Anda di halaman 1dari 23

MODUL IV

A. Judul :
Sistem Terner Air – Kloroform – Asam Asetat
B. Tujuan
1. Menggambarkan diagram sistem terner air-kloroform-asam asetat
2. Menentukan garis dasi Pada sistem terner air-kloroform-asam asetat
C. Dasar Teori
Bila asam cuka di tambahkan ke dalam suatu campuran heeterogen
kloroform dan air pada suhu tertentu, kelarutan kloroform dalam air akan
bertambah, sehingga pada suau ketika asam menjadi homogen. Jumlah asam
cuka yang ahrus ditambahkan untuk mencapai titik homogen (pada suhu
tertentu), tergantung dari komposisi campuran dalam air
Dengan ini dapat digambarkan diagram fasa yang menyatakan susunan dua
komponen. Diagram ini digambarkan sebagai segitiga sama sisi. Air dan asam
cuka dapat bercampur seluruhnya, demikian juga dengan kloroform dan asam
cuka. Asam asetat lebih suka pada air dibandingkan kepada kloroform oleh
karenanya bertambahnya kelarutan kloroform dalam air lebih cepat
dibandingkan kelarutan air dalam kloroform. Penambahan asam asetat berlebih
lebih lanjut akan membawa sistem bergerak kedaerah satu fasa (fase tungga)
Adanya suatu zat terlarut mempengaruhi kelarutan zat terlarut lainnya. Efek
garam keluar (setting out) adalah berkurangnya kelarutan suatu gas (atau zat
bukan ion lainya) didalam air jika suatu garam ditambahkan. Efek garam
kedalam (setting in) juga dapat terjadi, dimana sistem terner lebih pekat (dalam
arti mempunyai air lebih sedikit) dari pada sistem biner. Garam juga dapat
mempengaruhi kelarutan elektrolit lain, seperti ammonium klorida, aluminium
sulfat dan air (Atkins. 2006)
Fasa merupakan materi yang seragam seluruhnya sebagainya, tidak
hanya dalam komposisi kimianya tetapi juga dalam keadaan fisiknya.
Contohnya dalam sistem terdapat fasa padat, fasa cair, dan fasa gas.
Berdasarkan hukum fasa Gibs jumlah kecil variabel bebas yang di lakukan
untuk menyatakan keadaan serta sistem dengan tepat pada kesetimbangan di
ungkapkan sebagai berikut:
F= C - P + 2
Keterangan: F = Jumlah derajat kebebasan
C = Jumlah komponen
P = Jumlah fasa
Dalam ungkapan di atas, kesetimbangan di pengaruhi oleh temperatur,
tekanan dan komposisi sistem. Sistem tiga komponen mempunyai derajat
kebebasan maksimal adalah dua, karena harga P hanya mempunyai dua pilihan.
1 fasa yaitu ketiga komponen bercampur homogen atau 2 fasa yang meliputi
pasangan misibel (Daniels, 1983).
Fasa merupakan bagian dari sistem, yang fisis berbeda dan dapat
dipisahkan secara mekanis, berarti fasa dapat dipisahkan dengan cara-cara:
Filtrasi, Dekantasi, dan sebagainya. Dalam hal ini tidak termasuk pemisahan
dengan cara penguapan Destilasi, Adsorpsi, atau Ekstraksi. Jumlah fasa padat
banyak sekali, jumlah fasa cair yang terdapat dalam suatu sistem. Ternyata
maksimal hanya delapan, gas selalu bercampur sempurna, hingga hanya ada
satu fasa gas. Sistem adalah suatu zat lain dalam suatu bejana inert. Untuk
diselidiki pengaruh perubahan temperatur misalnya system air, air dan garam,
gas dan sebagainya (Sukardjo, 2002).
Sistem terner mep adalah campuran zeotropik, tanpa mempunyai
campuran kurva residu terner mep kemudian dibandingkan dengan literatur dan
divalidasi secara hubungan topologi antara julah nada tida stabil jumlah noda
stabil dan jumlah sadel (San, 2006)
Menurut mulyani (2000) gejala ini dapat terlihat pada sistiem
klorofoam – asam cuka – air. Bila asam cuka ditambahkan kedalam suatu
campuran heterogen, klorofoam dan air. Pada suhu tertentu suatu saat akan
menjadi homogen. Jumlah asam cuka yang harus ditambahkan untuk mencapai
titik homogen (pada suhu tertentu jadi tergantung dari komposisi campurran
klorofoam dalam air.
Dua fasa dalam kesetimbangan harus selalu bertemperatur sama. Lebih dari
itu harus bertekanan sama, asalkan tidak terpisah oleh dinding keras atau oleh
suatu antar permukaan yang memiliki lengkung seperti halnya sembarang zat
yang dapat lalu lalang dengan bebas di antara fase itu harus memiliki potensial
kimia yang sama di dalamnya. Kriteria penting bagi kesetimbangan ini yang
dinyatakan oleh sifat-sifat intensif T, P, dan U. Langsung menuju kepada
aturan Fase Williard Gibs (Konnerth, 1993).
Pada diagram terner terdapat ang namanya tie line. Tie lina merupakan
penentuan itik-titik pada diagram fasa yang bertujuan menentukan derajat
ionisasi atau fraksi mol. Garis kesetimbangan komponen – komponen saat
bercampur (Cammarata, 1990).
D. Alat dan Bahan
1. Alat
No Nama Alat Kategori Gambar Fungsi
1. Gelas Kimia 1 Digunakan sebagai
tempat larutan

2. Corong 1 Digunakan pada saat


memasukkan cairan dalam suatu
wadah

3. 1 Digunakan untuk mengukur


Gelas ukur
volume zat kimia dalam bentuk
cair

4. 1 Untuk memisahkan larutan dari


Corong pisah
gas

5. Erlenmeyer 1 Digunakan untuk tempat zat


yang akan dititrasi

6. Pipet tetes 1 Digunakan untuk mengambil


bahan yang berbentuk larutan
dalam jumlah yang kecil

7. Buret 1 Digunakan untuk melakukan


titrasi
8. Neraca analitik 2 Digunakan untuk menimbang
berat suatu benda atau zat kimia

9. piknometer 1 Digunakan untuk mengukur nilai


massa jenis atau densitas dari
udara

10. Kaca Arloji 1 Digunakan untuk wadah suatu


zat yang akan diuapkan dengan
pemanasan

11. Statif dan klem 1 Digunakan sebagai


penjepit,misalnya menjepit buret
dalam proses titrasi

2. Bahan
No Nama Bahan Kategori Sifat Fisik Sifat Kimia
1 Asam Asetat Khusus - Rumus Molekul CH3COOH - Larut dalam air
- Massa Molar 60 gr/mol - Bersifat korosif
- Densitas fase 1.049 - Asamlemah
- Titik didih 1180C Merupakan
Tak berwarna monobasic
2 Aquades Umum - Cairan bening tak berwarna - Pelarut polar
- Titik didih 100 0C - Merupakan ion H+ dan OH-
- Titik beku 0 0C
3 NaOH Khusus - Berwarna Putih - Larut dalam air dan etanol
- Titik didih -33,40C
- Titik leleh -77.7 0C
4 Kloroform Khusus - Rumus molekul CHCl3 - tidak bercampur dengan air
- Massa molekul 119.389 - larut dalam eter dan alkohol
gr/mol - merupakan asam lemah
- Cairan tak berwarna - tidak mudah terbakar
- Titik leleh -63,50c
- bercun
E. Prosedur Kerja

H2O CHCl3 CH3COOH

- Memasukan kedalam masing-


msing buret
- Menentukan Massa Jenis
mengunakan piknometer

Masa Jenis H2O = 0,9984 gr/ml


Massa Jenis CHCl3 = 1,4668 gr/ml
Massa Jenis CH3COOH = 1,0383 gr/ml

4 gram Aquades 1 gram CHCl3

- Memasukan kedalam labu


erlenmeyer

- Mentitrasi dengan CH3COOH


sampai tidak keruh
- Mencatat Volume titrasi

19,3 ml
3 gram Aquades 2 gram CHCl3

- Memasaukan kedalam labu


erlenmeyer
- Mentitrasi dengan CH3COOH sampai
tidak keruh
- Mencatat Volume titrasi

54,5 ml

2 gram Aquades 3 gram CHCl3

- Memasaukan kedalam labu


erlenmeyer
- Mentitrasi dengan CH3COOH sampai
tidak keruh
- Mencatat Volume titrasi

29 ml

2 gram Aquades 3 gram CHCl3

- Memasaukan kedalam labu


erlenmeyer

- Mentitrasi dengan CH3COOH


sampai tidak keruh
- Mencatat Volume titrasi

112,8 ml
F. Hasil Pengamatan
1) Untuk Kurva
Volume/mL Massa/gram
Zat Cair
I II III IV I II III IV
Kloroform 0,688 1,3635 2,0453 2,7270 1 2 3 4
Aquades 4,00 3,00 2,00 1,00 3,9936 2,9952 1,9968 0,9984
Asam Asetat 19,3 54,5 29 112,8 20,04 56,59 30,11 117,12

2) Untuk Garis Dasi


Massa asam
Komponen Massa/gram Jumlah Basa ml
asetat/gram
L1 1,5774 0,9
L2 2,7815 36,2

3) Konversi dar gram ke ml


a. kloroform
massa jenis = 1,4668gr/ml
 kloroform 1 gram
𝑚 1 𝑔𝑟
V= = 1,4668 gr/cm3 = 0,6818 ml
ρ
 kloroform 2 gram
𝑚 2 𝑔𝑟
V= = 1,4668 gr/cm3 = 1,3635 ml
ρ
 kloroform 3 gram
𝑚 3 𝑔𝑟
V= = 1,4668 gr/cm3 = 2,0453 ml
ρ
 kloroform 4 gram
𝑚 4 𝑔𝑟
V= = 1,4668 gr/cm3 = 2,7270 ml
ρ
b. Asam Asetat
Volume asam asetat 1= 19,3 ml
Volume asam asetat 2= 54,5 ml
Volume asam asetat 3= 29 ml
Volume asam asetat 4 =112,8 ml
4) Konversi dari ml ke gram
a. Aquades
Massa jenis = 0,9984 gr/ml
 Aquades 1,00 ml
Massa = volume x massa jenis
= 1,00 ml x 0,9984 gr/ml
= 0,9984 ml
 Aquades 2,00 ml
Massa = volume x massa jenis
= 2,00 ml x 0,9984 gr/ml
= 1,9968 ml
 Aquades 3,00 ml
Massa = volume x massa jenis
= 3,00 ml x 0,9984 gr/ml
= 2,9952 ml
 Aquades 4,00 ml
Massa = volume x massa jenis
= 4,00 ml x 0,9984 gr/ml
= 3,9936 ml
b. Asam asetat
Massa jenis = 1,0383 gr/ml
 Asam asetat 19,3 ml
Massa = volume x massa jenis
= 19, 3 ml x 1,0383 gr/ml
= 20,04 ml
 Asam asetat 54,5 ml
Massa = volume x massa jenis
= 54, 5 ml x 1,0383 gr/ml
= 56,59 ml
 Asam asetat 29 ml
Massa = volume x massa jenis
= 29 ml x 1,0383 gr/ml
= 30,11 ml
 Asam asetat 112, 8 ml
Massa = volume x massa jenis
= 112, 8 ml x 1,0383 gr/ml
= 117, 12 ml
5) Massa
Massa L1 = berat erlenmeyer + L1 – berat erlenmeyer kosong
= 96.3025 gr – 94.7251 gr
= 1,5774 gr
Massa L2 = berat erlenmeyer + L2 – berat erlenmeyer kosong
= 104, 8331 gr –102, 0516 gr
= 2,7815 gr
6) Menentukan diagram terner
Dik: berat piknometer kosong (wk) = 16, 2058 gr
Piknometer + kloroform (wA) = 30,8735 gr
Piknometer + asam asetat (wc) = 26, 5884 gr
Piknometer + aquades (wb) = 26, 1894 gr
Volume piknometer = 10 ml
Mr CHCl3 = 119,5 gr/mol
Mr H2O = 18 gr/mol
Mr CH3COOH = 60 gr/mol
Dit: diagram sistem terner ?
Penyelesaian:
 Massa jenis setiap larutan
a. Massa jenis kloroform
𝑤𝐴 − 𝑤𝑘 30,8735 𝑔𝑟 − 16, 2058 𝑔𝑟 14, 6677
𝜌𝐴 = = = = 1,4668 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣𝑝 10 𝑚𝑙 10 𝑚𝑙
b. Massa jenis aquades
𝑤𝐵 − 𝑤𝑘 26, 1896 𝑔𝑟 − 16, 2058 𝑔𝑟 9,9836
𝜌𝐵 = = = = 0,9984 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣𝑝 10 𝑚𝑙 10 𝑚𝑙
c. Massa jenis asam asetat
𝑤𝑐 − 𝑤𝑘 26, 5884 𝑔𝑟 − 16, 2058 𝑔𝑟 10, 3826
𝜌𝑐 = = = = 1,0383 𝑔𝑟/𝑚
𝑣𝑝 10 𝑚𝑙 10 𝑚𝑙

 Untuk labu 1
𝑝 × 𝑣 1,4668 𝑔𝑟/𝑚𝑙 × 0,6818 𝑚𝑙
𝑛𝑎 = = = 0,0084 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑟 119,5 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

𝑝 × 𝑣 0,9984 𝑔𝑟/𝑚𝑙 × 4,00 𝑚𝑙


𝑛𝑏 = = = 0,2219 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑟 18 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

𝑝 × 𝑣 1.0383 𝑔𝑟/𝑚𝑙 × 19,3 𝑚𝑙


𝑛𝑐 = = = 0,3339 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑟 60 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
Fraksi mol
𝑛𝐴 0,0084 𝑚𝑜𝑙
𝑋𝐴 = × 100% = × 100%
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 + 𝑛𝐶 (0,0084 + 0,2219 + 0,3339)𝑚𝑜𝑙
0,0084 𝑚𝑜𝑙
= × 100% = 1,5 % = 2 %
0,5642 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝑏 0,2219 𝑚𝑜𝑙
𝑋𝑏 = × 100% = × 100%
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 + 𝑛𝐶 (0,0084 + 0,2219 + 0,3339)𝑚𝑜𝑙
0,2219 𝑚𝑜𝑙
= × 100% = 39,5 % = 39 %
0,5642 𝑚𝑜𝑙

𝑛𝑐 0,3339 𝑚𝑜𝑙
𝑋𝑐 = × 100% = × 100%
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 + 𝑛𝐶 (0,0084 + 0,2219 + 0,3339)𝑚𝑜𝑙
0,3339 𝑚𝑜𝑙
= × 100% = 59,2 % = 59%
0,5642 𝑚𝑜𝑙
 Untuk labu 2
𝑝 × 𝑣 1,4668 𝑔𝑟/𝑚𝑙 × 1,3635 𝑚𝑙
𝑛𝑎 = = = 0,0167 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑟 119,5 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

𝑝 × 𝑣 0,9984 𝑔𝑟/𝑚𝑙 × 3,00 𝑚𝑙


𝑛𝑏 = = = 0,1664 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑟 18 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

𝑝 × 𝑣 1.0383 𝑔𝑟/𝑚𝑙 × 54,5 𝑚𝑙


𝑛𝑐 = = = 0,9431 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑟 60 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
Fraksi mol
𝑛𝐴 0,0167 𝑚𝑜𝑙
𝑋𝐴 = × 100% = × 100%
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 + 𝑛𝐶 (0,0167 + 0,1664 + 0,9431)𝑚𝑜𝑙
0,0167 𝑚𝑜𝑙
= × 100% = 1,5 % = 2 %
1,1262 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝑏 0,1664 𝑚𝑜𝑙
𝑋𝑏 = × 100% = × 100%
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 + 𝑛𝐶 (0,0167 + 0,1664 + 0,9431)𝑚𝑜𝑙
0,1664 𝑚𝑜𝑙
= × 100% = 14,8 % = 15 %
1,1262 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝑐 0,9431 𝑚𝑜𝑙
𝑋𝑐 = × 100% = × 100%
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 + 𝑛𝐶 (0,0167 + 0,1664 + 0,9431)𝑚𝑜𝑙
0,3339 𝑚𝑜𝑙
= × 100% = 83,7 % = 84 %
1,1262𝑚𝑜𝑙
 Untuk labu 3
𝑝 × 𝑣 1,4668 𝑔𝑟/𝑚𝑙 × 2,0453 𝑚𝑙
𝑛𝑎 = = = 0,0251 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑟 119,5 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

𝑝 × 𝑣 0,9984 𝑔𝑟/𝑚𝑙 × 2,00 𝑚𝑙


𝑛𝑏 = = = 0,1109 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑟 18 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

𝑝 × 𝑣 1.0383 𝑔𝑟/𝑚𝑙 × 29 𝑚𝑙
𝑛𝑐 = = = 0,5018 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑟 60 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

Fraksi mol
𝑛𝐴 0,0251 𝑚𝑜𝑙
𝑋𝐴 = × 100% = × 100%
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 + 𝑛𝐶 (0,0251 + 0,1109 + 0,5018)𝑚𝑜𝑙
0,0251 𝑚𝑜𝑙
= × 100% = 3,9 % = 4 %
0,6378 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝑏 0,1109 𝑚𝑜𝑙
𝑋𝑏 = × 100% = × 100%
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 + 𝑛𝐶 (0,0251 + 0,1109 + 0,5018)𝑚𝑜𝑙
0,1109 𝑚𝑜𝑙
= × 100% = 17,4 % = 17 %
0,6378 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝑐 0,5018 𝑚𝑜𝑙
𝑋𝑐 = × 100% = × 100%
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 + 𝑛𝐶 (0,0251 + 0,1109 + 0,5018)𝑚𝑜𝑙
0,5018 𝑚𝑜𝑙
= × 100% = 78,7 % = 79 %
0,6378 𝑚𝑜𝑙
 Untuk labu 4
𝑝 × 𝑣 1,4668 𝑔𝑟/𝑚𝑙 × 2,7270 𝑚𝑙
𝑛𝑎 = = = 0,0335 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑟 119,5 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

𝑝 × 𝑣 0,9984 𝑔𝑟/𝑚𝑙 × 1,00 𝑚𝑙


𝑛𝑏 = = = 0,0555 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑟 18 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

𝑝 × 𝑣 1.0383 𝑔𝑟/𝑚𝑙 × 112,8 𝑚𝑙


𝑛𝑐 = = = 1,9520 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑟 60 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
Fraksi mol
𝑛𝐴 0,0261 𝑚𝑜𝑙
𝑋𝐴 = × 100% = × 100%
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 + 𝑛𝐶 (0,0261 + 0,1109 + 0,5018)𝑚𝑜𝑙
0,0261 𝑚𝑜𝑙
= × 100% = 1,6 % = 2 %
0,6378 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝑏 0,1664 𝑚𝑜𝑙
𝑋𝑏 = × 100% = × 100%
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 + 𝑛𝐶 (0,0261 + 0,1109 + 0,5018)𝑚𝑜𝑙
0,1109 𝑚𝑜𝑙
= × 100% = 2,7 % = 3 %
0,6378 𝑚𝑜𝑙

𝑛𝑐 0,9431 𝑚𝑜𝑙
𝑋𝑐 = × 100% = × 100%
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 + 𝑛𝐶 (0,0261 + 0,1109 + 0,5018)𝑚𝑜𝑙
0,5018 𝑚𝑜𝑙
= × 100% = 95,6 % = 96 %
0,6378 𝑚𝑜𝑙
Grafik kurva
 Untuk labu 1
CH3COOH 100%

0% H2O 0%CHCL3

CHCl3 H20
100% 0% CH3COOH 100%

 Untuk labu 2
CH3COOH 100%

0% H2O 0%CHCL3

CHCl3 H20
100% 0% CH3COOH 100%
 Untuk labu 3
CH3COOH 100%

0% H2O 0%CHCL3

CHCl3 H20
100% 0% CH3COOH 100%

 Untuk labu 4
CH3COOH 100%

0% H2O 0%CHCL3

CHCl3 H20
100% 0% CH3COOH 100%
7) Menentukan garis dasi
Dik: berat labu kosong 1 = 94,7251 gr
Berat labu kosong 2 = 102,0516 gr
Berat labu + larutan L1 = 96,3025 gr
Berat labu + larutan L2 = 104, 8331 gr
M NaOH = 0,1 M
V NaOH Ll = 0,9 ml
V NaOH L2 = 36, 2 ml
Dit: garis dasi?
Penyelesaian:
Massa Ll = berat Erlenmeyer + larutan 1 – berat Erlenmeyer kosong 1
= 96,3025 gr – 94,7251 gr
= 1,5774 gram

Massa L2 = berat Erlenmeyer + larutan 2 – berat Erlenmeyer kosong 2


= 104,8331 gr – 2,781 gr
= 2,7815 gram

 Persen asam asetat pada Ll


Mol NaOH = V NaOH x M NaOH
= 0,9 ml x 0,1 M = 0,09 mmol = 9x10-5 mol (untuk 1 ml Ll)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1,5774 𝑔𝑟
Volume Ll = = =1,5774 ml
massa jeis 1 𝑔𝑟/𝑚𝑙
1,5774 ml 𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Mol NaOH total = =
1 9 𝑥 10−5
Mol =1,5774 x 9x10-5 = 1.42 x 10-4 mol
Massa asam asetat = 1.03 x 10-3 mol x 60 gr/mol = 0.0618 gr
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
% massa asam asetat = 100%
𝐿1
8,52 x 10−3𝑔𝑟
= 𝑥 100% = 0,54 %
1,5774 𝑔𝑟
 Persen asam asetat pada L2
Mol NaOH = V NaOH x M NaOH
= 36,2 ml x 0,1 M = 3,62 mmol = 3,62 x 10-3 mol (untuk 1 ml L2)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 2,7815 𝑔𝑟
Volume L2 = = =2,7815 ml
massa jeis 1 𝑔𝑟/𝑚𝑙
2,7815ml 𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Mol NaOH total = =
1 3,62 x 10−3

Mol = 2,7815 x 3,62 x 10-3 = 1.0 x 10-2 mol


Massa asam asetat = 1.0 x 10-2 mol x 60 gr/mol = 0.6 gr
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
% massa asam asetat = 𝑥 100%
𝐿2
0,6𝑔𝑟
= = 21,57%
12,7815 𝑔𝑟
G. Pembahsan
System terner cair merupakan suatu sisrtem pencampuran larutan yang
terdiri dari tiga komponen senyawa yang berbeda pada temperature yang
sama. Suatu larutan terkadang memiliki kompponen penyusun tertentu,
yang mana jika dilihat dari adanya perubahan visual ketika senyawa-
senyawa tersebut dicampurkan.
Pada percobaan ini system terner cair ini menggunakan prinsip
perbedaan densitas dan kelarutan antar satu komponen dengan komponen
lainnya. Adanya penambahan zat/senyawa ketika akan mempengaruhi
persentase kedua zat/senyawa pada larutan sebelumnya.
Air dan kloroform merupakan senyawa yang tidak saling
melarutkan. Hal ini disebabkan adanya perbedaan massa jenis (densitas)
antara keduanya. Pada temepratur kamar, air memiliki densitas sekitar 1
gram/cm3, sedangkan kloroform berkisar 1,49 gram/cm3. Dan ketika
dicampurkan terlihat perbedaan yang menunjukkan terjadi pemisahan
antara kedua senyawa tersebut sehingga tidak saling bercampur. Larutan
yang berada diatas adalah air karena air memiliki densitas yang lebih kecil,
sedangkan larutan yang berada dibawah adalah kloroform karena memilki
densitas yang lebih besar daripada air
Asam asetat merupakan senyawa asam lemah yang dapat bereaksi
dengan air namun memiliki daya larut yang cukup besarsehingga mudah
saling melarutkan. Hal ini disebabkan dengan adanya reaksi ikatan
hydrogen yang terjadi diantara keduamnya sehingga molekul dalam kedua
senyawa tersebut dapat berikatan. Sedangkan asam asetat dalam kloroform
akan mengalami reaksi kesetimbangan., karena kedua senyawa tersebut
bereaksi
3CH3COOH + CHCl3 3CH3COOCl + CH4
Reaksi tersebut berlangsung dengan ditandai dengan timbulnya kekeruhan
pada larutan. Menentukan garis dasi pada sistem terner air-kloroform-asam
asetat. Garis dasi digunakan untuk garis penentu komposisi sistem.
H. Kesimpulan
lapisan bawah (L1) pada titik 0,54% dan lapisan atas (L2) pada titik 21,57% ysng
didapat dari persen massa asam asetat.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, p. w. 2006. Kimia fisika. Jakarta: Erlangga
Cammarata, A Ph. D, Martin A Ph. D & Swarbank, A Ph. D.1990. Farmasi Fisik.
Jakarta : UI-Press
Daniels, F. 1983. Kimia Fisik 1. Jakarta : Erlangga
Konneth. 1993. Prinsip-prinsip Kesetimbangan Edisi Empat. Jakarta : UI- Press
Mulyani, Sry. 2000. Kimia Fisik 1. Makassar : FMIPA UNM
San, N. K, Kuswandi, Soewarno, N, & Handogo, R. 2006. Komprasi Peta Kurva
Residu Sistem Terner Aseton- n- Butanol- Etanol dengan Metanol- Etanol-
Propanol. Reaktor, 10 (2), 75-81
Tugas Pasca Praktikum
1. Jelaskan aturan lever untuk menentukan komposisi system yang dimulai
pada R
2. Jelaskan keadaan system terner air - kloroform – asam asetat jika
komposisi dimulai dari titik K (seperti pada gambar 6.2), kemudian
dititrasi dengan asam asetat.

Jawab :

Gambar Diagram Fasa Kloroform - air – asam asetat


1. Garis PQ menentu komposisi sistem, yang letaknya tidak sejajar dengan
garis H2O – CHCl3dan disebut garis dasi (tie line). Sistem ini merupakan
sistem dua fasa (jika dikocok akan terlihat keruh).
2. Suatu sistem dimulai dari komposisi K, berdasarkan aturan lever sistem ini
memiliki jumlah air yang lebih banyak dari pada kloroform. Dengan
menitrasi campuran oleh asam asetat, maka komposisi sistem akan
berjalan sepanjang karis KK’ menuju titik 100 % CH3COOH. Dengan
pengocokan secara hati-hati selama titrasi akan diperoleh tetesan terakhir
ketika kekeruhan tepat hilang, yaitu titik K’.
C

A B
Gambar 6.1 Penentuan Komposisi Sistem

Anda mungkin juga menyukai