Anda di halaman 1dari 6

SENYAWA GLIKOSIDA SEBAGAI BAHAN FARMASI POTENSIAL SECARA

KINETIK

Laode Rijai
Research and Development Pharmaceutical Laboratory of FARMAKA TROPIS
Pharmacy Faculty, University of Mulawarman, Samarinda, East Kalimantan, Indonesia
laode@farmasi.unmul.ac.id

ABSTRAK

Kinetika molekul xenobiotik dalam sel dipengaruhi reseptor enzim dan non-enzim serta sifat
fisiko-kimia dari molekul xenobiotik dan reseptor tersebut. Sifat fisik lipiditas reseptor sangat
berpengaruh terhadap kinetika sehingga berakibat pada laju molekul dalam proses
pembentukan efek dinamik maupun eliminasi. Rata-rata manusia mengandung 42 liter air
yang menempati 3 liter dalam darah dan 39 liter dalam sel. Aqua atau air tersebut sebagai
media transport metabolisme baik itu anabolisme maupun katabolisme metabolit dalam sel.
Kandungan air dalam sel menyebabkan sifat lipiditas reseptor sangat rendah atau memiliki
sifat aqua sangat tinggi. Senyawa glikosida memiliki sifat sangat polar mendekati air hingga
menyerupai sifat lipiditas aqua. Sifat fisika sangat polar yang dimiliki oleh senyawa glikosida
mempermudah penyerapan dalam sel sehingga memiliki laju pembentukan efek dinamik
maupun eliminasi yang baik. Dengan demikian senyawa glikosida sangat potensial sebagai
bahan farmasi jika ditinjau dari kinetika.

Kata Kunci: Senyawa Glikosida; bahan farmasi, kinetika

(regenerasi), dan sumber energi. Protein


PENDAHULUAN misalnya berperan sebagai penyusun
Molekuler yang terlibat dalam jaringan dengan cara polimerisasi molekul
sistem metabolisme atau pembetukan dan asam amino, selain itu sebagai penyusun
penguraian molekul-molekul dalam sel enzim, penyusun asam-asaman, dan
mahluk hidup yang lazim adalah protein, berbagai metabolit lainnya. Metabolisme
karbohidrat, asam nukleat, dan lipid lemak yaitu pembentukan dan penguraian
dan kolesterol. Molekuler ini banyak molekul dalam sel berupa pertumbuhan,
kalangan menyebutnya biomolekular regenerasi sel, proses pernapasan,
karena berperan dalam sistem mahluk pencernaan, dan lain sebagainya. Proses
hidup. Seluruh metabolit tersebut tersebut berlangsung secara terus menerus
terbentuk dan terurai dalam sel dengan yang digambarkan oleh kerja berbagai
bahan baku suplai dari luar tubuh yang organ seperti jantung, paru-paru, hati dan
disebut dengan makanan. Selain keempat lain sebagainya. Kekurangan atau
golongan tersebut terdapat mikronutrien kelebihan salah satu metabolit dalam
seperti vitamin, ion-ion dalam bentuk waktu tertentu dapat menyebabkan
makro dan mikro mineral dan non-mineral kerusakan organik, sedangkan kekeliruan
dari suplai luar tubuh, tetapi wajib tetap proses metabolisme sebagai akibat respon
tersedia dalam sel tersebut. Fungsi umum enzim terhadap psikologi sel disebut
seluruh zat makanan tersebut adalah untuk dengan kerusakan fungsional. Kerusakan
pertumbuhan, pertahanan proses organik dan fungsional saling terkait yang
metabolisme, perbaikan metabolit dapat menyebakan peningkatan kerusakan

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 213


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Senyawa Glikosida Sebagai Bahan Farmasi Potensial Secara Kinetik

organik maupun sistem (fungsional) sesuai kesukaan terhadap air tersebut. Jaringan
fungsi waktu. kulit misalnya dirancang sedimikian rupa
Molekul-molekul kimia reseptor memiliki tingkat ketidaksukaan air
dalam sel berperan sebagai penerima sehingga air dan mineral tidak dapat
molekul asing untuk tujuan stimulan, masuk dalam jaringan, yang bukan
perlindungan, regenerasi, dan disebabkan oleh pori-pori tetapi
pertumbuhan dalam sistem metabolisme disebabkan perbedaan sifat fisik (lipiditas)
inter dan intra sel. Molekul-molekul antara jaringan kulit dengan air dan
tersebut dapat berupa enzim, hormon, dan mineral tersebut. Perihal inilah yang
non keduanya. Molekul reseptor tersebut menyebabkan penggunaan teknik injeksi
yang akan berperan dalam menerima dan (menembus jaringan kulit) untuk
memberikan reaksi terhadap molekul asing memasukan molekul obat yang tidak dapat
(xenobiotik) seperti obat. Molekul obat terabsorbsi oleh jaringan kulit maupuan
harus melintasi berbagai sistem pencernaan (perjalanan metabolit primer
metabolisme dalam sel yang memiliki sifat dalam sel).
fisika dan kimia yang spefisik, dan kedua Senyawa glikosida memiliki sifat
sifat tersebut mempengaruhi perjalanan aqua yang signifikan sehingga
xenobiotik untuk mencapai penerima atau memudahkan perjalanannya dalam sistem
reseptor dan juga untuk mencapai metabolisme karena sel manusia
eliminasi atau penghilangan dari sistem mengandung 42 liter air dan 3 liter di
metebolisme. Dengan demikian antaranya merupakan pelarut subtansial
pengetahuan seorang perancang obat harus untuk darah. Sifat ini akan mempercepat
memahami secara paripurna tentang perjalanan suatu molekuler untuk
struktur molekul reseptor dan bahan aktif mencapai reseptor maupun untuk
obat untuk meramalkan kejadian sifat eliminasi. Senyawa glikosida yang
kimia dan fisika antara kedua molekular memiliki dua kutub berlawanan yaitu polar
tersebut sehingga efek kimia, fisika, dan dan nol-polar namun secara total memiliki
biologi dapat diramal. Sifat kimia reseptor sifat polaritas yang tinggi. Dengan
dan molekul obat membantu memprediksi demikian molekul glikosida berpotensial
interaksi kimia yang akan terjadi yang sebagai bahan farmasi terutama obat jika
akan menghasilkan efek biologi dalam ditinjau dari kinetika dalam sistem
sistem metabolisme, sedangkan sifat fisika metabolisme.
resptor serta jaringan yang dilewati oleh
molekuler obat sangat menentukan laju METODE
perjalanan molekul obat tersebut. Kajian artikel ini merupakan hasil
Salah satu sifat fisika yang review berbagai hasil-hasil penelitian dan
berperan terhadap laju perjalanan molekul buku referens terkait dengan glikosida dan
obat dalam sistem metabolisme yang biokimia. Dengan demikian metode kajian
melintasi berbagai lapisan yang yang dilakukan adalah:
mengandung sejumlah metabolit yang a. Penelusuran referens tentang glikosida
memiliki karakteristik tertentu, termasuk terutama terkait dengan sifat fisiko-
sifat fisika. Istilah yang banyak digunakan kimia yang dimiliki oleh molekul
terkait dengan kinetika molekul obat tersebut.
dalam sistem metabolisme adalah hidrofil b. Penelusuran penggunaan glikosida
dan hidrofob. Hidrofil berarti suka air alami sebagai bahan farmasi terutama
(aqua) dan hidofob suka lipid atau tidak obat
suka air. Berbagai jaringan yang tersusun Berdasarkan hasil-hasil kajian
secara sistematis molekul penyusunya tersebut, makan dirumuskan tentang
akan menghasilkan sifat fisika yang unik potensi yang dimiliki oleh glikosida dalam
dan spesifik terkait dengan tingkat bidang farmasi, khususnya tinjauan

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 214


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Senyawa Glikosida Sebagai Bahan Farmasi Potensial Secara Kinetik

kinetika atau laju perjalanan molekul paling banyak ditemukan adalah glukosa,
dalam sel hingga eliminasi. galaktosa, xilosa, dan arabinosa.
Monosakarida tersebut dapat terikat pada
HASIL DAN PEMBAHASAN satu atau lebih atom C pada bagian bukan
karbohidrat. Kata glikosida bermakna
karbohidrat atau gula yang umumnya
a. Glikosida bersifat oksidator yang disebut dengan
Glikosida adalah senyawa alami glikon, sedangkan bukan gula disebut
yang terdiri dari bagian karbohidrat dan dengan aglikon. Ikatan kimia bentukan
bagian bukan karbohidrat. Bagian bukan glikosida menyerupai eter sehingga secara
karbohidrat paling banyak ditemukan kimiawi dalam proses pembentukannya
adalah triterpen, steroid, dan flavanoid; selalu melepaskan air atau H2O.
sedangkan molekul karbohidrat yang

Glu Glu

Glu Glu

Glikosida triterpen Tipe Oleana Glikosida triterpen Tipe Lpeol

3
Glu A
2
Glu 1

KERANGKA INTI KIMIA FLAVANOID


Glikosida Steroid (1,3 - Diarilpropana)

3
A
2
3
1
A 2

1 B B

Isoflavanoid (1,2-diarilpropana) Neoflavanoid (1,1-Diarilpropana)

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 215


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Senyawa Glikosida Sebagai Bahan Farmasi Potensial Secara Kinetik

Gambar 1. Kerangka Inti Aglikon Senyawa Glikosida

Senyawa lain glikosida adalah yang dimiliki yaitu flavanoid,


glikosianogen yang cukup berbahaya isoflavanoid, dan neoflavanoid serta
karena dengan proses mekanik dapat hetersiklik yang dibentuk. Glikosida
terurai membentuk asam sianida (HCN) flavanoid hanya meningkat polaritas
yang memiliki sifat reaktif dengan oksigen sehingg menjadi lebih baik kinetika dalam
sehingga masuk kategori senyawa sel dengan mengabaikan kerja resepter
mematikan. Oleh karena itu glikosianogen secara kimia tetapi secara fisika.
tidak termasuk senyawa potensial dalam Bioaktivitas dasar yang selalu dimiliki
bidang farmasi yang memiliki reaktivitas kedua glikosida tersebut adalah
tinggi. Seluruh senyawa glikosida tersebut antimikroba untuk glikosida steroid dan
terutama glikosida steroid dan triterpen triterpen, sedangkan glikosida flavanoid
pada umumnya bersifat antimikrobaa pada umumnya adalah antioksidan. Kedua
karena memiliki sifat tegangan permukaan sifat ini berperan dalam sistem
yang disebabkan oleh adanya dua kutub metabolisme terutama stimulan dan
polar dan non-polar yang dapat merusak perlindungan antigen. Mekanisme kerja
dinding sel mikroba dan menyebabkan antioksidan selalu bersifat stimulo yaitu
kematian mikroba itu sendiri, meskipun meningkatkan normalisasi metabolisme
tidak semua mikroba. Namun demikian dan mencegah gangguan invasi kimia dari
letak gugus karbohidrat juga menentukan luar, sedangkan glikosida steroid dan
sifat tersebut sehingga senyawa glikosida triterpen juga memiliki aktivitas stimulo
tidak seluruhnya memiliki aktivitas melalu kerja hormon (sinyal kimia proses)
antimikroba yaitu dipengaruhi letak gugus dan juga keamanan terhadap antigen
karbohidrat tersebut. khusunya gangguan mikroba. Dengan
demikian potensi bioaktivitas kedua
b. Bioaktivitas Biologi Glikosida golongan senyawa glikosida tersebut
Senyawa glikosida terbanyak di sangat penting dalam bidang farmasi.
alam adalah saponin (glikosidasteroid,
glikosidatriterpen) dan glikosidaflavanoid. c. Kinetika Glikosida dalam
Kedua golongan senyawa ini yang paling Metabolisme
menonjol aktivitas biologisnya disebabkan Absorbsi suatu senyawa dalam
glikosida adalah saponin yaitu sistem metabolisme ditentukan sifat fisika
peninggkatan jumlah aktivitas aglikon dan kimia yaitu tergantung pada sifat
setelah menjadi glikosida hingga 100 % jaringan anatomi sel yang dilewati.
dari jenis aktivitas biologi sebelumnya Jaringan kulit misalnya memiliki sifat
(Hostetman, 1993). Selanjutnya, untuk lipiditas yang sangat spesifik setiap lapisan
glikosida flavanoid meluasnya spektrum sehingga sifat fisika seperti polaritas tidak
aktivitas biologi disebabkan oleh inti kimia dapat menembus jaringan tersebut.

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 216


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Senyawa Glikosida Sebagai Bahan Farmasi Potensial Secara Kinetik

Rancangan membran jaringan kulit yang senyawa glikosida ditinjau dari segi sifat
luar biasa tersebut menjadi berperan fisika polaritas sangat memungkinkan
sebagai pelindung dari berbagai gangguan perjalanannya dalam sistem metabolisme
luar sehingga kulit pantas disebut dengan menjadi lebih mudah.
pelindung. Nano partikel hingga super Senyawa glikosida yang dapat
nano bukan persyaratan utama untuk masuk dalam sistem aliran darah sebagai
menembus jaringan kulit, karena selain media transportasi akan mudah mencapai
sifat fisika sebagai penentu untuk reseptor karena mudah terabsorpsi oleh sel
menembus jaringan kulit juga terdapat jaringan yang juga didominasi oleh aqua
sifat kimia yang menolak senyawa asing atau air atau bersifat hidrofil. Untuk sistem
akan melewatinya. Oleh karena itu sistem oral masih disangsikan dapat terhidrolisis
pemberian senyawa xenobiotik untuk oleh enzim maltase terutama glukosidase,
tujuan pengobatan hanya memiliki dua jika bagian karbohidrat tersebut adalah
cara yaitu oral atau menembus jaringan glukosa, tetapi untuk karbohidrat lain
kulit untuk masuk dalam media seperti galatose, arabinosa,
transportasi yaitu darah untuk selanjutnya xilosa,memungkin dapat masuk dalam
menuju pada molekul-molekul reseptor sistem peredaran darah. Dengan demikian
yang juga memiliki sifat fisiko-kimia yang senyawa glikosida jika memiliki aktivitas
spesifik. biologi terkait dengan potensi kefarmasian
Senyawa glikosida bersifat sangat sangat potensial ditinjau dari segi kinetika
polar sehingga secara teori mudah karena dapat mudah terabsorbsi dalam sel.
terabsorbsi dalam sel, yang didominasi Khusus glikosida yang mengandung
oleh sistem polar karena presentase jumlah karbohidrat glukosa masih memungkinkan
air yang sangat dominan. Namun demikian terhidrolisis dalam sistem pencernaan jika
sistem enzim yang bertugas untuk melalui oral, sehingga akan menjadi lebih
mencegah atau membantu perjalanan suatu melalui jaringan kulit.
xenobiotik dalam sel, senyawa
glikosidapun akan mengalami berbagai KESIMPULAN
hambatan dalam melintasi sistem 1. Senyawa glikosida secara kinetika
metabolisme. Senyawa glikosida yang sangat potensial sebagai bahan farmasi
merupakan senyawa alami pasti terdapat karena bersifat sangat polar yang
sejumlah enzim yang berperan sebagai mudah terabsorbsi dalam sistem
katabolis ataupun anabolis atau hanya metabolisme
membantu perjalanan xenobiotik tersebut. 2. Glikosida yang mengandung glukosa
Namun demikian masuknya xenobiotik disarankan untuk dilindungi dalam
terutama melalui oral akan melewati bentuk sediaan jika digunakan secara
sistem pencernaan yang mempunyai enzim oral, dan lebih melalui jaringan kulit
spesifik misalnya spesifik katabolis untuk 3. Seluruh glikosida memiliki aktivitas
protein, karbohidrat, dan lemak; dan di biologi sehingga disebut dengan
luar ketiga golongan senyawa tersebut senyawa potensial dalam bidang
termasuk xenobiotik. Secara ikatan kimia, farmasi
senyata glikosida terbentuk dengan ikatan
glikosida (-O-) sehingga secara teori akan
terdapat enzim yang mengkatabolis REKOMENDASI
senyawa glikosida tersebut, terutama Diperlukan penelitian kinetika
dalam sistem pencernaan karbohidrat. secara invivo dengan aglikon yang berbeda
Namun demikian secara kimia suatu ikatan dan glikon yang sama, demikian pula
dipengaruhi oleh kedudukan gugus lain aglikon yang sama dan glikon yang
termasuk ikatan kimia baik itu secara berbeda.
sterik maupun induksi. Oleh karena itu

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 217


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Senyawa Glikosida Sebagai Bahan Farmasi Potensial Secara Kinetik

DAFTAR PUSTAKA 3. Rijai, L., 2004. Saponin dari Biji


1. Maria C., L., 1998, Nutrition Chydenenthus excelsus., DISERTASI,
Biochemistry and Metabolism, ACS. UNPAD, Bandung
Syngapore
2. Martin, L., 1984., Secondary
Metabolism in Plants, Microorganisms,
and Animals (second. Ed), Springer
Verlag, Tokyo

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 218


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090

Anda mungkin juga menyukai