Anda di halaman 1dari 20

Administrasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Dosen Pengampu : DR.H.Nurochim, M.M


(Tugas Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ManajemenPendidikan)

Disusun Oleh :
Irfan Aulia 11180150000058
Khofifah Ayu Salsabilah 11180150000110
Shafira Cindy Arselia 11180150000108

Semester 3
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2019M
DAFTAR ISI

BAB I ....................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN ...................................................................................................3

A. Latar Belakang ................................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah............................................................................................ 3

C. Tujuan Penulisan Makalah .............................................................................. 3

BAB II...................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ......................................................................................................4

1. Pengertian Sarana dan Prasarana ....................... Error! Bookmark not defined.

2. Faktor Pentingnya Sarana dan Prasarana ............................................................ 7

3. Pengelola Sarana dan Prasarana........................................................................... 7

4. Standarisasi Sarana dan Prasarana. ...................................................................... 9

5. Fungsi Administrasi Sarana dan Prasarana ........................................................ 26

6. Peran guru dalam administrasi sarana dan prasana............................................ 27

BAB III .................................................................................................................. 30

PENUTUP.............................................................................................................. 30

KESIMPULAN .................................................................................................. 30

SARAN-SARAN ............................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 31

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah guru yang digunakan dalam pembahasan bab ini tetap menggunakan istilah
guru sesuai dengan acuan undang-undang guru dan dosen. Jadi dalam bab ini seluruhnya
menggunakan istilah guru dan bukan pendidik. Peran guru meliputi (1) Fasilitator
perkembangan peserta didik. Kemampuan dan potensi yang dimiliki peserta didik tidak
mungkin dapat berkembang dengan baik apabila tidak mendapat rangsangan dari
lingkungannya. Dalam suasana sekolah, guru Diharapkan dengan peserta didik secara
individual telah mempunyai kemampuan dan potensi itu.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang diuraikan, banyak permasalahan yang didapatkan.
Permasalahan tersebut adalah :

 Apa itu profesi guru dan tenaga kependidikan?


 Apa saja standar kompetensi dan kualiikasi guru ?
 Standar tugas administrasi sekolah?
 Standar tugas tenaga laboran ?
 Standar tugas tenaga pustakawan ?

Tujan Penulisan Makalah


Sesuai dengan permasalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan ini
diarahkan untuk :

a. Untuk mengetahui Profesi guru dan tenaga kependidikan

b. Untuk mengetahui standara kompetensi dan kualifikasi guru.

c. Untuk mengetahui tugas administrasi sekolah

d. Untuk mengetahui tugas tenaga laboran

e. Untuk mengetahui tugas Tenaga Pustakawan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi Guru

Menurut Kartadinata, profesi guru adalah orang yang memiliki latar belakang
pendidikan keguruan yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas
kependidikan diperolch setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu, dan
kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya yang tidak
pernah mengikuti pendidikan keguruan.

Profesi guru merupakan suafu bidang pekerjaan khusus yang memerlukan


keahlian kemampuan. ketelatenan, dan pengetahuan vang digunakan untuk
melaksanakan tugas pokok seperti mendidik, mengajar, membimbing, melatth. serta
mengevaluasi peserta didiknya, agar memiliki sikap dan prilaku yang diharapkan.

Profesi pendidikun adalah sati kegiatan atau pekeriaan sesuai keahliannya


yang diberikan atau dinjarkan kepida peserta didik agar bis herperan aktif dalam
hidupnya ekarang dan masa datang.1

Istilah guru yang digunakan dalam pembahasan bab ini tetap menggunakan
istilah guru sesuai dengan acuan undang-undang guru dan dosen. Jadi dalam bab ini
seluruhnya menggunakan istilah guru dan bukan pendidik. Peran guru meliputi (1)
Fasilitator perkembangan peserta didik. Kemampuan dan potensi yang dimiliki
peserta didik tidak mungkin dapat berkembang dengan baik apabila tidak mendapat
rangsangan dari lingkungannya. Dalam suasana sekolah, guru Diharapkan dengan
peserta didik secara individual telah mempunyai kemampuan dan potensi itu. Dengan
kata lain mempunyai peranan sebagai fasilitator dalam mengantarkan peserta didik ke
arah hasil pendidikan yang tinggi mutunya. (2) agen pembaharuan. Kehidupan
manusia merupakan serangkaian perubahan-perubahan yang nyata. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini mengalami kepesatan yang

1
Olivia. profesi keguruan. https://www.scribd.com/doc/307832054/Pengertian-Profesi-Keguruan

4
melangit. Dalam hal ini, guru dituntut untuk tanggap terhadap perubahan dan dituntut
untuk bertugas sebagai agen pembaharuan dan menularkan kreativitas dan kesiapan
mental peserta didik. (3) Pengelola Kegiatan proses belajar mengajar. Guru dalam hal
ini bertugas mengarahkan kegiatan belajar peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu dalam menyajikan materi pelajaran, berperan dan
bertugas sebagai pengelola proses belajar mengajar. (4) pengganti orang tua di
sekolah. Guru dalam hal ini harus dapat menggantikan orang tua siswa apabila peserta
didik sedang berada di sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengganti
orang tua, guru guru harus mampu menghayati hubungan kasih sayang seorang bapak
ada seorang ibu terhadap anaknya. Oleh karena itu, guru mampu mengenal suasana
peserta didik di rumah atau dalam keluarganya (Muhtar : 1992)

Profesi merupakan suatu pekerjaan yang didasarkan pada studi intelektual dan
latihan khusus, Tujuannya adalah untuk menyediakan pelayanan keterampilan
terhadap yang lain dengan bayaran maupun upah tertentu ( Peter Jarvis 1983:21).
Profesi merupakan suatu keterampilan yang terdapat dalam praktik nya dasarkan atas
suatu struktur teoritis tertentu dari beberapa bagian pelajaran ataupun ilmu
pengetahuan (Cogan 1983:21).

Pekerjaan guru adalah sebuah profesi, seperti profesi lainnya yang menuntut
keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan. Suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh
sembarangan orang yang tidak di latih atau dipersiapkan untuk itu. Suatu profesi
umumnya berkembang dari pekerjaan (vocational), yang kemudian berkembang
semakin baik dan ditunjang oleh 3 hal: (1) keahlian, (2) komitmen, dan (3)
keterampilan. Ketiganya membentuk sebuah segitiga sama sisi yang di tengahnya
terletak profesionalisme.

Menurut Dedi Supriadi (1999), profesi kependidikan dan atau keguruan dapat
disebut sebagai profesi yang sedang tumbuh (emerging profession) vang tingkat
kematangannya belum sampai pada apa yang telah dicapai oleh profesi-profesi tua
(old profession) seperti: kedokteran, hukum, notaris, farmakologi, dan arsitektur.
Selama ini, di Indonesia, seorang sarjana pendidikan atau sarjana lainnya yang
bertugas di institusi pendidikan dapat mengajar mata pelajaran apa saja, sesuai

5
kebutuhan atau kekosongan atau kekurangan guru mata pelajaran di sekolah itu,
cukup dengan surat tugas dari pemimpin lembaga pendidikan.
Adapun syarat-syarat profesi keguruan adalah sebagai berikut: ( Jabatan yang
melibatkan kegiatan intelektual; (2) Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu
yang khusus; (3) Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama
(dibandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka); (4) Jabatan
yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan; (5) Jabatan yang
menjanjikan karie hidup dan keanggotaan yang permanen; (6) Jabatan yang
menentukan baku (standarnya) sendiri; (7) Jabatan yang lebih mementingkan layanan
di atas keuntungan pribadi; (8) Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang
kuat dan terjalin erat.

Kode etik guru di Indonesia meliputi: (1) Guru melaksanakan segala kebijakan
pemerintah dalam bidang pendidikan; (2) Guru berbakti membimbing peserta didik
untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya berjiwa Pancasila; (3) Guru memiliki
dan melaksanakan kewjujuran profesional; (4) Guru berusaha memperoleh informasi
tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan; (5) Guru
menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses
belajar mengajar; (6) Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan tanggung bersama-sama
mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya; (8) Guru
memelihara hubungan profesi semangat kekeluargaan jawab bersama terhadap
pendidikan; (7) Guru secara pribadi dan secara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan dan kesetiakawanan nasional; (9) Guru secara
bersama-sama memelihara pengabdian.2

B. Standar Kompetensi dan Kualifikasi Guru

Ada dua bentuk kualifikasi akademik guru, yaitu kualifikasi guru melalui
pendidikan formal dan kualifikasi guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan.
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru dalam
bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan di

2
Nurochim, 2016, Administrasi Pendidikan, Bekasi, Gramatha Publishing, hal 189-193

6
perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan
dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahllan tanpa ijazah dilakukan oleh
perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya. Kualifikasi
akademik guru melalui pendidikan formal adalah Kualifikasi akademik guru pada
satuan pendidikan formal.

Mencakup kualifikasi akademik guru pendidikan Anak Usia Dini/Taman ak-


kanak/Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA). guru sekolah dasar/madrasah idaiyah
(SD/Ml), guru sekolah menengah pertama/madrasah Tsanawiyah SMP/MI8), guru
sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/ MA), guru gekolah dasar luar
biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah menengah ATuar biasa (SDLB/SMPLB/
SMALB), dan guru sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan
(SMK/MAK), adalah sebagai berikut: Pada satuan pendidikan PAUD/TK/RA
kualifikasi akademik gurunya adalah harus minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh
dari program studi yang terakreditasi.

Pada satuan pendidikan SD/MI kualifikasi yang dibutuhkan adalah harus


memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/SI PGSD/ PGMI) atau psikologi
yang diperoleh dari program studi yang terakredirasi.

Pada satuan pendidikan SMP/MTs kualifikasinya adalah harus memiliki


kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1)
program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan atau diampu, dan
diperoleh dari program studi yang terakreditasi. memiliki mini-mum diploma empat
(D-IV) atau sarjana (S1) program studi Ang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan atau diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Pada
satuan pendidikan SDLB/SMPLB/ SMALB kualifikasi akademiknya adalah harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

7
Pada satuan pendidikan SMA/MAK kulifikasi akademiknya adalah harus
emiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) sarjana (S1)
program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang rkan atau diampu, dan
diperoleh dari program studi yang terakreditasi.3
C. Deskripsi Tugas Guru

Kemendiknas (2013), menegaskan bahwa tugas utama seorang guru antara


lain sebagai berikut: Guru merupakan profesi/jabatan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang
di luar bidang kependidikan.Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar
dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilainilai
hidup/kepribadian. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan
keterampilan-keterampilan kepada peserta didik.

Di sekolah, guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia
harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para peserta didiknya.
Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi peserta
didiknya dalam belajar.Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik,
maka kegagalan pertama adalah ia tidak akan dapat menambahkan benih
pengajarannya itu kepada para peserta didiknya. Para peserta didik akan enggan
menghadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran itu tidak dapat diserap sehingga
setiap lapisan (homoludens, homopuber, dan hompsapiens) dapat mengerti bila
menghadapi guru.
Masyarakat menempatkan guru sebagai orang amat terhormat
dilingkungannya karena mereka percaya dari seorang gurulah diharapkan mereka
mendapat ilmu pengetahuan dan Teknologi. Hal ini berarti bahwa guru berkewajiban
mencerdaskan kehidupan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Melalui guru pula masyarakat percaya
bahwa empat pilar kebangsaan yaitu: Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika
dan NKRI dapat dijaga dan dilestarikan.

3
Ibid, hal 222-223.

8
Semakin tingginya kompetensi guru, maka semakin tercipta dan terbinanya
kesiapan manusia pembangunan Indonesia sesuai dengan cita-cita kemerdekaan.
Dengan kata lain, potret dan wajah suatu bangsa (bangsa Indonesia) di masa depan
tercermin dari potret guru masa kini.Masyarakat menempatkan guru sebagai panutan
seperti diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara yang mengatakan “Ing ngarso sung
tulodho, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani” atau jika berada dibelakang
memberikan dorongan, ditengah membangkitkan semangat, di depan memberikan
contoh-teladan.

Tugas guru tidak hanya sebatas dinding-dinding sekolah, tetapi juga sebagai
penghubung antara sekolah dan masyarakat. Djamarah (2000) dan Purwanto (2009),
mengindikasikan bahwa guru bertugas: (1) Menyerahkan kebudayaan kepada peserta
didik berupa kepandaian kecakapan dan pengalamanpengalaman; (2) Membentuk
kepribadian yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara bangsa Indonesia
Pancasila; (3) Menyiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik sesuai
Undang-Undang Pendidikan yang merupakan Keputusan MPR No. II tahun 1983; (4)
Sebagai perantara belajar bagi peserta didik. 4

Peran guru sebagai pembimbing harus lebih dipentingkan, karena kehadiran


guru di sekolah adalah untuk membimbing peserta didik menjadi manusia dewasa
susila yang cakap, terampil, berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia. Tanpa
bimbingan, peserta didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan
dirinya. Kekurang mampuan peserta didik menyebabkan lebih banyak tergantung
pada bantuan guru. Tetapi semakin dewasa, pererta didik semakin berkurang
ketergantungannya kepada guru. Bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat
diperlukan pada saat peserta didik belum mampu mandiri.

Peran guru sebagai pengelola kelas (learning manager), hendaknya


diwujudkan dalam bentuk pengelolaan kelas sebagai lingkungan belajar. Lingkungan
belajar diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah pada tujuan-tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Pengelolaan kelas sebagai lingkungan belajar turut

4
Hamid Darmadi, “Tugas, Peran, Kompetensi, dan Tanggung Jawab Menjadi Guru Professional”, Jurnal
Edukasi, Vol.13, No.2, Desember 2015, hal.163-165.

9
menentukan kontribusi sejauh mana lingkungan tersebut dapat menciptakan iklim
belajar sebagai lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik bersifat
menantang dan merangsang peserta didik untuk belajar, memberikan rasa aman dan
kepuasan dalam mencapai tujuan. Kualitas dan kuantitas belajar peserta didik di
dalam kelas amat tergantung pada banyak faktor, antara lain faktor guru, hubungan
pribadi antara peserta didik di dalam kelas, serta suasana di dalam kelas.

Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang


memungkinkan kemudahan belajar bagi peserta didik. Lingkungan belajar yang tidak
menyenangkan, suasana rung kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan,
fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan peserta didik ngantuk dan malas
belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru sebagai fasilitator menyediakan fasilitas,
sehingga dapat menciptakan lingkungan pembelajaran, yang Aktif, Kreratif, Efektif
dan Menyenangkan (PAKEM) peserta didik.

Peran guru sbagai mediator, dimana guru hendaknya memiliki pengetahuan


dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan
merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar.
Media pembelajaran merupakan sarana yang sangat urgen dan merupakan bagian
integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Guru tidak
cukup memiliki pengetahuan tentang media pendidikan dan pembelajaran, tetapi juga
harus memiliki keterampilan memilih menggunakan serta mengusahakan media
pembelajaran yang baik.

Peran guru sebagai inspirator, menuntut kemampuan guru memberikan


inspirasi bagi kemajuan belajar peserta didik. Persoalan belajar adalah masalah utama
peserta didik. sebagai inspirator guru hendaknya dapat memberikan petunjuk
bagaimana cara belajar yang baik. Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan
ilham yang baik bagi kemajuan belajar peserta didik. Petunjuk belajar tersebut tidak
selamanya harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar, dari pengalamanpun bisa
dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik. Yang penting bukan teorinya,
tetapi bagaimana mengeliminir kalaupun tidak menghilangkan sama sekali masalah
yang dihadapi oleh peserta didik.

10
Peran guru sebagai informator guru harus dapat memberikan informasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran
untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi
yang baik dan efektif diperlukan dari guru. Kesalahan informasi adalah racun bagi
peserta didik. Untuk menjadi informator yang baik dan efektif, penguasaan masalah
sebagai kuncinya, ditopang dengan penguasaan bahan yang akan diberikan kepada
peserta didik. Informator yang baik adalah guru yang mengerti apa kebutuhan peserta
didik dan mengabdi untuk anak didik.

Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar


semangat dan aktif belajar. Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak
didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat
menganalisis motif-motif yang melatar belakangi anak didik malas belajar dan
menurun prestasinya di sekolah. Peranan guru sebagai motivator dapat memberikan
motivasi pada peserta didik untuk lebih bergairah dan bersemangat belajar. Peranan
guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi edukatif, karena menyangkut
esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran social, menyangkut
performance dalam personalisasi dan sosialisasi diri.

Peran guru sebagai korektor menuntut guru bisa membedakan mana nilai yang
baik, dan mana nilai yang buruk, mana nilai positif dan mana nilai negatif. Kedua
nilai yang berbeda ini harus dipahami dalam kehidupan masyarakat. Kedua nilai ini
mungkin telah dimiliki peserta didik dan mungkin pula telah mempengaruhinya
sebelum peserta didik masuk sekolah. Latar belakang kehidupan peserta didik yang
berbeda-beda sesuai dengan sosio-kultural masyarakat di mana peserta didik tinggal
cepat atau lambat akan mewarnai kehidupan peserta didik.

Peran guru sebagai inisiator, artinya guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide
kemajuan pendidikan dan pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang
harus diperbaiki susuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
pendidikan. Kompetensi guru harus diperbaiki, keterampilan penggunaan media
pendidikan dan pengajaran harus diperbarui sesuai kemajuan media komunikasi dan
informasi.

11
Peran guru sebagai evaluator, artinya seseorang guru dituntut untuk menjadi
seorang penilaian yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh
asfek ekstrinsik dan intrinsik, penilaian pada asfek intrinsik lebih diarahkanpada asfek
kepribadian peserta didik, yakni aspek nilai (values). Berdasarkan hal ini guru harus
bisa memberikan penilaian dalam dimensi yang luas. Penilaian terhadap kepribadian
peserta didik harus diutamakan daripada penilaian terhadap jawaban siswa ketika
mengerjakan ulangan atau diberikan tes.

Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membentu, memperbaiki, dan


menilai secara kritis terhadap proses pembelajaran. Teknik-teknik supervisi harus
dikuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi pembelajaran
menjadi lebih baik.

Sebagai kulminator, guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar


secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta
didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta
didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Disini peran kulminator terpadu dengan
peran sebagai evaluator.5

D. Pengertian Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan


diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. (UU No. Ketentuan umum)
20 tahun 2003 psl 1, BAB 1.

Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan


diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Tugasnya ialah
melaksanakan pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan
pada suatu satuan pendidikan. Seperti halnya tenaga pendidik, tenaga kependidikan
juga berkewajiban untuk membantu menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Ia pun harus dapat menjadi teladan dan
menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan, sesuai dengan kepercayaan
yang diberikan kepadanya. Dalam melaksanakan sistem administrasi sekolah,

5
Hamid Darmadi, “Tugas, Peran, Kompetensi, dan Tanggung Jawab Menjadi Guru Professional”, Jurnal
Edukasi, Vol.13, No.2, Desember 2015, hal.166-169

12
keberadaan tenaga kependidikan sangatlah penting, mulai dari pengelola
perpustakaan, bagian keuangan, sampai padabagian kebersihan sekolah, merupakan
satu kesatuan sinergis yang membawa sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan.

E. Standar Tugas Tenaga Kependidikan

Merupakan tenaga yang bertugas merencanakan dan melaksanakan administrasi,


pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan. (UU No.20 THN 2003, PSL 39 (1)

Ada beberapa kewajiban-kewajiban tenaga kependidikan.

1. Menjadi manajer atau pengendali sistem manajerial lembaga pendidikan dengan


tugas diantaranya: membuat prediksi kelangsungan lembaga pendidikanya di
masa mendatang untuk mengantisipasi dan mengembangkan prestasi,
merencanakan inovasi pendidikan, menciptakan strategi, serta
mengkoordinasikan dan melakukan pengendalian terhadap pelaksanaaan
pendidikan.
2. Menjadi pemimpin lembaga pendidikan dengan memimpin semua aset insani di
sekolah/madrasah, memotivasi kerja dengan kinerja positif, meningkatkan
kesejahteraan, dan mengendalikan disiplin kerja.
3. Menjadi supervisor atau pengawas yang akan mengawasi jalannya kinerja
administrasi pendidikan, melakukan supervisi, serta mencari dan memberi peluang
untuk meningkatkan profesi para pendidik.
4. Menjadi pencipta iklim bekerja yang kondusif.
5. Menjadi administrator lembaga pendidikan dengan tugas menyelenggarakan
kegiatan rutin yang dioperasikan oleh personalia lembaga
6. Melaksana kegiatan administratif-subatantif yaitu administrasi kurikulum,
kesiswaan, prsonalia, keuangan, sarana dan prasarana.
7. Menjadi koordinator kerja sama lembaga pendidikan dengan masyarakat.

F. Standar dan Tugas Tenaga Laboran


1. Merencanakan Kegiatan dan Pengembangan Laboratorium Sekolah/Madrasah
Merencanakan kegiatan dan pengembangan laboratorium sekolah/madrasah
adalah kegiatan menyusun program tahunan pengelolaan laboratorium yang

13
merupakan rencana komprehensif yang akan dilakukan untuk kalender tahun
pelajaran yang akan dijalankan. Kegiatan tersebut mencakup rencana kegiatan
praktik dan praktikum, pengelolaan bahan, alat dan metode, serta sumber daya
laboratorium lainnya (seperti infrastruktur, personel, dan anggaran) agar mampu
memfasilitasi/melayani seluruh kegiatan di laboratorium secara efektif.

2. Mengelola Kegiatan Laboratorium Sekolah/Madrasah


Mengelola kegiatan laboratorium sekolah adalah mengoordinasi serangkaian
kegiatan mulai dari perancangan kegiatan laboratorium, pengoperasian peralatan dan
penggunaan bahan, pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan, pengevaluasian
sistem kerja laboratorium, dan pengembangan kegiatan laboratorium baik untuk
pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan tersebut
meliputi pekerjaan sebagai berikut.
a. Mengoordinasi kegiatan praktikum bersama guru terkait, teknisi/juru
bengkel,dan laboran Pada awal tahun pelajaran mengadakan rapat koordinasi
yang berkenaan dengan tata tertib penggunaan laboratorium yang berkaitan
dengan media pembelajaran bagi guru dan peserta didik.
b. Menyusun jadwal kegiatan laboratorium ,Jadwal kegiatan laboratorium
disusun berdasarkan kalender akademik sekolah.
c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan laboratorium Pemantuan
dilakukan sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan praktik. Pantauan tiap
topik praktikum dievaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan,
kekurangan, kelemahan, kesalahan, dan hambatan.
d. Menyusun laporan kegiatan laboratorium
Laporan dibuat untuk setiap topik praktikum, setiap akhir bulan, setiap akhir
semester, dan setiap akhir tahun

3. Memantau Sarana dan Prasarana Laboratorium Sekolah/Madrasah


Memantau sarana dan prasarana laboratorium sekolah harus dilakukan
kepala laboratorium untuk menjamin kelangsungan kegiatan pelayanan
laboratorium.
Pemantauan ini meliputi kegiatan sebagai berikut.
a. Memantau kondisi dan keamanan bahan serta alat laboratorium yang
dilakukan setiap saat
14
b. Memantau kondisi dan keamanan bangunan laboratorium yang
dilakukan setiap saat
c. Membuat laporan bulanan dan tahunan tentang kondisi sarana dan
prasarana serta pemanfaatan laboratorium yang disusun berdasarkan
hasil pantauan harian
4. Mengevaluasi Kinerja Teknisi dan Laboran serta Kegiatan Laboratorium
Sekolah/Madrasah
Kegiatan ini berupa evaluasi keseluruhan yang komprehensif terhadap kinerja
para teknisi dan laboran yang bertugas di laboratorium sesuai dengan tugas dan
fungsi yang ditetapkan dalam pengelolaan alat, bahan, metode, dan sumber daya
lainnya untuk mendukung kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat dalam kurun satu tahun kerja.
5. Membagi Tugas Teknisi dan Laboran Laboratorium Sekolah/Madrasah
Membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah merupakan
implementasi dari kegiatan mengelola laboratorium dengan membagi dan
memberikan tugas kepada pelaksana yang masih merupakan tanggung jawab
penuh kepalalaboratorium.
Kegiatan ini meliputi pekerjaan sebagai berikut.
a. Merumuskan perincian tugas teknisi dan laboran Penjelasan pada tugas
pokok teknisi dan laboran dibuat berdasarkan Permendiknas Nomor 26
Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah.
b. Menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran, Jadwal kerja teknisi dan
laboran menyesuaikan dengan jadwal praktikum dan jadwal piket
laboratorium.
c. Mensupervisi teknisi dan laboran
Supervisi teknisi dan laboran dilakukan sejalan dengan program
pemantauan pelaksanaan kegiatan laboratorium.
d. Membuat laporan secara periodik
Laporan periodik harian, bulanan, semester, dan akhir tahun disusun sesuai
dengan pengelolaan laboratorium yang dilakukan.

6. Menerapkan Gagasan, Teori, dan Prinsip Kegiatan Laboratorium


Sekolah/Madrasah
Penerapan ini meliputi kegiatan sebagai berikut.
15
a. Mengikuti perkembangan pemikiran tentang pemanfaatan kegiatan
laboratorium sebagai wahana pendidikan, yaitu mengikuti perkembangan
IPTEK yang berhubungan dengan pengelolaan laboratorium seperti
standar ISO 17025 guna meningkatkan kualitas pelayanan pemanfaatan
laboratorium dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
b. Mengembangkan dan menerapkan hasil inovasi atau kajian laboratorium,
yaitu membuat sistem pengelolaan manajemen dan pelayanan yang sesuai
dengan laboratorium sekolah.
c. Menciptakan kewirausahaan (enterprenuership), yaitu membuat metode
kegiatan laboratorium dan bentuk eksperimen serta
peningkatan kemampuan yang mengacu pada standar dunia usaha dan
industri.
7. Memanfaatkan Laboratorium untuk Kepentingan Pendidikan dan Penelitian di
Sekolah/Madrasah
Kegiatan ini harus dilakukan oleh kepala labortorium dalam usaha memberi
dorongan agar dapat memanfaatkan laboratorium untuk kepentingan peningkatan
kualitas pendidikan. Kegiatan ini meliputi pekerjaan sebagai berikut.
a. Menyusun panduan/penuntun (manual) praktikum, yaitu menyusun buku
panduan/lembar kerja (job sheet) kegiatan praktikum di sekolahnya yang
disesuaikan dengan program kegiatan laboratorium.
b. Merancang kegiatan laboratorium untuk pendidikan dan penelitian, yaitu
memanfaatkan fasilitas laboratorium yang ada dengan merancang kegiatan
praktikum dan penelitian di luar kegiatan reguler seperti kegiatan
ekstrakurikuler.
c. Melaksanakan kegiatan laboratorium untuk kepentingan pendidikan dan
penelitian, yaitu melakukan kegiatan ekstra/intrakurikuler serta penelitian
bagi guru untuk menunjang tugas pokok sertifikasi guru dan/atau
pengabdian masyarakat.
d. Memublikasikan karya tulis ilmiah hasil kajian/inovasi dari hasil kegiatan
laboratorium, yaitu memublikasikan hasil penelitian dan rekayasa
teknologi pada jurnal ilmiah,majalah, media cetak, dan elektronik lainnya.

8. Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium Sekolah/Madrasah


Kegiatan ini antara lain meliputi pekerjaan sebagai berikut.
16
a. Menetapkan ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu
1) mengenali sumber bahaya serta dampak yang ditimbulkan; dan 2)
menciptakan lingkungan yang sehat.
b. Menerapkan prosedur penanganan limbah serta bahan berbahaya dan
beracun, yaitu melakukan kegiatan penanganan limbah, bahan berbahaya dan
beracun sesuai dengan standar andal.
c. Memantau bahan berbahaya dan beracun serta peralatan keselamatan
kerja,yaitu melakukan pemantauan secara rutin terhadap limbah serta bahan
berbahaya dan beracun.

G. Standar dan Tugas Tenaga Pustakawan


Kompetensi tenaga perpustakaan sekolah adalah seperangkat kemampuan
yang meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus dikuasai dan
ditampilkan oleh seorang tenaga perpustakaan sekolah dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya. Berdasarkan standar kualifikasi dan kompetensi kepala dan
tenaga perpustakaan dan uji publik pada tahun 2007 terdapat enam standar
kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang tenaga perpustakaan sekolah yaitu
dimensi kompetensi Manajerial, Informasi, Kependidikan, Kepribadian, Sosial,
Pengembangan Profesi.
Penyusunan instrumen kompetensi tenaga perpustakaan sekolah dilakukan
oleh tim penyusun yang ditunjuk oleh Direktorat Tenaga Kependidikan pada Ditjen
PMPTK, Departemen Pendidikan Nasional. Sebelum disusun instrumen kompetensi,
terlebih dahulu disusun kisi-kisi instrumen tes sebagai dasar untuk menyusun
instrumen tes kompetensi tenaga perpustakaan sekolah. Dasar penyusunan kisi-kisi
instrumen kompetensi tenaga perpustakaan sekolah adalah dimensi kualifikasi dan
kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang tenaga perpustakaan
sekolah.
Berdasarkan Permendiknas No. 25 tahun 2007, tentang standar kualifikasi dan
kompetensi tenaga perpustakaan sekolah ada enam dimensi kompetensi yang harus
dikuasai oleh seorang kepala dan tenaga perpustakaan sekolah yaitu:
1. Kompetensi Manajerial
2. Kompetensi Informasi
3. Kompetensi Kependidikan
4. Kompetensi Kepribadian
17
5. Kompetensi Sosial
6. Kompetensi Pengembangan Profesi.

18
Bab III

Penutup

Kesimpulan

Istilah guru yang digunakan dalam pembahasan bab ini tetap menggunakan istilah guru sesuai
dengan acuan undang-undang guru dan dosen. Jadi dalam bab ini seluruhnya menggunakan
istilah guru dan bukan pendidik. Peran guru meliputi (1) Fasilitator perkembangan peserta
didik. Kemampuan dan potensi yang dimiliki peserta didik tidak mungkin dapat berkembang
dengan baik apabila tidak mendapat rangsangan dari lingkungannya. Dalam suasana sekolah,
guru Diharapkan dengan peserta didik secara individual telah mempunyai kemampuan dan
potensi itu.

Saran

Penulis sadar akan banyaknya kekurangan dalam penulisan itu maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran atas segala yang telah penulis sampaikan.

19
Daftar Pustaka

 Burhanuddin, Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Malang : Bumi


Aksara, 1994).
 M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara Sumber-Sumber Benih
Kecerdasan, 1981)
 Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo, 1999).
 DR.H. Nurochim, M. M, Administrasi Pendidikan, (Bekasi : Gramata Publishing, 2016).
 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas.
 Undang-Undang Nomor 47 tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan
Nasional.

20

Anda mungkin juga menyukai