2.1 Pendahuluan
Jika sebuah batang horizontal yang ditumpu pada kedua ujungnya dan diberi gaya
tunggal ataupun merata ke bawah, maka batang tersebut akan mengalami lendutan atau
defleksi yang besarnya bergantung pada kondisi tumpuan, beban/gaya, dimensi dan
material. Lendutan arah vertikal dari sebuah titik pada batang horizontal disebut defleksi
pada batang. Sebuah konstruksi batang didesain kuat walaupun tidak rigid, tetapi ada juga
konstruksi batang yang didesain dengan memperhatikan defleksi maksimum. Defleksi
maksimum pada batang dibutuhkan agar lantai yang diplester keramik tidak retak dan
mengelupas, Poros power transmission yang membawa roda gigi harus rigid agar terjadi
mesh diantara roda gigi. Sangatlah penting mengetahui defleksi sebuah batang yang
dibebani agar defleksi maksimum sebuah standar konstruksi tidak dilampaui.
2.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah:
1. Mengetahui hubungan antara beban (P) dengan defleksi(𝛿 c).
2. Mengetahui modulus elastisitas (E) dari material bahan uji.
3. Mampu menggambarkan distribusi tegangan pada lokasi titik pembebanan C.
10
Gambar 2.1 Sketsa konstruksi dan defleksi pada batang dengan beban tunggal
Besarnya defleksi dapat dihitung dengan menggunakan metode integrasi atau
luasan momen. Sesuai dengan kontruksi batang ditunjukkan pada gambar 2.1 maka
metode luasan momen lebih mudah diterapkan. Perhatikan diagram momen dari batang
AB, lihat gambar 2.2
Gambar 2.2 Diagram momen dari kontruksi batang pada gambar 2.1
di mana, ABCCI adalah luasan segitiga BCC’ , 𝑋̅ adalah jarak horizontal pusat segitiga
BCC’ ke titik B, E adalah modulus elastisitas bahan dan I adalah momen inersia dari
batang tersebut adalah :
I = bh3/12 (2.2)
Dengan b dan h adalah lebar dan tebal batang uji. Luasan segitiga BCC’ dinyatakan
dengan :
11
1 1 𝑃𝐿 𝑃𝐿2
ABCC’ = 2 (2) ( 4 ) = ( 16 ) (2.3)
2 𝐿 𝐿
Dan 𝑥̅ = 3 (2) = 3 (2.4)
dengan menggunakan dial indicator. Oleh sebab itu, modulus elastisitas bahan dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan (2.6):
PL3
E= (2.6)
48·δc ·I
12
2.6 Analisa Data dan Pembahasan
2.6.1 Hasil pengukuran pengujian defleksi pada batang
Diketahui :
Lebar (b) : 24,35 mm
Tebal (h) : 3,50 mm
Panjang Spesimen (L) : 620 mm
Percepatan grafitasi (g) : 9,81 m/𝑠 2
Kedudukan awal (δ0 ) : 35 mm
Modulus Elastisitas bahan : 200000 N/mm2 = 200 Gpa
1 1 38,46
2 2 41,35
3 3 43,7
13
4. Menentukan modulus elastisitas untuk batang pejal pada uji defleksi (E)
P. L3
E=
48. δc. I
9,81 N × 6203 mm3
E=
48 × 3,46 mm × 87 mm4
E = 161810,7933 N/mm2
= 1520,55 Nmm
M×C
𝜎𝑚𝑎𝑥1 = I
1520,55 N.mm×12,175 mm
𝜎𝑚𝑎𝑥1 = 87 mm4
14
Dari data ditabel 2.2 didapat grafik hubungan antara beban (P) dengan defleksi
(δc) sebagai berikut:
9
8 y = 2.62x + 0.08
R² = 0.9965
7
6
beban P (N)
5
4
3
2
1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
defleksi δc (mm)
L b
L b
L b
15
y = mʹx+b
y = 2.62x + 0.08
Dimana,
48EI
mʹ =
L3
mʹL3
sehingga : 𝐸 =
48𝐼
2,62 x 6203
𝐸=
48𝑥87
𝐸 = 149525,7088 𝑁/𝑚𝑚2
2.6.3 Pembahasan
Berdasarkan grafik 2.1 tentang hubungan beban P dengan defleksi δc diperoleh
kurva linier ke arah pojok kanan atas. Pergerakan kurva tersebut menjelaskan bahwa
semakin besar beban P yang diberikan maka defleksi δc yang ditimbulkan menjadi
semakin besar, sebaliknya jika beban P yang diberikan kecil maka defleksi δc yang
ditimbulkan semakin kecil. Artinya, hubungan antara beban P dengan defleksi δc adalah
berbanding lurus. Berdasarkan gambar 2.1 hubungan antara beban dengan defleksi
diperoleh persamaan y = 4,37x – 13,59. Kemudian dari persamaan tersebut diturunkan
dan diperoleh nilai 𝐸 = 149525,7088 𝑁/𝑚𝑚2 . Sedangkan modulus elstisitas baja ST 37
= 200000 N/mm.2 Dari hasil analisa data diatas diketahui bahwa defleksi δc terbesar yaitu
8,7 mm terjadi pada beban terbesar, yaitu 29,43 N dan defleksi δc terkecil yaitu 3,46 mm
terjadi pada beban terkecil, yaitu 9,81 N
Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan dalam tabel 2.2 dapat dilihat
bahwa semakin besar beban yang diberikan maka modulus elastisitas akan semakin besar
pula. Hal ini disebabkan karena modulus elastisitas berbanding lurus dengan beban.
Modulus elastisitas tertinggi adalah 193057,0155 N/mm² sedangkan yang terendah
161810,7933 N/mm².
Pada gambar 2.3 dapat dilihat bahwa distribusi tegangan semakin besar pada titik
pembebanan C dan semakin kecil jika menjauhi titik pembebanan C. Sehingga, defleksi
δc yang paling besar terjadi pada titik pembebanan C tersebut.
16
2.7 Penutup
2.7.1 Kesimpulan
1. Hubungan antara beban P dengan defleksi δc adalah berbanding lurus, artinya
semakin besar beban P yang diberikan maka defleksi δc yang terjadi semakin besar.
pembebanan dilakukan mulai beban 9,81 N sampai 29,43 N memberikan defleksi
dengan nilai awal 3,46 mm dan nilai akhir 8,7 mm.
2. Modulus elastisitas rata-rata didapatkan adalah 177067,7835 N/mm².
3. Gambar distribusi tegangan pada lokasi titik pembebanan, C dapat dilihat pada
gambar 2.3 diatas. Tegangan semakin besar pada titik pembebanan C dan semakin
kecil jika menjauhi titik pembebanan C. Sehingga, defleksi δc yang paling besar
terjadi pada titik pembebanan C tersebut
2.7.2 Saran
Sebaiknya dalam menggunakan alat uji harus berhati-hati karena dapat
mempengaruhi hasil pengukuran.
17