BALANCE C E BY Sas PDF
BALANCE C E BY Sas PDF
5. Pelarut hormon.
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN TUBUH
ICF (40%)
INTRA VASCULER
CAIRAN
TUBUH (60 %)
TRANCELLULAIR
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
KOMPARTEMEN
CAIRAN TUBUH
Cairan Tubuh orang normal
± 60% berat badan
a. 20% cairan extraseluler
b. 40% cairan intraseluler
c. 1-2 liter cairan transeluler
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Prosentase Rata – Rata Cairan Tubuh
Kompartemen Bayi Pria dws Wanita dws Lansia
cairan
(%) (%) (%) (%)
Intra sel 48 45 35 25
Ekstra sel
Intravaskul 4 4 5 5
er
25 11 10 15
Intertisial
77 60 55 45
Total Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
ELEKTROLIT
Kation (muatan positip)
MINERAL
Logam, non logam, radikal, fosfat
SEL
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
SDM dan SDP
BODY FLUID
DISTRIBUTION
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN
EXTRASELULER
Membran kapiler
CAIRAN PLASMA
¼ cairan extraseluler Protein tinggi
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN
EXTRASELULER
Efek Donan :
Konsentrasi Kation plasma sdkt > besar drpd
cairan interstitial, ok protein plasma (dg
muatan akhir negatif) cenderung mengikat
Kation ( Na+ & K+ ).
Sebaliknya konsentrasi Anion dlm C.interstitial
> tinggi ok.protein plasma menolak Anion
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN
INTRASELULER
Mengandung sedikit ion Na & Cl ; hampir tanpa ion Ca
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN TRANSELULER
• Dianggap sbg cairan extraseluler
khusus
• Jumlahnya 1-2 liter
• Terdapat :
– Rongga sinovial
– Peritoneum
– Pericardial
– Intraokular
– cerebrospinal
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
KONSENTRASI ION
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN TUBUH
HOMEOSTASIS CAIRAN TUBUH
Menjaga agar volume cairan tubuh relatif
konstan & komposisi tetap stabil
CAIRAN CAIRAN
MASUK = KELUAR
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
METABOLISME CAIRAN
Input cairan :
- Makan/minum/sonde
- Terapi (cairan/obat/transfusi)
- Water metabolisme
Output cairan :
- SWL : urine, muntah, drain, perdarahan
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN MASUK
a. Larutan / cairan dari makanan yg dimakan
(2100 ml/hr)
b. Metabolisme tubuh (200 ml/hr)
Total : 2300 ml / hari
Tergantung : cuaca, kebiasaan & aktivitas
fisik
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN KELUAR
Prolonged Heavy
Normal
Exercise
1. Insensible fluid loss
a. Kulit 350 350
b. Paru-paru 350 650
2. Keringat 100 5000
3. Feces 100 100
4. Urine 1400 500
TOTAL 2300 6600
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Water Intake and
Output
INPUT OUTPUT
EXCES
INPUT OUTPUT
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Faktor yang
mempengaruhi
Usia
Bayi
Anak – anak
Remaja
Lansia
Ukuran tubuh
Gaya hidup
Diet
Stress
Olah raga
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Pengaturan Cairan
Osmoreseptor, menjaga keseimbangan
cairan
Mekanisme haus
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Regulation
of Water
Intake:
Thirst
Mechanism
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Hormon
1. ADH
Reabsorpsi air di tubulus ginjal
2. Aldosteron
Ekskresi K dan absorpsi Na di tubulus
ginjal
3. Glukokortikoid
Menahan natrium
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Mechanisms and
Consequences of
ADH Release
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Bikarbonat
Bufer dasar kimia yang utama dalam
tubuh
Di atur ginjal, Normal : 24 – 30 mEq/L
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CATATAN
1. Cara menentukan WM (Water Metabolisme)
dan IWL (Insensible Water Loss)
a. Berdasarkan Luas Badan (lihat table Du Bois)
- WM : luas permukaan badan x 350
- IWL : luas permukaan badan x 700
b. Berdasarkan berat badan :
- WM : BB x 5 cc
- IWL : BB x 15 cc
2. Setiap kenaikan suhu 10 C (Suhu 38 0 C)
IWL + 10 % (IWL)
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Contoh kasus :
Tn. A dirawat di R. ICU dg gagal
jantung masuk melalui IGD tgl 20
AGST 06 jam 23.00 WIB. Klien
mendapat terapi RL 500 cc, D5% 500
cc, Meylon 25 meq, neurobion 1 amp,
lasix 1 amp. Selama perawatan klien
muntah 100 cc, makan/minum 400 cc,
UP s/d 07.00 500 cc, diketahui TB 150
cm, BB 60 kg Hitung Balance Cairan
Tn A
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
PERGERAKAN CAIRAN TUBUH
DIFUSI
Perpindahanmolekul suatu substansi dari
daerah yang konsentrasi tinggi ke rendah
OSMOSIS
Perpindahan pelarut murni seperti air melalui
membran semipermiabel yang memiliki solut
(zat terlarut) konsentrasi rendah ke tinggi
Membran permeable terhadap xat pelarut dan
tidak permeabel terhadap solut (zat terlarut).
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
DIFUSI
Pergerakan molekul-2 satu sama lain
yg terus menerus dlm cairan atau dlm
gas.
Terjadi karena perbedaan
konsentrasi, biasanya dari konsentrasi
tinggi rendah
Kecepatan difusi meningkat apabila :
1) makin besar selisih konsentrasi
2) makin besar suhu
3) makin besar ruang tempat difusi
4) makin kecil molekul
5) makin pendek jarakM.Kes
Ns.Sasmiyanto.S.Kep,
FASILITATED DIFFUSION
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
OSMOSIS
Kecepatan osmosis tergantung pada
konsentrasi larutan dalam solut, suhu larutan,
muatan listrik solut, perbedaan tekanan
osmosis yang dikeluarkan oleh larutan
Tekanan osmotik merupakan tekanan untuk
menarik air. Tekanan osmotik larutan disebut
osmolalitas.
Satuan
osmol atau miliosmol per Kg
(mOsm/Kg)
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Osmolalitas serum normal : 280 -296
OSMOSIS
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
FILTRASI
Proses perpindahan air dan substansi yang
dapat larut secara bersamaan sebagai respon
terhadap adanya tekanan cairan.
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang
dihasilkan oleh likuid di dalam sebuah ruangan
TRANSPOR AKTIF
Memerlukan aktivitas metabolik dan
pengeluaran energi
Pompa Natrium Kalium
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
ACTIVE TRANSPORT
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Disorders of Water Balance:
Dehydration
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN ISOTONIK,
HIPOTONIK & HIPERTONIK
- C. hipotonik
• Menyebabkan sel membengkak
• Kons. zat terlarut impermeabel > rendah drpd air
air berdifusi kedlm sel CIS > encer & CES >
pekat
sp osmolaritas kedua larutan sama
mis.larutan NaCL kons. < 0,9 %
- C. hipertonik :
• Menyebabkan sel mengkerut o.k air mengalir dr sel
kedalam C.E.S
mis. lar NaCL kons. > 0,9 %
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
CAIRAN ISOSMOTIK,
HIPEROSMOTIK & HIPOOSMOTIK
o C. Isosmotik :
Lar. dg osmolaritas sama dg C.E.S normal, tanpa
memperhatikan apakah zat terlarut dpt/tidak menembus
membran sel
o C. Hiperosmotik : osmolaritas > tinggi drpd CES
o C. Hipo-osmotik : osmolaritas > rendah
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
EFEK PENAMBAHAN
LARUTAN SALINE KE C.E.S
• Saline hipertonik osmolaritas c.e.s osmosis air
keluar dr sel kedlm c.e.s & NaCL tetap berada pada c.e.s,
cairan berdifusi dr sel ke c.e.s keseimbangan osmotik.
Efek akhir : Volume c.e.s , volume C.I.S & pe
osmolaritas pd kedua kompartemen
• Saline hipotonik c.e.s osmolaritas ce.s & air dr
c.e.s berdifusi kedalam sel sampai osmolaritas kedua
kompartemen sama
- Volume intra & extra seluler ( Vol.inta me >
besar )
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
MACAM – MACAM CAIRAN
1. Cairan I ( C1 ).
RL / PZ (NaCl 0,9%) / D5 / D10 %
2. Cairan II
C1 = 1 ( Dex 5% + Ns 0,9 % )
C1 = 2 (Dex 5% + Ns 0,45 % )
C1 = 4 (Dex 5% + Ns 0,225 % )
C1 = 5 / CN 10 % = D 10% + Ns 0,18
3. Cairan III
CN 10 % + 7,5 Meylon + 5cc KCL.
Cairan Koloid = Plasma / Darah.
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
KEGUNAAN
Cairan I :
Diberikan untuk :
Klien dengan dehidrasi berat > 3 Bulan.
Klien Shock.
Nutrisi parenteral.
Spolling transfusi.( Cairan dengan komposisi
murni )
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Cairan II :
C1 : 1 = Digunakan untuk klien > 5 Tahun.
• Non migas
• B.P
• D.P.E
• Dehidrasi ringan
C1 : 2 = Digunakan untuk klien umur 3 s/d 5 Tahun
(non diare).
C1 : 4 = Digunakan untuk klien umur 1 Bulan s/d 3
Tahun (non diare).
C1 : 5 = Digunakan untuk klien umur 3 Hari s/d 3
Bulan ( B.P, D.P.E, Dehidrasi ringan.
HSD / KAEN 3 B = Digunakan untuk klien umur > 3
Bulan ( Klien diare / dehidrasi sedang ).
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
KESEIMBANGAN
ELEKTROLIT
KALIUM
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
HIPOKALEMIA
Penyebab :
- Shift : alkalosis insulin, hiperventilasi
- diuresis, diabetic, metab. Alkolis
- diare, keringat
- malnutrisi, peminum alkohol
Gambaran klinis :
- kelemahan otot, paralisis
- hipotensi, aritmia
- mual muntah
- paralitic illeus
- mengantuk sampai koma
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
HIPOKALEMIA
Harus diencerkan
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Gambaran EKG pada Hipokalemia
Bila kadar K+ makin menurun:
a. U prominen, T mendatar
b. Depresi ST, T terbalik, PR memanjang
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
HIPERKALEMIA
Penyebab :
- gangguan fungsi ginjal
- intake yang berlebihan
- keadaan asidosis
- kerusakan sel, mis : luka bakar
Gambaran Klinis :
- Kesemutan, kelemahan otot
- Aritmia : bradikardi blok
- EKG : tall T, PR memanjang, QRS melebar
- Diare
- Apatis, gangguan mental
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Gambaran EKG pada Hiperkalemia.
Bila kadar K+ makin meningkat :
a. T meninggi dan lancip, R menjadi pendek
b. QRS melebar dan bersatu dengan T
c. P merendah dan hilang
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
KESEIMBANGAN
ELEKTROLIT
NATRIUM
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Hiponatremia
Penyebab :
1. normovolemia :
- kebanyakan minum air atau infus dex
- Pengeluaran hormon Anti Diuretic hormon
2. hipovolemia :
- Pemberian diuretic
- Gangguan fungsi ginjal
- Muntah / diare
- Keringat >>
- Hiperglikemia
3. hipervolemia :
- Chirrosis
- Payah jantung
Gambaran Klinis :
Oliguri, takhikardi, mukosa kering, kejang otot, pusing
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
HIPERNATREMIA
Penyebab :
1. Ginjal normal
a. Osmotik diuresis
b. Pemberian Natrium Bicarbonas
c. Hipercalcemia, poliuria, dehidrasi
2. Ginjal Abnormal
a. Diabetes insipidus
b. GFR yang menurun merangsang
pelepasan aldosteron
Gambaran Klinis
1. Tanda-tanda edema : BB meningkat, Hipertensi,
gangguan mental
2. Tanda dehidrasi : takhikardia, mukosa kering,
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
febris
KALSIUM
Normal : 8 – 10 meq/ L
Diperlukan tubuh untuk :
1. Kontraksi otot
2. Transmisi impuls syaraf
3. Sekresi hormon
4. Pembekuan darah
5. Penyembuhan luka
6. Pergerakan sel dan perbanyakan sel
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
HIPOKALSEMIA
Penyebab :
1. Gagal ginjal kronis
2. kekuarangan vitamin D
3. Pancreatitis
4. Tranfusi yang massif
5. Luka bakar, sepsis
6. hipomagnesemia
Gambaran Klinis :
1. Kejang otot, kelemahan otot
2. Bronchospasme
3. Hipotensi, bradicardi, payah jantung
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
HIPERKALSEMIA
Penyebab :
1. Keganasan
2. Tirah Hiperparathyroid
3. Baring lama
4. Kelebihan vitamin D
Gambaran klinis :
Merupakan manifestasi gangguan kardiovaskular
dan neuromuscular, meliputi :
1. Hipertensi
2. Aritmia
3. Kelemahan otot
4. Gangguan kesadaran
5. Kejang
6. Nyeri abdomen, obstipasi
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
7. Gagal ginjal
Gambaran EKG pada Hipo- dan
Hiperkalsemia
Hipokalsemia : QT memanjang terutama
karena perpanjangan ST
Hiperkalsemia : QT memendek, terutama
karena pemendekan
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes ST
MAGNESIUM
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
HIPOMAGNESEMIA
Penyebab :
1. Gangguan fungsi ginjal
2. Diuresis
3. Hipokalemia
4. Malabsorbsi, diare, penghisapan cairan
lambung
Gambaran Klinis :
1. Aritmia
2. Iskemia jantung
3. Gangguan neuromuskuler (kelemahan,
kejang, koma)
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
HIPERMAGNESEMIA
Penyebab :
1. Penggantian magnesium yang terlalu cepat
2. Penurunan absorbsi kalsium/ penurunan
konsentrasi kalsium darah
3. Pengguanaan obat-obatan yang nmengandung
magnesium yang berlebih
Gambaran klinis :
1. Lemah, ngantuk, mual, muntah
2. hypotensi, nadi lemah irregular, bradicardia
3. Kesadaran menurun
4. Hypoventilasi dapat mengarah ke apnoe
5. EKG : perpanjangan P-R interval, elevasi
gelombang T, pelebaran QRS
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
MASALAHKESEIMBANGAN CAIRAN
DAN ELEKTROLIT
1. Hipovolemia
Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat
kekurangan volume cairan ekstraseluler
(CES).
Hipovolemia adalah penipisan volume
cairan ekstraseluler (CES)
Hipovolemia adalah kekurangan cairan di
dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES).
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Penyebab
kekacauan mental
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Pengkajian Fisik
Penurunan tekanan darah (TD), khususnya
bila berdiri (hipotensi ortostatik); peningkatan
frekwensi jantung (FJ); turgor kulit buruk;
lidah kering dan kasar; mata cekung; vena
leher kempes; peningkatan suhu dan
penurunan berat badan akut. Bayi dan anak-
anak : penurunan air mata, depresi fontanel
anterior.
Pada pasien syok akan tampak pucat dan
diaforetik dengan nadi cepat dan haus;
hipotensi terlentang dan oliguria.
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
indikator Penurunan berat
badan
No Penurunan Keparahan Defisit
Berat Badan Akut
1 2– 5% Ringan
2 5 – 10 % Sedang
3 10 – 15 % Berat
4 15 – 20 % Fatal
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Perubahan pada
hipovolemia
Hipovolemia Ringan
Anoreksia
Keletihan
Kelemahan
Hipovolemia Sedang
Hipotensi ortostatik
Takikardia
Penurunan CVP
Penurunan haluaran urine
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Hipovolemia Berat
Hipotensi berbaring
Nadi cepat dan lemah
Oliguria
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Tindakan
Pemulihan volume cairan normal dan
koreksi gangguan penyerta asam-
basa dan elektrolit
Perbaikan perfusi jaringan pada syok
hipovolemik
Rehidrasi oral pada diare pediatrik
Tindakan terhadap penyebab dasar
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
resiko
Kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan NG,
diare, drainase intestinal
Kehilangan kulit abnormal : diaforesis berlebihan
sekunder terhadap demam atau latihan, luka bakar,
fibrosis sistik
Kehilangan ginjal abnormal : terapi diuretik, diabetes
insipidus, diuresis osmotik (bentuk poliurik),
insufisiensi adrenal, diuresis osmotik (DM
takterkontrol, pasca penggunaan zat kontras
Spasium ketiga atau perpindahan cairan plasma ke
interstisial : peritonitis, obtruksi usus, luka bakar,
acites
Hemorragia
Perubahan masukan : koma,
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes kekurangan cairan.
Pedoman Penyuluhan
pasien-keluarga
Beri pasien dan orang terdekat instruksi
verbal dan tertulis tentang hal berikut :
(1) Tanda dan gejala hipovolemia
(2) Pentingnya mempertahankan
masukan adekuat, khususnya
pada anak kecil dan lansia, yang lebih
mungkin untuk terjadi dehidrasi
(3) Obat-obatan : nama, dosis,
frekwensi, kewaspadaan dan
potensial efek samping
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
2. Hipervolemia
q Hipervolemia adalah penambahan /
kelebihan volume (CES)
q Hipervolemia adalah kelebihan cairan di
dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES).
Penyebab
1. Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan
natrium dan air
2. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan
ekskresi natrium & air
3. Kelebihan pemberian cairan intra vena
4. Perpindahan cairan interstisial ke plasma
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Tanda-gejala Klinis
sesak nafas, ortopnea, odema
Penyebab edema extraselular
1. peningkatan tekanan kapiler
kelebihan retensi ginjal
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
3. Peningkatan permiabilitas kapiler
reaksi imun
toksin
infeksi bakteri
4. Blockage of lymph return
Cancer
Pembuluh limphatik yang abnormal
atau kelainan konginital
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Pengkajian Fisik
Oedema, peningkatan berat
badan, peningkatan TD
(penurunan TD saat jantung
gagal) nadi kuat, asites, krekles
(rales). Ronkhi, mengi, distensi
vena leher, kulit lembab,
takikardia, irama galop
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Odema Pitting
+1: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan
jari telunjuk) maka daerah yang odema
akan menampakkan/memperlihatkan
cekungan sedalam 2 mm
+2: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan
sedalam 4 mm
+3: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan
sedalam 6 mm
+4: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan
sedalam 8 mm
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Tindakan
Pembatasan natrium dan air
Diuretik
Dialisi atau hemofiltrasi arteriovena
kontinue : pada gagal ginjal atau
kelebihan beban cairan yang
mengancam hidup
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Tanggung jawab
Keperawatan
Memantau haluaran urine dengan
cermat
Mempertahankan pembatasan
pemberian cairan
Mempertahankan masukan dan
haluaran cairan akurat
Memantau tanda-tanda gagal jantung
kongestif (GJK) dan oedema pulmoner
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Riwayat dan faktor-faktor
resiko
Retensi natrium dan air : gagal jantung,
sirosis, sindrom nefrotik, kelebihan
pemberian glukokortikosteroid
Fungsi ginjal abnormal : gagal ginjal akut
atau kronis dengan oliguria
Kelebihan pemberian cairan intravena (IV)
Perpindahan cairan intertisial ke plasma :
remobilisasi cairan setelah pengobatan luka
bakar, kelebihan pemberian larutan
hipertonik (mis; manitol, salin hipertonik)
atau larutan onkotik kolid (mis; albumin)
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Pedoman Penyuluhan pasien-keluarga
DISAMPAIKAN OLEH :
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
PENGERTIAN
Keasaman atau kebasaan suatu larutan tergantung dari ion
hidrogen didalamnya
Peningkatan kadar H+(ion hidrogen) akan menurunkan pH
sehingga larutan lebih asam
Penurunan kadar+ akibat penambahan basa ke dalam plasma
akan menambah pH
Asam/acid adalah ion hidrogen (donor proton) suatu cairan
disebut asam bila mampu melepaskan atau menyumbang
H+
Contoh HCl →H+ + Cl
HCl adalah asam karena dapat memberikan H+
Basa adalah ion hidroksida (aseptor proton)
Suatu cairan bersifat basa bila sanggup menerima H+
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Contoh NaOH→Na+OH
Jika ditambah H+
OH + H2→H2O
NaOH adalah basa, karena dapat
menerima H+
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi asam
basa
– Pemberian asam melalui makanan
– Penambahan secara endogen dari hasil
metabolisme (laktat)
– Penambahan secara endogen yang tidak
fisiologis (DM)
– Pengeluaran asam/basa oleh ginjal dan usus
– Pengeluaran asam karbonat (H2CO3) oleh
paru
– Pembentukan asam dalam jumlah besar oleh
sel-sel lambung
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
3. Macam-macam gangguan keseimbangan
asam basa
Ada 6 jenis kelainan yang dapat timbul yaitu:
– Asidosis respiratorik
– Alkalosis respiratorik
– Asidosis metabolik
– Alkalosis metabolik
– Asidosis respiratorik dan metabolik bersamaan
– Alkalosis respiratorik dan metabolik
bersamaan
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Asidosis respiratorik = peningkatan asam karbonat
Hal ini berhubungan dengan peningkatan CO2 dalam
plasma akibat berkurangnya ventilasi
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Keseimbangan sebelum
asidosis
Ak : asam karbonat (H2CO3)
B : bikarbonat (Na+HCO3)K+,Ca++,Mg++
AK B
I 20
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Keadaan asidosis : paru menahan CO2
B
AK
20
2
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Usaha kompensasi
tubuh : ginjal
menahan bikarbonat
B mengeluarkan H+
AK dan anion lain.
30
2 urin menjadi asam
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Keseimbangan Hiperventilasi dengan
sesudah ventilator mekanis
pengobatan
AK B
2 40
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Alkalosis respiratorik =
defisit asam karbonat
Hal ini berhubungan dengan
menurunnya kadar CO2 + H2CO3
dalam plasma, dan meningkatnya pH
akibat peningkatan ventilator alveolar.
Keseimbangan sebelum terjadi alkalosis
AK B
I 20
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Keadaan alkalosis Paru mengeluarkan
banyak CO2
AK
pernafasan
B hiperaktif
0.5
20
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Usaha kompensasi Ginjal mengeluarkan
tubuh ion
bikarbonat, menahan
AK
H+
B
0.5 dan anion lain
15
Urin basa
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Keseimbangan setelah Larutan mengandung
pengobatan Cl
AK B
0.5 10 1/3
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Alkalosis respiratorik dapat terjadi pada
keadaan :
– Hipertventilasi emosional
– Ensephalitis
– Keracunan salisilat
– Gangguan pusat pernafasan
Alkalosis respiratorik yang berat dapat timbul
pada
tetani serta aritmia jantung karena kurangnya
ion
kalsium atau keracunan digitalis. Pada
keadaan ini paru mengeluarkan CO2
demikian banyak sehingga kadar asam
karbonat berkurang
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Mekanisme kompensasi pada tahap awal
dilakukan oleh ginjal dengan mengeluarkan
bikarbonat Na+ dan K+ sehingga urin
menjadi basa, sedangkan H+ dan anion-
anion dan ditahan. Bila penderita berada
dalam respirator, keseimbangan asam basa
dapat diperbaiki. Karena K+ dikeluarkan
melalui urin, maka diperlukan pemberian
cairan yang mengandung K+, sedangkan Cl-
diperlukan untuk mengganti kedudukan
HCO3-
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Asidosis metabolik =
defisit bikarbonat
Keadaan ini sering terjadi pada penderita
dengan :
– Diabetes melitus tak terkontrol
– Anoksida jaringan sehingga terjadi penimbuna
asam laktat
– Diare
– Gangguan fungsi ginjal
Adapun yang terjadi adalah perbandingan
bikarbonat terhadap asam karbonat menjadi
berkurang. Kompensasi tubuh dilakukan
dengan mengeluarkan CO2 melalui paru-
paru dan ginjal menahan bikarbonat
H+ dan anion-anion
mengeluarkanNs.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes lain.
Pengobatan harus ditujukan untuk
menghilangkan penyebab
meningkatnya produk metabolit asam,
memperbaiki fungsi ginjal dengan
hidrasi yang baik, dan mengganti
bikarbonat dengan natrium atau
KHCO3. Apabila kadar laktat dan
darah tidak naik, larutan yang
mengandung laktat dapat diberikan,
karena ion laktat akan diubah menjadi
bikarbonat di hati
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Keseimbangan sebelum terjadi
asidosis metabolik
AK B
I 20
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Keadan asidosis Keton dan
metabolik peningkatan Cl-
pengganti ion
bikarbonat
B
AK
I 10
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Usaha kompensasi Ginjal menahan
tubuh : Paru bikarbonat
mengeluarkan mengeluarkan H+,
banyak CO2 dan anion lain.
AK B Urin menjadi asam
20
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Keseimbangan NaHCO3larutan
sesudah laktat diberikan i.v
pengobatan
AK B
I 20
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Alkalosis metabolik =
peningkatan bikarbonat
Hal ini terjadi bila asam kuat keluar dari dalam
tubuh. Misalnya pada keadaan muntah-
muntah banyak HCl yang keluar. Karena H+
dan Cl- banyak keluar, natrium bebas akan
mengikat HCO3 yang akan bertambah
jumlahnya bila asam karbonat berkurang.
Untuk mengurangi peningkatan kadar
bikarbonat, pernafasan akan ditekan
sehingga asam bikarbonat ditahan
sedangkan bikarbonat Na+, dan K+
dikeluarkan. Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Keseimbangan
sebelum terjadi
alkalosis
AK B
I 20
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Keadaan alkalosis Bikarbonat meningkat
metabolik karena kehilangan
Cl- atau karena
AK
makan banyak Na-
B
bikarbonat
125
30
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Usaha kompensasi Paru menahan CO2
tubuh ginjal mengeluarkan
ion bikarbonat.
Menahan ion H+ dan
AK
B
anion lain
I
Urin menjadi basa
40
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Keseimbangan setelah Pemberian larutan
pengobatan yang mengandung
Cl-, atau NH4Cl
AK B
I 20
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Penyebab alkalosis metabolik yang paling sering pada
penderita jantung adalah pemberian diuretika
golongan air raksa. Berkurangnya K+ dalam sel
oleh berbagai sebab akan menyebabkan alkalosis
dengan peningkatan bikarbonat dan penurunan
klorida di dalam serum.
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Gangguan Metabolik
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Alkalosis menurunkan kadar kalium di
dalam darah. Hi[pokalemia memudahkan
aritmia dan intoksikasi digitalis. Selain
itu, alkalosis juga mendorong kurve
disosiasi oksigen ke kiri sehingga
affinitas hemoglobin O2 bertmbah. Hal
ini menyebabkan pelepasan oksigen dari
Hb ke jaringan jadi lebih sulit
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
pCO2 yang tinggi (80-100 mmHG)
menyebabkan coma, aritmia ventrikuler
serta vasodilatasi pembuluh darah otak.
Vasodilatasi cerebral ini menyebabkan
aliran darah ke otak dan tekanan intra-
cranial meningkat
pCO2 yang rendah (< 25 mmHG)
menyebabkan vasokonstruksi pembuluh
darah otak dan penurunan aliran darah ke
otak sehingga menyebabkan hipoksia otak
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Tehnik2 Pemberian
Cairan & Transfusi
Darah
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Memasang jalur
intravena
Akses periferi
Akses sentral
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Akses vena perifer
Extremitas atas/bawah
Vena dikulit kepala
Vena jugularis externa
Vena femoralis
Vena umbilicalis
Akses Intraosseus
Venous cut-down
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Akses vena sentral
Vena femoralis
Vena jugularis interna
Vena subclavia
Vena jugularis externa
Vena perifer (extr.atas)
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Pemilihan Vena
Vena perifer tangan
Hindari pergelangan & fossa antecubiti
(area flexi & extensi),vena
sklerotik,edema,dibawah area
komplikasi,extremitas yg
terganggu/cacad.
Vena yg membentuk huruf Y paling
mudah
Pilih tangan yang ‘non-dominant’
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Pemilihan kanula
intravena
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Kanula/kateter
intravena
Internal Needle
External needle
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Bahan pembuat
Metal
Polyvinylchloride.
Polypropylene
Polytef(Teflon)
Polyurethane (Vialon)
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Perbandingan sifat
bahan
Bahan Trombositas Flexibilitas Transparans
PVC +++ +++ ya
Polyethylene +++ ++ ya
Polytef + + tidak
Polyurethane + +++ ya/tidak
Silicone 0 ++++ tidak
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Persiapan area yang akan
ditusuk
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Fiksasi dan menjaga
sterilitas
Cuci tangan dgn sabun sebelum
memasang.
Desinfeksi yodium 1-2%,iodofor atau
alkohol 70%.
Tutup kassa steril stl diolesi
antiseptik/antibiotik
Kanula harus stabil
Infiltrasi.
Extravasasi.
Spasme vena/arteri.
Pembuntuan.
Infeksi lokal.
Sepsis.
Emboli udara.
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Phlebitis
Inflamasi lapisan intima pembuluh
darah vena.
Tanda –
merah,hangat,edema,nyeri,vena
keras.
Faktor resiko – bahan kanula,panjang
& kaliber kanula,tehnik insersi &
sterilitas dressing ,lama
pemasangan,cairan
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Tipe phlebitis
P. kimia
P.mekanis
P.bakterial
Thrombophlebitis
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Skala phlebitis
1+ : nyeri , erythema/edema , vena
masih lunak.
2+ : nyeri , erythema/edema , jalur
merah.
3+ : nyeri , erythema/edema , jalur
merah , vena teraba mengeras.
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Transfusi
Dokumen jelas :
Nama
Nomor register
Ruang perawatan
Golongan darah
Tanggal kadaluwarsa
Periksa tanda2 kerusakan darah
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Memeriksa kantung
darah
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Batas waktu pemberian
darah/produk darah
Mulai Selesai
Whole blood,PRC < 30 menit < 4 jam
Trombosit Segera < 20 menit
Fresh frozen pls < 30 menit < 20 menit
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Infus Set &
penghangatan
Whole blood,PRC,plasma: filter 170-
200 micron.
Trombosit : filter 170-200 micron.
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Kateter vena sentral
Panjang : 20-75 cm
Lentur,radioopaque,tdk
kinking,trombogenik <
Di vena cava !
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Kateter vena sentral
multilumen
Kateter bilumen : Jalur kuning Jalur putih
Infus/transfusi Obat2an
CVP/obat/nut Sampling drh
risi parenteral
Kateter trilumen:
Kuning Biru Putih
Infus/ob Infus/ob Infus/ob
at/CVP at/CVP at/CVP/
sampling
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes