CP Fatimah
CP Fatimah
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh :
SITI FATIMAH
30101507566
H
Pembimbing
ALAMAN JUDUL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN
DIAGNOSIS HOLISTIK DAN PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF
TERHADAP KASUS DEMAM TIFOID PADA PASIEN T
BERDASARKAN PENDEKATAN SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG
SITI FATIMAH
30101507566
M.Kes M.kes.Epid
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Diagnosis Holistik dan Penatalaksanaan Komprehensif Terhadap Kasus Demam
Tifoid Pada Pasien T Di Puskesmas Halmahera Semarang. Laporan ini disusun
untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka menjalankan kepaniteraan Klinik IKM
dan dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Turi Setyawati, selaku Kepala Puskesmas Halmahera
2. dr. Elianna Widyastuti, selaku pembimbing Puskesmas Halmahera
3. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Halmahera atas bimbingan dan
kerjasama yang telah diberikan.
4. Dr. Siti Thomas Zulaikha, SKM, M.Kes, selaku kepala Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK UNISSULA
5. Dr.dr. Imam Djamaludin M., M.kes.Epid, selaku pembimbing Ilmu
Kesehatan Masyarakat FK UNISSULA
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu penulis
sangat berterimakasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata
penulis berharap semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv
3.1. Definisi................................................................................................................... 21
3.2. Epidemiologi .......................................................................................................... 21
3.3. Etiologi.................................................................................................................. 22
3.4. Gejala klinis ........................................................................................................... 23
3.5. Patogenesis............................................................................................................. 23
3.6. Diagnosis................................................................................................................ 24
3.7. Pemeriksaan fisik ................................................................................................... 24
3.8. Pemeriksaan Penunjang ......................................................................................... 25
3.9. Prognosis ................................................................................................................ 26
iv
3.10. Komplikasi ........................................................................................................... 26
3.11. Analisa Penyebab Masalah ................................................................................. 26
3.12. Alternatif Pemecahan Masalah ............................................................................ 27
3.13. Plan Of Action ..................................................................................................... 29
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 33
LAMPIRAN...................................................................................................................... 37
v
BAB I
PENDAHULUAN
terutama negara tropis dan berkembang termasuk Indonesia, salah satunya adalah
demam tifoid. Demam tifoid menjadi masalah yang cukup penting di beberapa
negara (Chau, 2007). Demam tifoid adalah penyakit infeksi bakteri yang
dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran
Penularan demam tifoid melalui fecal dan oral yang masuk ke dalam tubuh
Jawa Tengah selama 3 tahun berturut-turut menempati urutan ke-3. Pada tahun
2014 terdapat 17.606 kasus, pada tahun 2015 terdapat 13.397 kasus, sedangkan
pada tahun 2016 terdapat sebanyak 244.071. Data yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan Kota Semarang menunjukan bahwa kasus demam tifoid selalu terjadi
setiap bulannya dan merupakan penyakit yang sering terjadi dalam jumlah yang
sedangkan di kota Semarang sebesar 1,2% (Depkes RI, 2009). Data yang
Januari- Oktober 2019 sebesar 589 pasien dengan diagnosa demam tifoid.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk lebih
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
tifoid.
lapangan.
8
BAB II
ANALISIS SITUASI
Oktober 2019.
Nama : An. T
Umur : 7 tahun
Agama : Islam
Kewarganegaraan : WNI
9
ASPEK 1 Personal
seperti semula.
Halmahera dengan keluhan panas sejak 7 hari yang lalu, panas meningkat
menjelang sore dan malam hari. Selain panas pasien mengeluh kepala pusing,
Riwayat imunisasi
Dari hasil alloanamnesa bahwa keluarga tidak adanya sakit seperti ini.
Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara. Pasien merupakan siswi SD
kelas 2. Pasien tinggal dengan kedua orang tuanya. Ayah pasien bekerja
10
sebagai karyawan swasta dan ibu tidak bekerja. Pembiayaan kesehatan
1. Data Individu
Pasien berusia 7 tahun. Berat badan 20 kg dan tinggi badan 117 cm. Berat
2. Data keluarga
3. Data Genogram
A B A : Ayah pasien
B : Ibu pasien
C : Pasien
C D
D : Adik pasien
4. Data Perilaku
Pasien makan 3 kali sehari pada pagi, siang, dan sore hari. Namun sering
11
terlambat makan dan terkadang makan 2 kali sehari saja.. Pasien juga sering
jajan sembarangan.
Pasien jarang sekali mencuci tangan sebelum makan, kalaupun cuci tangan
dengan benar dan kurangnya pengetahuan tentang PHBS dalam tatanan rumah
tangga.
1. Lingkungan
kawasan padat penduduk. Pasien tinggal bersama ayah, ibu, adik perempuannya
dan sepupunya. Rumah tersebut terdiri dari 2 lantai yang memiliki 2 kamar
Dilihat dari survey rumah sehat, rumah pasien terdiri dari dinding bata,
berlantai ubin dan beratap genteng. Pada ruang tamu terdapat jendela,kesan
Setiap kamar tidur memiliki 1 kasur yang diletakkan dilantai. Kamar mandi
leher angsa dan ada bak mandi tetapi ember. Dapur terletak di bagian belakang
Sumber air minum dan masak menggunakan air tandon yang dimasak,
sedangkan sumber air untuk mandi dan mencuci juga menggunakan air tandon,
12
sedangkan untuk memasak pasien menggunakan bahan bakar gas LPG 3 kg.
Ibu pasien memasak kadang tidak mencuci tangan dengan sabun, penyajian
2. Ekonomi
Ayah pasien bekerja sebagai karywan swasta dan ibu tidak bekerja. Data
namun belum diketahui asupan gizi yang tepat. Kesan ekonomi berdasarkan
3. Sosial Masyarakat
kebawah.
rumah.
13
Keadaan umum : sadar, composmentis
Tanda Vital
Nadi : 82x/menit
RR : 22x/menit
Temperature : 36,50 C
BB : 20 kg
TB : 117 cm
Status Present :
Kepala : normocephal
Thorax
14
-Inspeksi : simetris, massa (-)
-Auskultasi
wheezing (-/-)
Abdomen
-Perkusi : timpani (+), nyeri ketok (-), nyeri ketok CVA (-/-)
Tidak dilakukan
15
2.3. Diagnosis Holistik
ASPEK 1
Harapan : Pasien sembuh dan sehat sehingga bisa beraktivitas seperti semula
ASPEK 2
ASPEK 3
ASPEK 4 :
a. Patient Centered
sehat.
b. Family Focused
c. Community Oriented
2. Preventive
a. Patient Centered
17
- Memberikan edukasi kepada pasien bagaimana
secara benar.
kebersihan tangan.
benar
b. Family Focused
secara benar.
c. Community oriented
sabun.
3. Kuratif
18
a. Patient Centered
- Kloramfenikol 3x500 mg
- Paracetamol
- Omeprazol 1x1
b. Family Focused
secara benar
c. Community Oriented
sabun.
4. Rehabilitatif
a. Patient Centered
19
- Pasien dianjurkan kontrol ke pelayanan kesehatan
b. Family Focused
pengobatan.
20
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Definisi
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada
saluran cerna dan gangguan kesadaran (Edy, 2018). Masa tunas 7-14 hari dan
ditemukan gejala berupa rasa tidak enak badan. Minggu pertama, biasanya
demam menurun pada pagi hari dan meningkat di sore dan malam hari.
Selama minggu kedua, pasien berada dalam keadaan demam, turun secara
kecoklatan kotor, pada ujung dan tepi kemerahan, hati dan limfe membesar,
Penyakit ini mudah menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga
dapat menimbulkan wabah. Demam tifoid sendiri akan sangat berbahaya jika
tidak segera di tangani secara baik dan benar, bahkan dapat menyebabkan
kematian.
3.2. Epidemiologi
Menurut data (World Health Organisation) WHO memperkirakan
angka insidensi diseluruh dunia sekitar 17 jiwa per tahun, angka kematian
akibat demam tifoid mencapi 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.
21
bagian Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2PL), kasus demam tifoid di
tahun 2014 terdapat 17.606 kasus, pada tahun 2015 terdapat 13.397 kasus,
sedangkan pada tahun 2016 terdapat sebanyak 244.071. Data yang diperoleh
dari Dinas Kesehatan Kota Semarang menunjukan bahwa kasus demam tifoid
selalu terjadi setiap bulannya dan merupakan penyakit yang sering terjadi
sekota Semarang, pada tahun 2015 terjadi 6.958 kasus demam tifoid.
3.3. Etiologi
Demam tifoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella
kadang jenis salmonella yang lain (Ashkenazi et al, 2002). Demam tifoid
timbul akibat dari infeksi oleh bakteri golongan Salmonella yang memasuki
demam tifoid kelak akan menjadi carrier sementara, sedang, 2% yang lain
urinary type. Kekambuhan yang ringan pada cariier demam typhoid terutama
pada carrier jenis intestinal, sukar diketahui gejala dan keluhannya yang tidak
jelas.
22
3.4. Gejala klinis
Gejala demam tifoid :
1. Demam turun naik terutama sore dan malam hari dengan pola
kedua.
anoreksia, insomnia
kejang.
3.5. Patogenesis
Salmonella dapat hidup didalam tubuh manusia, manusia yang terinfeksi
nafas, urin dan tinja dalam jangka waktu yang bervariasi. Patogenesis demam
dan air ke lumen intestinal. Bakteri Salmonella Typhi bersama makanan atau
minuman masuk kedalam tubuh melalui mulut. Pada saat melewati lambung
dengan suasana asam banyak bakteri yang mati. Bakteri yang masih hidup
akan mencapai usus halus, melekat pada sel mukosa kemudian menginvasi
dan menembus dinding usus tepatnya di ileum dan yeyenum. Sel M, sel epitel
23
yang melapisi Peyer’s patch merupakan tempat bertahan hidup dan
ataupun sel hati dan secara sistemik menyebabkan gejala klinis pada demam
tifoid.
Penularan Salmonella Typhi sebagian besar jalur fekal oral, yaitu melalui
makanan atau minuman yang tercemar oleh bakteri yang berasal dari
3.6. Diagnosis
Suspek demam tifoid (Suspect Case) :
tifoid berat.
24
4. Dapat ditemukan bradikardi relatif, yaitu penurunan frekuensi nadi
5. Ikterus
hepatosplenomegali
2. Serologi
Darah : pada minggu pertama sampai akhir minggu ke-2 sakit, saat
demam tinggi
25
3.9. Prognosis
Bonam, namun adsanationam dubia ad bonam, karena penyakit demam
3.10. Komplikasi
Tifoid toksik, didapatkan gangguan atau penurunan kesadaran akut dengan
gejala delirium atau koma yang disertai atau tanpa gejala neurologis
lainnya
Syok septic, akibat lanjut dari respon sistemik, karena bakteri Salmonella,
kegagalan vaskular (syok), tensi turun, nadi cepat, berkeringat serta akral
dingin.
Agent
Salmonella Typhi
Host:
- Hyegenitas
kurang
- Kurangnya
pengetahuan Demam Environtment:
tentang Tifoid - Tidak ada
demam tifoid tempat sampah
- Kurangnya tertutup
pengetahuan
PHBS
- Jajan
sembarangan
26
3.12. Alternatif Pemecahan Masalah
27
Masalah Pemecahan masalah
Pengelolaan sampah yang kurang baik, Menyarankan untuk menggunakan tempat sampah
tempat penampungan sampah terbuka tertutup.
1 1 Pengetahuan yang Edukasi pasien dan Meningkatkan Pasien Edukasi , Rumah 17 Dokter Keluarga
kurang tentang keluarga pasien pengetahuan dan pemberian leaflet pasien Oktob Muda dan pasien
demam tyfoid, tentang penyakit pasien dan keluarga dan kuesioner. er FK mengetahui
(penyebabnya, cara demam tifoid serta keluarga pasien pasien 2019 Unissula dengan jelas
pencegahan, cara pencegahannya mengenai mengenai
penularan. penyakit penyakit
demam tifoid demam
tifoid dan
cara
pencegahann
ya
Nilai pre-
post test
keluarga
meningkat
tentang
demam
tifoid
2 Pengetahuan tentang Edukasi perilaku Menurunkan Pasien Edukasi cuci Rumah 17 Dokter Keluarga dan
Perilaku Hidup hygene perorang angka kejadian dan tangan pasien Oktob muda FK pasien paham
Sehat dan Perilaku yang buruk, demam tifoid keluarga Pemberian hand er Unissula dan
tentang higenitas diri kebiasaan pasien dan disekitar pasien wash 2019 melaksanakan
keluarga pasien yang lingkungan Hand sanitizer cara mencuci
jarang cuci tangan pasien pemberian poster tangan yang
sebelum dan sesudah CTPS di tempat baik dan
makan dan tempat yang benar.
mudah di lihat
3 Kurangnya Edukasi kepada Meningkatkan Keluarga Edukasi PHBS Rumah 17 Dokter Keluarga dan
pengetahuan tentang keluarga pasien pengetahuan pasien dan Rumah Sehat pasien Oktob muda FK pasien
lingkungan rumah tentang PHBS keluarga pasien Pemberian leaflet er Unissula mengetahui
yang sehat tentang 2019 dengan jelas
pentingnya Rumah Sehat
rumah sehat dan PHBS
BAB IV
4.1. Kesimpulan
Dari hasil analisa, dapat diambil kesimpulan bahwa kejadian yang
mempengaruhi penyakit Demam tifoid adalah sebagai berikut:
1. Faktor pejamu terhadap kejadian demam tifoid yang didapatkan
sampah tertutup.
sesudah makan
masyarakat
Alba, S., Bakker M. I., Hatta, M., Scheelbeek, P. F.D., Dwiyanti, R., Usman, R.,
Sultan, A.R., Sabir, M., Tandirogang, N., Amir, M., Yasir, Y., Pastoor, R.,
Beers, S.V., dan Smits, H.L. 2016. Risk Factors of Typhoid Infection in the
Andayani., Febriana, Arulita Ika., 2018. Kejadian Demam Tifoid di wilayah kerja
development.
Cahyani, Tutut Dwi Adi., dkk. 2018. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
praktik hidup bersih dan sehat sebagai upaya pencegahan demam tifoid pada
Mogasale, V., Mogasale, V. V., Ramani, E., Lee,S.L., Park, J.Y., Lee, K.S., dan
Wierzba, T.F. 2016. Revisiting typhoid fever surveillance in low and middle
hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian demam thypoid di wilayah
Nuraeni, A., 2012. Hubungan Penerapan PHBS Kelaurga dengan Kejadian Diare
Riskesdas. 2009.
Lampiran 1. Dokumentasi
Lampiran 2. Formulir Rumah Sehat
KOMPONEN
NO RUMAH YG KRITERIA NILAI
DINILAI
I KOMPONEN RUMAH
a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan
1 Langit-langit
kecelakaan 1
√
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2
a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman
bambu/ilalang) 1
b. Semi permanen/setengah
tembok/pasangan bata atau batu yang tidak
2 Dinding diplester/papan yang tidak kedap air. 2
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata √
yang diplester) papan kedap air. 3
a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan
3 Lantai tanah/plesteran 1
yang retak dan berdebu.
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah √
panggung). 2
4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0 √
b. Ada 1
5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0 √
b. Ada 1
a. Tidak ada 0
6 Ventilasi b. Ada, lubang ventilasi < 10% dari luas √
lantai 1
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas 2
lantai
a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari √
luas lantai dapur 1
c. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari
7 Lubang asap dapur luas lantai dapur (asap keluar dengan
sempurna) atau ada exhaust fan atau ada
peralatan lain yang sejenis. 2
a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan
untuk membaca 0
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas √
untuk membaca dengan normal 1
8 Pencahayaan c. Terang dan tidak silau sehingga dapat
dipergunakan untuk membaca dengan
normal. 2
II SARANA SANITASI
a. Tidak ada 0
b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak
Sarana Air Bersih
1 memenuhi syarat kesh. 1
(SGL/SPT/PP/KU/PAH)
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi
.
syarat kesh. 2
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat
kesh. 3
d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi √
syarat kesh. 4
2 Jamban (saran pembua- a. Tidak ada. 0
ngan kotoran). b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup,
disalurkan ke sungai / kolam 1
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup,
disalurkan ke sungai atau kolam 2
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic
tank 3
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 √
a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak
teratur di halaman 0
b. Ada, diresapkan tetapi mencemari
sumber air (jarak sumber air (jarak dengan
sumber air < 10m). 1
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2
3 Sarana Pembuangan d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari √
Air Limbah (SPAL) sumber air (jarak dengan sumber air >
10m). 3
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup
(saluran kota) untuk diolah lebih lanjut. 4
a. Tidak ada 0
4 Saran Pembuangan b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada
Sampah/Tempat Sampah tutup 1
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2 √
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3
Lampiran 3. Kuesioner
KUESIONER
Nama :…………………………………..
Alamat :…………………………………..
Umur :…………………………………..
PENGETAHUAN
1. Apakah Anda pernah mendengar tentang penyakit demam tifoid atau tipes?
a). Pernah
2. Jika pernah apakah Anda tahu apa yang dimaksud dengan penyakit demam
tifoid / tipes?
c). Panas tinggi menjelang sore, disertai mual muntah, nyeri perut, diare-
bebelen/konstipasi
a). Ya
b). Tidak
4. Jawaban no.3 Ya, apa saja yang dapat menyebabkan demam tifoid/tipes?
a). Air
b). Udara
c). Makanan dan minuman yang terkontaminasi kuman dari tinja/pipis penderita
6. Siapa yang serangga yang dapat kontaminasi makanan dan minum sehingga
a). Nyamuk
b). Cacing
c). Lalat
SIKAP
sama ?
a). Setuju
2. Menurut anda, sebelum memasak hingga penyajian makanan perlu cuci tangan
dengan sabun ?
a). Setuju
3. Apakah Anda setuju bahwa sebelum makan harus mencuci tangan dengan
sabun?
a). Setuju
a). Ya
a). Ya
alasannya.................................................................................................
6. Apakah Anda setuju diadakan kerja bakti di lingkungan tempat tinggal Anda?
a). Setuju
PERILAKU
1. Apakah air minum yang Anda minum selalu dimasak sampai mendidih?
a). Ya
b). Tidak,
alasannya............................................................................................................
2. Apa jenis sarana air bersih yang digunakan Anda untuk keperluan minum
sehari- hari?
a). PAM
tifoid/tipes?
a).Ya
b).Tidak,
alasannya..............................................................................................................
d). Lain-lain
tifoid/tipes?
a). Ya
No Indikator Perilaku 1 0
2 Asi Ekslusif √
3 Penimbangan balita √
4 Gizi √
KLP Kesling
6 Air bersih √
7 Jamban √
tempatnya
9 Kepadatan hunian √
10 Lantai rumah √
10 Aktivitas fisik/olahraga √
12 Mencuci tangan √
KLP UKM
SITI FATIMAH
PUSKESMAS
HALMAHERA