Tugas Individual Hukum Internasional
Tugas Individual Hukum Internasional
NIM : 1171004067
Mata Kuliah : Hukum Internasional
Issue
Catalonia atau Catalunya merupakan wilayah otonomi Spanyol dengan ibukota Barcelona ,
keinginan Catalonia untuk merdeka sebenarnya sudah ada sejak 3 abad yang lalu. Bagi para
pendukung kemerdekaan, perjuangan di Catalonia telah berlangsung sejak 1714, saat Raja
Spanyol Philip V mencaplok Barcelona. Sejak itu, nasionalis Catalan secara konsisten berjuang
meraih otonomi dari Spanyol. Pada 1932, pemimpin Catalonia telah mendeklarasikan Republik
Catalan. Saat itu, pemerintah Spanyol pun menyetujui undang-undang otonomi tersebut.
Namun, ketika Perdana Menteri Francisco Franco berkuasa, otonomi itu ditarik dari warga
Catalan. Franco secara sistematis menekan semua upaya dan gerakan nasionalisme Catalan.
Setelah kematian Franco, perjuangan kemerdekaan Catalonia muncul kembali. Pada 2006 lalu,
Spanyol memberikan wilayah itu status negara bagian dan kewenangan mengatur pajak sendiri.
Tapi, tak lama Mahkamah Konstitusi mencabut keputusan ini pada 2010, dengan alasan,
selama Catalan termasuk "warga negara" Spanyol, Catalonia tak bisa disebut sebagai bangsa
atau negara. sebagian besar warga Catalan juga tumbuh dengan rasa nasionalisme yang
rendah di mana sebagian besar menganggap diri mereka bukan orang Spanyol. Belum lagi,
Catalonia merupakan wilayah terkaya dan merupakan pusat industri Spanyol. Wilayah itu
menjadi pusat dari banyak indsutri logam, pengolahan makanan, pusat farmasi, hingga industri
kimia. Di sisi turisme, Catalonia juga memiliki aset pariwisata yang besar dengan sejumlah
tempat-tempat hiburan yang telah mendunia seperti Barcelona. Wilayah itu juga menyumbang
sekitar 20 persen ekonomi Spanyol. Warga Catalan kerap mengeluh bahwa pelayanan publik
yang mereka terima tidak sebanding dengan besarnya pajak yang mereka bayar kepada
pemerintah pusat. Catalonia kini bisa berbicara lantang setelah mendapatkan dukungan 90
persen warganya untuk memerdekakan diri dari spanyol hal itu dihasilkan dari referendum yang
dilakukan pada 1 oktober 2017 .
Sedangkan, Konflik internal Ukraina pasca runtuhnya rezim pemerintahan Presiden Victor
Yanukovych menyebabkan wilayah Crimea disebut sebagai penyebab memanasnya hubungan
antara Ukraina dan Rusia. Hal ini disebabkan oleh keinginan sebagian besar etnis Rusia di
Crimea untuk berintegrasi dengan Rusia serta latar belakang Crimea yang pernah menjadi
bagian dari Uni Soviet. Selain itu, keberadaan pangkalan militer Rusia di Crimea juga menjadi
salah satu alasan Rusia untuk tetap mempertahankan pengaruhnya di Crimea. Semenanjung
Crimea awalnya merupakan bagian dari Uni Soviet hingga pada tahun 1954, wilayah Crimea
secara sepihak diberikan kepada Ukraina oleh presiden Uni Soviet, Nikita Khruchev sebagai
dasar simbol persahabatan. Kemudian pada tahun 1997 di bawah Trakat Persahabatan, Kerja
Sama dan Kemitraan Moskow-Kiev, Rusia mengakui status kepemilikan Sevastopol
dankedaulatan Ukraina, sebagai balasannya Ukraina memberikan Rusia hak untuk tetap
menggunakan pangkalan laut Sevastopol dan mempertahankan Armada Laut Hitam Rusia di
Crimea hingga tahun 2017. Pada tahun 2010, perjanjian kedua ditandatangani di Kharkiv dan
memperpanjang waktu penggunaan pelabuhan Sevastopol untuk armada laut Rusia hingga
tahun 2042. Dengan adanya perjanjian ini dan masih berdirinya pangkalan Angkatan Laut Rusia
di Sevastopol menyebabkan wilayah tersebut masih berada dalam kekuasan Rusia. Rusia
mengirimkan pasukan militernya ke wilayah Crimea yang berpusat di Sevastopol (ibukota
provinsi Crimea), kemudian menyebar ke seluruh wilayah Crimea dan menduduki wilayah
tersebut. Tindakan intervensi Rusia ini melahirkan berbagai reaksi keras dari beberapa negara
di dunia, di antaranya Amerika Serikat dan sekutunya Uni Eropa. Perbedaan dari kedua kasus
diatas adalah keinginan Catalonia untuk merdeka dan Ukraina yang mempertahankan Crimera
dari intervensi Rusia.
Conclusion
Untuk kasus Catalan, Jika Catalonia benar-benar merdeka dari Spanyol, wilayah itu juga
dianggap tidak mungkin untuk bergabung dengan Uni Eropa dan Organisasi Perdagangan
Dunia (WTO), yang akan berdampak pada tingginya ekspor dan impor. Pemisahan diri juga
dianggap bisa berdampak pada peningkatan jumlah pengangguran di Catalonia. Apapun hasil
referendum kemarin, pemerintah Spanyol tidak akan mengakuinya. Perdana Menteri Spanyol
Mariano Rajoy menuturkan tidak ada referendum dan kebanyakan besar warga Catalonia
dibodohi untuk mengikuti pemungutan suara ilegal. Sedangkan tentang konflik antara Ukraina
dan Rusia ini menarik karena kedua Negara ini sama-sama memiliki hak yang kuat untuk
memperebutkan Crimea tetapi konflik ini juga dianggap sebagai intervensi Rusia kepada
Ukraina . Dengan berdasarkan traktat perjanjian kedua, pihak Rusia berkuasa atas armada
militernya di pelabuhan Sevastopol yang kemudian menduduki seluruh wilayah Crimea