Anda di halaman 1dari 3

MATERI

1. Dasar Hukum Islam


Zakat dalam kedudukannya pada agama samawi sejak dahulu sangat penting
karena zakat sebagai suatu perbuatan baik kepada kaum dhuafa’ dan menyantuni
orang miskin. Zakat merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Hukum
pelaksanaan zakat dalam islam adalah fardu’ain bagi orang yang telah memenuhi
syarat-syarat berzakat. Zakat oleh Rasulullah mulai diwajibkan pada tahun kedua
hijriyah. Hukum zakat ditetapkan berdasarkan dalil-dalil: (i) Al-Qur’an, (ii) As-
Sunnah, dan (iii) Ijma’ (kesepakatan ummat).

Zakat adalah kewajiban bagi kaum muslim. Kewajiban berzakat sudah tidak dapat
ditawar lagi, akan menjadi kafir orang yang menolaknya, menjadi fasiq orang
yang enggan membayarnya, dan boleh diperangi orang yang memerangi kaum
muslimin untuk menunaikan zakat. Jadi, barangsiapa mengingkarinya maka sama
saja dia telah mengingkari perintah Allah dan Rasul-Nya. Ada pengecualian bagi
masyarakat yang tinggal di daerah tertinggal yang minim pengetahuan agamanya
sehingga ia tidak tahu tentang zakat.Mereka wajib diberi tahu oleh orang yang
sudah tahu tentang ilmu agama. Bagi mereka yang sudah mengetahui kewajiban
zakat damun masih bersikeras tidak mau menunaikan zakat maka mereka
dianggap kafir dan murtad.
Pada zaman Khalifah Abu Bakar As-Shidiq pernah menyiapkan pasukan untuk
menyerang siapa saja yang memerangi kaum muslimin untuk berzakat. “ Demi
Allah akan kuperangi siapa saja yang memisahkan antara solat dan zakat. Demi
Allah, jika mereka menghalangiku untuk memungut zakat ternak mereka, niscaya
akupun akan memerangi mereka.

QS. Al-Ma'idah [5] : 12

۞ ‫ٱَّللُ ِإنِى َم َع ُك ْم ۖ لَئِ ْن‬ َ ‫ى ِإس َٰ َْٓر ِءي َل َو َب َعثْنَا ِم ْن ُه ُم ٱثْن َْى‬ َٰ ‫ولَقَ ْد أ َ َخذَ ه‬
‫عش ََر نَ ِقيبًا ۖ َوقَا َل ه‬ ٓ ِ‫ٱَّللُ ِميث َقَ َبن‬ َ
‫سنًا‬
َ َ ‫ح‬ ‫ا‬ ‫ض‬
ً ‫ر‬ َ ‫ق‬
ْ َ ُ ‫ه‬
‫ٱَّلل‬ ‫م‬ُ ‫ت‬ ‫ض‬
ْ ‫ر‬ ْ
‫ق‬ َ ‫أ‬‫و‬ ‫م‬ ُ
‫ه‬
َ َ ْ ُ ْ َ َ ‫و‬ ‫م‬ ُ ‫ت‬ ‫ر‬‫ز‬‫ه‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫ى‬ ‫ل‬
ِ ‫س‬ ‫ر‬
ُ ُِ ‫ب‬ ‫م‬ُ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ا‬
َ َ َ‫ء‬‫و‬ َ ‫ة‬ ‫و‬َٰ َ
‫ك‬ ‫ه‬
‫ٱلز‬ ‫م‬ُ ‫ت‬
ُ َ َ‫ي‬
ْ َ ‫ت‬ ‫ا‬‫ء‬‫و‬ َ ‫ة‬ ‫و‬َٰ َ ‫ل‬‫ص‬‫ه‬ ‫ٱل‬ ُ ْ َ‫أ‬
‫م‬ ُ ‫ت‬ ‫م‬ َ ‫ق‬
َٰ
ْ‫ت تَجْ ِرى ِمن تَحْ تِ َها ْٱَّل َ ْن َٰ َه ُر ۚ فَ َمن َكفَ َر َب ْعدَ ذَلِكَ ِمن ُك ْم فَقَد‬ َٰ ُ
ٍ ‫س ِيـَٔاتِ ُك ْم َو ََّلد ِْخلَنه ُك ْم َجنه‬ َ ‫عن ُك ْم‬ َ ‫هَّل ُ َك ِف َر هن‬
‫س َوآ َء ٱل ه‬
‫س ِبي ِل‬ َ ‫ض هل‬ َ
Artinya: “Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil
dan telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman:
"Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat
dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu
mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya
Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke
dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang
kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang
lurus”.

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa diberi harta oleh Allah, lalu dia tidak
menunaikan (kewajiban) zakatnya, pada hari kiamat hartanya dijadikan untuknya
menjadi seekor ular jantan aqra’ (yang kulit kepalanya rontok karena dikepalanya
terkumpul banyak racun), yang berbusa dua sudut mulutnya. Ular itu dikalungkan
(di lehernya) pada hari kiamat. Ular itu memegang (atau menggigit tangan pemilik
harta yang tidak berzakat tersebut) dengan kedua sudut mulutnya, lalu ular itu
berkata,’Saya adalah hartamu, saya adalah simpananmu’. (HR Bukhari)

Q.S At-Taubah [9] : 34-35

ِ‫ّللا‬
َّ ‫س ِبي ِل‬ َ ‫صدُّونَ ع َْن‬ ِ َ‫اس بِا ْلب‬
ُ َ‫اط ِل َوي‬ ِ َّ‫ان لَ َيأ ْ ُكلُونَ أ َ ْم َوا َل الن‬
ِ َ‫الر ْهب‬
ُّ ‫يرا ِمنَ األحْ بَ ِار َو‬ ً ِ‫{يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِنَّ َكث‬
‫ع َل ْيهَا فِي‬
َ ‫) يَ ْو َم يُحْ َمى‬34( ‫يم‬ َ
ٍ ‫ب أ ِل‬ َ َ
ٍ ‫ّللاِ فبَش ِْر ُه ْم بِعَذا‬
َّ ‫سبِي ِل‬ َ
َ ‫ب َوا ْل ِفضَّة َوال يُ ْن ِفقُونَهَا فِي‬ َ ‫َوالَّ ِذينَ يَكْنزونَ الذَّ َه‬
} )35( َ‫س ُك ْم فَذُوقُوا َما ُك ْنت ُ ْم تَكْنزون‬ ِ ُ‫ور ُه ْم َهذَا َما كَنزت ُ ْم أل ْنف‬ ُ ‫نَ ِار َج َه َّن َم فَتُك َْوى ِبهَا ِج َبا ُه ُه ْم َو ُجنُوبُ ُه ْم َو ُظ ُه‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari


orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta
orang dengan jalan yang batil, dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari
jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih; pada hari dipanaskan emas perak itu
dalam neraka Jahanam, lalu dibakar dengannya dahi, lambung, dan punggung
mereka, (lalu dikatakan) kepada mereka, Inilah harta benda kalian yang kalian
simpan untuk diri kalian sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang
kalian simpan itu.”

Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar
Rosulullah bersabda
‫بني االءسال م على خمس شها دة ان ال اله االهللا و ان محمدا رسول هللا اقا مة الصالة و ايتاء‬

)‫الز كاة و حج البيت و صوم رمضان (متفق علبه‬


“Islam itu ditegakkan atas lima pilar: syahadat yang menegaskan bahwa tiada
tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan sholat, membayar
zakat, menunaikan haji dan berpuasa pada bulan ramadhan” (HR Bukahari
Muslim)

2. Hari Pahlawan
Apa itu Hari Pahlawan selalu menjadi pertanyaan yang sering dilontarkan oleh
berbagai kalangan. Hari Pahlawan merupakan hari yang diperingati pada setiap
tanggal 10 November yang bertepatan dengan pertempuran Surabaya (merupakan
bagian dari Revolusi Nasional Indonesia).
Sejarah Hari Pahlawan sering dikaitkan dengan puncak pertempuran Surabaya
yang terjadi antara pasukan asing dan Indonesia. Pertempuran Surabaya
merupakan pertempuran pertama yang terjadi setelah kemerdekaan Indonesia.
Puncak pertempuran ini berlangsung pada 10 November 1945.
Sebagai generasi muda, sebaiknya kita mengetahui apa makna Hari Pahlawan.
Karena tanpa adanya pahlawan, belum tentu kita dapat menikmati kemakmuran
seperti sekarang.

3. Tujuan Zakat
a. Untuk Membersihkan/menyucikan jiwa pemberi zakat dari sifat tercela seperti
kikir, individualisme, dsb.
b. Untuk membersihkan harta benda yang tidak 100% halal baik dari cara
perolehannya yang kurang wajar atau masih ada hak milik orang lain.
c. Selain itu, zakat juga bertujuan untuk mengimbangi antara si miskin dan si
kaya. Hal ini di buktikan dengan ketentuan yang Allah berikan bagi siapa saja
yang wajib menerima dan siapa saja yang wajib memberi.

Allah berfirman dalam surah az-Zariyat ( Q.S. 51 ) ayat 19 :


ِ ‫تيراذال) ِم ْو ُرحْ َمال ِْ َو ِلئآِس هل ِِِلقٌّ َح ْم ِه‬: ١٩
‫ال َو ْمَِ ا ْي ِف َو‬
Artinya : Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta, dan orang miskin yang tidak meminta. (Q.S. Az-Zariyat : 19)

4. Syarat Wajib Zakat


1. Islam
2. Adanya kelebihan makanan untuk kebutuhan sendiri dan orang-orang yang
berada dalam tanggungan nafkahnya pada malam hari raya dan ketika hari
raya.
3. Mendapati bagian akhir ramadhan dan bagian awal bulan syawal.

Termasuk dalam kategori orang yang wajib dikeluarkan zakat fitrahnya adalah
istri, meskipun ia telah berstatus talak raj’I atau dalam status talak ba’in
namun ia sedang hamil. Yang terpenting ia tidak melakukan durhaka.
Sebagaimana halnya istri, suami juga berkewajiban mengeluarkan zakat fitrah
orang tua dan anak-anak yang kebutuhan hidup sehari hari mereka ia
tanggungi.

Zakat fitrah tidak wajib pada sesuatu yang terjadi setelah matahari terbenam
(dihari terakhir bulan ramadhan), seperti melahirkan anak, nikah, masuk islam,
namun ia juga tidak gugur lantaran sesuatu yang terjadi setelah matahari
terbenam seperti kematian, talak, menjadi kaya, walaupun sebelum ia mampu
menunaikannya ia tetap wajib zakat pada waktu yang telah diwajibkan.
Seandainya harta itu lenyap sebelum mampu menunaikannya maka gugurlah
kewajibannya.

Anda mungkin juga menyukai