozzel. Discharge nozzel berbentuk seperti kerucut sehingga
kecepatan aliran yang tinggi dari impeller bertahap turun, kerucut ini disebut diffuser. Papa
waktu penurunan kecepatan di dalam diffuser energi kecepatan pada aliran cairan diubah
menjadi energi tekan.
Jadi impeller pompa berfungsi memberikan kerja pada zat cair sehingga energi yang
dikandungnya akan menjadi lebih besar. Selisih energi per satuan berat atau head total zat
cair antara flens isap dan flens keluar pompa disebut head total pompa.
Bagian – bagian pompa sentrifugal dan penampang bagian dalam pompa sentrifugal
bisa dilihat pada gambar berikut ini :
5
Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret
Gambar 1.3 Bagian Dalam Pompa Sentrifugal
Bagian – bagian utama pompa sentrifugal antara lain :
a. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada cairan yang dipompa secara kontinue, sehingga cairan pada sisi hisap
secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang
masuk sebelumnya. Ada tiga jenis impeller, yaitu open impeller, semi open impeller dan
closed impeller.
Pompa sentrifugal dapat menggunakan dua macam impeller, yaitu isapan tunggal dan
isapan ganda. Pada pompa sentrifugal di Waste Water Treatment menggunakan pompa
isapan tunggal.
6
Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret
b. Rumah Pompa (Volute Casing)
Rumah pompa merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan difusser, suction nozzel dan
discharge nozzel serta memberikan arah aliran dari impeller dan mengubah energi
kecepatan menjadi energi tekan.
7
Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret
c. Shaft
Shaft berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak (motor) selama
beroperasi ke impeller. Shaft juga berfungsi sebagai tempat kedudukan impeller dan
bagian – bagian lain yang berputar. Untuk menghubungkan antara shaft pompa dengan
shaft penggerak (motor) maka diperlukan kopling. Bagian luar shaft ini biasanya
dilindungi oleh shaft sleeve.
8
Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret
Gambar 1.6 Shaft
d. Shaft Sleeve
Shaft sleeve berbentuk silinder berlubang yang berfungsi untuk melindungi shaft
utama dari erosi, korosi, dan aus. Apabila shaft utama mengalami kerusakan maka shaft
utama tidak bisa diperbaiki tetapi harus dilakukan penggantian dengan yang baru.
e. Glannd Packing
Gland packing ini berfungsi untuk mengurangi kebocoran cairan dalam casing
pompa dan mencegah udara dari luar masuk ke dalam pompa. Apabila ada udara luar
yang masuk ke dalam pompa maka akan mengakibatkan performa pompa akan menurun
dan menimbulkan kavitasi.
f. Stuffing Box
Stuffing box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa
menembus casing. Jika pompa bekerja dengan suction lift dan tekanan pada ujung
stuffing box lebih rendah dari tekanan atmosfer, maka stuffing box berfungsi untuk
mencegah kebocoran udara masuk kedalam pompa. Dan bila tekanan lebih besar daripada
tekanan atmosfer, maka berfungsi untuk mencegah kebocoran cairan keluar pompa.
h. Oil Seal
Seal ini berfungsi untuk menjaga oli yang berada di dalam bearing housing agar
tidak bocor.
Coupling Side
Coupling side berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari shaft motor menuju
shaft pompa. Pada bagian coupling side terdiri dari dua komponen, antara lain :
- Coupling
- Shaft
- Rubber coupling
- Coupling housing
Driver Side
Driver side berfungsi sebagai sumber penggerak pada poros pompa yang nantinya
akan memutar impeller. Driver side terdiri dari tiga komponen penting, antara lain :
- Frame
- Stator
- Rotor
Gambar 1.14 Kurva Head – Kapasitas untuk Kecepatan Spesifik yang Berbeda –beda
Dari gambar diatas terlihat bahwa kurva Head – Kapasitas menjadi semakin curam
pada pompa dengan harga ns semakin besar.
Kurva daya terhadap kapasitas mempunyai harga minimum bila kapasitas aliran
sama dengan nol pada pompa sentrifugal dengan n s kecil. Sebaliknya, pada pompa
aliran
campur dan pompa aliran aksial dengan ns besar, harga daya mencapai maksimum pada
kapasitas aliran sama dengan nol.
Kurva efisiensi terhadap kapasitas dari pompa sentrifugal pada umumnya berbentuk
mendekati busur lingkaran. Harga efisisensinya hanya sedikit menurun bila kapasitas berubah
menjauhi harga optimumnya.
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2 ………………………………….……………………(1.1)
3
Dimana : Q1 = Kapasitas atau debit aliran yang masuk pompa (m /s)
3
Q2 = Kapasitas atau debit aliran keluar pompa (m /s)
A1 = Luas penampang bagian dalam pipa masuk pompa (m)
A2 = Luas penampang bagian dalam pipa keluar pompa (m)
V1 = Kecepatan aliran fluida pipa masuk pompa (m/s)
V2 = Kecepatan aliran fluida pipa keluar pompa (m/s)
2. Reynold Number
Reynold Number digunakan untuk mengetahui jenis aliran yang terjadi dalam
sistem aliran fluida di dalam pipa
� .�
Re = …………………………………………………………….(1.2)
.�
µ
Dimana : Re = Reynold number
� = Massa jenis fluida (kg/m3 )
v = Kecepatan aliran (m/s)
Pembagian jenis aliran berdasarkan Reynold Number yaitu :
- Jika Reynold Number < 2300 adalah jenis aliran laminer.
- Jika Reynold Number = 2300 adalah jenis aliran transisi.
- Jika Reynold Number > 2300 adalah jenis aliran turbulen.
(Ir. Sularso MMSE, Prof. Dr Haruno Tahara Pompa dan Kompresor 1983 hal 28-29)
� .� .��2
�� = ………………………………………………………….
2.�.� (1.3)
Dimana :
�2
� = � + ∆� + � +
… � � 1 2� ……………………………….(1.6)
Dimana :
H = Head total pompa (m)
ha = Head statis total (m)
∆hp = Perbedaan tekanan yang bekerja pada kedua permukaaan fluida (m)
∆hp = ∆hp2 - ∆hp1
h1 = Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan, sambungan dll (m)
2
g = Percepatan gravitasi (m/s )
= Head
� kecepata
n keluar
(m)
2
�
Apabila permukaan zat cair berubah – ubah dengan perbedaan besar, head
statis total harus ditentukan dengan mempertimbangkan karakteristik pompa, besarnya
selisih perubahan permukaan zat cair dan dasar yang dipakai untuk mennetukan jumlah
air yang harus dipompa.
Hubungan antaran tekanan dan head tekanan dapat diperoleh dari rumus :
�
�� = 10 � � …………………………………………………………(1.7)
Dimana :
Apabila tekanan yang diberikan dalam satuan kPa, rumus yang dapat dipakai untuk head
tekanan adalah
1 �′
�� = 9,81 � � ………………………………….………………………....(1.8)
Dimana :
6. Daya Air
Merupakan energi yang secara efektif diterima oleh fluida dari pompa per satuan
waktu, dan dapat dirumuskan :
Pf = � . Q . H …………………………………………………………..(1.9)
Dimana :
� = Berat fluida per satuan volume (kN/m3)
3
Q = Kapasitas (m /s)
H = Head total pompa (m)
Pf = Daya fluida (kW)
(Ir. Sularso MMSE, Prof. Dr Haruno Tahara pompa dan kompresor 1983 hal 26 - 27)
Dimana :
P = Daya poros sebuah pompa (kW)
��p = Efesiensi pompa (pecahan)
Harga – harga standar efisiensi pompa ��p diberikan dalam Gb. 3.27.
Efisiensi
pompa untuk pompa – pompa jenis khusus harus diperoleh dari pabrik pembuatnya.
Dimana :
(Ir. Sularso MMSE, Prof. Dr Haruno Tahara pompa dan kompresor 1983 hal 53)
Daya penggerak mula yang dipakai untuk menggerakkan pompa harus ditetapkan
dari rumus :
� . (1+� )
�� = ………………………………………………………..(1.12)
�
Dimana :
��������
Fluida masuk melalui saluran hisap Ds kemudian dalam arah aliran aksial mengalir
masuk kedalam impeller dengan kecepatan terbatas Cs. Sudu pompa dimulai dai D ,
lebar 1
sudunya b1 . kecepatan mutlak mengalirnya fluida C1 dan luas penampang yang dilalui aliran
�
�1 =
�1 . �. �1
Pada titik 1 dar gambar 2.7. diperoleh kecepatan aliran fluida masuk C1 yang arahnya
tegak lurus U1 di dapat dari :
�1 . � .
�1 =
�
60
Keterangan gambar :
W1 = kecepatan relative aliran fluida pada sisi masuk
Dari titik 1 ( pada gambar 2.7 ) fluida mengalir ke bagian belakang dari sudu impeller yang
melengkung, supaya mendapatkan paenghantaran dan pengaliran yang baik maka jumlah
sudu impeller harus tertentu, karena adanya gaya sentrifugal pada sudu impeller. Jadi
akibat dari
berputarnya impeller dengan kecepatan U dan bentuk sudu impeller yang sedemikian
rupa
didapat kecepatan relative aliran fluida dibagian masuk sudu impeller W1 dan saluran kelar
W2. Besarnya kecepatan W didapat dari persamaan kontinuitas. Diameter impeller dibagian
keluar D2 dan pada bagian masuk D1. Lebar sudu b2 hanya sedikit lebih kecil dari pada
dibagian masuk b1, sehingga pada umumnya W2 lebih kecil dari W1. Pada titik 2 dari gambar
2.7. fluida mempunyai kecepatan keluar mutlak C2 . Kecepatan keliling impeller pada sisi
keluar U2 adalah :
�2 . � .
�2 =
�
60
Jika pompa dibuat bertingkat, sesudah keluar dari sudu fluida melalui ruang 3 tanpa sudu dan
sampai didalam sudu pengarah dengan kecepatan aliran fluida C4 . tapi bila konstruksi pompa
dibuat sederhana dimana fluida yang keluar dari impeller langsung masuk kedalam rumah
pompa, maka kecepatan mutlak aliran fluida keluar C 2 harus diarahkan sedemikian rupa,
perpindahan fluida dari impeller kerumah pompa sedapat mungkin bisa bebas
tanpa tumbukan.
Q = Kapasitas aliran teoritis pada sisi isap, yaitu kapasitas dengan perkiraanadanya
kerugian yang disebabkan fluida dari sisi tekan yang mengalir ke sisi isap
melalui celah impeller, besarnya (1,02 : 1,05) dari kapasitas pompa.
Diameter sisi masuk impeler yang memiliki kelengkungan dapat dicari dengan
mengambil diameter rata – rata dari diameter mata impeler (Do) dan diameter hub
(Dh) sebagai berikut :
Lebar impeller pada sisi masuk dpat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Gambar 1.20 Penggunaan Pompa Sentrifugal untuk Mentrasferkan Limbah Cair dari
Bagian
Buffer Tank menuju Reactor.
Dari foto di atas penggunaan pompa sentrifugal untuk mentrasferkan limbah cair dari
bagian buffer tank menuju reactor menggunakan lebih dari satu pompa. Hal ini dikarenakan
kapasitas limbah yang ditransferkan sangat banyak sehingga dibutuhkan lebih dari satu
pompa. Adapun spesifikasi pompa yang dipakai dalam foto di atas sebagai berikut :
28
Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret
Contoh lain penggunaan pompa sentrifugal adalah :
a. Pada PDAM sumber air berasal dari sungai atau waduk. Proses pengambilan air dari
sungai atau waduk tersebut untuk disalurkan ke bak penampungan air sementara di
perusahaan PDAM diperlukan pompa sentrifugal.
b. Pompa sentrifugal digunakan untuk mentransferkan air dari sumur atau air dalam tanah
ke bak penampungan air sementara pada rumah tangga atau apartemen.
c. Pompa sentrifugal digunakan untuk mengambil air dari sungai atau waduk untuk
pengairan sawah atau ladang.
d. Pompa sentrifugal digunakan untuk mentransferkan minyak dari kilang satu ke kilang
minyak yang lainnya pada industri perminyakan.
e. Pompa sentrifugal digunakan untuk menyalurkan limbah cair pada bagian Waste Water
Treatment suatu perusahaan kertas.
1. Terjadi kavitasi
30
Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret
jenuh cairan. Pada daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan akan
menyebabkan shock pada dinding di dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-
tiba ke ruangan yang terbentuk akibat pecahnya gelembung uap tadi sehingga
mengakibatkan tumbukan.
Jika pompa mengalami kavitasi, maka akan timbul suara berisik dan getaran.
Selain itu performa pompa akan menurun secara tiba – tiba, sehingga pompa tidak
dapat bekerja dengan baik. Jika pompa dijalankan terus – menerus dalam jangka
lama, maka permukaan dinding saluran di sekitar aliran yang berkavitasi akan
mengalami kerusakan. Permukaaan dinding akan termakan sehingga menjadi
berlubang – lubang (bopeng). Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagi akibat dari
tumbukan antara gelembung – gelembung uap yang pecah secara terus menerus.
Berikut adalah foto erosi kavitasi yang terjadi pada bagian dalam
volute casing dan pada impeller pompa sentrifugal :
31
Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret
2. Head total pompa terlalu besar, sehingga pompa akan bekerja dengan kapsitas
aliran yang berlebihan, dan membuat kemungkinan kavitasi menjadi lebih
besar pula.
3. Pipa isap pada pompa terlalu panjang.
4. Suhu fluida yang ditransfer terlalu tinggi.
1. Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap harus dibuat
serendah mungkin, dan pada pipa isap salah satunya dengan diameter lebih
besar untuk mengurangi agar head isap statis menjadi rendah pula.
2. Pipa isap harus dibuat sependek mungkin. Apabila terpaksa dipakai pipa isap
panjang sebaiknya salah satu pipa isapnya menggunakan pipa dengan diameter
lebih besar untuk mengurangi kerugian gesek.
3. Tidak dibenarkan pencegahan kavitasi dengan memperkecil laju aliran dengan
cara menghambat aliran sisi isap.
4. Jika pompa mempunyai head total pompa yang berlebihan, maka pompa akan
bekerja dengan kapasitas aliran yang berlebihan pula, sehingga kemungkinan
terjadi kavitasi lebih besar. Oleh karena itu head total pompa harus ditentukan
sedemikian hingga sesuai dengan yang diperlukan pada operasi yang
sesungguhnya.
5. Bila head total pompa sangat berfluktuasi, maka pada keadaan head
terendah harus diadakan pengamanan penuh terhadap terjadinya kavitasi.
3. Gejala Surjing
Gejala surjing sering terjadi pada operasi pompa, laju aliran berubah – ubah secara
periodik dan pada aliran terjadi fluktuasi tekanan. Gejala ini timbul karena head pompa
tidak mampu mengatasi head dari sistem secara normal. Untuk mencegah surjing harus
dipilih pompa dengan head yang lebih tinggi daripada head dari sistem operasi yang
dibutuhkan.
34
Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret
34
Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret