Galam Volume V Nomor 1 Tahun 2011 Kendala Dan Upaya Meningkatkan Kenberhasilan Penanaman Di Lahan Gambut
Galam Volume V Nomor 1 Tahun 2011 Kendala Dan Upaya Meningkatkan Kenberhasilan Penanaman Di Lahan Gambut
Ringkasan
PENDAHULUAN
2
Kendala dan Upaya Meningkatkan Keberhasilan… Purwanto BS
3
Galam Volume 5 Nomor 1 April 2011: 1 - 12
agar tidak terendam sampai bagian pucuk tajuk tanaman yang dapat
mengakibatkan kematian bibit.
4
Kendala dan Upaya Meningkatkan Keberhasilan… Purwanto BS
disamping itu berguna juga untuk membuat gambut lebih padat sehingga
penjangkaran akar dalam tanah lebih kuat.
Pengelolaan air atau sering disebut tata air di lahan rawa bertujuan
bukan hanya semata-mata untuk menghindari terjadinya banjir dan genangan
yang berlebihan di musim hujan tetapi juga harus bisa menghindari kekeringan
di musim kemarau, hal ini penting disamping untuk memperpanjang musim
tanam, antara lain juga untuk menghindari bahaya kekeringan lahan sulfat
masam dan lahan gambut, mencuci garam, asam-asam organik, dan senyawa
beracun lainnya di dalam tanah, mensuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman, mencegah terjadinya penurunan permukaan tanah (subsidence)
terlalu cepat, mencegah pengeringan dan kebakaran gambut serta oksidasi
pirit dan memberikan suasana kelembaban yang ideal bagi pertumbuhan
tanaman dengan cara mengatur tinggi muka air tanah (Najiyati et al., 2005).
Barchia (2006) menyatakan bahwa tingkat kesuburan gambut dipengaruhi
oleh ketebalan lapisan gambut, komposisi tanaman penyusun gambut, tanah
mineral yang berada di lapisan bawah gambut dan dan tingkat
dekomposisinya.
5
Galam Volume 5 Nomor 1 April 2011: 1 - 12
Tabel 1. Kendala yang dihadapi pada saat penanaman dan upaya manipulasi lahan
yang dilakukan.
Kendala Akibat yang ditimbulkan Manipulusi yang dilakukan
Fisik:
Bulk density - Tanaman roboh - Pemadatan dengan alat sederhana (rooler
gambut dari drum atau batang pohon kayu) atau
rendah menggunakan escavator (di HTI).
- Lubang tanam terlalu - Pencicangan dan mencacah gambut pada
dalam bagi ukuran bibit, sekitar titik tanam
sehingga bibit tenggelam
- Pertumbuhan terganggu - Pencicangan, mencacah gambut dan
mati karena akar tidak memadatkan pada sekitar titik tanam
menyentuh gambut - Penanaman langsung dengan wadah
semai (polibag) yang dirobek bagian
bawah
Tergenang:
Genangan air - Bibit tenggelam - Penanaman menggunakan bibit tinggi >
< 50 cm - Pertumbuhan terganggu 50 cm (umur > 6 bulan)
- kematian tanaman - Penanaman langsung dengan wadah
semai (polibag) yang dibuka/dirobek
bagian bawah
- Pembuatan guludan, surjan dan parit
(pada gambut tipis)
- Pembuatan gunduk individu dengan
kayu/ papan untuk penguat dari samping
(pada gambut tebal)
Genangan air - Bibit tenggelam - Pembuatan guludan, surjan dan parit
> 50 cm - Pertumbuhan terganggu (pada gambut tipis)
(stress) - Pembuatan gunduk individu dengan
- Kematian tanaman kayu/ papan untuk penguat dari samping
(pada gambut tebal
- Pengaturan tata air (makro)
Kekeringan : - Pertumbuhan tanaman - Aplikasi mikoriza pada bibit
terganggu (stres)
- Kematian
Kimia;
pH rendah, - Pertumbuhan tanaman - Pemberian amilioran (pupuk kandang,
unsur hara terganggu (stres) abu, kapur, kompos), PMLT
rendah - Kematian - Aplikasi mikoriza pada bibit
6
Kendala dan Upaya Meningkatkan Keberhasilan… Purwanto BS
1 2 3
Bersihkan permukaan Cacah, cincang pada titik Buat lubang tanam sesuai
gambut dari vegetasi tanam agar gambut dengan ukuran polibag
/ gulma (pakis2, menjadi lebih kompak/ yang akan ditanam
kelakai) tidak terdapat rongga
4 5 6
Robek permukaan
bawah polibag
Masukkan bibit pada lobang
Padatkan gambut di sekitar
tanam yang sudah dibuat
bibit yang sudah ditanam
Gambar 1. Tahapan kegiatan penanaman di lahan gambut (Sumber : Lazuardi (2003)
7
Galam Volume 5 Nomor 1 April 2011: 1 - 12
saat ini teknologi penanaman yang dilakukan di hutan dan lahan rawa gambut
masih menggunakan cara dan pola yang dilakukan pada penanaman dengan
menggunakan wadah bibit berupa polibag. Pada umumnya penanaman
yang dilakukan di lahan gambut adalah dengan cara menanam polibag secara
langsung dengan morobek bagian bawah (Lazuardi, 2004), namun cara ini
tidak dapat diterapkan pada lahan gambut terdegradasi dan tergenang karena
bibit akan terendam, media pada bibit akan lepas dari perakaran yang
mengakibatkan bibit stres dan mudah mengalami kematian dan dari sudut
pandang ekologis cara ini dipandang tidak ramah lingkungan.
8
Kendala dan Upaya Meningkatkan Keberhasilan… Purwanto BS
Karakteristik lahan rawa gambut yang telah rusak kurang mempunyai daya
dukung untuk pertumbuhan tanaman. Kendala bagi pertumbuhan tanaman
diantaranya ketergenangan dan pH yang rendah. Menurut Rieley dan Page,
(2008) ketergenangan di lahan rawa gambut berpengaruh pada tahap awal
pertumbuhan pohon karena semai tidak dapat bertoleransi pada kondisi
tergenang yang lama pada musim penghujan.
9
Galam Volume 5 Nomor 1 April 2011: 1 - 12
Bibit ditanam
dalam media pres
media pres
Lahan gambut
PENUTUP
10
Kendala dan Upaya Meningkatkan Keberhasilan… Purwanto BS
DAFTAR PUSTAKA
Aribawa, I, B., Suping, S., Nugroho, K., dan Widjaya-Adhi, I.P,G. 1993.
Perubahan Redoks Potensial dan Kimia Tanah Guludan Pada Tanah
Sulfat Masam di Kalimantan Selatan. Pemberitaan Penelitian Tanah
dan Pupuk. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor. Hal 18 -
25.
Barchia, M,F. 2006. Gambut Agroekosistem dan Transformasi Karbon.
Gadjahmada University Press.Yogyakarta.
Boehm, H.D.V. , F. Siegert, S.H. Limin dan Jaya, A. 2003. Land use change in
Central Kalimantan over the period 1991 – 2001 including impact of
selective and illegal logging, MRP establishment and fires. TROPEAT
2002 Symposium Bali Kuta 18 – 19 Sept 2002.
Lazuardi, D. 2004. Teknik Rehabilitasi Hutan Rawa Gambut. Prosiding
Seminar Ilmiah Kesiapan Teknologi untuk Mendukung Rehabilitasi
Hutan dan Lahan Rawa Gambut di Kalimantan Tengah.
Palangkaraya, 12 Mei 2004. Hal. 29-37
Nugroho, A.W., 2009. Pengaruh Penambahan Tanah dan Bahan Organik
Terhadap Daya Hidup dan Pertumbuhan Awal Cemara Udang
Pada Gumuk Pasir Pantai Kebumen. Universitas Gadjah Mada.Tesis.
Tidak dipublikasikan
Najiyati, S., Lili Muslihat dan I Nyoman N. Suryadiputra, 2005. Panduan
Pengelolaan Lahan Gambut Untuk Pertanian Berkelanjutan . Bogor:
Wetlands International
Nishimua T.B.,. Suzuki, E., Kohyama, T., Tzuyuzaki, S. 2007. Moratlity and
Growth of Trees in Peat Swamp And Heath Forest in Central
Kalimantran after severe drought. Plant Ecol 188:165-177.
Noor, M. 2001. Pertanian Lahan Gambut. Peneribit Kanisius. Yogyakarta.
Rieley, J,O., 2007. Peatland - The Amazing Dual Ecosystem: Coexistence And
Mutual Benefit. Salisbury F.B. dan Ross C.W. 1991. Physiologi of
Plant. Fisiologi tumbuhan jilid 3. Penerbit ITB, Bandung.
11
Galam Volume 5 Nomor 1 April 2011: 1 - 12
Rieley, J., dan Page, S., 2008. The science of tropical peatlands and the central
kalimantan peatland development area. Euroconsult Mot
MacDonald. Tidak dipublikasikan.
Ritchie G. A., 1984. Assessing Seedling Quality. Forestry Nursery
Manual:Production of Bareroot Seedling. Duryea, M. L and Landis,
T.D, (eds). Forest Research Laboratory, Oregon State University.
Nishimura, T, B., and Suzuki., 2001. Allometric differentiation amoung
tropical tree seedling in heat and peat swamp forest. Journal of
Tropical Ecology. Hal 667-681.
12