Anda di halaman 1dari 5

48

3.4 Batasan Istilah (Definisi Operasionil)

Tabel 3.1: Batasan Istilah

Istilah Batasan Istilah

Ansietas ketidakberdayaan neurotik, rasa tidak aman,

tidak matang, dan kekurangmampuan dalam

menghadapi tuntutan realitas (lingkungan),

kesulitan dan tekanan kehidupan sehari-hari.

Klien Diabetes Melitus Klien yang di rawat di Puskesmas Pacar Keling

Tipe 2 Surabaya yang tercatat dalam buku rekam medis

yang terdiagnosa diabetes melitus tipe 2

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian.

3.5.1 Tempat Penelitian.

Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Pacar Keling Surabaya.

3.5.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 sampai Juli 2020

sesuai kalender akademik Program Studi D-III Keperawatan Kampus

Soetomo Surabaya.

3.6 Teknik dan Instumen Pengumpulan Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode:

a. Wawancara

Dengan menggunakan format pengkajian asuhan keperawatan

b. Observasi
49

Observasi keadaan umum dan melakukan pengukuran tingkat cemas

(ansietas) dan pemeriksaan gula darah.

c. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data yang menggunakan data sekunder seperti rekam medis.

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrument yang digunakan pada studi kasus ini adalah format

pengkajian asuhan keperawatan dan koeisioner cemas, alat tulis, alat

pengukur tanda-tanda vital, meliputi: spgygnomanometer, stetoskop,

thermometer dan jam tangan, alat pemeriksaan fisik, meliputi: penlight dan

glukometer.

3.7 Prosedur Pengumpulan Data

Studi kasus ini diawali dengan pemilihan kasus atau masalah yang akan

dijadikan topik. Peneliti memlih kasus Diabetes Melitus sehingga topik studi

kasus ini berjudul “Asuhan Keperawatan Ansietas pada Klien Diabetes

Melitus Tipe 2 di Puskesmas Pacar Keling Surabaya”. Kasus diabetes melitus

dipilih sesuai dengan kriteria penentuan masalah yang telah diuraikan pada

bab pendahuluan sub-bab latar belakang. Selanjutnya menyusun proposal

penelitian yang menguraikan tentang tinjauan pustaka dan metode penelitian.

Setelah mendapat subyek penelitian, maka langkah selanjutnya peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada klien atau keluarga klien,

wawancara adalah cara untuk mendapatkan keterangan secara lisan dari

responden, wawancara digunakan untuk mendapat data subyektif. Selanjutnya

adalah observasi, observasi digunakan untuk mendapatkan data obyektif.


50

Selanjutnya peneliti merencanakan tindakan dan melakukan tindakan

keperawatan. Tindakan keperawatan yang akan dilakukan meliputi

merencanakan dan melakukan tindakan pengontrolan stress kemudian

mengevaluasi sampai tujuan dan kriteria hasil sesuai dengan yang diharapkan.

3.8 Penyajian dan Analisa Data

Penyajian studi kasus ini berbentuk teks naratif yaitu penyajian data

hasil studi kasus dalam bentuk kalimat dan berisi gambaran umum tentang

kesimpulan hasil studi kasus. Analisa data diawali dengan memahami

keseluruhan informasi yang sudah didapatkan dari data primer dan data

sekunder. Teknik yang digunakan dalam memperoleh data primer dan

sekunder yaitu dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

Selanjutnya data akan dikelompokkan ke dalam data subyektif dan data

obyektif dalam bentuk table analisa data. Data subyektif mencakup persepsi,

perasaan dan status kesehatan klien. Data subyektif merupakan informasi

yang disampaikan klien kepada perawat selama wawancara yang disebut juga

sebagai gejala. Data obyektif didasarkan pada fenomena yang dapat diamati

secara faktual. Dengan kata lain data tersebut dapat diamati dan diukur oleh

system indra perawat yang disebut juga sebagai tanda.

Setelah membuat tabel analisa data, selanjutnya merumuskan

diagnosis keperawatan dan membuat intervensi keperawatan. Pada tahap

intervensi keperawatan berisi tujuan, kriteria hasil, dan rencana tindakan

keperawatan. Setelah melakukan intervensi, kemudian melakukan

implementasi disesuaikan dengan rencana tindakan sebelumnya. Kemudian


51

peneliti melakukan evaluasi dari tindakan yang dilakukan dalam bentun

SOAP. SOAP terdiri dari data subyektif, data obyektif, assesement

(penilaiaan), dan planning (rencana tindak lanjut). Tahap akhir dari proses

analisi adalah dengan membandingkan hasil data yang diperoleh dari dua

subyek, sehingga dapat disimpulkan perbedaan dan kesamaan antara dua

subyek tersebut.

3.9 Etika Studi Kasus

Etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting

dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung

dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.Etika

penelitian yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Informed Concent

Informed Concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

Concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan

lembar persetujuan untuk menjadi responden mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia, maka mereka

harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia,

maka peneliti harus menghormati hal pasien (Hidayat,2009)

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan responden penelitian dengan cara

tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur
52

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan (Hidayat,2009)

3. Confidentially (Kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

riset (Hidayat, 2009).

Anda mungkin juga menyukai