Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI

Fasilitator :

Caturia sasti sulistyana, S.Kep., M.Kep

Disusun oleh :

1. Yopi Kurniawan (1711054)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN ADI HUSADA SURABAYA

2018

0
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikanhikmatsertahidayah-Nyaterutamahikmat,kesempatandankesehatan
bagi kami sehinggadapat menyelesaikan tugas mata kuliah ”KEPERAWATAN
MEDIKALBEDAH”.

Adapun tujuan dari penulis dari makalah ini adalah sebagai salah satu
metode pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi Akademi Keperawatan Adi
Husada Surabaya.

Ucapanterimakasihtidaklupakamisampaikankepadasemuapihakyang telah
membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas diantaranya:

1. Caturia sasti sulistyana, S.Kep.,M.Kep


2. Teman – teman yang telah membantu dan bekerjasama sehingga tersusun
makalahini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karenanya saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan agar selanjutnya makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Demikian akhir kata dari kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan pembelajaran khususnya dalam kehidupan sehari-hari sehingga
dapat membuka wawasan ilmu serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa
yang akan datang.

1
Daftar Isi
Kata Pengantar .......................................................................................... 1

DaftarIsi .................................................................................................... 2

Bab 1 Ringkasan

1.1 Pengertian ........................................................................................... 3


1.2 Etiologi ............................................................................................... 3
1.3 Tanda danGejala ................................................................................. 6
1.4 PemeriksaanDiagnostik. ...................................................................... 6
1.5 Pathway ............................................................................................... 8
1.6 Penatalaksanaan .................................................................................. 9
1.7 Komplikasi ........................................................................................ 11
1.8 JNC 8 LangkahPanduanHipertensi ................................................... 12

Bab 2 Asuhan Keperawatan

2.1 Pengkajian ........................................................................................ 15


2.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................... 16
2.3 IntervensiKeperawatan .................................................................... 17

Bab 3 Studi Kasus

3.1 Pengkajian ........................................................................................ 30


3.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................... 35
3.3 IntervensiKeperawatan ....................................................................37
3.4 Implementasi .................................................................................... 41
3.5 Evaluasi ............................................................................................ 47
Bab 4 Penutup
4.1 Kesimpulan ...................................................................................... 48
4.2 KritikdanSaran ................................................................................. 48
DaftarPustaka ......................................................................................... 49

2
BAB 1
RINGKASAN MATERI

1.1 PENGERTIAN

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Penyakit hipertensi merupakan
gejala peningkatan tekanan darah yang kemudian berpengaruh pada organ lain,
seperti stroke atau penyakit jantung koroner. (Ardiansyah, 2012)

Seseorang dikatakan hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi jika


pemeriksaan tekanan darah menunjukkan hasil diatas 140/90 mmHg atau lebih
dalam keadaan istirahat, dengan dua kali pemeriksaan, dan selang waktu lima
menit. Dalam hal ini, 140 atau nilai atas menunjukkan tekanan sistolik, sedangkan
90 atau nilai bawah menunjukkan tekanan diastolik. Jika pemeriksaan tekanan
darah menunjukkan hasil diatas 120/80 mmHg dalam keadaan istirahat. Hasil
tersebut sudah termasuk dalam keadaan prehipertensi.(Hariyanto & Sulistyowati,
2015)

1.2 ETIOLOGI

1. HipertensiPrimer
Hipertensiprimeradalahhiperetnsiesensialatauhipertensiyang90%
tidak diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan
dengan berkembangnya hipertensi esensial diantaranya.
a) Genetik
Individuyangmempunyairiwayatkeluargadenganhipertensi,
beresiko leih tinggi untuk terkena hipertensi daripada mereka
yang tidak ada riwayatgenetik.
b) Jenis kelamin danusia
Laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca menopause
beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi.
c) Diet

3
Konsumsi diet tinggi garam atau kandungan lemak, secara
langsung berkaitan dengan berkembangnya penyakit
hipertensi.
d) Beratbadan
Obesitas(25%lebihberatdiatasberatbadanideal)jugasering
dikaitkan dengan berkembangnyahipertensi.
e) Gayahidup
Merokok dan mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan
tekanan darah (bila gaya hidup yang tidak sehat tersebut tetap
diterapkan)

2. Hipertensi Sekunder(5-10%)
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang penyebabnya
diketahui. Beberapa gejala atau penyakit lain yang menyebabkan
hipertensi jenis ini antara lain:
a) Coarctationaorta
Penyempitan aortacongenital yang mungkin terjadi pada
beberapa tingkat aorta torasik atau aorta abdominal.
Penyempitan ini menghambat aliran darah melalui lengkung
aorta dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah di atas
area konstriksi.
b) Penyakit parenkim dan vaskularginjal
Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi,
serta perubahan struktur serta fungsi ginjal.
c) Penggunaan kontrasepsihormonal
Oral kontrasepsi yang berisi estrogen dapat menyebabkan
hipertensi melalui mekanisme renin- aldosteron-mediate
volume expansion. Dengan penghentian oral kontrasepsi,
tekanan darah kembali normal setelah beberapa bulan.
d) Gangguanendokrin

4
Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat
menyebabkan hiperetnsi sekunder. Adrenal-mediate
hypertension di sebabkan kelibahan primer aldosteron,
kortisol, dan katekolamin. Pada aldosteron primer, kelebihan
aldosteron menyebakan hipertensi dan hipokalemia.
e) Stress
Yang cendereung menyebakan kenaikan tekanan darah untuk
sementara waktu.jika stress telah berlalu, maka tekanan darah
biasanya akan kembali norma.
f) Kehamilan
g) Lukabakar
h) Peningkatan volumeintravaskular
i) Merokok
Nikotin dalam merokok dapat merangsang pelepasan
katekolamin. Peningkatan katekolamin ini mengakibatkan
iritabilitas miokardial, peningktan denyut jantung, serta
menyebabkan vasokontriksi yang kemudian meningkatkan
tekanan darah.
(Ardiansyah, 2012)

3. Klasifikasihipertensi
Sangat penting untuk mengambil TD dengan benar untuk pembacaan
yang akurat. Pembacaan tekanan darah normal adalah tekanan sistolik
dibawah 120 mmHg dan tekanan diastolik berada di bawah 80 mmHg
denganpasiendalamposisidudukdanlengandidukungtingkatjantung
(lihat Bab 21). Penangguhan prehy adalah TD sistolik 120-139 mmHg
atauTDdiastolik80sampai89mmHg.Hipertensijugadikenalsebagai
tekanan darah tinggi, adalah suatu kondisi di mana sedikitnya dua atau
lebihtanggalyangberbedaberadadiatastingkatkedaruratanhipertensi
yang lebih tinggi. Untuk informasi lebih lanjut tentanghipertensi.
Kategori dan Ukuran Tekanan Darah

5
Kategori TD Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik (mmHg) Rekomendasi Chek Up
(mmHg)

Normal <120 <80 2 tahun

Resiko hipertensi 120-139 80-89 1 tahun

Tahap 1 Hipertensi 140-159 90-99 2 bulan

Tahap 2 Hipertensi >160 >100 1 bulan

Untuk TD lebih dari


180/110 mmHg diharap
untuk melakukan perawatan
lebih lanjut

(Williams& Hopper)

1.3 TANDA DANGEJALA


Hipertensi sering tidak menyebabkan adanya tanda-tanda atau gejala
kebanyakan diketahui setelah ada pembacaanTD tinggi. Akibatnya, hipertensi
disebut sebagai "silent killer".Biasanya tidak mungkin bagi pasien untuk sadar
akan gejala TD. Dalam sejumlah kecil kasus, pasien dengan hipertensi dapat
melaporkan:
1. sakitkepala,
2. hidungberbintik-bintik,
3. kecemasan yangparah,
4. sesak napas,
(Williams &Hopper)

1.4 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Hemoglobin/hematokrit:mengkajihubungandarisel-selterhadapvolume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas,anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsiginjal.
c. Glukosa:Hiperglikemia(diabetesmelitusadalahpencetushipertensi)dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
d. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapidiuretik.

6
e. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan
hipertensi.
f. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa
(efekkardiofaskuler)
g. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi
danhipertensi.
h. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer
(penyebab).
i. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
atau adanyadiabetes.
j. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan
adanya feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan
untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilangtimbul.
k. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko
terjadinya hipertensi.
l. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme,
feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin
dapat jugameningkat.
m. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal danureter.
n. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub;
deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaranjantung.
o. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau
feokromositoma.
p. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda
dini penyakit jantunghipertensi
1.5 PATHWAY DANPATOFISIOLOGI

7
Faktor presdisposisi:
usia, gender, merokok,
stress, kurangolahraga,
genetik, alkohol, konsentrasi
garam,obesitas

HIPERTENSI
MK :

darah ↑ situasi
pembuluh darah
krisis informasi
jantung↑
struktur
aliran darah makin
cepat keseluruhan penyumbatan MK :Defisit
tidak efektif
dalam sel sudah

tidakefektif
sirkulas

vasokntriksi resistensi
pembuluh otak ↓
ginjal
MK:Perfusi
MK:Risiko
turun Perfusi efektif afterload↓
MK:Nyeri
akut
efektif
MK :
aldosteron penurunan
MK :
retensi
natrium aktivitas

MK:

8
1.6 PENATALAKSANAAN

JCN 8 merekomendasikan terapi untuk pasien dengan tekanan darah


kurang dari 150/90 mm/Hg. Bagi mereka yang berusia 60 tahun ke atas;untuk
mereka yang berusia 30 hingga 59, tujuannya adalah tekanan darah diastolik
kurangdari90mmHg;dantujuanTDkurangdari140/90mmHguntukorang dewasa
lainnya. Perawatan dapat dimulai dengan modifikasi gaya hidup dan kemudian
pertimbangan terapi obat. Untuk terapi obat awal, diuretik tiazid, penghambat
angiotensin-converting enzyme (A CE), penghambat reseptor angiotensin
(ARB), atau calcium channel blocker (CCB) direkomendasikan. Orang Afrika
Amerika harus menerima CCB atau diuretik thiazide (jika penyakit ginjal
kronis dengan proteinuria ACE inhibitor atau ARB), dan siapa pun dengan
penyakit ginjal kronis, ACE inhibitor atau ARB. Bagi mereka
denganpenyakitginjalkronisataudiabetes,tujuanTDkurangdari140/90.Jika
respontidakmencapaitujuanTD,dosisdapatditingkatkanatauobatkeduadari
kelas yang berbeda dapat ditambahkan. Pemberian obat yang aman adalah
penting, terutama untuk pasien yang lebih tua (Masalah Gerontological").

OBAT-OBATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGOBATI


HIPERTENSI

Obat Kelas/Aksi Contoh Observasi

Alfa Blockers Prazosin (Minipress) Periksa denyut jantung dan TD


terazosin (Hytrin) sebelum administrasi; menyebabkan
Blok efek sistem saraf simpatis hipotensi dan takikardia. Mengajar:
pada otot polos pembuluh darah, Bangkit perlahan-lahan
menghasilkan vasodilasi dan
penurunan tekanan darah

Combine Alpha dan Beta Caus-carvedilol (Coreg) Setiap hari 1 & O und weightPeriksa
labetalel (Normodyne) denyut jantung dan tekanan darah
Blocker sebelum terapi sebagai penyebab
bradikardia dan hipotensi. suara paru-
Memblokir reseptor alfa- paru. obat secara tiba-tiba untuk
adrenergik, penyebab-carvedilol menghindari rebound. Monitor
ing vasodilatasi dan mengurangi edema, pembesaran vena leher,
tekanan otak menurun respon saraf Pengajaran Naik perlahan. Jangan
simpatik, mengakibatkan hentikan pertension, angina, atau
penurunan denyut jantung dan disritmia
kontraktilitas

9
Central-Acting Alpha2Agonist Clonidine (Catapres) Periksa penurunan TD dan edema.
guanfacine HCI (Tenex) Sarankan permen karet atau
Blok efek sistem saraf simpatik permen keras untuk mulut kering
terpusat.

Angiotensin-Converting Enzyme Benazepril HCI (Lotensin) Pasien monitur untuk edema dengan
(ACE) Inhibitor Menghalangi captopril (Capoten) HF menurunkan tekanan darah
produksi angiotensin II, paent enalapril (Vasotec) dengan hipertensi dan batuk onset
VISOconstrictor. Mengurangi fosinopril (Monopril) baru Pengajaran Naik perlahan
resistensi arteri perifer dan TD lisinopril (Prinivil, Zestril) Katakan untuk melaporkan batuk
moexipril (Univasc) onset baru. Gunakan tabir suryauntuk
perindopril (Aceon) mencegah fotosensitifitas Jangan
quinspril (Accupril) berhenti tiba-tiba untuk avaid
ramipril (Altace rebound hipertensi, angina atau
trandolapril (Mavik) dysrhythmias

Antagonis Reseptor Angiotensin Candesartan (Atecand) Pantau pasien untuk edema dengan
II eprosartan (Teveten) HF dan penurunan tekanan darah
irbesartan (Avapro) dengan hipertensi. batuk.
Memblok reseptor angiotensin II, losartan (Cozaar) fotosensitifitas. Mengajar: Katakan
menyebabkan asodilasi dan reduksi olmesartan (Benicar) untuk melaporkan onset baru
pada TD telmisartan (Micardis) Gunakan tabir surya untuk mencegah
valsartan (Diovan)

Aldosterone Receptor Antagonist Eplerenone (Inspra) Monitor potasium untuk hiperkalemia


sebelum dan selama terapi
Menghalangi aldosterone di situs
reseptor untuk mengurangi ion
sodium reabsorpsi dan kemudian
TD

Calcium Channel Blockers Amlodipine (Norvasc) Periksa TD untuk hipotensi, denyut


Mencegah pergerakan kalsium diltiazem (Cardizem) jantung, disritmia, angina. Dapat
ekstraseluler ke dalam sel yang felodipine (Plendil) meningkatkan kadar digoxin dalam
vasodilatasi isradipine (dynacirc) darah.
nicardipine HCI (Cardene,
Cardene SR) nifedipine
(Procardia) nisoldipine
(Sular) verapamil (Calan
SR. Isoptin SR)

Vasodilator Langsung Hydralazine (Apresoline) Monitor TD untuk hipotensi /


minoxidil (Loniten) hipertensi dan meningkatkan denyut
Bersantai lancar otot-otot jantung. Mengobati sakit kepala
pembuluh darah, menyebabkan dengan acetaminophen. Sering
vasodilatasi dan menurunkan diberikan dengan diuretik untuk
tekanan darah mengurangi edema akibat retensi air
dan natrium

10
Combination Agents Hyzaar cozaar + hctz
micardis hct micardis +
Lihat individu agen untuk beraksi. hctz

(Williams & Hopper)

1.7 KOMPLIKASI

Komplikasi umum hipertensi termasuk penyakit :

a) Arterikoroner,
b) Aterosklerosis,
c) Infarkmiokard,
d) Gagaljantung,
e) Stroke,dan
f) Kerusakan ginjal ataumata.

Tingkat keparahan dan durasi peningkatan tekanan darah menentukan


tingkat perubahan vaskular yang menyebabkan kerusakan organ. Tingkat TD
tinggi juga dapat meningkatkan ukuran ventrikel kiri, disebut sebagai
hipertrofi. Seiring waktu TD meningkat kerusakan pembuluh kecil jantung,
otak, kidnys, dan retina. Hasilnya adalah gangguan fungsional organ-organ ini
secara progresif, yang dikenal sebagai penyakit target-organ.

(Williams & Hopper)

11
1.8 JNC 8 Langkah PanduanHipertensi

menurunkanTDsesuaidenganlangkahtertentu

Populasi umum

Usia <60 thn

Me micuthiazide, Memicuthiazide
EI,ARB,CCB, /CCB, sendiriatau
ndiri/gabungan gabungan

Target tekanan darah?

Tidak

Target tekanan darah?


Tidak

obatan agarmaksimal

Ya
Target tekanan darah?
pantau
Tidak

obatan agarmaksimal

12
Strategi Deskripsi
Pilihanobat awal untuk hipertensi A Mulailah dari 1 obat, titrasi dengan dosis maks, dan
kemudian tambahkan obat ke 2
 ACE inhibitor(ACEI)
 Angiotensin Receptor Blocker B Mulailah dari 1 obat, lalu tambahkan obat ke 2
(ARB) sebelum mencapai dosis maks obat ke 1
 Tiazidediuretic
 Calcium Channel Blocker C Mulai dengan 2 obat di waktu yang sama, sebagai pil
(CCB) terpisah/kombinasi.terapi kombinasi awal dianjurkan
jika tTD >20/10 mmHg diatas target

Perubahan Gaya Hidup:

 Penghentanmerokok
 Kontrol glukosa darah danlemak
 Diet
 Makan sehat (Diet DASH)
 Mengurangi konsumsialkohol
 Membatasi asupan natrium tidak lebih
dari 2,400mg/hari
 Aktivitasfisisk
 Aktivitas sedang hingga berat 3-4 hari/
minggu, rata-rata 40 menit persesi

Indikasi Wajib

Indikasi Pilihan Perwatan Perawatan Hipertensi


Gagal antung ACEI/ARB + BB + diuretik +
spironolactone
Pot-MI/ CAD ACEI/ARB + BB

CAD ACEI, BB, diuretik, CCb


Beta 1 Selective Beta-blocker –
Diabetes ACEI/ARB, CCB, diuretik mungkin lebih aman pada pasien
CKD ACEI/ARB dengan COPD, asma, diabetes, dan
penyakit vaskular perifer:
Pencegahan ACEI, diuretik Ebisoprolol
stroke kambuh Metoprolar
Betaxolol
Kehamilan Labetolol (awalan), nifedipine, Acebutolol
methyldopa

13
Obat Kelas Agen Pilihan Komentar

Diuretik HCTZ 12.5-50mg, chlorthalidone 12.5- Monitor untuk hipokalemia


25mg, indapamide 1.25-2.5mg
triamterene 100mg Kebanyakan SE adalah metabolik di alam

K + sparing-spironolactone 25-50mg, Palingefektifbiladikombinasikandengan


amiloride 5-10mg, triamterene 100mg ACEI

furosemide20-80mgduakalisehari, Buktiklinisyanglebihkuatdengan
torsemide10-40mg chlorthalidone

Spironolactone ginekomastia dan


hiperkalemia

DiuretikloopmungkindiperlukanketikaGFR
<40mL / min

ACEI / ARB ACEI: lisinopril, benazapril, fosinopril SE: Batuk (hanya ACEI), angioedema (lebih
dan quinapril 10-40mg, ramipril 5- banyak dengan ACEI), hyperkalemia
10mg, trandolapril 2-8mg
Losartanmenurunkankadarasamurat;
ARB: candesartan 8-32mg, valsartan candesartan dapat mencegah sakit kepala
80-320mg, losartan 50-100mg, migrain.
olmesartan 20-40mg, telmisartan 20-
80mg

Beta-Blocker metoprolol suksinat 50-100mg dan Bukanlinipertamaagen-cadanganuntuk


tartrat 50-100mg dua kali sehari, pasca-MI /CHF.
nebivolol 5-10mg, propranolol 40-
120mgduakalisehari,carvedilol6,25- Penyebabkelelahandanpenurunandenyut
25mg dua kali sehari, bisoprolol 5- jantung,
10mg,labetalol100-300mgduakali
sehari, mempengaruhi glukosa; kesadaran
hipoglikemik

Calcium Dihydropyridines: amlodipine 5-10ng, Penyebab edema; dihydropyridines mungkin


Channel nifedipine ER 30-90mg , aman dikombinasikan dengan B-blocker
Blocker
Non-dihydropyridines: diltiazem ER Non-dihydropyridines mengurangi denyut
180-360mg,verapamil80-120mg3kali jantung dan proteinuria
sehariatauER240-480mg

Vasodilator hydralazine25-100mgduakalisehari, Hydralazine dan minoxidil dapat


minoxidil5-10mg menyebabkanreflekstakikardiadanretensi
cairan-biasanya memerlukan diuretik + B-
terazosin 1-5mg, doxazosin 1-4mg blocker
diberikan pada waktu tidur
Alpha-blockerdapatmenyebabkanhipotensi
ortostatik

Centrally- clonidine0,1-0,2mgduakalisehari, Clonidine tersedia dalam formulasi patch


acting methyldopa250-500mgduakalisehari mingguan untuk hipertensi resisten
Agents
guanfacine 1-3mg

14
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian
1. Identitasklien
menurut Kaplan Hipertensi menurut usia dan jenis kelamin pria yang
berusia <45 tahun dinyatakan hipertensi bila tekanan darah pada saat
berbaring 130/90mmH atau lebih pada usia >45 tahun hipertensi bila
tekanan darah 145/95mmH atau lebih. Pada wanita dikatakan hipertensi bila
tekanan darah 160/95 mmHg /lebih.
2. KeluhanUtama
Yang dirasakan klien pada umunya sering mengeluh pusing, sesak
nafas.
3. Riwayatkesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang
Kronologis terjadinya penyakit sekaranag, keluhan yang dirasakan
klien hingga klien MRS yaitu pusing, sesaknafas, sukar tidur,rasa berat
ditengkuk.

 Riwayat kesehatandahulu
Biasanya sebelum penyakit ini timbul penderita mempunyai Hipertensi

 Riwayat keseh atankeluarga


DidapatkanriwayatpenyakitHipertensi/DMbaikdarigarisketurunan ayah
maupun ibu

4. Pola-pola fungsikesehatan
 Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Perubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan sehingga dapat
menimbulkan perawatan diri, darah rendah garam, membatasi konsumsi
makanan yang manis di anjurkan olahraga.

 Pola nutrisi dan metabolisme

15
Akan terjadi gangguan nutrisi karena Anorexia, mual / muntah

 Pola eliminasi
Klien akan menunjukkan adanya penurunan laju filtrasi glomerulus atau
menurunnya curah jantung / meningkatkan produksi ADH dan retensi
Na/air sehingga menyebabkan penurunan jumlah urine dan juga
menimbulkan diare /konstipasi

 Pola aktifitas dan latihan


Pada kasus ini akan terjadi keletihan / kelemahan terus-menerus
sepanjang hari, insomnia, nyeri dada, pusing, sesak nafas pada, nyeri
pada tengkuk kepala.

 Pola persepsi dan konsepdini


Klien tidak dapat menjalankan tugasnya sehari=hari yang disebabkan
oleh karena perawatan yang lama

 Pola sensori dan kognitif


Kurangnya pengetahuan akan menyebabkan kejian berulang lagi

 Pola reproduksi dan sexual


Tidak terjadi gangguan

 Pola hubungan peran


Dengan adanya perawatan yang lama maka akan terjadi hambatan
dalam menjalankan perannya seprti semula

 Pola penanggulangan stress


Bagaimana cara klien mengatasi masalahnya

 Pola tata nilai dan kepercayaan


Pada pasien-pasien yang mengalami sakit berat akan lebih banyak
bedoa

5. Pemeriksaanfisik
 Status KesehatanUmum

16
Akan terjadi sesak nafas akibat terjadi kegagalan jantung memompa O2
ke seluruh tubuh

 SistemRespirasi
Akan ditemukan adanya edema paru, dyspnea saat aktifitas, tidur
dengan 2 bantal batuk dengan / tanpa sputu, ada ronchii

 SistemKariovaskuler
- Inspeksi : Ada pergerakan yang tertinggaltidak

- Partasi : Di dapatkan peningkatan tekanan vena jugularis,


asites.Hepatomegali

- Perkusi : Ada tidaknya suararedup

- Auskultas : Ada tidaknya bunyi S3, S4. sering murmur, irama


derapariumkanan

 SistemGIT
Adanya anorexia, mual, muntah, kembung

 SistemPeryaratan
Ditemukanadanyanyerikepala,nyeripadatengkukkepala,kelemahan,
disorentasi dan mudahtersinggung

 Sistem GenitaUrinario
Terjadi penurunan berkemih, konstipasi

A. Aktivitas/Istirahat
 Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidupmonoton.
 Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,takipnea.
B. Sirkulasi
Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan
penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi,perspirasi.

17
Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi,
murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin
(vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
C. IntegritasEgo
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multiple(hubungan,
keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda :Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan
meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
D. Eliminasi
Gejala:Gangguanginjalsaatiniatau(sepertiobstruksiatauriwayatpenyakitginjal pada
masa yanglalu).
F. Makanan/cairan
Gejala: Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta
kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun)
Riwayat penggunaandiuretik
Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
G. Neurosensori
Genjala:Keluhanpening/pusing,sakitkepala,subojksipital(terjadisaatbangundan
menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses
pikir, penurunan keuatan genggaman tangan.
H. Nyeri/ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.
I. Pernafasan
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari aktivitas /kerja takipnea,ortopnea,dispnea,
batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan buny inafas
tambahan (krakties/mengi), sianosis.
J. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural

18
2.2 DiagnosaKeperawatan
 Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan aliran arteri dan atau vena
 Penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi jantung
 Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
 Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis (inflamasi)
 hipovolemia b.d kekurangan intake cairan
 koping tidak efektif b.d ketidakadekuatan strategi koping
 Defisit Pengetahuan b.d ketidaktahuan menemukan sumber informasi

2.3 IntervesiKeperawatan
Diagnosa keperawatan : Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan aliran arteri dan atau vena
Tindakan/intervensi Rasional
Observasi
Periksa sirkulasi perifer (mis, nadi Untuk mengetahui tanda gejala yang
perifer,edema, suhu) ada pada pasien
Identifikasi faktor risiko gangguan Untuk mengetahui faktor risiko yang
sirkulasi mempengaruhi kesehatan pasien
Terapeutik
Hindari pemasangan infus atau Agar pembuluh darah tidak pecah
pengambilandarahdiareaketerbatasan
perfusi
Hindari pengukuran tekanan darah Agar pasien merasa nyaman
pada ekstremitas denganketerbatasan
perfusi
Edukasi
Anjurkan olahraga rutin Agar aliran darah menjadi normal
Anjurkan minum obat pengontrol Untuk membantu mengontrol tekanan
tekanan darah secara teratur darah pasien
Informasikan tanda gejala darurat yang Untuk memantau keadaan pasien
harus dilaporkan (mis, rasa sakit yang apabila terdapat tanda dan gejala
tidak bisa hilang saat istirahat, luka darurat
tidak sembuh, hilangnya rasa)

19
Diagnosa keperawatan : Penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi jantung
Tindakan/intervensi Rasional

Observasi

Identifikasi tanda/gejala primer penurunan Dapat mengetahui tanda dan gejala adanya
curah jantung ( dyspnea, kelelahan, edema) penurunan curah jantung

Identifikasi tanda/gejala sekunder Dapat mengidentifikasi gagal jantung,


penurunan curah jantung ( peningkatan kerusakan ginjal atau vascular
berat badan, hepatomegaly )

Monitor tekanan darah Untuk memonitor tekanan darah klien

Monitor intake output cairan Adanya pucat, dingin. kulit lembab dan
masa pemakaian kapiler lambat mungkin
dengan vasokonstriksi atau
mencerminkan dekompensasi /penurunan
curahjantung

Monitor EKG Untuk memonitor curah jantung klien

Terapeutik

Sediakan lingkungan yang kondusif untuk Membantu untuk menurunkan rangsang


beristirahat dan pemulihan simpatis. meningkatkan relaksasi.

Berikan oksigen untuk mempertahankan Untuk memenuhi kebutuhan o2


saturasi oksigen >94%

Pertahankan tirah baring minimal 12 jam Mengurangi ketidaknyamanan dan dapat


menurunkan rangsang simpatis.

Anjurkan teknik relaksasi, panduan Dapat menurunkan rangsangan yang


imajinasi, aktivitas pengalihan menimbulkan stres, membuat efek tenang,
sehingga akan menurunkan TD

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian antiplatelet, jika Untuk mencegah tingkat tekanan darah


perlu tinggi

Kolaborasi pemberian antiangia Agar tidak terjadi penyempitan pada


( nitroglisering, beta blocker) jantung

Kolaborasi pencegahan thrombus dengan Untuk mencegah thrombus


antikolagen

20
Diagnosa keperawatan : Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Observasi

Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang Dapat mengetahui jika ada gangguan
mengakibatkan kelelahan pada fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan

Monitor lokasi dan ketidaknyamanan Dapat mengetahui adanya


selama akivitas ketidaknyamanan pasien saat melakukan
aktivitas

Terapetutik

Sediakan lingkungan nyaman dan untuk memenuhui kenyamanan klien


rendah stimulus aktivitas ( cahaya, saat beristirahat

suara, kunjungan )
Lakukan rentang gerak pasif atau aktif Dapat melatih rentang gerak pasif atau
aktif klien
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang Untuk memenuhi kebutuhanenergy
cara meningkatkan asupan makanan klien dari asupan makanan ahli gizi

Diagnosa keperawatan: Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis (inflamasi)


INTERVENSI/KOLABORASI RASIONAL

Observasi

Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Dapat mengetahui lokasi, dan kualitas


frekuensi, kualitas, intensitas nyeri nyeri pada tubuh pasien

Identifikasi faktor yang memperberat dan Dapat mengetahui faktor penyebab yang
memperingan nyeri memperberat dan memperingan nyeri

Terapeutik

kontrol lingkungan yang memperberat rasa Dapat meningkatkan relaxasi klien saat
nyeri ( suhu ruangan, pencahayaan, istirahat
kebisingan )

21
Berikan tehnik non farmakologis untuk Dapat mengontrol rasa nyeri yang
mengurangi nyeri ( hypnosis, terapi music, dirasakan klien
kompres hangat/dingin )

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu Dapat mengontrol skala nyeri yang
diarasakan klien

Diagnosa keperawatan: hipovolemia b.d kekurangan intake cairan


TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Observasi

Periksa tanda gejala hipovolemia (mis Untuk mengetahui tanda gejala


frekuensi nadi meningkat,nadi teraba hipovolemia yang terjadi pada pasien
lemah, tekanan darah menurun, tugor kulit
menurun, membran mukosa kering,
volume urine menurun, haus, lemah)

Monitor intake output cairan Untuk mengetahui balance cairan pada


pasien

Terapeutik

Hitung kebutuhan cairan Untuk mengetahui kebutuhan cairan


pasien

Berikan posisi modified Trendelemburg Untuk melancarkan peredaran darah ke


otak

Berikan asupan cairan oral Agar pasien tidak mengalami dehidrasi

Edukasi

Anjurkan memperbanyak asupan cairan Agar pasien tidak mengalami dehidrasi


oral

Anjurkan menghindari perubahan posisi Agar tidak terjadi sesak pada pasien
mendadak

Kolaborasi

Kolaborasi dengan dokter untuk Untuk membantu proses penyembuhan


pemberian terapi pasien

22
Diagnosa keperawatan: koping tidak efektif b.d ketidakadekuatan strategi koping
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Observasi

Identifikasi presepsi mengenai masalah Membantu pasien menemukan


dan informasi yang memicu konflik masalah/konflik yang terjadi

Identifikasi peran yang ada dalam Membantu memberikan keluarga untuk


keluarga berpendapat

Terapeutik

Diskusi kelebihan dan kekuarangan dari Membantu mencari solusi yang tepat
setiap solusi untuk setiap masalah

Motivasi mengungkapkan tujuan Agar pasien paham tentang tindakan yang


perawatan yang diharapkan akan dilakukan oleh perawat/ tenaga
kesehatan lainnya

Hormati hak pasien untuk menerima atau Untuk memberikan pasien kesempatan
menolak informasi untuk bebas berpendapat

Edukasi

Berikan informasi yang diminta pasien Agar pasien tau tentas konisinya

Kolaborasi
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain Untuk membatu proses penyembuhan
dalam memfasilitasi pengambilan
keputusan

Diagnosa keperawatan: Defisit Pengetahuan b.d ketidaktahuan menemukan sumber informasi

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Observasi

Identifikasi kesiapan dan kemampuan Mengetahui kesiapan pasiean


menerima informasi mendapatkan informasi

Identifikasi faktor-faktor yang dapat Untuk mengetahui penyebab yang bisa


meningkatkan dan menurunkan motivasi menurunkan perilaku pasien
perilaku hidup bersih dan sehat

Terapeutik

Sediakan materi dan media pendidikan Agar pasien terpapar informasi yang
kesehatan belum diketahui

23
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai Untuk menambah pengetahuan pasien
kesepakatan

Berikan kesempatan untuk bertanya Membantu membaritahu apa yang belum


dipahami pasien

Edukasi

Jelaskan faktor risiko yang dapat Agar pasien paham dan mengerti
mempengaruhi kesehatan

Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat Agar pasien terbiasa menerapkan PHBS

24
BAB 3
Studi Kasus

3.1 Pengkajian

3.1.1 Identitas Pasien

Nama :Ny.L
Umur : 61thn
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal MKS : 5-5-2014 Jam:18.00
No register diagnosa medis : Hipertensi
Tanggal pengkajian : 7-5-2014 Jam: 07.30

25
3.1.2KeluhenUtama :

Pasien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak, badan terasa lemas dan kaki
sebelah kanan terasa sakit bila diangkat

1. Riwayat kesehatan sekarang tanggal 4-5-2014 pasien mengatakan nafas


sesak pada jam 23.00 oleh keluarga dibawa ke rumah sakit soewandi di beri
oksigen dan obat lupanamanya dianjurkan pulang Tanggal 5-5-2014jam
15.00 pasien masih sesak, batuk keluar dahak dan pusing oleh keluarga
dibawa ke UGD RSAH Uncaan dianjurkan rawat inap.

2. Riwayat penyakit dahulu Pasien mengatakan makanan.mempunyai riwayat


hipertensi sejak 3 tahun biasa minum obat beta one 5mg 1xs tab, tidak rutin
kontrol tidak ada alergi obat dan klien diet. Pasien juga mempunyairiwayat
jantung scjak 3 tahun biasa minum obat asetan 1x1 tab,tidak rutin
kontrol,obat di dapat darırumah.
3. Riwayat keluarga: Pasien mergatakan tidak ada yang mempunyairiwayat
hipertensi DM,dan penyakitjantung

Genogram
Gambar Genogram
= pasien
= Perempuan
= Laki-laki
= Meninggal Laki-laki

4 Kebutuhan dasar
a. Aktivitas/istirahat:
DS: Pasien mengatakan badannya lemas, semalam bisa tidur posisi kepala
lebih tinggi, masih sesak saat posisi duduk
Do: Pasien hanya beraktivitas di tempat tidur semi fowler, tampak lemas,
posisi tidur semifowle, tampak menggunakan alat bantu nafas 02 nasal 3

26
liter, pada saat aktivitas duduk pernafasaan 22x/mnt,tidak ada pergerakan
cuping hidung
b. Sirkulasi
DS: Pasien mengatakan mempuryai riwayat hipertersi dan jantung selama
3 tahun
DO: klien tidak pucat, korjungtiva tak anemis, perfusi hangat
TD: 140/80 mmhg, S : 36°C, N:64 xmnt, RR : 20 x/mnt, GCS
E4V5M6 ,EKG:irama sinus 85 x/mnt , Pupil isokor 3/3 reaksi+/+ CRT: 2
detik
c. Intergritas ego:
DS: Pasien mengatakan bosen dan jenuh di rawat rs, px bergantung pada
keluaga/ perawat saat melakırkan aktifitas seperti BAK, dan seka
DO: Pasien kooperatif setiap tindakan yang dilakukan perawat dan tidak
mudah tersinggung
d. Eliminasi:
DS: Pasien mengatakan bisa BAK spontan dan belum BAB selama 3
hari,selama dirumah BAB tian bari
DO: Urin= 300cc warna kuning, bau amoniak, tidak ada nyeri tekan pada
supra pubis, Teraba massa pada ahdomen kiri bawah, BU agak menurun
tidak ada nyeri tekan
e. Makan /cairan
DS: Pasien mengatakan makan dan minum
DO: Tugor kulit elastis, makan klien 1/3 porsi buhur dan mie soa, tidak
mual tidak muntah, minum air putih 1 gelas air putih, memakai infus 500
Rl / 24 jam- 8 tts / mnt
f. Neurosensorik
DS: Pasien tidak pusing, kaki kanan terasa sakit saat di gerakkan tidak ada
rasa sakit danbengkak.

DO: pefusi hangat, GCS E4 V5 M6


Kaki sebelah kanan dan kiri odema

27
untuk bergerak lebih banyak klien dapat bekerja pada ekstremitas kaki
kanan. Tonus otot normal.
g. Hygiene
DS Pasien mengatakan tidak bisa merawat tubuh sendiri
DO: Pasien tampak bergantung pada perawat /keluarga untuk memenuhi
ADLnya, penapilan tampak bersih
h. Pernapasan:
DS: Pasien mergtakan sesak napas, batuk keluar dahak
DO: Posisi tidur semi fowler, Pasien pakai oksigen nasal 3 liter ada suara
ronchi kanan kanan (+) kiri (+) Whezing kanan (+) kiri (+), RR 20x / mnt
saat tidur, RR. 22x/mnt saat aktifitas duduk, sputum warna hijau kental,
bau anyir.
i. Keamanan
DS: Pasien mengatakan tidak pernah jatuh, dapat mika-miki secana
perlahanm
DO: Dampingan tempat tidur selalu tertutup, kulit tidak tampak
kemerahan
j. Pembelajaran /penyuluhan
DS: Pasien mengatakan tidak tau pengertian, penyebab, dan pengobatan
hipertensi
DO: Pasien tidak bisa menyebutkan, batas normal, penyebab, pengobatan,
dan telihat bingung

1. Pemeriksaanlaboratorium

Tabel 3.1 HasilLabotarium

Tanggal Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

29-4-2014 Hemoglobin 13,9 g/Dl 12-16

Leukosit 12,66 103/uL 4,8-10,8

LED jam I 60 Mm/jam <20

Kalium 3,41 mMol/L 3,5-5,5

6-5-2014 Uric Acid 7,38 Mg/dl 2,6-6

28
Glukosa 2 jam PP 94 Mg/dl <140

Cholesterol 145 Mg/dl <200

Trigliserida 105 Mg/dl <150

Tanggal 5-5-2014

Pemeriksaan Thorax AP

Cor: kesan thorax membesar, Pulmo: tidak tampak kelainan, Sinus phrenicocostalis kanan
berselubung, suspect minimal Pleura kanan, kiri tertutup jantung, tulang-tulang dinding
thorax tidak tampak kelainan

Tanggal 5-5-2014

Hasil ECG Normal EKG Irama Sinus/85x/mnt

2. Terapiobat

Tabel 3.2 Obat Oral

Nam Obat Frekuensi Golongan Indikasi

Blopress 9 mg/ 1-0-0 Diuretik Hipertensi (menstabilkan tekanan


tablet darah tinggi) dan gagal jantung

Spirola 25 mg / 1-0-0 Vasodilator Perifer Hipertensi primer, edema seperti


tablet dan aktivator gagal jantung, asitas, hipokalemia
selebralasitas

Lasix 20 mg / amp 3x1 Diuretik Terapi tabahan pada edema akut


dan hipertensi

29
Pulmicort 0.25 mg 3x1 Ketokanazol dan Asma bronkial
/ Respules itrakanazol

Ventolin 2,5 ml/ 3x1 Salbutamol Meredakan bronkospasme berat


amp yang berhubungan dengan
asma/bronkitis

Bisolvon 50 ml 3x2 Antibiotik Bisolvon bekerja sebagai


mukolitik untuk meredakan batuk
berdahak

Soperam 1 gr/ vial 2x1 Sefalosporin Infeksi saluran nafas atas dan
bawah, isk, infeksi intra
abdominal

3.2 Diagnosakeperawatan
A. AnalisisData

Tabel 3.4 Analisa Data

Data Problem Etiologi

Subyektif: Risti penurunan curah Risiko tinggi terhadap


jantung peningkatan afterload
Pasien mengatakan kaki
sebelah kanan terasa sakit
dan bengkak

Obyektif:

Pasien hanya beraktivitas di


tempat tidur, kaki sebelah
kanan dan kiri odeme

30
Obs TTV :

TD: 140/80 mmhg,


S : 36°C, N:64
x/mnt, RR : 20
x/mnt,EKG:irama
sinus 85 x/mnt,
CRT: 2 detik

Subyektif: Besihan jalan nafas tidak Penumpukan sekret


efektif
Pasien mengeluh sesak nafas,
batuk keluar dahak

Obyektif:

Posisi semifowler, adamya


suara nafas tambahan ronchi
kanan kanan (+) kiri (+)
Whezing kanan (+) kiri (+),
terpasang oksigen nasal 3
lpm, batuk dan mengeluarkan
sputum warna hijau kental
bau anyir, saturasi O2 98%

Subyektif: Intoleransi aktivitas Ketidakseimbangan


kebutuhan suplai
Pasien mengatakan badannya oksigen
lemas, sesak saat beraktifitas
duduk

Obyektif:

Pasien tampak lelah hanya


beraktivitas di tempat tidur,
pernafasan 20x/menit, pada
saat aktivitas duduk
pernafasan 22x/menit, pasien
memakai oksigen nassal
3lpm, saturasi 98%.

Subyektif: Kurang Kurang pengetahuan/daya


pengetahuan(kebutuhan ingat
Pasien mengatakan belajar) mengenai kondisi
rencana pengobatan
Tidak tahu pengertian,
penyebab, dan pengobatan
dari hipertensi.

31
Obyektif:

Pasien tidak bisa


menyebutkan pengertian,
batas normal, TD, penyebab,
pengobatan hipertensi, dan
pasien terlihat bingung.

2.2.2 Diagnosa keperwatan


1. Risiko tinggi penurunan curah jantung b/d risiko tinggiterhadap
peningkatanafterload
No. dx : D.0008
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara kebutuhansupplay
oksigen.
No. dx : D.0056
3. Bersihan jalannafas tidak efektif b/d penumpukan secret.
No. dx :D.0001
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisirencana
pengobatan b/d kurang pengetahuan atau dayaingat.
No. dx : D.0111

3.3 IntervensiKeperawatan

3.3.1 Prioritas Diagnosa

Rencana keperawatan dibuat 3 berdasarkan prioritas

1. Risti penurunan Curah jantung b/d resiko tinggi terhadappeningkatan


Afterloadvasokontriksi

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai


02

3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukansecret

1. Risti penurunan Curah jantung bid resiko tinggi terhadap peningkatan Afterload
vasokontriksi

32
Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam

Kriteria hasil:

a. Klien dapat beristirahat dengantenang

b. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD

c. Mempertahankan TD dalam batasnormal

d. Irama dan frekuensi jantung stabil dalam batas normal (80-100 x / menit dan
reguler)

Intervensi

a) Observasi tanda-tanda vital tiap hari terutama tekanandarah


R: Perbandingan dari tekanan yang meningkat adalah gambaran dari
keterlibatan vaskuler
b) Observasi warna kulit, kelembapan dansuhu
R: hal-hal tersebut meagidentifikasikan adanya dekompensasi penurunan
curah jantung
c) Catat adanya edema amum/tertentu
R: dapat mengidentifikasikan gagal jantung, kerusakan ginjal dan vaskuler
d) Beri posisi yang nyaman meninggikan kepala tenpattidur
R: penurunan resiko peningkatanintrakranial
e) Anjurkan teknik relaksasi tarık napas dalam,paduan imajinasi, aktivitas
pengalihan
R: memberikan kenyamanan dan memaksimalkan ekspansi paru
f) Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasiDiuretik(Lasix
20mg) iv (Blupres 9ng) oal oral, vasodilator perifer (spirola 25mg)obat
oral
R: mengurangi beban jantung

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai02

33
Tujuan: Intoleransi aktivitas dapat teratası setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3x24 jam

Kriteria hasil:

a. Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yarg dapatdiukur

b. Dapat bernafas dengan efektif tidak menggunakan alat bantunafas

c. Berpartisipasi dalam aktifitas yangdiinginkan/diperlukan.

d Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktifitas yang dapat diukur

e. Mempertahankan TD dalam batasnormal

Intervensi:

a) Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas secara bertahap


R: Masalah intoleransi aktivitas klien dapatteratasi
b) jelaskan dan latih klien untuk teknik relaksasi dengan iuspirasiabdomen
secara dalam dan ekspirasi secaraperlahan-lahan.
R: Inspirasi dan ekspirasi secara dalam dapat memhantn klien untuk
merelaksasi pernafasan
c) intruksikan teknik penghematan energi menggunakan kursi saat mandi,
duduk, lakukan aktifitas denganperlahan
R: Dapat mengurangi penggunaan energi dan membantu
keseimbanganantara suplai dan kebutuhan O2
d) Obs TTV nomal: T: 110 / 80-120 / 80 mmhg N: 60-100x / mnt
S: 36-37 °c RR: 16-20x /mnt
Klien tidak serasi, tidak ada suaratambahan
R: obs TTV berguna untuk mengetahui perkembangan dan nilai kondisi
umum
e) Kaloborasi dengan dokter oksigen hidung 3 liter
R: membantu meringankanpernafasan

3. Bersihan jalan nafas tidak efektif dengan Penumpukansekret

34
Tujuan: bersihan jalan nafas tidak efektif setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 3x24 jam.
Hasil pemeriksaan:
a. Menunjukkan jalan nafas paten(bersih)
b. Suara nafas normal, dengan tidak adanya suaramengi
c. Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafas misalnya batukefektif
d. Tidak ada penggunaan obat bantupernafasan

Intervensi:

a) Berikan posisi semifowler

R: membantu memaksimalkan ekspansi paru

b) ajarkan untuk nafas dalamı dan batukefektif

R: Latihan nafas dalam bentuk efektif dilakukan agar mudah mengeluerkaı sekret

c) Beri oksigen sesuaiindikasi

R: Membantu pemenuhan oksigen.

c) Mengobservaasi tanda tanda vital

R: Observasi tanda-anda vital berguna untuk mengetahui perkembangan dan


menilai keadaan umum

e) Memberikan minuman hangat seperti susu, air putih

R: Membantu mengencerkandahak.

f) Kolaborasi pemberian nebilizer dengan ventolin, bisolvon, dan pulmicort

R: Membantu meredakan batuk terdahak dan mengecerkan dahak

35
2.3 Implementasi
Tabel Implementasi

Tgl/Jam No. Tindakan Respon Nama


Diagnosa perawat

7-5-2014

08.35 D.0008 Mengobservasi keluhan Pasien mengatakan sesak Lely ana


pasien nafas, batuk mengeluarkan
D.0056 dahak, badan lemas, kaki
sebelah kanan terasa sakit
D.0001
saat diangkat

08.35 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 140/80 mmHg S = Lely ana


36,2oC N = 78x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

36
D.0001

08.45 D.0008 Memberikan injeksi Pasien kooperatif, obat Lely ana


Lsix 20mg (IV) masuk tidak ada reaksi alergi

08.48 D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk, pasien dapat Lely ana
dengan fentolin 2,5 ml, batuk efektif dan
bisolvon 50 ml dan mengeluarkan dahak
pulmicart 1 gr

09.05 D.0001 Memberikan obat oral, Obat sudah diminum, tak Lely ana
Biopres 8 mg, spirola 25 muntah tidak ada reaksi
mg alergi

10.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 136/76 mmHg S = Lely ana


36,7oC N = 84x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

12.30 Menanyakan makan dan Makan bubur dan mie soa 1/3 Lely ana
minum porsi minum 250 cc,
makanan dan minuman
masuk tak mual tak muntah

13.00 D.0056 Membantu memandikan Kulit bersih tidak ada lesi Lely ana
pasien

15.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 135/85 mmHg S = Zr ririn


36,4oC N = 84x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%
D.0001

16.00 D.0001 Memberikan Nebulizer Obat masuk, pasien dapat Zr ririn


dengan ventolin 2,5 ml, batuk efektif
Pulmicort 1 gr, bisolvon
50ml

17.35 D.0008 Memberikan injeksi Obat tidak masuk tidak ada Zr ririn
lasix 20mg (IV) alergi

20.30 D.0056 Memotivasi pasien Pasien kooperatif, tidur Zr ririn


untuk istirahat tidur dengan posisi semifowler

22.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 155/80 mmHg S = Zr ririn


36,2oC N = 84x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

37
24.00 D.0008 Memberikan injeksi Pasien kooperatif, obat Zr Novita
lasik 20 mg(IV) masuk tidak ada reaksi alergi

D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk, pasien batuk


dengan ventolin 1,5 ml, efektf dan mengeluarkan
Pulmicort 1 gr, bisolvon dahak
50 ml

05.00 D.0056 Memandikan pasien KuLit bersih tidak ada lecet Zr Novita

06.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 147/80 mmHg S = Zr Novita


36,6oC N = 84x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 99%
D.0001

Tgl/Jam Diagnosa Tindakan Respon Nama


perawat

8-5-2014

08.30 D.0008 Mengobservasi pasien Pasien mengatakan masih Lely ana


sesak nafas, kaki kanan
D.0056 masih terasa sakit, memakai
O2 3Lpm, masih batuk
D.0001
keluar dahak

08.35 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 141/63 mmHg S = Lely ana


36,2oC N = 84x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

08.45 D.0008 Memberikan injeksi Obat masuk tidak ada alergi Lely ana
lasix 20mg (IV)

38
08.48 D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk, pasien dapat Lely ana
Ventolin 2,5 ml, batuk efektif dan
bisolvon50 ml, mengeluarkan dahak
Pulmicort 1 gr

09.05 D.0008 Memberikan obat oral, Obat sudah diminum, tak Lely ana
Biopres 8mg, Spirola muntah tidak ada reaksi
25mg alergi

10.00 Melepas dan memasang IV cath terpasang dan cairan Lely ana
IV Cath di metacarpal infus lancer
dexstra, infus 500 Rl/24
jam-8 tetes/menit

12.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 147/82 mmHg S = Lely ana


36,3oC N = 84x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 99%
D.0001

13.00 D.0056 Memandikan pasien Kulit bersih tak ada lecet Lely ana

15.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 158/80 mmHg S = Zr


36,6oC N = 78x/mnt Rr Sulastri
D.0056 20x/mnt SaO2 = 99%

D.0001

16.00 D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk pasien dapat Zr


dengan ventolin 2,5ml, batuk efektif mengeluarkan Sulastri
pulmicor, bisolvon 50 dahak
ml

17.35 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 149/82 mmHg S = Zr


37,2oC N = 92x/mnt Rr Sulastri
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%
D.0001

18.00 D.0008 Memberikan injeksi Obat masuk tidak ada reaksi Zr


lasix 20mg (IV) alergi Sulastri

20.30 D.0056 Memotivasi pasien Pasien kooperatif Zr


istirahat tidur Sulastri

22.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 140/79 mmHg S = Zr Novita


36,2oC N = 84x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%
D.0001

24.00 D.0008 Memberikan injeksi Obat masuk tidak ada reaksi Zr Novita
lasix 20mg (IV) alergi

39
24.05 D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk tidak ada reaksi Zr Novita
dengan ventolin 2,5ml, alergi
pulmicor, bisolvon 50
ml

05.00 Memandikan pasien Kulit bersih tak ada lecet Zr Novita

06.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 130/80 mmHg S = Zr Novita


36,2oC N = 92x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%
D.0001

Tgl/Jam Diagnosa Tindakan Respon Nama


perawat

9-5-2014

08.30 D.0008 Mengobservasi pasien Obat masuk pasien dapat Lely ana
batuk efektif mengeluarkan
D.0056 dahak
D.0001

08.35 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 157/75 mmHg S = Lely ana


36,7oC N = 94x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

08.45 D.0008 Memberikan injeksi Obat masuk tak ada alergi Lely ana
lasik 20 mg

08. 48 D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk pasien batuk Lely ana
dengan ventolin 2,5ml, efektif dan mengeluarkan
pulmicor, bisolvon 50 dahak
ml

40
09.05 D.0001 Melakukan Clapping Untuk pengenceran sputum Lely ana

09.08 D.0008 Memberikan obat oral, Obat diminum tak muntah Lely ana
Biopres 8mg, Spirola tak alergi
25mg

12.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 138/84 mmHg S = Lely ana


36,3oC N = 86x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

12.30 D.0056 Memandikan pasien Kulit bersih tidak lecet Lely ana

15.00 D.0008 Mengobservasi TTv TD = 136/75 mmHg S = Zr Endah


36,9oC N = 82x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

16.00 D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk pasien batuk Zr Endah


dengan ventolin 2,5ml, efektif dan mengeluarkan
pulmicor, bisolvon 50 dahak
ml

17.35 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 150/78 mmHg S = Zr Endah


36,9oC N = 92x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

18.00 D.0008 Memberikan injeksi Obat masuk tidak ada reaksi Zr Endah
lasix 20mg (IV) alergi

20.30 D.0056 Memotivasi pasien Pasien kooperatif, tidur Zr Endah


istirahat tidur dengan posisi semifowler

22.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 133/80 mmHg S = Zr Grace


37oC N = 100x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

41
D.0001

Tgl/Jam Diagnosa Tindakan Respon Nama


perawat

24.00 D.0008 Memberikan injeksi Obat masuk tidak ada reaksi Zr Grace
lasix 20mg (IV) alergi

24.05 D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk pasien batuk Zr Grace


dengan ventolin 2,5ml, efektif dan mengeluarkan
pulmicor, bisolvon 50 dahak
ml

05.00 D.0056 Memandikan pasien Kulit bersih tidak lecet Zr Grace

06.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 140/88 mmHg S = Zr Grace


36,8oC N = 92x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

3.5 Evaluasi

Tgl 9 mei 2014 jam:13.00

1. Risti penurunan curah jantung b/d resiko tinggi terhadappeningkatan


Afterload
S=Pasien mengatakan kaki sebelah kanan masih sakit,sudah tidak sesak
O=TD 138/84 mmHg,N 86x/menit,S 36,3oC, Rr-20x/menit Pasien masih
menggunakan oksigen nasal 3 liter, ekstremitas bagian bawah kaki kanan
dan kiri masih odeme
A=Tujuantercapai sebagian
P=tindakan keperawatan dilanjutkan oleh perawat ruangan
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan kebutuhan suplai 02
S=Pasien mengatakan hanya bisa melakukan aktifitas di tempat tidur dan
sudah tidaksesak

42
O=TD 138/84 mmHg,N 86x/menit,S=36,3 °C, Rr 20x/menit Pasien
melakukan aktivitas hanya di tempat tidur dibantu oleh perawat, Pasien
masih menggunakan O2 nasal 3 liter
A=Tujuan tercapai sebagian.
3. Bersihan jalar nafas tıdak efektif b'd penumpukan sekret
S=Pasien mengatakan masih batuk dan mengeluarkandahak
O=TD 138/84 mmHg, N 86x / menit, S 36,3 ° C , Rr 20x / menit Pasien
sudah bisa batuk efektif dan mengeluarkan dahak warna sputum hijau
kental bau anyir
A=Tujuan tercapai sebagian
P= tindakan keperawatan dilanjutkan oleh perawat ruangan

43
BAB 4
Penutup

4.1 Kesimpulan

Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan darah sistolik


≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Penyakit ini adalah penyakit
berbahaya karena merupakan salah satu faktor risiko berbgai macam penyakit.
Hipertensidibagimenadi2berdasarkanpenyebabnya,yaituhipertensiprimer yang
merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya secara pasti; sedangkan
hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit spesifik
tertentu, misalnya penyakit ginjal, gangguan endokrin, coarctationaorta dan
sebagainya.

4.2 Kritik danSaran

Setelah membaca makalh ini penulis berpesan kepada para pembaca:

 Selalu menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan anugerah yang tak


ternilai harganya. Karena didalah tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
kuat
 Selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita.
Makanlah makanan yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua
kebutuhan tubuhkita
 Rajinberolahraga

44
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah . Yogyakarta: DIVA Press.

Doenges, m. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A. C. (2012). RENCANA


ASUHAN KEPERAWATAN. Jakarta: EGC.

Hariyanto, A., & Sulistyowati, R. (2015). KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1.


Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Williams, L. S., & Hopper, P. D. (t.thn.). understanding Medical Surgical Nursing


fidth edition.

James PA, Ortiz E, et al. (2014) evidencebased guideline for the management ot high
blood pressure in adults(INCR) IAMA.

45

Anda mungkin juga menyukai