Anda di halaman 1dari 4

DIABETES MELITUS

1. Definisi dan gejala Diabetes Melitus


Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi
etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,
lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh
gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh
kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin. Diabetes Melitus ditandai dengan tingginya kadar gula darah
disertai dengan gangguan metabolism, dengan hasil pemeriksaan KGD sewaktu > 200 mg/dL, KGD puasa > 126
mg/dL, KGD 2 jam > 200 mg/dL dan menunjukkan gejala klinis seperti poliuria (sering buang air kecil), polidipsia
(sering haus), dan polifagia (banyak makan/mudah lapar).
a. DM Tipe 1 adalah ketidaknormalan jumlah insulin yang disebabkan karena adanya kerusakan sel beta
pancreas yang menyebabkan produksi insulin tidak ada sama sekali.
b. DM Tipe 2 adalah ketidaknormalan jumlah insulin yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau
fungsi insulin (resistensi insulin) akibat lifestyle, DM tipe 2 umumnya terjadi pada dewasa ( > 45 tahun) .
2. Etiologi.
- DM tipe 1 disebabkan oleh reaksi autoimun, bisa juga disebabkan karena virus seperti virus cocksakie,
rubella, CM virus, herpes.
- DM tipe 2 disebabkan oleh factor genetic dan pengaruh lingkungan yang cukup besar, seperti obesitas, diet
tinggi lemak, dan rendah serat, serta kurangnya aktivitas.
3. Faktor resiko.
- Riwayat, seperti Diabetes dalam keluarga, Diabetes Gestasional, Melahirkan bayi dengan berat badan >4 kg,
Kista ovarium (Polycystic ovary syndrome), IFG (Impaired fasting Glucose) atau IGT (Impaired glucose
tolerance).
- Obesitas (>120% berat badan ideal);
- Umur, banyak terjadi pada usia > 65 tahun;
- Etnik/Ras;
- Hipertensi, dengan tekanan darah >140/90mmHg;
- Hiperlipidemia (Kadar HDL rendah <35mg/dl, Kadar lipid darah tinggi >250mg/dl);
- Faktor-faktor lain seperti kurang olah raga, pola makan rendah serat.
4. Patofisiologi,
- DM tipe 1 : Autoimun  rusaknya sel beta pankreas  gangguan produksi insulin  DM tipe 1
- DM tipe 2 : Gaya hidup dan pengaruh lingkungan  resistensi insulin  DM tipe 2.
5. Tata Laksana Terapi
a. Terapi non farmakologi.
- Apoteker memberikan edukasi dan konseling pada pasien terkait definisi, proses penyakit, dan pilihan
pengobatan DM;
- terapi nutrisi (karbohidrat (60-70%), Protein (10-15%), Lemak (20-25%). Kolesterol (tidak lebih dari 300
mg/hari), lemak nabati, serat (25 g per hari));
- aktivitas fisik (Olah raga ringan asal dilakukan secara teratur);
- penggunaan obat;
- memonitor kadar gula sendiri;
- mencegah, mendeteksi, dan mengobati komplikasi akut dan kronis;
- target untuk mencapai hidup sehat;
- menyesuaikan sendiri perawatan dalam kehidupan sehari-hari;
- penyesuaian psikososial.
b. Terapi farmakologi.
Tujuan terapi adalah untuk menjaga agar kadar glukosa darah, hilangnya keluhan dan tanda DM dan
meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi, serta turunnya morbiditas dan mortalitas.
c. Prinsip Pengobatan,
Gaya hidup + antidiabetik oral monoterapi antidiabetik oral 2 kombinasi antidiabetik oral 2
kombinasi + basal insulin dan prandial Bisa juga menggunakan antidiabetik oral 3 kombinasi jika
insulin tidak tersedia, kendali glukosa belum optimal, dan diabetisi menolak insulin (Bagan Terlampir).

d. Mekanisme kerja insulin adalah insulin membantu transport glukosa dari darah ke dalam sel, selain itu
insulin mempunyai pengaruh dalam hal metabolism. Kekurangan insulin menyebabkan glukosa darah
tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan meningkat, dan
sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi sehingga tidak dapat memproduksi energi
sebagaimana seharusnya. Insulin meningkatkan lipogenesis, menekan lipolisis, meningkatkan transport
asam amino masuk ke dalam sel. Insulin juga berperan dalam modulasi transkripsi, sintesis DNA, dan
replikasi sel.
e. Antidiabetik Oral, dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan mekanisme kerjanya :
 Obat-obat yang meningkatkan sekresi insulin (obat hipoglikemik oral golongan sulfonylurea dan glinida)
 Sensitiser insulin (dapat meningkatkan sensitifitas sel terhadap insulin) seperti biguanida dan tiazolidindion
 Inhibitor alfa-glukosidase yang bekerja menghambat absorpsi glukosa (hiperglikemia postpradial).

Anda mungkin juga menyukai