Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PERENCANAAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK

TENAGA HIBRIDA BIOMASSA - PHOTO VOLTAIC PADA HOMER

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan

Dosen Pengampu:
Drs. Ir. Sri Sukamta M.Si., IPM.
Dr. Muhammad Harlanu, M.Pd.

Disusun Oleh:
Roni Saputra 5301417021
Fahmi Miftachur R. 5301417022
Soulton Arief 5301417025

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
PRAKATA

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida Biomassa Photo Voltaic pada Homer
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Drs. Ir. Sri Sukamta M.Si., IPM. dan Dr. Muhammad Harlanu, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan
2. Serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Semarang, 29 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................I
PRAKATA.............................................................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................................
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat karena hampir
semua aktivitas manusia selalu membutuhkan energi. Misalnya untuk penerangan,
proses industri atau untuk menghidupkan peralatan rumah tangga diperlukan energi
listrik, untuk menggerakkan kendaraan diperlukan bahan bakar minyak atau bensin,
serta masih banyak peralatan di sekitar kehidupan manusia yang memerlukan energi.
Sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia berasal dari energi fosil yang
berbentuk minyak bumi dan gas bumi yang terkandung di dalam perut bumi yang
sudah berusia ratusan bahkan ribuan tahun. Ketergantungan terhadap bahan bakar
fosil setidaknya memiliki tiga ancaman serius, yaitu:
1. Menipisnya cadangan minyak bumi.
2. Kenaikan / ketidakstabilan harga akibat laju permintaan yang lebih besar dari
produksi minyak.
3. Polusi gas rumah kaca (terutama CO2) akibat pembakaran bahan bakar fosil.
Kadar CO2 saat ini disebut sebagai yang tertinggi selama beberapa puluh tahun
belakangan, efek buruk CO2 terhadap pemanasan global telah disepakati hampir
dilakukan oleh semua kalangan. Hal ini menimbulkan ancaman serius bagi kehidupan
makhluk hidup di muka bumi. Oleh karena itu, pengembangan dan implementasi
bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan perlu mendapatkan perhatian serius
dari berbagai negara. Pemerintah sebenarnya telah menyiapkan berbagai peraturan
untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil (misalnya: Kebijakan
Umum Bidang Energi (KUBE) tahun 1980 dan Keputusan Menteri Pertambangan dan
Energi No. 996.K / 43 / MPE / 1999 tentang prioritasi penggunaan bahan bakar
terbarukan untuk produksi listrik yang hendak dibeli PLN). Namun, pada tataran
implementasi belum terlihat adanya usaha serius dan sistematik untuk menerapkan
energi terbarukan guna substitusi bahan bakar fosil.
Pada kesempatan ini, penulis membuat perencanaan menggunakan dua sumber
energi terbarukan sebagai pembangkit listrik hibrida, energi biogas / biomasa dan
energi matahari. Pemanfaat sumber energi terbarukan ini diharapkan dapat
memaksimalkan potensi energi yang ada agar lebih optimal, efisien dan ramah
lingkungan dalam proses pembangkitan energi listrik sehingga kedepannya dapat
menyediakan sumber energi lebih untuk masa yang akan datang.
Energi surya atau energy cahaya matahari adalah sumber energi yang tidak akan
pernah habis ketersediaannya dan energi ini juga dapat di manfaatkan sebagai energi
alternatif yang akan di ubah menjadi energi listrik, dengan menggunakan sel surya
atau Photo Voltaic. Sel surya atau solar call sejak tahun 1970 telah mengubah cara
pandang kita tentang energi dan memberi jalan baru bagi manusia untuk memperoleh
energi listrik tanpa perlu membakar bahan bakar fosil sebagaimana pada minyak
bumi, gas alam, batu bara, atau reaksi nuklir.
Selain Photo Voltaic, masih banyak contoh energi terbarukan yang dapat
mengurangi polusi dan mengurangi pemanasan global. Salah satunya yaitu biogas
atau biomassa. Biogas merupakan gas yang terbentuk atau terbuat dari endapan
limbah organik yang menghasilkan zat gas dimana gas ini dapat digunakan sebagai
bahan bakar (gas) dan sebagai Pembangkit tenaga listrik. Gas ini berasal dari berbagai
macam limbah organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan
dan dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses - proses dan tahapan
penguraian. Proses ini merupakan peluang besar untuk menghasilkan energi alternatif
sehingga akan mengurangi dampak penggunaan bahan bakar fosil.
Perencanaan dan perancangan sistem pembangkit listrik tenaga hibrida biomassa
dan dan surya menggunakan bantuan software HOMER (Hybrid Optimization of
Multiple Energy Resources). Software ini mampu medesain dan mensimulasinkan
sistem pembangkit tenaga listrik dengan konfigurasi sistem terbaik disesuaikan
dengen kondisi dilapangan. Selain itu, software ini mampu melakukan perhitungan
matematis mengenai biaya yang akan dikeluarkan dari suatu sistem tenaga listrik
hybrid, memperhitungkan daya keluaran dan daya yang digunakan oleh pelanggan
serta efektifitas dan efisiensi dari komponen pembangkit tenaga listrik maupun
penyusunan dari pembangkitan listrik tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis dapat merumuskan
masalah, sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang perencanaan sistem pembangkit listrik tenaga hibrida
biomassa dan photo voltaic pada software Homer Pro?
2. Bagaimana menentukan parameter dan komponen pada sistem pembangkit listrik
hibrida biomassa dan photo voltaic pada software Homer Pro?
3. Bagaimana perbandingan daya keluaran sistem pembangkit listrik tenaga hibrida
biomassa dan photo voltaic dengan konfigurasi terbaik pada software Homer Pro?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini
adalah :
1. Merancang perencanaan sistem pembangkit listrik tenaga hibrida biomassa dan
photo voltaic pada software Homer Pro.
2. Menentukan dan menganalisa parameter dan komponen pada sistem pembangkit
listrik hibrida biomassa dan photo voltaic pada software Homer Pro.
3. Membandingan dan menganalisa daya keluaran sistem pembangkit listrik tenaga
hibrida biomassa dan photo voltaic pada software Homer Pro.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Software Homer
HOMER adalah singkatan dari the hybrid optimisation model for electric
renewables, salah satu tool populer untuk desain sistem PLH menggunakan energi
terbarukan. HOMER mensimulasikan dan mengoptimalkan sistem pembangkit listrik
baik stand-alone maupun grid-connected yang dapat terdiri dari kombinasi turbin
angin, photovolaic, mikrohidro, biomassa, generator (diesel/bensin), microturbine,
fuel-cell, baterai, dan penyimpanan hidrogen, melayani beban listrik maupun termal
(Lambert, Gilman, dan Lilienthal 2006).
HOMER mensimulasikan operasi sistem dengan menyediakan perhitungan
energy balance untuk setiap 8,760 jam dalam setahun. Jika sistem mengandung
baterai dan generator diesel/bensin, HOMER juga dapat memutuskan, untuk setiap
jam, apakah generator diesel/bensin beroperasi dan apakah baterai diisi atau
dikosongkan. Selanjutnya HOMER menentukan konfigurasi terbaik sistem dan
kemudian memperkirakan biaya instalasi dan operasi sistem selama masa operasinya
(life time costs) seperti biaya awal, biaya penggantian komponen-komponen, biaya
O&M, biaya bahan bakar, dan lain-lain.
Saat melakukan simulasi, HOMER menentukan semua konfigurasi sistem yang
mungkin, kemudian ditampilkan berurutan menurut net presents costs - NPC (atau
disebut juga life cycle costs). Jika analisa sensitivitas diperlukan, HOMER akan
mengulangi proses simulasi untuk setiap variabel sensitivitas yang ditetapkan. Error
relatif tahunan sekitar 3% dan error relative bulanan sekitar 10% (Sheriff dan Ross
2003).
Selain itu, Homer adalah suatu model Micropower untuk mempermudah dalam
mengevaluasi desain dari jaringan tunggal (grid-off) maupun jaringan yang terkoneksi
dengan sistem (grid-connected). Dalam merancang sistem pembangkit harus
diperhatikan mengenai konfigurasi sistem, , diantaranya : komponen apa saja yang
tidak dapat dimasukkan dalam konfigurasi sistem, berapa banyak dan dan berapa
ukuran masing- masing komponen yang harus digunakan, banyaknya pilihan
teknologi dalam penghitungan biaya dan ketersediaan sumber daya energy yang ada,
optimasi Homer dan algoritma analisis yang sensitif dapat lebih mudah untuk
mengevaluasi konfigurasi sistem dan banyak kemungkinan. Model ini dapat
menganalisa stand alone sistem dengan menggunakan bebearapa komponen energi
angin, PV dan fuel cell, daya DC yang dihasilkan PV dan fuel Cell di ubah menjadi
AC dan di salurkan ke Bus AC, daya yang dihasilkan wind turbin secara langsung
dialirkan ke Bus AC, kelebihan daya akan disimpan dibatteray dan electrolizer, yang
menghasilkan hydrogen kelebihanya akan di maksukkan kembali di hidrogen tank.
Kelebihan software HOMER yaitu:
1. Dapat memodelkan sistem selama setahun agar mengetahui teknik kelayakan dan
biaya pengoperasiannya.
2. Dapat digunakan untuk menentukan konfigurasi sistem terbaik dan biaya
operasional terendah.
3. Perancang sistem memiliki kontrol penuh dalam menentukan komponen yang
akan digunakan dalam sistem baik dari segi ukuran maupun kualitas komponen.
4. Dapat melakukan pengoptimalan dalam perubahan model input.
5. Dapat membantu menilai dampak ketidakpastian atau perubahan variabel.
B. Komponen Hommer
Komponen adalah bagian dari sistem yang menghasilkan, memberikan,
mengkonversi, atau menyimpan energi. HOMER memodelkan 10 jenis komponen
yang terdiri dari 4 bagain yaitu bagian energi terbarukan, bagian mengubah energi
listrik menjadi bentuk lain, bagian menyimpan energi, dan bagian yang dapat
dikirimkan sumber energi.
1. Komponen yang menghasilkan listrik dari sumber energi terbarukan
a. Modul fotovoltaik
Modul fotovoltaik mengubah radiasi matahari menjadi listrik DC.
b. Turbin angin
Turbin angin untuk mengubah energi angin menjadi listrik AC atau DC.
c. Turbin air
Turbin air untuk mengubah energi air menjadi listrik AC atau DC. HOMER
hanya bisa model instalasi sistem hidro run of sungai yang berarti tidak terdiri dari
penyimpanan waduk.
2. Komponen yang dapat dikirimkan sumber energi (sistem dapat mengontrol sesuai
kebutuhan)
a. Generator
Generator mengkonsumsi bahan bakar untuk menghasilkan listrik AC atau DC.
Selain itu generator dapat memproduksi daya termal melalui pemulihan panas limbah.
b. Grid
Grid memberikan listrik kepada sistem yang terhubung dengan jaringan dan juga
dapat menerima kelebihan listrik dari sistem.
c. Boiler
Boiler menggunakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga termal.
3. Komponen yang dapat mengubah energi listrik menjadi bentuk lain
a. Konverter
Konverter mengkonversi listrik dari AC ke DC atau dari DC ke AC.
b. Elektroliser
Mengubah kelebihan listrik AC atau listrik DC menjadi hidrogen melalui elektrolisis
air. Sistem ini dapat menyimpan hidrogen dan menggunakannya sebagai bahan bakar
untuk satu generator atau lebih.
4. Komponen yang menyimpan energi
a. Baterai
Baterai untuk menyimpan listrik DC.
b. Tangki hidrogen
Tangki hidrogen untuk menyimpan hidrogen dari elektrolizer untuk bahan bakar satu
generator atau lebih.
C. Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
Biogas ialah gas yang dihasilkan oleh mikroba apabila bahan organik mengalami
proses fermentasi dalam suatu keadaan anaerobik yang sesuai baik dari segi suhu,
kelembaban, dan keasaman. Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses
untuk menghasilkan biogas. Namun demikian kebanyakan bahan organik baik padat
atau cair seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternaklah yang biasanya
dimanfaatkan untuk sistem biogas sederhana. Jenis bahan organik yang diproses
sangat mempengaruhi produktivitas sistem biogas disamping parameter - parameter
lain seperti temperatur digester, ph (tingkat keasaman), tekanan, dan kelembaban
udara.
Biogas sangat potensial sebagai sumber energi terbarukan karena kandungan
methane (CH4) yang tinggi dan nilai kalornya yang cukup tinggi yaitu berkisar antara
4.800 – 6.700 kkal/m3 (Harahap, 1980). Methane (CH4) yang hanya memiliki satu
karbon dalam setiap rantainya, dapat membuat pembakarannya lebih ramah
lingkungan dibandingkan bahan bakar berantai karbon panjang. Hal ini disebabkan
karena jumlah CO2 yang dihasilkan selama pembakaran bahan bakar berantai karbon
pendek adalah lebih sedikit. Kandungan methane yang cukup tinggi dalam biogas
dapat menggantikan peran LPG dan petrol (bensin). Tapi ada kandungan lain lagi
selain methane dalam biogas yang perlu adanya proses pemurnian. Gas tersebut
adalah gas H2S yang dianggap sebagai pengotor dan bila ikut terbakar dan terbebas
dengan udara dapat teroksidasi menjadi SO2 dan SO3 yang bersifat korosif dan bila
teroksidasi lebih lanjut oleh H2O dapat memicu hujan asam. Selain H2S terdapat juga
uap air dan CO2 yang tidak bermanfaat pada saat pembakaran. Biogas yang
mengandung sejumlah H2O dapat berkurang nilai kalornya. Gas H 2O sebagaimana gas
H2S juga perlu dibersihkan dari biogas.
Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa sebagai salah satu
alternatif untuk mendapatkan energi listrik sekarang ini memiliki beberapa
keunggulan bila dibandingkan dengan penggunaan Sistem Pembangkit Listrik
lainnya. Keunggulannya antara lain adalah :
1. Dibandingkan dengan sistem pembangkit lainnya Biomassa merupakan sumber
energi yang murah, karena untuk memperoleh bahan bakunya sangat mudah.
2. Timbunan sampah dapat menghasilkan emisi GRK (Gas Rumah Kaca) berupa gas
metana yang cukup besar yang dapat menyerap radiasi matahari di atmosfer
sehingga menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi panas, dengan
pengembangkan sistem pembangkit energy biomassa ini maka jumlah sampah
dapat diminimalisasikan, sehingga pengaruh GRK terhadap suhu permukaan bumi
dapat dikurangi.
3. Biomassa dapat mengurangi jumlah sampah yang dapat mencermarkan
lingkungan sekitar.
4. Mempunyai sumber yang selalu baru (merupakan jenis energi terbarukan).
5. Sumber energi mempunyai jumlah cadangan sangat besar.
6. Teknologi pengolahannya tidak terlalu rumit.
D. Pembangkit Listrik Tenaga Surya ( PLTS )
Sel surya atau juga sering disebut fotovoltaik adalah suatu teknologi pembangkit
listrik yang mengkonversi energi foton dari surya menjadi listrik.. Sel surya bisa
disebut sebagai pemeran utama untuk memaksimalkan potensi sangat besar energi
cahaya matahari yang sampai ke bumi, walaupun selain dipergunakan untuk
menghasilkan listrik, energi dari matahari juga bisa dimaksimalkan energi panasnya
melalui sistem solar thermal. Konversi ini dilakukan pada panel surya yang terdiri
dari sel-sel photovoltaic. Sel-sel ini merupakan lapisan-lapisan dari silikon (Si) murni
atau bahan semikonduktor lainnya yang diproses sedemikian rupa, sehingga apabila
bahan tersebut mendapat energi foton akan mengeksitasi elektron dari ikatan atomnya
menjadi elektron yang bergerak bebas, dan pada akhirnya akan mengeluarkan
tegangan listrik arus searah (Miharja, 2009).
Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu junction
antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari ikatan-ikatan
atom yang dimana terdapat elektron sebagai penyusun dasar. Semikonduktor tipe-n
mempunyai kelebihan elektron (muatan negatif) sedangkan semikonduktor tipe-p
mempunyai kelebihan hole (muatan positif) dalam struktur atomnya. Kondisi
kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan mendoping material dengan
atom dopant. Sebagai contoh untuk mendapatkan material silikon tipe-p, silikon
didoping oleh atom boron, sedangkan untuk mendapatkan material silikon tipe-n,
silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi pada gambar 2 dibawah menggambarkan
junction semikonduktor tipe-p dan tipe-n.

Gambar 1. Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan


tipe-n (kelebihan elektron)
Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga
elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik.
Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan
bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga membentuk kutub positif pada
semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada semikonduktor tipe-p.
Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik yang mana
ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini maka akan mendorong
elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang selanjutnya
dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif
menunggu elektron dating.
Di Indonesia Pemanfaatan energi surya memiliki potensi masa depan yang sangat
besar, tidak hanya dalam menyediakan listrik dan panas tetapi juga untuk digunakan
pada proses industri serta pengembangan kendaraan surya. Beberapa keuntungan
menggunakan PLTS di Indonesia yaitu (1) Sumber energy tersedia sepanjang tahun
dan gratis, (2) Bebas polusi udara, (3) Tidak bising, (4) Tidak memerlukan system
transmisi yang rumit, (5) Tidak menyebabkan efek pemanasan global, (6) Dapat
ditempatkan di daerah terpencil, (7) Umur pakainya panjang, kurang lebih 20 tahun,
(8) Aman, dan (9) Perawatannya sangat mudah dan sederhana.
Meskipun energi surya adalah bentuk energi paling berlimpah yang tersedia di
Indonesia bahkan di planet bumi ini, energi surya tetap bukanlah sumber energi yang
sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk pada kalahnya prioritas biaya dibandingkan
bahan bakar fosil tetapi juga karena masalah intermitten (tidak kontinyu).
E. Sistem PLTH Biomassa-PV
PLTH biomassa-pv merupakan unit gabungan antara generator biomassa dengan
PV (panel surya). Pembangkit hibrida ini menawarkan keandalan yang lebih dari
pembangkit lainnya karena tidak tergantung pada satu sumber saja (Tanim et al.,
2014). Generator biomassa dirancang untuk bekerja saat intensitas cahaya matahari
menurun untuk menyalurkan daya ke beban (Muhamad et al., 2014; Tanim et al.,
2014).
Sistem pembangkit hibrida ini bekerja secara standalone untuk menyalurkan daya
ke beban sesuai kebutuhan seperti yang ditunjukkan pada gambar 1. Ukuran kapasitas
generator biomassa dihitung berdasarkan jumlah pasokan bahan bakar biomassa yang
tersedia terhadap beban yang dibutuhkan, sedangkan ukuran panel PV ditentukan
berdasarkan radiasi matahari yang diperoleh dan kebutuhan beban di siang hari.

Gambar 1. Blok Diagram Sistem Hibrida Biomassa-PV


Sumber : (Ahammad et al., 2015)
BAB 3
SIMULASI

Pada tahap simulasi, data-data yang telah dimasukan pada sistem PLTH kemudian
dianalisis oleh software HOMER. Hasil analisis dari software HOMER berupa jumlah
energi listrik yang dihasilkan, nilai net present cost (NPC), dan lain-lain. Selain itu
hasil analisis software HOMER yaitu menghasilkan sebuah sistem yang optimal. Alur
simulasi sistem PLTH pada HOMER sebagai berikut.

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian


A. Desain Sistem
Pembangkit listrik yang terhubung (interkoneksi) antar pembangkit listrik yang sering
disebut dengan pembangkit hibrida merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi
kebutuhan tenaga listrik di suatu wilayah tertentu. Pada kesempatan ini merencanakan
pembangkitan listrik menggunakan system pembangkit tenaga listrik secara hibrida
antara Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
yang digunakan untuk memenuhi pasokan listrik di daerah Langgam, Riau.
Pembangkit hibrida ini terdiri dari generator biomassa dan panel photo voltaic serta
memiliki komponen konverter dan baterai seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.2.
Desain akan disimulasikan menggunakan perangkat lunak Homer untuk mendapatkan
ukuran pembangkit hibrida yang optimal secara ekonomis sesuai dengan profil beban.
Perancangan sistem ini diproyeksikan selama 25 tahun.
Gambar 3.2 Desain Skematik PLTH
B. Komponen
Dalam mendesain skematik sistem pembangkit listrik tenaga hybrid (PLTH) ada
beberapa komponen yang digunakan yaitu generator biomassa, solar cell atau panel
photo voltaic, baterai, dan konverter.
1. Generator Biomassa
Pada sistem pembangkit hibrida ini terdapat beberapa komponen yang terdiri dari
generator biomassa yang memiliki biaya kapital US$ 600 /kW, biaya penggantian
US$ 550 /kW dan biaya operasi dan perawatan sebesar US$ 0,085/ jam (Rajanna dan
Saini, 2014).

Gambar 3.3 Jendela Pengaturan Generator Biomassa


2. Solar Cell atau Panel Photo Voltaic
Modul PV yang dimodelkan memiliki output AC. Biaya instalasi panel PV sebesar
US$3000/kW dan biaya penggantian sebesar US$3000/kW. Biaya operasi dan
perawatan sebesar US$10/kW dan memiliki lifetime selama 15 tahun.
Mempertimbangkan 14faktor penurunan akibat suhu, kotoran, kemiringan, kerugian
kabel, bayangan, penuaan,dll. Faktor penurunan sebesar 80% diterapkan untuk setiap
panel (Roy et al., 2014).
Gambar 3.4 Jendela Pengaturan Photo Voltaic / Solar Cell.
3. Konverter
Konverter yang digunakan dalam mendesain skematik sistem PLTH menggunakan
jenis Dynapower DPS - 250/480V 3-phase inverter sebanyak 1 buah dengan kapasitas
100kW dan dapat digunakan selama 15 tahun. Biaya yang dikeluarkan untuk
konverter jenis ini sebesar US$105/kW, serta biaya operasional dan perawatan yang
dikeluarkan sebesar US$10/kW per tahun. Dalam software HOMER jendela yang
digunakan untuk mengatur konverter dapat dilihat pada gambar 3.5

Gambar 3.5 Jendela Pengaturan Konverter

4. Battery
Baterai yang digunakan dalam desain skematik sistem PLTH menggunakan
baterai jenis Generic 100kWh Li-Ion sebanyak 2 buah dan dapat digunakan selama 15
tahun. Biaya yang dikeluarkan untuk baterai jenis ini sebesar US$70.000/kW serta
biaya operasional dan maintenance sebesar US$1.000/kW. Jendela pengaturan baterai
pada software HOMER dapat dilihat pada Gambar 3.5
Gambar 3.6 Jendela Pengatur Battery
5. Biomassa
Data produksi biomassa dalam penelitian ini diperoleh dari situs NASA. Data
biomassa dapat dilihat pada tabel. Dimana, data yang digunakan merupakan rata-rata
biomassa per bulan dalam setahun. Untuk mengatur data radiasi matahari pada
software HOMER dapat dilihat pada Gambar 3.7

Gambar 3.7 Jendela Pengaturan Produksi Biomassa

6. Radiasi Matahari
Data radiasi matahari dalam penelitian ini diperoleh dari situs NASA. Data radiasi
matahari dapat dilihat pada tabel. Dimana, data yang digunakan merupakan rata-rata
radiasi matahari per bulan dalam setahun. Untuk mengatur data radiasi matahari pada
software HOMER dapat dilihat pada Gambar 3.7
Gambar 3.8 Jendela Pengaturan Radiasi Matahari

Gambar 3.8 menunjukkan jendela pengaturan radiasi matahari dalam software


HOMER. Rata-rata radiasi matahari dalam setahun berkisar 5.43 kWh/m2/day. Radiasi
matahari terbesar terdapat pada bulan September yaitu sebesar 6,600 kWh/m 2/day dan
terkecil pada bulan Januari yaitu sebesar 4,410 kWh/m2/day.
C. Data Beban
Data beban yang digunakan yaitu rata-rata konsumsi energi listrik (kWh) masyarakat
per bulan selama setahun. Jendela untuk menginput data beban pada software HOMER
dapat dilihat pada Gambar 3.9

Gambar 3.9 Jendela Pengaturan Beban


Selanjutnya, setelah beban di input kemudian dilanjutkan dengan mengatur
penggunaan beban per jam dalam sehari. Sebelum mengatur penggunaan beban per jam
dalam sehari terlebih dahulu menjumlahkan data keseluruhan konsumsi energi listrik
masyarakat per bulan untuk mendapatkan rata-rata beban per bulan dalam setahun.
Dalam mengatur penggunaan beban per jam dalam sehari, data yang dimasukkan yaitu
data rata-rata beban per bulan dalam setahun yang digunakan oleh masyarakat.
D. Hasil dan Analisis
1. Hasil Simulasi
Simulasi yang dilakukan menghasilkan beberapa konfigurasi yang berbeda sesuai
dengan batasan minimum kontribusi energi terbarukan. Berdasarkan simulasi yang
dilakukan, ditampilkan hasil optimal yang menunjukkan jumlah komponen dan total NPC
(net present cost) yaitu biaya keseluruhan sistem selama jangka waktu tertentu serta COE
(cost of energy) yaitu biaya energi.
Hasil simulasi yang paling optimal dapat dilihat pada gambar 3.10. Pada skenario ini,
generator biomassa, panel PV, inverter Panel PV, baterai dan inverter memiliki ukuran
masing-masing 500 kW, 60 kW, 60 kW, 1 Unit dan 16.4 kW yang bekerja bersama-sama
untuk menyuplai daya untuk memenuhi profil beban. Total NPC yang dihasilkan sebesar
US$ 499,742 dan COE sebesar US$ 0,1648 / kWh

Gambar 3.10 Hasil Optimisasi Sistem Hibrida.

Gambar 3.11 Produksi Listrik Rata-Rata Bulanan

2. Analisis
Konfigurasi dari skenario pembangkit listrik yang berbeda menyebabkan nilai NPC
dan COE yang berbeda. Perbedaan ini didasari oleh biaya investasi dan operasi
pembangkit biomassa yang cukup besar apabila digunakan untuk menanggung seluruh
beban di sistem. Pembangkit hibrida yang optimal berdasarkan simulasi terdiri dari
generator biomassa 500 kW, panel PV 60 kW, inverter Panel PV 60 kW, baterai 1 Unit
dan inverter 16.4 kW dengan sistem pengisian baterai cycle charging. Konfigurasi ini
dipilih dengan total net present cost sebesar US$ 499,742, biaya pembangkitan listrik
(cost of energy) sebesar US$ 0,1648 / kWh.
Gambar 3.12. menunjukkan output maksimum yang dihasilkan generator biomassa
sebesar 150 kW dan minimum sebesar 150 kW dengan rata-rata 150 kW. Total produksi
energi listrik yang dihasilkan sebesar 825,900 kWh/tahun.

Gambar 3.12 Output Generator Biomassa

Sedangkan gambar 3.13 menunjukkan output maksimum yang dihasilkan PV sebesar


58.8 kW dan minimum sebesar 0 kW dengan rata-rata 11.8 kW atau 283 kWh/ hari.

Gambar 3.13 Output Photo Voltaic / Solar Cell.

Biaya tahunan dari pembangkit listrik tenaga hibrida yang diusulkan.


Generator biomassa berkontribusi terbesar terhadap keseluruhan biaya yaitu sekitar
US $339,521 dan untuk panel PV, berkontribusi sekitar US$ 160,221. Optimasi
dengan HOMER menunjukkan bahwa PLTH yang diusulkan adalah desain yang
terbaik dan optimal. Total nilai bersih sekarang (NPC) untuk PLTH ini adalah $
499,742. Biaya operasi US$ 13.397 per tahun. Biaya energi (COE) adalah $ 0,1648 /
kWh.
Nilai COE sebesar US$ 0,1648/kWh dianggap cukup kompetitif untuk
menjadi solusi elektrifikasi dibandingkan dengan biaya yang selama ini dihabiskan
oleh penduduk desa saat menggunakan generator diesel.
3. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Ahammad, S., Khan, A.H., Nur, T.E., Ghose, S., 2015. A hybrid of 30 KW Solar PV
and 30 KW Biomass System for rural electrification in Bangladesh, dalam : 2015
3rd International Conference on Green Energy and Technology (ICGET), pp. 1–5.
Lambert T., Gilman P., Lilienthal P. (2006) “Micropower Sistem Modeling With
Homer”, Integration Of Alternative Sources Of Energi, by Felix A., Farret and M.
Godoy Simoes., John Wiley and Sons, Inc, Hal. 379-397.
Muhamad, M.I., Radzi, M.A.M., Abd Wahab, N.I., Hizam, H., Mahmood, M.F., 2014.
Optimal design of hybrid renewable energy system based on solar and biomass
for halal products research institute, UPM, in: Innovative Smart Grid
Technologies-Asia (ISGT Asia), 2014 IEEE. IEEE, pp. 692–696.
Rajanna, S., Saini, R.P., 2014. Optimal modeling of solar/biogas/biomass based IRE
system for a remote area electrification, dalam : Power India International
Conference (PIICON), 2014 6th IEEE. IEEE, pp. 1–5.
Roy, B., Basu, A.K., Paul, S., 2014. Techno-economic feasibility analysis of a grid
connected solar photovoltaic power system for a residential load, dalam:
Automation, Control, Energy and Systems (ACES), 2014 First International
Conference on. IEEE, pp. 1–5.
Tanim, M., Chowdhury, N.A., Rahman, M.M., Ferdous, J., others, 2014. Design of a
photovoltaic-biogas hybrid power generation system for bangladeshi remote area
using HOMER software, dalam: Developments in Renewable Energy Technology
(ICDRET), 2014 3rd International Conference on the. IEEE, pp. 1–5.

Anda mungkin juga menyukai