Systemic Lupus Erythematosus atau biasa disingkat SLE adalah salah satu jenis penyakit lupus
yang paling banyak terjadi di dunia.
SLE menyebabkan peradangan di hampir seluruh organ tubuh, seperti sendi, kulit, paru-paru,
jantung, pembuluh darah, ginjal, sistem saraf, dan sel-sel darah.
Kebanyakan orang pengidap lupus jenis dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kendala
dengan melakukan pengobatan yang rutin.
SLE adalah jenis penyakit lupus yang paling banyak jumlah kasusnya. Penyakit ini bisa dialami
oleh siapa saja tanpa membedakan jenis kelamin dan usia. Pria, wanita, tua atau muda sama-
sama bisa mengidap lupus.
Meski begitu, berbagai penelitian menyebutkan bahwa wanita cenderung lebih mungkin terkena
SLE dibanding pria.
Pada dasarnya setiap orang bisa saja mengalami gejala penyakit lupus yang berbeda-beda
tergantung usia, keparahan penyakit, riwayat medis, serta kondisi tubuh masing-masing.
Namun, ada beberapa tanda dan gejala khas dari penyakit lupus yang mungkin bisa Anda amati
dan waspadai. Beberapa tanda dan gejala khas SLE adalah:
Ada banyak penyakit yang berhubungan dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, tetapi SLE
adalah salah satu yang paling umum.
Anda harus periksa ke dokter Anda jika muncul bintil merah yang tak terduga, demam dan nyeri
berkepanjangan, atau sering merasa kelelahan yang tidak biasa.
Penyebab
Apa penyebab systemic lupus erythematosus (SLE)?
Sampai sekarang penyebab SLE masih belum diketahui. Namun, para ahli menduga
bahwa faktor keturunan dan lingkungan dapat meningkatkan risiko terjadinya SLE.
Orang yang sering terkena sinar matahari, tinggal di lingkungan yang terkontaminasi oleh virus,
atau sering stres lebih mungkin untuk terkena penyakit ini. Jenis kelamin dan hormon juga
diduga ikut andil dalam risiko SLE.
SLE adalah salah satu penyakit yang cenderung lebih mungkin dialami wanita ketimbang pria.
Dokter percaya bahwa perbedaan risiko ini didasari oleh perubahan hormon estrogen yang lebih
mungkin terjadi pada tubuh wanita.
Itu kenapa gejala lupus pada wanita juga lebih mungkin memburuk selama kehamilan dan
menstruasi. Namun, dibutuhkan banyak penelitian untuk membuktikan teori ini.
Faktor-faktor risiko
Siapa yang berisiko terkena penyakit systemic lupus erythematosus (SLE)?
SLE adalah penyakit autoimun kronis. Artinya, kondisi ini akan dimiliki oleh penderitanya
seumur hidup. Kabar baiknya, gejala SLE dapat diringankan dengan pengobatan yang tepat.
Yang perlu diingat, penyakit lupus menyerang dengan cara yang berbeda-beda pada setiap orang.
Jadi, perawatan dan pengobatan yang akan diresepkan oleh dokter pun akan berbeda sesuai
kebutuhan masing-masing pasein.
Obat-obatan seperti penghilang rasa sakit dan obat antiradang (NSAID) sering diberikan oleh
dokter pertama kali sebagai pertolongan pertama. Dokter juga mungkin meresepkan prednison,
yang bekerja lebih cepat untuk mengurangi gejala.
Jika pengobatan di atas tidak cukup membantu, obat spesifik pengendali gejala penyakit
mungkin dapat diresepkan dokter. Obat tersebut termasuk hydroxychloroquine, methotrexate,
azathioprine, dan cyclophosphamide.
Dokter dapat membuat diagnosis dari riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
laboratorium. Rontegen juga mungkin dapat dilakukan dokter.
Tes laboratorium meliputi laju endapan darah (ESR), tes darah lengkap (CBC), antibodi
antinuclear (ANA), dan tes urine.
Dokter mungkin juga akan melakukan tes anti DNA yang lebih spesifik untuk mengetahui
perkembangan LES yang dialami pasien. Dokter mungkin juga akan menyarankan pasiennya
melakukan konsultasi ke rheumatologist (spesialis sendi) untuk diagnosis lebih lanjut.
Pengobatan di rumah
Cara mencegah dan mengatasi systemic lupus erythematosus (SLE)
Beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
SLE adalah:
Berhenti merokok. Merokok meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan dapat
memperburuk efek lupus pada jantung dan pembuluh darah Anda.
Makan makanan yang sehat. Diet sehat seperti buah-buahan, sayuran dan biji-bijian.
Kadang-kadang Anda harus membatasi makanan Anda, terutama jika Anda memiliki
tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal atau masalah pencernaan.
Berolahraga secara teratur. Latihan dapat membantu Anda pulih dari bintil merah,
mengurangi risiko serangan jantung, membantu melawan depresi dan mempromosikan
kesejahteraan umum.
Hindarilah paparan sinar matahari. Sinar ultraviolet dapat memicu bintil merah,
mengenakan pakaian pelindung (seperti topi, baju lengan panjang dan celana panjang)
dan menggunakan tabir surya yang mengandung SPF setiap kali Anda pergi ke luar.
Istirahatlah yang cukup. Orang dengan lupus sering mengalami kelelahan
berkepanjangan yang berbeda dari kelelahan normal dan belum tentu hilang dengan
istirahat. Jadi, perbanyak istirahat di malam hari dan lakukan tidur siang atau istirahat
pada siang hari jika diperlukan.
Ikuti saran dokter.