A. Judul :
Sistem Terner Air – Kloroform – Asam Asetat
B. Tujuan
1. Menggambarkan diagram sistem terner air-kloroform-asam asetat
2. Menentukan garis dasi Pada sistem terner air-kloroform-asam asetat
C. Dasar Teori
Bila asam cuka di tambahkan ke dalam suatu campuran heeterogen
kloroform dan air pada suhu tertentu, kelarutan kloroform dalam air akan
bertambah, sehingga pada suau ketika asam menjadi homogen. Jumlah asam
cuka yang ahrus ditambahkan untuk mencapai titik homogen (pada suhu
tertentu), tergantung dari komposisi campuran dalam air
Dengan ini dapat digambarkan diagram fasa yang menyatakan susunan dua
komponen. Diagram ini digambarkan sebagai segitiga sama sisi. Air dan asam
cuka dapat bercampur seluruhnya, demikian juga dengan kloroform dan asam
cuka. Asam asetat lebih suka pada air dibandingkan kepada kloroform oleh
karenanya bertambahnya kelarutan kloroform dalam air lebih cepat
dibandingkan kelarutan air dalam kloroform. Penambahan asam asetat berlebih
lebih lanjut akan membawa sistem bergerak kedaerah satu fasa (fase tungga)
Adanya suatu zat terlarut mempengaruhi kelarutan zat terlarut lainnya. Efek
garam keluar (setting out) adalah berkurangnya kelarutan suatu gas (atau zat
bukan ion lainya) didalam air jika suatu garam ditambahkan. Efek garam
kedalam (setting in) juga dapat terjadi, dimana sistem terner lebih pekat (dalam
arti mempunyai air lebih sedikit) dari pada sistem biner. Garam juga dapat
mempengaruhi kelarutan elektrolit lain, seperti ammonium klorida, aluminium
sulfat dan air (Atkins. 2006)
Fasa merupakan materi yang seragam seluruhnya sebagainya, tidak
hanya dalam komposisi kimianya tetapi juga dalam keadaan fisiknya.
Contohnya dalam sistem terdapat fasa padat, fasa cair, dan fasa gas.
Berdasarkan hukum fasa Gibs jumlah kecil variabel bebas yang di lakukan
untuk menyatakan keadaan serta sistem dengan tepat pada kesetimbangan di
ungkapkan sebagai berikut:
F= C - P + 2
Keterangan: F = Jumlah derajat kebebasan
C = Jumlah komponen
P = Jumlah fasa
Dalam ungkapan di atas, kesetimbangan di pengaruhi oleh temperatur,
tekanan dan komposisi sistem. Sistem tiga komponen mempunyai derajat
kebebasan maksimal adalah dua, karena harga P hanya mempunyai dua pilihan.
1 fasa yaitu ketiga komponen bercampur homogen atau 2 fasa yang meliputi
pasangan misibel (Daniels, 1983).
Fasa merupakan bagian dari sistem, yang fisis berbeda dan dapat
dipisahkan secara mekanis, berarti fasa dapat dipisahkan dengan cara-cara:
Filtrasi, Dekantasi, dan sebagainya. Dalam hal ini tidak termasuk pemisahan
dengan cara penguapan Destilasi, Adsorpsi, atau Ekstraksi. Jumlah fasa padat
banyak sekali, jumlah fasa cair yang terdapat dalam suatu sistem. Ternyata
maksimal hanya delapan, gas selalu bercampur sempurna, hingga hanya ada
satu fasa gas. Sistem adalah suatu zat lain dalam suatu bejana inert. Untuk
diselidiki pengaruh perubahan temperatur misalnya system air, air dan garam,
gas dan sebagainya (Sukardjo, 2002).
Sistem terner mep adalah campuran zeotropik, tanpa mempunyai
campuran kurva residu terner mep kemudian dibandingkan dengan literatur dan
divalidasi secara hubungan topologi antara julah nada tida stabil jumlah noda
stabil dan jumlah sadel (San, 2006)
Menurut mulyani (2000) gejala ini dapat terlihat pada sistiem
klorofoam – asam cuka – air. Bila asam cuka ditambahkan kedalam suatu
campuran heterogen, klorofoam dan air. Pada suhu tertentu suatu saat akan
menjadi homogen. Jumlah asam cuka yang harus ditambahkan untuk mencapai
titik homogen (pada suhu tertentu jadi tergantung dari komposisi campurran
klorofoam dalam air.
Dua fasa dalam kesetimbangan harus selalu bertemperatur sama. Lebih dari
itu harus bertekanan sama, asalkan tidak terpisah oleh dinding keras atau oleh
suatu antar permukaan yang memiliki lengkung seperti halnya sembarang zat
yang dapat lalu lalang dengan bebas di antara fase itu harus memiliki potensial
kimia yang sama di dalamnya. Kriteria penting bagi kesetimbangan ini yang
dinyatakan oleh sifat-sifat intensif T, P, dan U. Langsung menuju kepada
aturan Fase Williard Gibs (Konnerth, 1993).
Pada diagram terner terdapat ang namanya tie line. Tie lina merupakan
penentuan itik-titik pada diagram fasa yang bertujuan menentukan derajat
ionisasi atau fraksi mol. Garis kesetimbangan komponen – komponen saat
bercampur (Cammarata, 1990).
D. Alat dan Bahan
1. Alat
No Nama Alat Kategori Gambar Fungsi
1. Gelas Kimia 1 Digunakan sebagai
tempat larutan
2. Bahan
No Nama Bahan Kategori Sifat Fisik Sifat Kimia
1 Asam Asetat Khusus - Rumus Molekul CH3COOH - Larut dalam air
- Massa Molar 60 gr/mol - Bersifat korosif
- Densitas fase 1.049 - Asamlemah
- Titik didih 1180C Merupakan
Tak berwarna monobasic
2 Aquades Umum - Cairan bening tak berwarna - Pelarut polar
- Titik didih 100 0C - Merupakan ion H+ dan OH-
- Titik beku 0 0C
3 NaOH Khusus - Berwarna Putih - Larut dalam air dan etanol
- Titik didih -33,40C
- Titik leleh -77.7 0C
4 Kloroform Khusus - Rumus molekul CHCl3 - tidak bercampur dengan air
- Massa molekul 119.389 - larut dalam eter dan alkohol
gr/mol - merupakan asam lemah
- Cairan tak berwarna - tidak mudah terbakar
- Titik leleh -63,50c
- bercun
E. Prosedur Kerja
19,3 ml
3 gram Aquades 2 gram CHCl3
54,5 ml
29 ml
112,8 ml
F. Hasil Pengamatan
1) Untuk Kurva
Volume/mL Massa/gram
Zat Cair
I II III IV I II III IV
Kloroform 0,688 1,3635 2,0453 2,7270 1 2 3 4
Aquades 4,00 3,00 2,00 1,00 3,9936 2,9952 1,9968 0,9984
Asam Asetat 19,3 54,5 29 112,8 20,04 56,59 30,11 117,12
Untuk labu 1
𝑝 × 𝑣 1,4668 𝑔𝑟/𝑚𝑙 × 0,6818 𝑚𝑙
𝑛𝑎 = = = 0,0084 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑟 119,5 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
𝑛𝑐 0,3339 𝑚𝑜𝑙
𝑋𝑐 = × 100% = × 100%
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 + 𝑛𝐶 (0,0084 + 0,2219 + 0,3339)𝑚𝑜𝑙
0,3339 𝑚𝑜𝑙
= × 100% = 59,2 % = 59%
0,5642 𝑚𝑜𝑙
Untuk labu 2
𝑝 × 𝑣 1,4668 𝑔𝑟/𝑚𝑙 × 1,3635 𝑚𝑙
𝑛𝑎 = = = 0,0167 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑟 119,5 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
𝑝 × 𝑣 1.0383 𝑔𝑟/𝑚𝑙 × 29 𝑚𝑙
𝑛𝑐 = = = 0,5018 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑟 60 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
Fraksi mol
𝑛𝐴 0,0251 𝑚𝑜𝑙
𝑋𝐴 = × 100% = × 100%
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 + 𝑛𝐶 (0,0251 + 0,1109 + 0,5018)𝑚𝑜𝑙
0,0251 𝑚𝑜𝑙
= × 100% = 3,9 % = 4 %
0,6378 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝑏 0,1109 𝑚𝑜𝑙
𝑋𝑏 = × 100% = × 100%
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 + 𝑛𝐶 (0,0251 + 0,1109 + 0,5018)𝑚𝑜𝑙
0,1109 𝑚𝑜𝑙
= × 100% = 17,4 % = 17 %
0,6378 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝑐 0,5018 𝑚𝑜𝑙
𝑋𝑐 = × 100% = × 100%
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 + 𝑛𝐶 (0,0251 + 0,1109 + 0,5018)𝑚𝑜𝑙
0,5018 𝑚𝑜𝑙
= × 100% = 78,7 % = 79 %
0,6378 𝑚𝑜𝑙
Untuk labu 4
𝑝 × 𝑣 1,4668 𝑔𝑟/𝑚𝑙 × 2,7270 𝑚𝑙
𝑛𝑎 = = = 0,0335 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑟 119,5 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
𝑛𝑐 0,9431 𝑚𝑜𝑙
𝑋𝑐 = × 100% = × 100%
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 + 𝑛𝐶 (0,0261 + 0,1109 + 0,5018)𝑚𝑜𝑙
0,5018 𝑚𝑜𝑙
= × 100% = 95,6 % = 96 %
0,6378 𝑚𝑜𝑙
Grafik kurva
Untuk labu 1
CH3COOH 100%
0% H2O 0%CHCL3
CHCl3 H20
100% 0% CH3COOH 100%
Untuk labu 2
CH3COOH 100%
0% H2O 0%CHCL3
CHCl3 H20
100% 0% CH3COOH 100%
Untuk labu 3
CH3COOH 100%
0% H2O 0%CHCL3
CHCl3 H20
100% 0% CH3COOH 100%
Untuk labu 4
CH3COOH 100%
0% H2O 0%CHCL3
CHCl3 H20
100% 0% CH3COOH 100%
7) Menentukan garis dasi
Dik: berat labu kosong 1 = 94,7251 gr
Berat labu kosong 2 = 102,0516 gr
Berat labu + larutan L1 = 96,3025 gr
Berat labu + larutan L2 = 104, 8331 gr
M NaOH = 0,1 M
V NaOH Ll = 0,9 ml
V NaOH L2 = 36, 2 ml
Dit: garis dasi?
Penyelesaian:
Massa Ll = berat Erlenmeyer + larutan 1 – berat Erlenmeyer kosong 1
= 96,3025 gr – 94,7251 gr
= 1,5774 gram
Jawab :
A B
Gambar 6.1 Penentuan Komposisi Sistem