Anda di halaman 1dari 4

Gangguan Perkembangan Belajar Khas

Gangguan perkembangan belajar khas adalah suatu gangguan pada pola


normal kemampuan penguasaan keterampilan, yang terganggu sejak stadium awal
dari perkembangan. Gangguan ini seringkali terdapat bersama dengan sindrom klinis
lain (seperti gangguan pemusatan perhatian atau gangguan tingkah laku) atau
gangguan perkembangan lain (seperti gangguan perkembangan motorik khas atau
gangguan perkembangan khas berbicara atau berbahasa).

F81 GANGGUAN PERKEMBANGAN BELAJAR KHAS

Terdapat beberapa syarat dasar untuk diagnosis gangguan perkembangan belajar


khas :

A. Secara klinis terdapat ketidakmampuan dengan keterampilan tertentu (beratnya


dinilai dari : ukuran skolastik, gangguan perkembangan yang mendahului, masalah
yang terkait, pola, dan respon)

B. Ketidakmampuannya tidak semata-mata dapat dijelaskan dari retardasi mental atau


ketidakmampuan yang ringan dalam intelegensi umum.

C. Ketidakmampuan ini harus dalam masa perkembangan, dalam arti sudah ada pada
awal usia sekolah dan tidak didapat pada proses perjalanan pendidikan lebih lanjut.

D. Tidak ada faktor luar yang dapat menjadi alasan untuk kesulitan skolastik
(misalnya : kesempatan belajar, sistem pengajaran, pindah sekolah, dsb).

Terdapat beberapa macam-macam gangguan belajar khas, yaitu :

F81.0 GANGGUAN MEMBACA KHAS

Ke mampuan membaca anak memiliki makna pada rendah tingkat kemampuan


yang diharapkan berdasarkan pada usianya, inteligensia umum, dan tingkat sekolah.
Gangguan perkembangan khas membaca biasanya didahului oleh riwayat gangguan
perkembangan dari kemampuan membaca,berbahasa dan tulisan. Pada tahap awal dari
belajar membaca tulisan abjad, dapat terjadi kesulitan mengucapkan huruf abjad,
menyebut nama yang benar dari tulisan, memberi irama sederhana dari kata kata yang
diucapkan, dan dalam meng-analisis atau mengelompokan bunyi-bunyi (meskipun
ketajaman pendengaran normal). Kemudian dapat terjadi kesalahan dalam
kemampuan membaca lisan, seperti ditunjukkan berikuti ini :

(a) ada kata-kata atau bagian-bagiannya yang mengalami penghilangan,


penggantian, penyimpangan, atau penambahan;
(b) kecepatan membaca yang lambat;
(c) salah memulai, keraguan yang lama atau kehilangan bagian dari teks dan
tidak tepat menyusun kalimat; dan
(d) susunan kata-kata yang terbalik dalam kalimat, atau huruf huruf yang
terbalik dalam kata-kata.
Dapat juga terjadi defisit dalam memahami bacaan, seperti diperlihatkan oleh
contoh:
(e) ketidak-mampuan menyebut kembali isi bacaan;
(f) ketidak-mampuan untuk menarik kesimpulan dari materi bacaan; dan
(g) dalam menjawab pertanyaan perihal sesuatu bacaan, lebih menggunakan
pengetahuan umum sebagai latar belakang informasi daripada informasi yang
berasal dari materi bacaan tersebut.

Gangguan emosional dan/atau perilaku yang menyertai biasanya timbul pada


masa usia sekolah. Masalah emosional biasanya lebih banyak pada masa tahun
pertama sekolah, tetapi gangguan perilaku dan sindrom hiperaktivitas hampir selalu
ada pada akhir masa kanak dan remaja.

F81.1 GANGGUAN MEGEJA KHAS

 Ketidakmampuan yang khas dan bermakna dalam perkembangan kemampuan


mengeja tanpa riwayat gangguan membaca khas, yang bukan disebabkan oleh
rendahnya usia mental, pendidikan sekolah yang tidak memenuhi syarat,
masalah ketajaman penglihatan, pendengaran atau fungsi neurologis, dan juga
bukan didapatkan sebagai akibat gangguan neurologis, gangguan jiwa, atau
gangguan lainnya.
 Kemampuan mengeja anak harus dibawah tingkat yang seharusnya
berdasarkan usianya, intelegensi umum, tingkat sekolahnya, dan dinilai
dengan cara pemeriksaan untuk kemampuan mengeja yang baku.
F81.2 GANGGUAN BERHITUNG KHAS

 Gangguan ini meliputi ketidakmampuan dalam kemampuan berhitung yang


tidak dapat diterangkan berdasarkan adanya retardasi mental umum atau
tingkat pendidikan di sekolah yang tidak memenuhi syarat. Kekurangannya
adalah penguasaan pada kemampuan dasar berhitung.
 Kemampuan berhitung anak harus lebih rendah daripada tingkat yang
seharusnya dicapai berdasarkan usianya, intelegensi umum, tingkat
sekolahnya, dan dinilai dengan cara pemeriksaan untuk kemampuan berhitung
yang baku.
 Keterampilan membaca dan mengeja harus dalam batas normal sesuai dengan
umur mental anak.
 Kesulitan dalam berhitung bukan disebabkan pengajaran yang tidak memenuhi
syarat, atau efek langsung dari ketajaman penglihatan, pendengaran atau
fungsi neurologis, dan tidak didapatkan sebagai akibat dari gangguan
neurologis, gangguan jiwa, atau gangguan lainnya.

F81.2 GANGGUAN BELAJAR CAMPURAN

 Dalam kategori ini gangguan tidak dapat dijelaskan, dimana ketidakmampuan


dalam berhitung, membaca atau mengeja secara bermakna serta hal ini tidak
dapat diterangkan sebagai akibat dari retardasi mental atau pengajaran yang
tidak adekuat, atau efek langsung dari ketajaman pengindraan, maupun fungsi
neurologis.
 Kriteria gangguan ini memenuhi pada F81.2, F81.0, atau F81.1
Intervensi pada Gangguan Belajar Khas

Hal-hal yang dapat dilakukan dalam rangka penanggulangan/ bantuan/ intervensi


seperti:

a. Remedial
Merupakan usaha perbaikan yang dilakukan pada fungsi belajar yang
terhambat
b. Tutoring
Merupakan bantuan yang diberikan langsung pada bidang studi yang
terhambat dari siswa yang sudah duduk dibangku sekolah.
c. Kompensasi
Diberikan bila hambatan yang dimiliki anak berdampak negatif dalam proses
pembentukan konsep dirinya.
d. Senam Otak
Menolong para pelajar agar dapat memanfaatkan seluruh potensi belajar
alamiah yang terpendam melalui gerakan tubuh dan sentuhan.

Anda mungkin juga menyukai