Training Manual
INTERMEDIATE 1
• Engine
(Diesel Engine, Distributor type Injection Pump
In Line type Injection Pump, Turbocharger,
Emission Control System)
• Drive Train
(Clutch & Manual Transmission
Propeller Shaft & Differential)
• Chassis
(Suspension, FWA, Brake System,
Steering System)
• Electrical
(Basic Electrical, Starter,
Charging system).
Pedoman Pelatihan ini dipersiapkan untuk teknisi bengkel ISUZU. Pedoman pelatihan
INTERMEDIATE-1 ISUZU memberikan pelajaran mengenai fungsi dan cara kerja komponen dan
system pada kendaraan. Disamping itu pula digunakan oleh instruktur bersamaan dengan buku
Instruction Guide for Intermediate-1.
• ENGINE (mesin), berisi tentang fungsi komponen dan cara kerja komponen komponen dan
system di dalam Mesin. Secara spesifik pada pelatihan intermediate-1 ini, teknisi Isuzu akan
belajar mekanisme mesin, Injection pump distributor type, Injection pump inline type,
Turbocharger dan emission Control system. Mekanisme yang dipakai adalah model T*series
dengan spesifikasi mesin 4JA1, 4JH1-TC, dan model N*Series dengan spesifikasi mesin 4JB1-
T, 4HF1 dan 4HG1-T.
• Drive Train (pemindah daya), tentang fungsi komponen dan cara kerja komponen dan system
Drive train (pemindah daya). Secara spesifik pada pelatihan intermediate-1 ini, teknisi Isuzu
akan belajar mekanisme pemindah daya, (Clutch, Manual Transmisi, propeller shaft dan
diferrential tanpa LSD atau dengan Limited Slip Differential (LSD). Mekanisme yang dipakai
adalah model T*series (TBR54, TFS77) dan model N*Series (NKR55 dan NKR71).
• Chassis, berisi tentang fungsi komponen dan cara kerja komponen dan system Suspensi, front
wheel alignment, Brake System dan steering system. Mekanisme yang dipakai adalah model
T*series (TBR54, TFS77) dan model N*Series (NKR55 dan NKR71).
• Electrical (kelistrikan), berisi tentang fungsi dan cara kerja system kelistrikan. Secara spesifik
teknisi akan mengetahui dasar-dasar electronic dan engine electrical.
Mengetahui dan Mengerti saja tidak cukup, melainkan harus menguasai setiap tugas, karena itu teori
dan praktek menjadi kesatuan dalam buku pelatihan Intermediate-1 ini. Pada bagian praktek maka
setiap teknis dan Instruktur dapat menggunakan referensi dari Service Manual kendaraan Isuzu
( TBR54, TFS77, NHR55, NKR55 dan NKR71). Pedoman pelatihan ini menjelaskan berbagai
mekanisme otomotif yang terdapat pada T* Series dan N* Series. Tetapi terdapat pula mekanisme lain
diluar T & N series. Untuk mekanisme yang tidak tercantum didalam buku ini, dapat dilihat pada buku
Service Manual untuk model yang bersangkutan.
Pedoman pelatihan ini berisi informasi terbaru ketika buku ini diterbitkan. Oleh karenanya mungkin
kami akan melakukan perubahan-perubahan tanpa pemberitahuan sebelumnya.
PT PANTJA MOTOR
SERVICE DEPARTMENT
ISUZU TRAINING CENTER
SERVICE TRAINING
Engine
• Diesel Engine
• Distributor Type Injection Pump
• In Line Type Injection Pump
• Turbocharger
• Emission Control System
SIKLUS PEMBAKARAN
1. PERBANDINGAN KOMPRESI DAN TEMPERATUR....................................................................................... 2
2. MUDAH TERBAKARNYA MINYAK DIESEL..................................................................................................... 3
3. PROSES PEMBAKARAN MINYAK DIESEL..................................................................................................... 4
PENGATUR MEKANIS
CARA KERJA
MESIN START……………………………………………………………………………………………………………. 62
PENGONTROLAN PUTARAN IDLING………………………………………………………………………………… 64
TORQUE CAM MENGONTROL PENGIRIMAN JUMLAH BAHAN BAKAR SELAMA FULL LOAD………… 65
MENGONTROL KECEPATAN MAKSIMUM……………………………………………………………………. 66
AUTOMATIC TIMER
1. URAIAN………………………………………………………………………………………………………….. 67
2. KONSTRUKSI………………………………………………………………………………………………….. 67
3. CARA KERJA………………………………………………………………………………………………….. 68
TURBOCHARGER
KONSTRUKSI………………………………………………………………………………………………………. 70
WASTE GATE VALVE……………………………………………………………………………………………. 71
SAFETY VALVE…………………………………………………………………………………………………… 72
PENGGUNAAN TURBOCHARGER……………………………………………………………………………. 73
INTERCOOLER
KONSTRUKSI …………………………………………………………………………………………………….. 74
DAFTAR ISI
Halaman
STANDAR EMISI
STANDAR EMISI JEPANG………………………………………………………………………………………………. 81
STANDAR EMISI INDONESIA………………………………………………………………………………………….. 87
OHP 1
Metoda perbandingan yang digunakan untuk pengatur output dalam mesin bensin dan mesin
diesel.
OHP 1
1
3. BAGIAN TERPENTING SAAT PEMELIHARAAN
Saat pemeliharaan mesin bensin, bagian-bagian yang perlu perhatian khususnya adalah
perbandingan udara dan bahan bakar dari campuran udara dan bahan bakar, besarnya campuran
yang masuk, apakah telah memadai kompresinya, apakah ada atau tidak kemampuan
pengapiannya dan juga apakah saat pengapiannya tepat.
Tapi dalam mesin diesel kompresi adalah bagian yang paling penting dalam pemeliharaan. Selain
pentingnya dalam mesin bensin, dan mesin diesel, maka pengaruhnya tidak hanya pada output
mesin saja, juga akan mempengaruhi pembakaran bahan bakar, sebab proses pembakaran ini
tergantung pada sempurna tidaknya yang dilakukan kompresi terhadap udara.
SIKLUS PEMBAKARAN
OHP 2
2
2. MUDAH TERBAKARNYA MINYAK DIESEL
• Untuk bahan bakar mesin diesel menggunakan minyak diesel (solar). Bahan bakar diinjeksikan
ke dalam ruang bakar, dan dapat terbakar secara spontanitas oleh adanya temperatur udara
yang tinggi (rendahnya temperatur saat bahan bakar terbakar secara spontanitas tidak adanya
api yang keluar disebut autogeneous ignition temperatur dari bahan bakar). Tingginya
temperature udara yang dikompresikan dapat mempermudah bahan bakar untuk terbakar
secara spontanitas.
• Dalam mesin diesel penggunaan perbandingan kompresi yang tinggi atau bahan bakar dengan
titik bakar (ignition point) yang rendah akan memperbaiki kemampuan terbakarnya bahan bakar.
• Nilai kemampuan bahan bakar diesel untuk cepat terbakar adalah angka cetane (cetane
number). Untuk mesin diesel yang berkecepatan tinggi yang digunakan pada kendaraan truk
dan mobil-mobil angka cetane yang umumnya digunakan sekurang-kurangnya 40 - 45.
ANGKA CETANE
Prosedur untuk menghasilkan angka cetane adalah hampir sama seperti pada angka octane. Angka
cetane adalah persentase dari cetane dalam bahan bakar standar yang diberikan dengan
kemampuan pengapian (pembakaran) yang sama seperti dengan bahan bakar yang sedang ditest.
Bahan bakar standar menggunakan campuran dari cetane dan bahan bakar lainnya, umumnya
alphamethylnaphthalene atau heptamethylnonane yang mempunyai kelambatan pembakaran yang
sangat besar.
Nilai cetane terdiri dari komponen-komponen :
Cetane : 100
Alphamethylnaphthalene :0
Heptamethylnonane : 15
Angka cetane untuk bahan bakar yang mengandung alpha methylnaphthalene, sebagai contoh
memperoleh formula dari :
3
3. PROSES PEMBAKARAN MINYAK DIESEL
Proses pembakaran yang terjadi dalam mesin diesel diperlihatkan dalam hubungan tekanan dan
waktu dalam grafik di bawah ini dan dapat dibagi ke dalam 4 proses (phase).
OHP 2
REFERENSI
• Dengan tertundanya proses pembakaran melalui perambatan api ini sebagai phase persiapan untuk
phase pembakaran langsung.
• Tekanan yang terjadi selama phase perambatan api harus dipertahankan ke efisiensi maximum phase
pembakaran langsung ini adalah ciri khas dari mesin diesel.
4
KNOCKING PADA DIESEL
Apabila pembakaran tertunda diperpanjang atau terlalu banyak bahan bakar yang diinjeksikan
selama periode pembakaran tertunda, maka banyaknya campuran yang sedang terbakar akan
berlebihan, terlalu lamanya phase kedua ini (perambatan api), akan menyebabkan terlalu cepat
naiknya tekanan dalam silinder, sehingga akan menimbulkan getaran dan bunyi. Ini disebut diesel
knock. Untuk mencegah diesel knock, maka perlu dihindari meningkatnya tekanan secara tiba-tiba
dengan adanya terbentuknya campuran yang mudah terbakar saat temperatur rendah. Dengan
pembakaran diperpendek atau mengurangi bahan bakar yang diinjeksikan selama pembakaran
tertunda.
Metoda berikut ini adalah cara mengatasinya
a. Gunakan bahan bakar dengan nilai cetane yang tinggi.
b. Menaikkan temperatur udara dan tekanannya saat mulai injeksi.
c. Mengurangi volume injeksi saat mulai menginjeksian bahan bakar.
d. Menaikkan temperatur ruang bakar.
(Pada ruang dimana bahan bakar diinjeksikan)
Untuk mengurangi knock diesel, terjadinya pengapian spontanitas dibuat Iebih awal. (Dalam mesin
bensin sebaliknya untuk mencegah pengapian yang spontanitas). Perbedaan cara mencegah knock
seperti tertera dalam tabel di bawah.
OHP 3
5
METODA PENGERASAN BAUT PLASTIC REGION
PENTING !
Plastic region adalah baut khusus, biasanya baut
yang tidak dikeraskan dengan cara ini akan rusak.
Baut plastic region harus dikeraskan sesuai
dengan metode pengerasan baut plastic region,
dan bila tidak dilakukan akan tidak diperoleh
momen spesifikasi.
6
MEKANISME KATUP
Pada camshaft mesin bensin dan mesin diesel digerakkan oleh poros engkol melalui timing belt
atau timing gear. Dalam sebuah mesin diesel pompa injeksi juga menggerakkan untuk mengirim
bahan bakar yang bertekanan rendah ke nosel injeksi pada saat yang telah ditentukan. Katup timing
harus diperiksa ketika timing belt diganti atau saat mesin di overhaul. Saat itu pompa injeksi yang
digerakkan oleh puli juga harus disetel pada posisi yang ditentukan. Setelah katup timing diperiksa
saat penginjeksian pada pompa injeksi harus disetel.
OHP 5
REFERENSI
Timing belt dari mesin diesel harus diganti setiap
100.000 km yang merupakan bagian pemeriksa-
an berkala.
Beberapa kendaraan diesel dilengkapi dengan
lampu peringatan penggantian timing belt. Lampu
ini akan menyala pada setiap 100.000 km untuk
memberitahukan bahwa timing belt harus segera
diganti.
7
FAN CLUTCH
Keuntungan
• Menaikkan daya tahan mesin.
• Mengurangi konsumsi bahan bakar.
OHP 6
• Mengurangi suara.
• Memperpendek waktu pemanasan mesin.
• Menaikkan performa pemanasan air.
OHP 6
OHP 6
8
SISTEM BAHAN BAKAR
INJECTION NOZZLE
Tekanan membukanya nosel injeksi berbeda tergantung pada mesin, dan disetel untuk menjamin
bahwa bahan bakar diinjeksi oleh nosel injeksi dan akan bercampur dengan udara dalam silinder
dan terbakar dalam waktu yang sesingkat mungkin.
OHP 7
OHP 7
9
2. TWO STAGE INJECTION NOZZLE
OHP 8
KONSTRUKSI
Dua tekanan pegas (No.1 dan No.2) dan dua pin tekanan (No.1 dan No.2) dipasangkan di dalam
body penahan nosel. Sebuah celah diberikan antara lift piece dan spring seat second spring untuk
injeksi bahan bakar dalam dua tahap. Celah ini disebut "pre lift".
Pre lift, daya dari tegangan pegas No. 1 (tahap pertama tekanan bahan bakar) dan tegangan dari
pegas No. 2 (tahap kedua tekanan bahan bakar) disetel dengan mengganti masing-masing
adjusting shim.
Nama komponen:
1. Retaining nut
2. Nozzle & pin
3. Spacer & pin
4. Lift Piece
5. Spring seat
6. Push rod
7. Shim (Second nozzle opening pressure)
8. Second spring
9. Collar
10. Spring seat
11. First spring
12. Shim (First nozzle opening pressure)
13. Nozzle holder body
14. Eye bolt
15. Gasket
OHP 8
10
CARA KERJA
11
DISTRIBUTOR TYPE INJECTION PUMP
GARIS BESAR
OHP 10
Pada pompa injeksi tipe PE (tipe in-line), jumlah elemen pompa (plunger) harus sama dengan
jumlah silindernya. Tetapi pada pompa injeksi tipe VE ini (tipe distributor), jumlah plunger tidak ada
hubungannya dengan banyaknya silinder mesin, jadi hanya menggunakan satu plunger saja.
Plunger yang hanya satu ini sambil berputar membegikan bahan bakar injeksi secara bergantian ke
setiap silinder melalui pipe injeksi sesuai dengan firing order mesin.
Seperti pada pompa injeksi tipe PE yang dilengkapi dengan governor, timer, feed pump, dan
lainnya yang dipasang pada bagian luarnya, maka pada pompa injeksi tipe VE perlengkapan
tersebut berada didalamnya.
Bila dibandingkan dengan tipe PE, komponen yang ada pada pompa injeksi tipe VE jumlahnya tidak
sampai setengah dari yang ada pada tipe PE, dan dibuat demikian untuk memenuhi kebutuhan
akan pompa injeksi yang kecil, ringan dan berkecepatan tinggi.
Untuk memenuhi keinginan pengendaranya, maka dirancanglah sebuah pompa yang dapat
memberikan percepatan kendaraan yang mendekati kendaraan yang bermesin bensin. Sebuah
pompa injeksi tipe VE untuk 'mesin dengan sistim pembakaran Iangsung sekarang telah dibuat dan
diharapkan akin digunakan secara meluas pada berbagai bidang termasuk untuk mesin-mesin
konstruksi, truk ukuran sedang, dll.
12
KEUNTUNGAN
1. Pompa injeksi ini kecil dan ringan dan memiliki jumlah komponen suku cadang yang kecil
(dibandingkan dengan pompa injeksi in-line yang konvensional ).
2. Pompa injeksi dapat dipasang pada mesin balk dengan posisi tegak maupun horizontal.
3. Dapat digunakan untuk mesin dengan kecepatan tinggi hingga 6000 rpm.
4. Dapat dengan mudah diatur untuk mendapatkan karakteristik torque mesin.
5. Konstruksi pompa dapat mencegah pengiriman bahan bakar apabila karena suatu sebab arah
putaran mesin diputar terbalik.
6. Dapat dengan mudah disesuaikan dengan berbagai macam kebutuhan kemampuan mesin.
Mekanis pengontrol dapat dipasang secara terpisah, contohnya torque control device, load
timer, boost compensator.
7. Karena injeksi dihentikan dengan. cara memutar saklar mesin ke OFF, mesin dapat dengan
segera berhenti.
8. Pelumasan dengan bahan.bakar minyak ( bebas perawatan )
Karena pelumasan di dalam pompa injeksi dilakukan oleh bahan bakar minyak yang ada pada
ruangan pompa, pelumasan dengan minyak khusus tidak diperlukan lagi. Maka dari itu tidak ada
waktu yang hilang seperti pada perawatan yang biasanya.
13