Anda di halaman 1dari 56

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Illahi Robbi yang telah memberi
rahmat serta karunia-Nya, atas tersusunnya Rencana Strategis (RENSTRA) Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016-
2021.

Rencana Strategis BAPPEDA KAbupaten Banyuwangi Tahun 2016-2021 adalah


merupakan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional. Khususnya pada Bab V Pasal 15 disebutkan bahwa setiap
Kepala Perangkat Daerah wajib menyiapkan Renstra sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

Rencana Strategis Bappeda Kabupaten Banyuwangi pada hakikatnya adalah


komitmen bersama yang lahir dari nilai dan norma organisasi melalui proses dan
pemahaman yang bersifat incremental serta dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan di masa depan.

Akhir kata, semoga kita semua dapat mewujudkan segala apa yang telah
direncanakan, sebagaimana apa yang telah dicita - citakan bersama, Amin.

Banyuwangi, September 2016


KEPALA BAPPEDA
KABUPATEN BAANYUWANGI

Dr SUYANTO WASPO TONDO W,M.Si


Pembina Utama Muda
NIP. 197004211989031001

i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Pendahuluan ..................................................................................................................... 1
1.2 Landassan Hukum ............................................................................................................. 2
1.3 Maksud dan Tujuan ........................................................................................................... 4
1.4 Sistematika Penulisan ........................................................................................................ 5
BAB 2. GAMBARAN PELAYANAN BAPPEDA ............................................................................. 6
2.1 Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda ...................................................................................... 6
2.2 Sumber Daya Bappeda ...................................................................................................... 23
2.3 Kinerja Pelayanan Bappeda ................................................................................................ 25
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan
Pelayanan Bappeda ........................................................................................................... 26
BAB 3. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS
DAN FUNGSI BAPPEDA .................................................................................................. 30
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas
dan Fungsi Pelayanan Bappeda .......................................................................................... 31
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ....................................................................................... 32
3.3 Telaahan Renstra Kementrian/ Lembaga dan
Renstra Propinsi ................................................................................................................ 33
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis ..................................................................................... 36
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis .............................................................................................. 37
BAB 4. VISI MISI KEPALA DAERAH, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAPPEDA KABUPATEN BANYUWANGI ......................................................................... 40
4.1 Visi Misi Kepala Daerah ..................................................................................................... 40
4.2 Tujuan dan Sasaran Bappeda Kabupaten Banyuwangi ......................................................... 42
4.2 Strategi dan Kebijakan Bappeda Kabupaten Banyuwangi ..................................................... 43
BAB 5. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN PENDANAAN
BAPPEDA KABUPATEN BANYUWANGI ......................................................................... 45
5.1 Rencana Program Bappeda Kabupaten Banyuwangi ............................................................ 45
5.2 Kegiatan Bappeda Kabupaten Banyuwangi ......................................................................... 45
BAB 6. INDIKATOR KINERJA BAPPEDA
KABUPATEN BANYUWANGI .......................................................................................... 50
6.1 Penetapan Indikator Kinerja Sasaran .................................................................................. 50
6.2 Target Indikator Kinerja Sasaran 2016-2020 ....................................................................... 51
BAB 7. PENUTUP ...................................................................................................................... 53
LAMPIRAN ................................................................................................................................ 54

ii
Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu yang paling
mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan gencar yang
dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk penyelenggaraan pemerintahan
yang baik adalah sejalan dengan meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat,
disamping adanya globalisasi. Pola-pola lama dalam penyelenggaraaan pemerintahan
telah tidak sesuai lagi bagi tatanan masyarakat yang saat ini berubah. Oleh karenanya,
tuntutan itu merupakan hal yang wajar dan telah seharusnya direspon oleh Pemerintah
dengan melakukan perubahan yang terarah, pada terwujudnya penyelenggaraan
pemerintahan yang baik.
Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan yang baik tercermin dalam sistem
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Akuntabilitas merupakan perwujudan
kewajiban instansi untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui
pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (LAKIP).
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah yang dimaksudkan untuk
mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah, maka daerah mempunyai kewenangan
yang lebih luas untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Konsekuensi dari
pelaksanaan Undang-Undang tersebut adalah bahwa Pemerintah Daerah harus dapat
lebih meningkatkan kinerjanya dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,
dan pelayanan kepada masyarakat.
Pembangunan Kabupaten Banyuwangi selama lima tahun kedepan diarahkan
untuk mewujudkan visi Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016-2021 yaitu “Terwujudnya
masyarakat Banyuwangi yang semakin sejahtera, mandiri dan berakhlak mulia melalui
peningkatan perekonomian dan kualitas sumber daya manusia”, suatu pilihan yang

1
telah menjadi komitmen bersama, sehingga dalam pencapaiannya harus dilakukan
secara bersama-sama antara berbagai pemangku kepentingan.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi sebagai


salah satu instansi pemerintah daerah sesuai dengan bidang tugasnya membantu
Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintah di bidang perencanaan
pembangunan, berkewajiban juga menyusun rencana strategis. Dengan demikian
diharapkan agar dapat menentukan arah perkembangan dalam meningkatkan
kinerjanya, yang mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik
lokal regional, nasional, maupun global.
Rencana strategis yang disusun oleh Bappeda merupakan langkah awal untuk
melaksanakan mandat tersebut di atas, yang dalam penyusunannya perlu
melaksanakan analisis terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal yang
merupakan langkah yang penting dengan memperhitungan kekuatan (strenghts),
kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan tantangan (threats) yang ada.
Rencana ini merupakan suatu proses yang berorientasi pada proses dan hasil yang
ingin dicapai dalam kurun waktu lima tahun, dengan tetap memperhatikan potensi
yang ada baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam, kekuatan, kelemahan,
peluang, dan tantangan yang dihadapi.
Rencana strategis disusun untuk jangka waktu lima tahun, dan
diimplementasikan ke dalam rencana kerja (Renja) tahunan. Dengan adanya Peraturan
Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 6 Tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat
Daerah Kabupaten Banyuwangi, dan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 57 Tahun
2011 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Banyuwangi, maka Rencana Strategis Badan Perencanaan Daerah
Kabupaten Banyuwangi perlu direvisi sesuai dengan perkembangan kebutuhan.

Landasan hukum penyusunan Rencana Strategis Badan Perencanaan


Pembangunan Daerah adalah :
1. Landasan Idiil : Pancasila;
2. Landasan Konstitusional : UUD 1945;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Negara;
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
14. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
16. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Jawa Timur 2005-2025;
17. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi Jawa Timur Tahun
2014-2019;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Banyuwangi;

3
22. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2016-2021;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Banyuwangi;
25. Keputusan Bupati Banyuwangi Nomor : 188/ 177/ KEP/ 429.011/ 2016 tentang
Tim penyusunan rencana strategis perangkat daerah tahun 2016-2021, review
rencana kerja perangkat daerah tahun 2017, rencana kerja dan anggaran
perangkat daerah tahun anggaran 2017

Maksud penyusunan Rencana Strategis Bappeda Kabupaten Banyuwangi Tahun


2016-2021 adalah untuk menggambarkan kondisi pembangunan yang ingin
dicapai di lingkungan Bappeda dan kondisi yang diinginkan lima tahun kedepan
dalam rangka mendorong pencapaian visi dan misi Pemerintah Daerah
Kabupaten Banyuwangi yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2016-2021.
Adapun tujuan penyusunan dari Rencana Strategis Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi adalah :
1. Merumuskan dan menetapkan visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan untuk jangka waktu lima tahun ke
depan sesuai tugas dan fungsi Bappeda dalam rangka membangun
daerah dan sinkronisasi serta sinergitas perencanaan;
2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;
3. Memantapkan perencanaan kegiatan pembangunan daerah agar
kegiatan pembangunan tersebut dapat terlaksana secara efektif dan
efesiensi serta memudahkan pelaksanaan evaluasi program yang sangat
urgen dalam rangka pengendalian program pembangunan.

4
Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Banyuwangi 2016 – 2021 disusun menurut sistematika sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, berisi Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan
Tujuan dan Sistematika Penulisan.
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD, berisi Tugas, Fungsi dan struktur
organisasi SKPD, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD dan
Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD.
Bab III Isu – Isu Strategis Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi, berisi
Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan
SKPD, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih, Telaahan Renstra Kementrian/Lembaga dan Renstra
Provinsi/Kabupaten/Kota, Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis dan Penentuan Isu-Isu Strategis.
Bab IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan, berisi Visi
dan Misi SKPD, Tujuan dan Sasaran SKPD serta Strategi dan Kebijakan
SKPD.
Bab V Rencana Program, Kegiatan, Kelompok Sasaran dan
Pendanaan, berisi Rencana Program, Kegiatan, Kelompok Sasaran dan
Pendanaan yang menjadi kewenangan SKPD
Bab VI Indikator Kinerja SKPD, berisi Tujuan dan Sasaran, Indikator Kinerja
Sasaran, dan Cara Mengukur Indikator Kinerja SKPD.
Bab VII Penutup.

5
Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bupati Nomor 57 Tahun 2011 tentang
Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Banyuwangi, BAPPEDA mempunyai tugas pokok penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan
pengembangan.

Berkaitan dengan tugas pokok tersebut, BAPPEDA mempunyai fungsi, yakni :


a. perumusan kebijakan teknis bidang perencanaan pembangunan daerah;
b. perumusan kebijakan teknis bidang penelitian dan pengembangan;
c. pengoordinasian penyusunan rencana pembangunan daerah;
d. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang penelitian dan pengembangan;
e. pembinaan dan pelaksanaan tugas di perencanaan pembangunan daerah,
penelitian dan pengembangan;
f. pemantauan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan daerah, penelitian
dan pengembangan

Susunan organisasi dan masing-masing bidang tugasnya, adalah sebagai berikut :

1. Kepala BAPPEDA, mempunyai tugas :


a. menyusun rencana pembangunan daerah yang meliputi rencana
pembangunan jangka panjang, menengah dan tahunan;
b. melaksanakan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi perencanaan
pembangunan daerah dengan perangkat daerah di lingkungan pemerintah
kabupaten serta instansi vertikal di kabupaten;
c. menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan
perubahannya bersama dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah;
d. menyusun rencana pembangunan sektoral;

6
e. melaksanakan, fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan di bidang
penelitian, pengembangan dan perencanaan pembangunan daerah
f. memonitor, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan pembangunan
daerah, penelitian dan pengembangan
g. memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan agar sasaran
dapat dicapai sesuai dengan program kerja dan ketentuan yang berlaku;
h. menilai prestasi bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengembangan karier;
i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya;
j. menyampaikan laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang
tugas dan fungsinya kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

2. Sekretaris BAPPEDA mempunyai tugas :


a. mengoordinasikan penyusunan program, penyelenggaraan tugas dan
fungsi, pemantauan, pengendalian, dan evaluasi bidang secara terpadu;
b. menyusun rencana program sekretariat berdasarkan rencana kerja badan;
c. menyelenggarakan administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan
perlengkapan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi
badan;
d. mengoordinasikan pelaksanaan penyusunan program dan kegiatan di
lingkungan badan;
e. mengoordinasikan administrasi umum dengan perangkat daerah terkait;
f. mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan saling
mendukung;
g. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pertimbangan karier;
h. melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh atasan sesuai tugas
pokok dan fungsinya; dan
i. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

7
Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris dibantu:

2.1. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas:


a. menyusun rencana Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sesuai
dengan rencana kerja badan;
b. melaksanakan pelayanan administrasi umum dan urusan surat-
menyurat;
c. melaksanakan urusan dalam dan ketatalaksanaan;
d. melaksanakan urusan kepegawaian;
e. mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;
f. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
g. melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh atasan sesuai
tugasnya; dan
h. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

2.2 Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan, mempunyai tugas :


a. menyusun rencana Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan sesuai
dengan rencana kerja badan;
b. melaksanakan pengelolaan, pengadministrasian dan pembukuan
keuangan badan;
c. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
pengelolaan keuangan badan;
d. menyusun rencana kebutuhan dan mendistribusikan barang
perlengkapan;
e. menyiapkan bahan untuk penghapusan barang serta melakukan
inventarisasi barang yang dikelola maupun dikuasai badan;
f. mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;
g. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
h. melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh atasan sesuai
tugasnya; dan
i. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

8
a. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program, mempunyai tugas :
a. Menyusun rencana sub bagian penyusunan program sesuai dengan
rencana kerja badan;
b. Menghimpun bahan dalam rangka perencanaan program, kegiatan
dan anggaran badan;
c. Menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan badan;
d. Mengkoordinasikan penyusunan Renstra dan Renja Badan;
e. Mengkoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;
f. Menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
g. Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh atasan sesuai
tugasnya; dan
h. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

3. Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan,


mempunyai tugas :
a. menyusun rencana Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan sesuai dengan rencana kerja Badan;
b. menyiapkan bahan dan pengkoordinasian penyusunan rencana
pembangunan jangka panjang daerah, jangka menengah daerah dan
jangka pendek daerah
c. menyiapkan bahan dan melaksanakan pengendalian dan monitoring
pelaksanaan pembangunan daerah;
d. menyiapkan bahan dan melaksanakan evaluasi kinerja pembangunan
daerah;
e. menyiapkan bahan dan melaksanakan pelaporan kinerja
pembangunan daerah
f. mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;
g. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;

9
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas pokok
dan fungsinya; dan
i. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bidang Perencanaan, Pengendalian dan


Evaluasi Pembangunan dibantu :

3.1. Kepala Sub Bidang Perencanaan Pembangunan mempunyai tugas :


a. menyusun rencana Sub Bidang Perencanaan Pembangunan sesuai
dengan rencana kerja Badan;
b. menyiapkan bahan dan pengkoordinasian penyusunan rencana
pembangunan jangka panjang daerah, jangka menengah daerah dan
jangka pendek daerah
c. menyiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan dalam penyusunan
dokumen perencanaan strategis dan perencanaan tahunan Perangkat
Daerah;
d. mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;
e. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
f. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugasnya;
danmelaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan

3.2. Kepala Sub Bidang Pengendalian mempunyai tugas :


a. menyusun rencana Sub Bidang Pengendalian sesuai dengan rencana
kerja Badan;
g. melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data kegiatan dan hasil
pembangunan daerah;
h. menyusun dan melakukan pengendalian kegiatan pembangunan;
i. melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan pembangunan;
j. menyusun dan menyediakan informasi hasil pengendalian
pembangunan;
k. mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;

10
l. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
m. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugasnya; dan
melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

3.3. Kepala Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas:


a. menyusun rencana Sub Bidang Evaluasi sesuai dengan rencana kerja
Badan;
b. menyiapkan bahan evaluasi kinerja pembangunan daerah;
c. menyusun dan melakukan analisis data, informasi dan statistika
untuk bahan penyusunan rencana pembangunan daerah;
d. menyiapkan bahan pelaporan kinerja pembangunan daerah;
e. mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;
f. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
g. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugasnya; dan
h. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

4. Bidang Ekonomi, mempunyai tugas :


a. menyusun rencana Bidang Ekonomi sesuai dengan rencana kerja
Badan;
b. menyusun rencana program pembangunan di bidang ekonomi;
c. melakukan inventarisasi permasalahan di bidang ekonomi serta
merumuskan langkah-langkah kebijaksanaan pemecahan
masalahnya;
d. menyusun analisa dan kajian kebijakan pembangunan daerah di
bidang Ekonomi;
e. melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas rencana
pembangunan daerah di bidang ekonomi;
f. melaksanakan monitoring, evaluasi, pelaporan dan pengendalian
pembangunan daerah bidang ekonomi;
g. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai
dengan bidang tugasnya;

11
h. memberikan petunjuk, arahan dan mengkoordinasikan bawahan
untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
i. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
j. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas pokok
dan fungsinya; dan
k. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bidang ekonomi dibantu :

4.1. Kepala Sub Bidang Pertanian, mempunyai tugas:


a. menyusun rencana Sub Bidang Pertanian sesuai dengan rencana
kerja Badan;
b. menyiapkan bahan penyusunan rencana program pembangunan
lingkup pertanian, pangan, kehutanan, kelautan dan perikanan;
c. menyiapkan bahan inventarisasi permasalahan pembangunan lingkup
pertanian, pangan, kehutanan, kelautan dan perikanan;
d. menyiapkan bahan penyusunan analisa dan kajian kebijakan
pembangunan lingkup pertanian, pangan, kehutanan, kelautan dan
perikanan;
e. menyiapkan bahan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas
rencana program pembangunan lingkup pertanian, pangan,
kehutanan, kelautan dan perikanan;
f. menyiapkan bahan monitoring, evaluasi, pelaporan dan pengendalian
pembangunan daerah lingkup pertanian, pangan, kehutanan,
kelautan dan perikanan;
g. menyiapkan bahan untuk saran dan pertimbangan kepada pimpinan
sesuai dengan bidang tugasnya;
h. memberikan petunjuk, arahan dan mengkoordinasikan bawahan
untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
i. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
j. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugasnya; dan
k. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

12
4.2. Kepala Sub Bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
UMKM, mempunyai tugas:
a. menyusun rencana Sub Bidang Perindustrin, Perdagangan, Koperasi
dan UMKM sesuai dengan rencana kerja Badan;
b. menyiapkan bahan penyusunan rencana program pembangunan
lingkup koperasi, usaha kecil menengah, perindustrian, dan
perdagangan;
c. menyiapkan bahan inventarisasi permasalahan pembangunan lingkup
koperasi, usaha kecil menengah, perindustrian, dan perdagangan;
d. menyiapkan bahan penyusunan analisa dan kajian kebijakan
pembangunan lingkup koperasi, usaha kecil menengah,
perindustrian, dan perdagangan;
e. menyiapkan bahan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas
rencana program pembangunan lingkup koperasi, usaha kecil
menengah, perindustrian, dan perdagangan;
f. menyiapkan bahan monitoring, evaluasi, pelaporan dan pengendalian
pembangunan daerah lingkup koperasi, usaha kecil menengah,
perindustrian, dan perdagangan;
g. menyiapkan bahan untuk saran dan pertimbangan kepada pimpinan
sesuai dengan bidang tugasnya;
h. memberikan petunjuk, arahan dan mengkoordinasikan bawahan
untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
i. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
j. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugasnya; dan
k. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
4.3. Kepala Sub Bidang Pariwisata dan Penanaman Modal, mempunyai
tugas:
a. menyusun rencana Sub Bidang Pariwisata dan Penanaman Modal
sesuai dengan rencana kerja Badan;
b. menyiapkan bahan penyusunan rencana program pembangunan
lingkup pariwisata dan penanaman modal;
c. menyiapkan bahan inventarisasi permasalahan pembangunan lingkup
pariwisata dan penanaman modal;

13
c. menyiapkan bahan penyusunan analisa dan kajian kebijakan
pembangunan daerah lingkup pariwisata dan penanaman modal;
d. menyiapkan bahan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas
rencana program pembangunan lingkup pariwisata dan penanaman
modal;
e. menyiapkan bahan monitoring, evaluasi, pelaporan dan pengendalian
pembangunan daerah lingkup pariwisata dan penanaman modal;
f. menyiapkan bahan untuk saran dan pertimbangan kepada pimpinan
sesuai dengan bidang tugasnya;
g. memberikan petunjuk, arahan dan mengkoordinasikan bawahan
untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
h. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
i. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugasnya; dan
j. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

5. Kepala Bidang Sarana, Prasarana Wilayah dan Lingkungan Hidup,


memiliki tugas :
a. Menyusun rencana Bidang Sarana, Prasarana Wilayah dan
Lingkungan Hidup sesuai dengan rencana keja Badan
b. melakukan inventarisasi permasalahan di Bidang Sarana, Prasarana
Wilayah dan Lingkungan Hidup serta merumuskan langkah-langkah
pemecahan masalahnya.
c. menyusun kajian kebijakan pembangunan daerah di Bidang Sarana,
Prasarana Wilayah dan Lingkungan Hidup;
d. menyusun, mengoordinasikan dan memadukan rencana
pembangunan daerah di Bidang Sarana, Prasarana Wilayah dan
Lingkungan Hidup;
e. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
pembangunan Bidang Sarana, Prasarana Wilayah dan Lingkungan
Hidup.
f. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai
dengan bidang tugasnya;

14
g. mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;
h. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
i. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas pokok
dan fungsinya; dan
j. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

5.1. Sub Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman, mempunyai tugas:


a. menyusun rencana Sub Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman
sesuai dengan rencana kerja Badan;
b. menyiapkan bahan penyusunan analisa dan kajian kebijakan lingkup
pekerjaan umum dan permukiman;
c. menyiapkan bahan penyusunan rencana program pembangunan
lingkup pekerjaan umum dan permukiman;
d. menyiapkan bahan inventarisasi permasalahan pembangunan lingkup
pekerjaan umum dan permukiman;
e. menyiapkan bahan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
pensinergian rencana program pembangunan lingkup pekerjaan
umum dan permukiman;
f. mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;
g. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas pokok
dan fungsinya; dan
i. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

5.2. Sub Bidang Pengembangan Wilayah, Perhubungan dan Pertanahan ,


mempunyai tugas:
a. menyusun rencana Sub Bidang Pengembangan Wilayah,
Perhubungan dan Pertanahan sesuai dengan rencana keja Badan;
b. menyiapkan bahan penyusunan kajian kebijakan lingkup perencanaan
Pengembangan Wilayah, Perhubungan dan Pertanahan;

15
c. menyiapkan bahan penyusunan rencana program pembangunan
lingkup perencanaan Pengembangan Wilayah, Perhubungan dan
Pertanahan ;
d. menyiapkan bahan inventarisasi permasalahan pembangunan lingkup
perencanaan Pengembangan Wilayah, Perhubungan dan Pertanahan
;
e. menyiapkan bahan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
pensinergian rencana program pembangunan daerah lingkup
perencanaan Pengembangan Wilayah, Perhubungan dan Pertanahan
;
f. menyiapkan bahan penyusunan kajian kebijakan perencanaan
Pengembangan Wilayah, Perhubungan dan Pertanahan ;
g. menyiapkan bahan penyusunan rencana program pembangunan
perencanaan Pengembangan Wilayah, Perhubungan dan Pertanahan
;
h. menyiapkan bahan inventarisasi permasalahan pembangunan urusan
perencanaan Pengembangan Wilayah, Perhubungan dan Pertanahan
;
i. menyiapkan bahan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan
pensinergian rencana pembangunan daerah lingkup perencanaan
Pengembangan Wilayah, Perhubungan dan Pertanahan ;
j. mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;
k. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
l. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas pokok
dan fungsinya; dan
m. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

5.3.Sub Bidang Perencanaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup,


mempunyai tugas:
a. menyusun rencana Sub Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Hidup sesuai dengan rencana kerja Badan;

16
b. menyiapkan bahan penyusunan analisa dan kajian kebijakan meliputi
energi, kebersihan, pertamanan, limbah, kebencanaan dan
lingkungan hidup;
c. menyiapkan bahan penyusunan rencana program pembangunan
lingkup sumberdaya alam dan lingkungan hidup;
d. menyiapkan bahan inventarisasi permasalahan pembangunan lingkup
energi, sumberdaya mineral dan lingkungan hidup;
e. menyiapkan bahan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan
pensinergian rencana program pembangunan lingkup energi, sumber
daya mineral, lingkungan hidup;
f. mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;
g. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugasnya; dan
i. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
6. Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pemerintahan, memilii tugas :
a. menyusun rencana Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pemerintahan
sesuai dengan rencana kerja Badan;
b. melakukan inventarisasi permasalahan di Bidang Kesejahteraan
Rakyat dan Pemerintahan serta merumuskan langkah-langkah
kebijakan pemecahan masalahnya;
c. menyusun kajian kebijakan dan policy brief pembangunan daerah di
Bidang kesejahteraan rakyat dan pemerintahan;
d. menyusun, mengoordinasikan dan memadukan rencana
pembangunan daerah di Bidang Kesejahteraan Rakyat dan
Pemerintahan;
e. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
pembangunan bidang kesejahteraan rakyat dan pemerintahan;
f. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai
dengan bidang tugasnya;
g. mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;
h. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;

17
i. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas pokok
dan fungsinya; dan
j. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

6.1. Kepala Sub Bidang Pendidikan dan Kesehatan, mempunyai tugas:


a. menyusun rencana Sub Bidang Pendidikan dan Kesehatan sesuai
dengan rencana kerja Badan;
b. menyiapkan bahan penyusunan kajian dan policy brief meliputi
pendidikan, kesehatan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak, pengendalian penduduk dan keluarga berencana, kepemudaan
dan olah raga, dan perpustakaan;
c. menyiapkan bahan penyusunan rencana program pembangunan
meliputi pendidikan, kesehatan, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak, pengendalian penduduk dan keluarga berencana,
kepemudaan dan olah raga, dan perpustakaan;
d. menyiapkan bahan inventarisasi permasalahan pembangunan
meliputi pendidikan, kesehatan, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak, pengendalian penduduk dan keluarga berencana,
kepemudaan dan olah raga, dan perpustakaan;
e. menyiapkan bahan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan
pensinergian rencana program pembangunan meliputi pendidikan,
kesehatan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,
pengendalian penduduk dan keluarga berencana, kepemudaan dan
olah raga, dan perpustakaan;
f. mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;
g. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugasnya; dan
i. melaporkan hasil pelaksanaan tugas / kegiatan kepada atasan.

6.2. Kepala Sub Bidang Sosial dan Budaya, mempunyai tugas:


a. menyusun rencana Sub Bidang Sosial dan Budaya sesuai dengan
rencana kerja badan;

18
b. menyiapkan bahan penyusunan kajian dan policy brief lingkup sosial,
tenaga kerja, kebudayaan, transmigrasi dan upaya penanggulangan
kemiskinan.;
c. menyiapkan bahan penyusunan rencana program pembangunan
lingkup sosial, tenaga kerja, kebudayaan, transmigrasi dan upaya
penanggulangan kemiskinan;
d. menyiapkan bahan inventarisasi permasalahan pembangunan lingkup
sosial, tenaga kerja, kebudayaan, transmigrasi dan upaya
penanggulangan kemiskinan;
e. menyiapkan bahan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan
pensinergian rencana program pembangunan lingkup sosial, tenaga
kerja, kebudayaan, transmigrasi dan upaya penanggulangan
kemiskinan;
f. mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;
g. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugasnya; dan
i. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

6.3.Kepala Sub Bidang Pemerintahan dan Aparatur, mempunyai tugas:


a. menyusun rencana Sub Bidang Pemerintahan dan Aparatur sesuai
dengan rencana keja Badan;
b. menyiapkan bahan penyusunan kajian dan policy brief lingkup
administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, pemberdayaan
masyarakat dan desa, ketentraman, ketertiban dan perlindungan
masyarakat, kearsipan, pemerintahan umum dan aparatur;
c. menyiapkan bahan penyusunan rencana program pembangunan
lingkup administrasi kependudukan dan pencatatan sipil,
pemberdayaan masyarakat dan desa, ketentraman, ketertiban dan
perlindungan masyarakat, kearsipan, pemerintahan umum dan
aparatur;
d. menyiapkan bahan inventarisasi permasalahan pembangunan lingkup
administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, pemberdayaan

19
masyarakat dan desa, ketentraman, ketertiban dan perlindungan
masyarakat, kearsipan, pemerintahan umum dan aparatur;
e. menyiapkan bahan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan
pensinergian rencana program pembangunan lingkup administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil, pemberdayaan masyarakat dan
desa, ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat,
kearsipan, pemerintahan umum dan aparatur;
f. mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;
g. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugasnya; dan
i. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

7. Bidang Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Pembangunan,


mempunyai tugas :
a. menyusun rencana Bidang Penelitian dan sesuai dengan rencana
keja Badan;
b. penyusunan kajian dan policy brief di Bidang Peneitian dan
Pengembangan;;
c. penyusunan dan pelaksanaan penelitian dan pengembangan bidang
ekonomi dan pembangunan, bidang pemerintahan, sosial budaya dan
kemasyarakatan dan bidang Sumber Daya Alam dan teknologi;
d. koordinasi, evaluasi dan sosialisasi serta publikasi hasil penelitian dan
pengembangan bidang ekonomi dan pembangunan, bidang
pemerintahan, sosial budaya dan kemasyarakatan dan bidang
Sumber Daya Alam dan teknologi;
e. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai
dengan bidang tugasnya;
f. mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;
g. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas pokok
dan fungsinya; dan

20
i. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

7.1. kepala Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan Ekonomi dan


pembangunan mempunyai tugas:
a. menyusun rencana Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan
Ekonomi dan Pembangunan sesuai dengan rencana kerja Badan;
b. menyiapkan bahan penyusunan kajian dan policy brief Peneitian dan
Pengembangan Ekonomi dan Pembangunan;
c. menyusun dan menyiapkan bahan penelitian dan pengembangan
Ekonomi dan Pembangunan;
d. mengoordinasikan dan melaksanakan kegiatan penelitian dan
pengembangan ekonomi dan pembangunan;
e. melaksanakan sosialisasi dan publikasi kegiatan penelitian dan
pengembangan ekonomi dan pembangunan;
f. mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;
g. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas pokok
dan fungsinya; dan
i. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

7.2. Kepala Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan Pemerintahan, sosial


budaya dan kemasyarakatan mempunyai tugas:
a. menyusun rencana Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan
Pemerintahan, sosial budaya dan kemasyarakatan sesuai dengan
rencana kerja Badan;
b. menyiapkan bahan penyusunan kajian dan policy brief Peneitian dan
Pengembangan Pemerintaha, Sosial Budaya dan Kemasyarakatan;
c. menyusun dan menyiapkan bahan penelitian dan pengembangan
Pemerintahan, sosial budaya dan kemasyarakatan;
d. mengoordinasikan dan melaksanakan kegiatan penelitian dan
pengembangan Pemerintahan, Sosial budaya dan Kemasyarakatan;

21
e. melaksanakan sosialisasi dan publikasi kegiatan penelitian dan
pengembangan Pemerintahan, Sosial Budaya dan Kemasyarakatan;
f. mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;
g. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas pokok
dan fungsinya.

7.3. Kepala Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya alam
dan Teknologi mempunyai tugas:
a. menyusun rencana Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya Alam dan Teknologi sesuai dengan rencana kerja
Badan;
b. menyiapkan bahan penyusunan kajian dan policy brief Peneitian dan
Pengembangan sumber Daya alam dan Teknologi;
c. menyusun dan menyiapkan bahan penelitian dan pengembangan
sumber Daya Alam dan Teknologi;
d. mengoordinasikan dan melaksanakan kegiatan penelitian dan
pengembangan Sumber Daya alam dan Teknologi;
e. melaksanakan sosialisasi dan publikasi kegiatan penelitian dan
pengembangan Sumber Daya Alam dan Teknologi;
f. mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung;
g. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier;
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas pokok
dan fungsinya.

22
8. Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas : melaksanakan sebagian
tugas badan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

7 Struktur Organisasi Bappeda Kabupaten Banyuwangi sebagaimana


terlampir.

Berkaitan dengan tugas dan fungsinya, sumber daya manusia (Human


Resources) Bappeda Kabupaten Banyuwangi merupakan akumulasi dari berbagai jenis
tingkatan pendidikan yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu, pengkat/golongan serta
masa kerja dalam rangka menunjang peningkatan kinerja serta optimalisasi target
kinerja berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016-2021.
Untuk mengetahui jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan,
dapat dilihat dalam grafik berikut ini :

Grafik 1-1 : Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan

25

20
S3
15 S2
S1
10 SMA
SD
5

Berdasarkan grafik di atas, untuk klasifikasi tingkat pendidikan Strata 3


(S3) berjumlah 2 orang atau proporsinya sebesar 4,35 persen dari agregat jumlah
pegawai. Strata 2 (S2) berjumlah 8 orang atau proporsinya sebesar 18 persen dari
seluruh jumlah pegawai. Strata 1 (S1) mendominasi tingkat pendidikan pegawai yakni
sebanyak 24 orang dengan proporsi 53 persen dari keseluruhan jumlah pegawai, untuk

23
klasifikasi SMA/SMK berjumlah 10 orang dengan proporsi 21,74 persen dari seluruh
jumlah pegawai. Dan Klasifikasi SD berjumlah 2 orang dengan proporsi 4,35 persen
dari agregat jumlah pegawai.
Untuk mengetahui jumlah pegawai berdasarkan jenjang
kepangkatannya dan Golongannya, dapat dilihat dalam grafik berikut ini :

Grafik 1-2 : Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan Ruang

IV C
10
IV B

8 IV A
III D
6 III C
III B
4 III A
II C
2
II B
II A
0
IB

Berdasarkan grafik di atas, jumlah pegawai berdasarkan pangkat dan


golongan dari total keseluruhan pegawai, didominasi oleh golongan dan pangkat III B
(Penata Tk. I) berjumlah 10 orang atau 22 persen dari seluruh jumlah pegawai.
Dari 46 pegawai yang termasuk dalam jenjang struktural 44 pegawai
dan 2 pegawai jenjang fungsional yaitu fungsional perencana.
Sejalan dengan tugas dan fungsinya, disamping sumber daya manusia,
perlengkapan juga menjadi syarat mutlak dalam menunjang, mendorong serta
memfasilitasi kinerja serta dalam mekanisme pencapaian target kinerja berdasarkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun
2016-2021. Berikut rincian perlengkapan yang dimiliki Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi.
Adapun daftar inventaris Barang Bappeda Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015
sebagaimana dalam tabel terlampir

24
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), telah merubah pola perencanaan
yang ada dari shopping list ke working plan. Dimana satuan kerja perangkat daerah
menyusun perencanaan berdasarkan pagu indikatif dan perencanaan yang disusun
merupakan hasil dari proses perencanaan yang telah memadukan proses politik,
proses teknokratik, proses partisipatif dan proses bottom up dan top down.

Kondisi realistis terkini khususnya sumber daya manusia, yang terkait


dengan setiap aktifitas atau proses pencapaian tujuan dari tugas pokok dan fungsi
Bappeda , harus secepat mungkin diinventarisir dan segera dikelola dengan baik dan
benar. Jika tidak, hal ini dapat menciptakan masalah yang besar bagi organisasi
Bappeda khususnya penurunan kinerja dan produktivitas kerja.
Kondisi umum masa kini yang diiventarisir dari lingkungan internal
(organisasi) Bappeda dan Eksternal (diluar organisasi Bappeda), yang sesuai dengan
tugas dan fungsi Bappeda adalah sebagai berikut :
a. Proses dan mekanisme perencanaan pembangunan membutuhkan siklus waktu
yang panjang dalam rangkaian kegiatan yang berurutan sehingga seringkali
tidak tepat waktu;
b. Ketersediaan, pemerataan dan kualitas SDM belum selaras, khususnya di
tingkat basis yang menyebabkan kurang efektifnya proses perencanaan bottom
up;
c. Tuntutan dan aspirasi semakin beragam dengan berbagai kepentingan yang
semuanya harus ditampung dan diperhatikan;
d. Adanya kebijakan nasional yang berdampak pada perubahan kebijakan daerah
secara mendadak sehingga menyebabkan inkonsistensi perencanaan
pembangunan di daerah;
e. Beragamnya sumber data sebagai bahan penyusunan dokumen perencanaan;
f. Belum optimalnya aplikasi dokumen perencanaan maupun hasil kajian;
g. Belum adanya standart biaya dokumen perencanaan sehingga
kedalaman/substansi output kegiatan tidak bisa diukur;

25
h. Perubahan paradigma perencanaan pembangunan yang menuntut perencana
sebagai fasilitator dan mediator dalam menata inisiatif masyarakat.

Dalam upaya menciptakan kondisi umum masa kini tersebut di atas,


sebagai perencana Bappeda Kabupaten Banyuwangi harus didukung dengan keahlian
yang memadai dalam artian profesional, wawasan yang luas dan kemampuan
berkoordinasi, sehingga mempunyai kompetensi tinggi dalam menganalisa dan
merumuskan kebijakan perencanaan
Sebagai salah satu pusat perencanaan pembangunan di daerah, proses
penyaringan aspirasi masyarakat yang dilakukan adalah merupakan awal dari
keseluruhan proses pembangunan, sehingga upaya dalam melakukan pemerataan dan
perumusan kebijakan perencanaan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan aspirasi
masyarakat yang diarahkan sebagai upaya pemerataan pembangunan.

Kondisi yang diinginkan dan proyeksinya ke depan adalah merupakan


tujuan dari pembangunan baik dalam lingkungan internal Bappeda maupun lingkungan
eksternal Bappeda yang keseluruhannya tertuju kepada pembangunan daerah di
Kabupaten Banyuwangi.
Terwujudnya kondisi kedepan sesuai dengan yang diharapkan, hanya
dapat tercapai melalui perencanaan pembangunan yang terkoordinasi sehingga
keberhasilan nyata pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat dapat dirasakan.
Oleh karenanya, Bappeda harus dapat menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara
profesional.
Salah satu upaya akhir proses perencanaan adalah produk perencanaan
yang berkesinambungan dan dapat menjadi tolok ukur keberhasilan seluruh proses
dalam penyusunan proses perencanaan. Oleh karenanya, Bappeda harus dapat
menghasilkan produk perencanaan yang berkualitas melalui pemanfaatan sumber daya
atau potensi daerah secara optimal dan diarahkan pada pemenuhan kebutuhan riil
masyarakat.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), telah merubah pola perencanaan

26
yang ada dari shopping list ke working plan. Dimana satuan kerja perangkat daerah
menyusun perencanaan berdasarkan pagu indikatif dan perencanaan yang disusun
merupakan hasil dari proses perencanaan yang telah memadukan proses politik,
proses teknokratik, proses partisipatif dan proses bottom up dan top down.
Keterpaduan proses perencanaan ini diharapkan akan lebih banyak
dapat menampung aspirasi masyarakat yang selama ini seolah-olah hanya sebagai
pelengkap atau formalitas dalam proses perencanaan. Kecilnya realisasi dari usulan
yang disampaikan masyarakat melalui musyawarah perencanaan pembangunan yang
dapat tertampung dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah selama ini,
memberikan indikasi terhadap kebenaran pernyataan di atas.
Untuk dapat mendukung kondisi yang diinginkan, kemampuan teknis
perencanaan perlu ditingkatkan, sehingga dapat mendorong berkembangnya aspirasi
masyarakat dan mengusulkannya dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang memang
benar-benar dibutuhkan untuk membawa kearah yang lebih baik lagi, bukan kegiatan-
kegiatan yang diinginkan seperti kebanyakan usulan selama ini.
Kondisi tersebut di atas sangat erat kaitannya dengan keberadaan
institusi perencana dalam hal ini yang membantu Kepala Daerah dalam perencanaan
pembangunan daerah, sehingga semakin profesional dalam bidang tugasnya. Untuk itu
kualitas aparatur, sikap aparatur sangatlah menentukan dalam mewujudkan good
governance.
Dalam kurun waktu lima tahun kedepan, dengan mengoptimalkan
pemanfaatan potensi yang dimiliki, Bappeda Kabupaten Banyuwangi diharapkan
responsif, kreatif dan inovatif agar mampu menjawab perubahan lingkungan dan
tantangan untuk mewujudkan perencanaan berkualitas dengan mengedepankan
pendekatan perencanaan partisipatif diawali dengan meningkatkan kualitas
perencanaan teknokratik melalui peningkatan kapasitas dan komitmen SDM
perencanaan, memantapkan kelembagaan perencanaan di tingkat basis, serta
koordinasi dan komunikasi antar pemangku kepentingan. Untuk mewujudkan harapan
di atas serta dengan mengacu pada permasalahan-permasalahan internal maupun
ekternal yang ada pada institusi perencana dari tingkat pusat sampai di daerah,
beberapa tindak lanjut yang diharapkan antara lain sebagai berikut :

27
a. Meningkatkan kerjasama antar lembaga perencana baik pusat maupun daerah
serta penguatan peran dan kewenangan lembaga perencana, memantapkan
ketatalaksanaan dan meningkatkan kualitas aparatur perencana;
b. Meningkatkan kualitas rencana pembangunan melalui perumusan strategi dan
arah kebijakan, prioritas dan fokus prioritas, kegiatan, serta rencana tindak yang
terukur dan jelas;
c. Mengembangkan sistem evaluasi kinerja terhadap pelaksanaan rencana
pembangunan;
d. Pembangunan sistem dan peningkatan kualitas data/informasi perencanaan
pembangunan;
e. Peningkatan kompetensi SDM aparatur perencana di tingkat pusat dan daerah
melalui diklat, bimbingan teknis, focus group discussion, seminar kerjasama
dengan perguruan tinggi dan organisasi profesi di pusat dan di daerah;
f. Peningkatan fasilitas dalam proses perencanaan pembangunan;
g. Perlu ditingkatkan koordinasi antara pusat dengan daerah, untuk menyusun dan
menerapkan kebijakan/program penanganan permasalahan lingkungan hidup,
sumber daya alam, kemiskinan (dan juga permasalahan lain) secara
komprehensif dan terpadu;
h. Peningkatan kemampuan pemerintah dalam menentukan arah kebijakan
pembangunan nasional yang dapat menjawab tantangan global yang semakin
kompleks dengan perubahan yang sangat cepat;
i. Mengembangkan dan menerapkan manajemen kinerja, yang mengkaitkan kinerja
lembaga, unit kerja dan kinerja individu; Manajemen kinerja tersebut mencakup :
indikator kinerja lembaga, unit kerja dan individu/pegawai, pengukuran dan
evaluasi kinerjanya, serta penerapan penghargaan dan sanksi (reward dan
punishment) termasuk penerapan “remunerasi”/tunjangan kinerja secara
akuntabel.
j. Pengembangan manajemen SDM berbasis kompetensi dan sistem merit;
k. Perlu diperjelas arah kebijakan organisasi dalam penggunaan anggaran;
l. Perlu ditingkatkan suantitas sarana dan prasarana serta sistem pengelolaan aset;
m. Perlu dilengkapi ketatalaksanaan (prosedur kerja, SOP) untuk mendukung
kebutuhan organisasi;

28
n. Perlu dilakukan penatakelembagaan (struktur, tupoksi, indikator kinerja utama
kelembagaan, prosedur kerja dan sebagainya) agar dapat mendukung
peningkatan kinerja lembaga dan unit kerja;
o. Sosialisasi kepada para pejabat dan staf tentang upaya dan hasil penataan
kelembagaan tersebut di atas.

29
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi
berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 57 Tahun 2011 mempunyai tugas pokok
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan,
penelitian dan pengembangan. Eksistensi Bappeda sebagai Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang mempunyai tugas dan fungsi perencanaan pembangunan daerah memiliki
peran yang sangat strategis dalam upaya pencapaian tujuan sistem perencanaan
pembangunan yang diisyaratkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yaitu :
a. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;
b. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergik, baik antar daerah,
antar ruang, antar fungsi, antar waktu maupun antara Pusat dan Daerah;
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan;
d. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
e. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara effesien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan;

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai perencana pembangunan


daerah, Bappeda bertanggung jawab dalam perumusan konsep penyelesaian masalah-
masalah pembangunan sekarang dan ke depan di daerah dengan mengacu pada RPJM
Daerah Kabupaten Banyuwangi dan memperhatikan aspirasi dan kondisi obyektif
perkembangan dan kebutuhan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat

30
Beberapa faktor yang berpengaruhi terhadap pelaksanaan peran institusi
perencana baik di tingkat pusat maupun didaerah. Keberadaan sumberdaya
yang meliputi : sumber daya manusia (SDM) maupun sistem perencanaan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku meliputi :
a. Meningkatnya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi perencanaan
pembangunan daerah;
b. Peningkatan kapasitas SDM baik melalui pendidikan formal maupun
diklat fungsional;
c. Tersedianya hasil-hasil kajian/penelitian yang mendukung penyusunan
perumusan kebijakan perencanaan pembangunan daerah;
d. Pemanfaatan teknologi informasi dalam penyusunan program,
pengolahan data dan informasi berbasis web untuk pengolahan data.

Namun demikian, masih terdapat beberapa permasalahan berkaitan


dengan tugas dan fungsi dalam pelayanan Bappeda :
i. Proses dan mekanisme perencanaan pembangunan membutuhkan siklus
waktu yang panjang dalam rangkaian kegiatan yang berurutan sehingga
seringkali tidak tepat waktu;
j. Ketersediaan, pemerataan dan kualitas SDM belum selaras, khususnya
di tingkat basis yang menyebabkan kurang efektifnya proses
perencanaan bottom up;
k. Tuntutan dan aspirasi semakin beragam dengan berbagai kepentingan
yang semuanya harus ditampung dan diperhatikan;
l. Adanya kebijakan nasional yang berdampak pada perubahan kebijakan
daerah secara mendadak sehingga menyebabkan inkonsistensi
perencanaan pembangunan di daerah;
m. Beragamnya sumber data sebagai bahan penyusunan dokumen
perencanaan;
n. Belum optimalnya aplikasi dokumen perencanaan maupun hasil kajian;
o. Belum adanya standart biaya dokumen perencanaan sehingga
kedalaman/substansi output kegiatan tidak bisa diukur;

31
p. Perubahan paradigma perencanaan pembangunan yang menuntut
perencana sebagai fasilitator dan mediator dalam menata inisiatif
masyarakat.

Dalam rangka mendukung terwujudnya visi Bupati Banyuwangi tahun


2016-2021 sebagaimana Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 7
Tahun 2011 yaitu “Terwujudnya masyarakat Banyuwangi Yang Semakin
Sejahtera, Mandiri dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian Dan
Kualitas Sumber Daya Manusia”, maka Bappeda Kabupaten Banyuwangi
sebagai salah satu lembaga teknis daerah yang bertugas dan
bertanggungjawab terhadap penyusunan dokumen perencanaan pembangunan
daerah baik jangka panjang (RPJPD), menengah (RPJMD) dan jangka pendek
(RKPD) yang sinergis, partisipatif dan akuntabel. Dokumen perencanaan
pembangunan daerah ini akan digunakan sebagai pedoman/acuan seluruh
SKPD dalam penyusunan rencana strategis dan renja SKPD.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas Bappeda akan berperan
mendukung misi Bupati Banyuwangi yang di intisarikan sebagai berikut:
1. Mewujudkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan bidang pendidikan,
kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya;
2. Mewujudkan daya saing ekonomi daerah melalui pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas dan berkelanjutan berbasis potensi sumberdaya alam
dan kearifan lokal;
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur fisik, ekonomi dan
sosial;
4. Optimalisasi sumberdaya daerah berbasis pemberdayaan masyarakat,
pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;
5. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean
governance) serta layanan publik yang berkualitas berbasis Teknologi
Informasi.

32
Kementrian PPN/Bappenas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
sebagai lembaga perencanaan pembangunan nasional dituntut untuk
menghasilkan produk-produk yang berkualitas terutama produk berupa rencana
pembangunan nasional. Untuk itu, disusun visi dan misi Kementrian
PPN/Bappenas yang akan dicapai melalui pencapaian tujuan dan pelaksanaan
kegiatan utama dan kegiatan pendukung dan harus dikaitkan dengan RPJMN
2015-2019.
Kualitas rencana pembangunan tersebut dilihat dari :
1. Adanya tujuan, target dan sasaran yang jelas dan terukur;
2. Adanya integritas, sinkronisasi dan sinergi antar daerah, antar ruang,
antar waktu dan antar fungsi pemerintah, maupun antara pusat dan
daerah;
3. Adanya keterkaitan dan konsisten antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan;
4. Integrasi (keterkaitan) dan konsistensi antara pencapaian tujuan
pembangunan nasional (RPJMN dan RKP) dengan tujuan pembangunan
yang dilaksanakan oleh masing-masing fungsi pemerintahan baik
ditingkat pusat (Renstra/Renja Kementrian/Lembaga) maupun daerah
(RPJMD/RKPD/Renstra SKPD).
Apabila keseluruhan hal tersebut dapat terpenuhi, maka berarti Kementrian
PPN/Bappenas telah mampu berperan dalam mendukung pencapaian target,
sasaran, visi dan misi RPJMN 2015-2019, dan selanjutnya mendukung
pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara sesuai amanat UUD 1945 yaitu
mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur, oleh karena itu, visi
kementrian PPN/Bappenas 2015-2019 adalah : “Mewujudkan kementrian
PPN/Bappenas yang andal, kredibel dan proaktif untuk mendukung
pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara”
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata
dalam bentuk 3 (tiga) misi sesuai dengan peran-peran Kementerian
PPN/Bappenas, adalah :

33
1. Menyusun rencana pembangunan nasional yang berkualitas dalam
rangka :
a. Mengintegrasikan, memadukan (sinkronisasi) dan mensinergikan
baik antar daerah, antar ruang, antar waktu dan antar fungsi
pemerintah, maupun antara pusat dengan daerah;
b. Melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana
pembangunan nasional, kajian dan evaluasi kebijakan yang
berkualitas terhadap permasalahan pembangunan, sebagai
masukan bagi proses perencanaan berikutnya dan atau untuk
perumusan kebijakan pembangunan di berbagai bidang;
c. Melakukan koordinasi yang efektif dalam pelaksanaan tugas-tugas
Kementrian PPN/Bappenas.

Berdasarkan Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008


tentang organisasi dan tata kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Propinsi Jawa Timur,
kedudukan Bappeda Propinsi Jawa Timur adalah merupakan unsur perencanaan
penyelenggaraan pemerintahan daerah, dipimpin oleh seorang Kepala yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris
Daerah. Dalam hal ini Bappeda Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu
SKPD propinsi Jawa Timur yang diberikan kewenangan untuk
menyelenggarakan pemerintahan dalam bidang perencanaan pembangunan.
Dalam kedudukannya itu, Bappeda propinsi Jawa Timur harus dapat
memainkan peran sebagai badan daerah yang mendukung pencapaian visi
Kepala Daerah Propinsi Jawa Timur, sebagaimana yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi Jawa Timur
Tahun 2014-2019, pada urusan perencanaan pembangunan.
Melihat kondisi saat ini baik pada aspek urusan , kelembagaan, tugas
pokok dan fungsi maupun struktur organisasi Bappeda Propinsi Jawa Timur,
dapat disebutkan bahwa urusan pemerintahan bidang perencanaan
pembangunan tidak dapat menjalankan fungsi yang signifikan apabila hanya
berorientasi pada perencanaan pembangunan semata. Oleh karena itu urusan
perencanaan pembangunan menuntut sistem kelembagaan yang mandiri

34
dengan berbagai jaringan kegiatan dan bukan subordinasi dari lembaga daerah
dengan fungsi lain.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Bappeda propinsi Jawa
Timur harus difokuskan pada pencapaian tujuan dan cita-cita pembangunan
yang berbasis perencanaan pembangunan dengan mendasarkan diri pada hasil
penelitian/kajian lapangan yang sistematik dan komprehensif.
Maka visi Bappeda propinsi Jawa Timur harus diarahkan pada upaya
berkesinambungan pembangunan untuk mewujudkan perencanaan
pembangunan sebagai dasar perumusan dan implementasi kebijakan dalam
pengembangan dan pengelolaan sumberdaya daerah untuk meningkatkan
kemakmuran dengan berlandaskan akhlak mulia.
Dengan semangat itu, maka Bappeda Propinsi Jawa Timur untuk kurun
waktu 2014-2019 akan mewujudkan visi : “Mewujudkan Perencanaan
Pembangunan Daerah Yang Partisipatif, Profesional, Inovatif dan
Bertanggungjawab”. Rumusan visi tersebut didasarkan pada cita-cita dan
kehendak untuk mewujudkan kondisi ideal dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang diarahkan pada peningkatan kemakmuran
masyarakat dengan berlandaskan pada akhlak mulia.
Berkaitan dengan pelaksanaan visi tersebut perlu diperhatikan relevansi
dan keterkaitannya dengan upaya pencapaian misi Kepala Dfaerah Propinsi
Jawa Timur, sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019, yang terkait
atau sejalan dan perlu diaktualisasikan oleh Bappeda Propinsi Jawa Timur.
Untuk itu, Bappeda Propinsi Jawa Timur menetapkan misi 2014-2019 sebagai
berikut :
1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan profesionalisme Sumber Daya
Manusia;
2. Memantapkan penyelenggaraan Sistem Perencanaan Pembangunan
Daerah yang partisipatif dan inovatif;
3. Melakukan pendataan, pengendalian, monitoring dan evaluasi serta
pelaporan pelaksanaan pembangunan daerah.

35
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi, Visi penataan ruang wilayah
Kabupaten Banyuwangi dirumuskan berdasarkan isu pengembangan wilayah
dan visi pembangunan wilayah yang tertuang dalam RPJP Kabupaten
Banyuwangi. Disamping itu, visi ini juga didasarkan atas azas penyusunan
rencana tata ruang wilayah dan tujuan penyelenggaraan penataan ruang
nasional. Azas penyusunan penataan ruang yaitu :
1. Keterpaduan;
2. Keserasian, keselarasan dan keseimbangan;
3. Keberlanjutan;
4. Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;
5. Keterbukaan;
6. Kebersamaan dan Kemitraan;
7. Perlindungan kepentingan umum;
8. Kepastian hukum dan keadilan,serta
9. Akuntabilitas.

Sementara itu, tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang nasional


adalah untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman,
produktif dan berkelanjutan berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan
nasional melalui :
1. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan
buatan;
2. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan
sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, dan
3. Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak
negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

Berdasarkan azas dan tujuan penataan ruang wilayah nasional serta isu
pengembangan wilayah dan visi yang telah ditetapkan dalam RPJP Kabupaten

36
Banyuwangi, maka disusunlah tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten
Banyuwangi, yaitu :
“Mewujudkan ruang kabupaten berbasis pertanian bersinergi
dengan pengembangan perikanan, pariwisata, industri,
perdagangan dan jasa yang berdaya saing dan berkelanjutan”

Sejalan dengan dinamika lingkungan strategis, baik nasional maupun


global, permasalahan dan tantangan yang dihadapi Bangsa Indonesia semakin
kompleks. Arus besar glabalisasi membawa keleluasaan informasi, fleksibilitas
distribusi barang dan jasa yang berdampak pada munculnya isu-isu yang
berdimensi lintas bidang. Dalam konteks ketatanegaraan, arus globalisasi juga
mendorong akselerasi proses demokratis dan desentralisasi yang melahirkan
situasi paradoksal, antara semakin membaiknya kebebasan sipil (civil liberty)
dengan terbatasnya kapasitas kelembagaan politik dan kapasitas tata kelola
pemerintahan (governance) sehingga akuntabilitas layanan publik belum
sepenuhnya sesuai harapan. Percepatan arus informasi dan modal juga
berdampak pada meningkatnya pemanfaatan berbagai sumber daya alam yang
memunculkan isu perubahan iklim (climate change), ketegangan lintas batas
antarnegara, percepatan penyebaran wabah penyakit, dan terorisme, serta
masalah tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Isu-isu strategis antara lain:
a. Belum Optimalnya sinkronisasi integrasi dan sinergi perencanaan
pembangunan, baik antar daerah, antar ruang, antar fungsi, antar
waktu, antara pusat dan daerah sebagaimana Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2004;
b. Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap jaminan realisasi
rencana kegiatan;
c. Pengelolaan kegiatan dan anggaran belum sepenuhnya mengarah pada
peningkatan kinerja lembaga dan unit kerja;

37
d. Kurang meratanya kemampuan analisis SDM perencana, belum
optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data, teknologi informasi,
komunikasi dan penelitian.

Isu-isu strategis yang ada di pusat yang berimbas di pemerintah daerah


antara lain :
a. Peraturan Perundang-undangan
Penyusunan rencana pembangunan nasional, sebagai bagian dari sistem
manajemen pembangunan tidak terlepas dari landasan/acuan hukum
yang berlaku baik berupa Undang-Undang, PP, Perpres maupun
Peraturan/Keputusan Menteri terkait. Disadari bahwa seluruh peraturan
perundang-undangan tersebut masih belum sepenuhnya terintegrasi
dan terharmonisasi secara baik sehingga dapat menghambat
pencapaian tujuan pembangunan nasional.
b. Sumber daya manusia perencana
Terbatasnya sumberdaya manusia perencana pembangunan di pusat
maupun di daerah yang memiliki kompetensi untuk melakukan
perencanaan pembangunan, penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan
secara baik dan akuntabel. Dari sisi kuantitas, sumberdaya manusia
yang tersedia sudah cukup memadai untuk melakukan pelaksanaan
tugas-tugas perencanaan secara prosedural, namun untuk menghasilkan
rencana pembangunan yang lebih berkualitas, instansi-instansi tersebut
diharapkan dapat menyediakan kualitas perencana yang berkualitas
secara memadai.
c. Desentralisasi dan otonomi daerah
Pelaksanaan desentralisasi pemerintahan di era reformasi disadari masih
menimbulkan penafsiran yang beragam sehingga terkesan menciptakan
kondisi yang kurang dapat dikendalikan. Masih ada kecenderungan
sebagian pemerintah daerah yang menafsirkan bahwa mereka memiliki
kekuasaan yang sangat besar dalam mengurus rumah tangganya tanpa
memperhatikan hubungan koordinasi dengan pemerintah propinsi dan
pusat. Banyak fakta yang menunjukkan bahwa implementasi otonomi
daerah memunculkan fenomena yang sebelumnya tidak terpikirkan.

38
Misalnya beberapa kasus konflik antar daerah dalam melakukan
eksplorasi dan pengelolaan sumberdaya alam, merenggangkan
hubungan antar kelompok karena masalah-masalah geografis wilayah
sehingga menimbulkan berbagai konsekuensi, seperti ketidaknyamanan
yang dirasakan oleh masyarakat. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
implementasi otonomi daerah belum sepenuhnya disikapi sebagai
peluang untuk melakukan sinergi dan meningkatkan keberdayaan
masyarakat dalam arti luas, tetapi cenderung lebih dimaknai sebagai
upaya menyejahterakan masyarakat daerahnya sendiri. Dalam konteks
ini, pelaksanaan pemberdayaan masyarakat didasari dengan
pemahaman yang tidak tepat, sehingga menimbulkan dampak yang
menghambat upaya mensinergikan program-program pembangunan
antar daerah.
d. Globalisasi
Disamping persoalan lingkungan eksternal nasional di atas, globalisasi
yang merupakan faktor lingkungan eksternal/internasional diyakini
semakin berpengaruh dalam proses pembangunan Indonesia, seperti
arus pandangan dan nilai-nilai (values) demokrasi dan kemajuan
teknologi informasi (TI). Globalisasi menegaskan adanya hubungan
timbal balik antara perkembangan suatu wilayah dengan kecenderungan
global. Gelombang kecepatan teknologi informasi telah menghantarkan
perubahan-perubahan yang sangat cepat. Perkembangan TI telah
menempatkan informasi menjadi industri tersendiri. Nilai informasi yang
begitu penting dan strategis tersebut dapat mempengaruhi kebijakan
suatu negara dalam mengimplementasikan kebijakan dan
mempersiapkan SDM agar memiliki kualifikasi dan kompetensi yang
dibutuhkan. Karena pada dasarnya apabila adopsi inovasi tidak
dilakukan dengan meningkatkan kemampuan mengelolanya, bukan tidak
mungkin TI dapat menjadi faktor delegitimasi terhadap birokrasi suatu
negara.

39
40
Tujuan merupakan target-target yang bersifat kuantitatif dari suatu organisasi,
dimana pencapaian target-target tersebut merupakan ukuran dari keberhasilan kinerja
faktor-faktor penentu keberhasilan suatu organisasi. Oleh karena itu, tujuan
merupakan bagian integral dari proses manajemen strategi yang didalamnya
mengandung usaha untuk melaksanakan keinginan.

41
Tabel 4.1.
Tujuan yang ditetapkan untuk mencapai Misi Bupati

SASARAN
NO MISI BUPATI TUJUAN SKPD
STRATEGIS BUPATI
1. Mewujudkan tata Meningkatnya Mewujudkan
pemerintahan yang baik akuntabilitas instansi perencanaan
dan bersih (good and pemerintah dan pembangunan daerah
clean governance) serta kaulitas layanan publik yang tepat dan akurat
layanan publik yang
berkualitas berbasis
teknologi informasi
Meningkatkan
ketersediaan informasi
perencanaan
pembangunan sektoral
yang berkualitas

Sasaran organisasi merupakan bagian integral dalam proses perencanaan


strategis organisasi sehingga harus disusun secara konsisten dengan
perumusan visi, misi dan tujuan organisasi. Fokus utama penentuan sasaran
adalah tindakan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kaitannya dengan
pencapaian kinerja yang diinginkan. Sasaran merupakan hasil yang akan
dicapai dalam rumusan yang spesifik, terukur, dalam kurun waktu tertentu
secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan.

Tabel 4.2.
Sasaran yang ditempuh untuk mencapai tujuan

NO TUJUAN SASARAN
1. Mewujudkan perencanaan Terpenuhinya ketepatan dan
pembangunan daerah yang keakuratan perencanaan
tepat dan akurat pembangunan daerah

Terpenuhinya kualitas
pelaksanaan perencanaan

42
2. Meningkatkan ketersediaan Terpenuhinya persentase policy
informasi perencanaan brief bidang perencanaan
pembangunan sektoral yang pembangunan yang
berkualitas dimanfaatkan bupati dalam
perumusan kebijakan
Terpenuhinya persentase policy
brief bidang penelitian dan
pengembangan yang
dimanfaatkan bupati dalam
perumusan kebijakan

Strategi merupakan keseluruhan cara atau langkah dengan


penghitungan yang pasti untuk mencapai tujuan atau mengatasi persoalan.
Cara atau langkah yang dirumuskan lebih bersifat makro dibandingkan dengan
teknik yang lebih sempit, dan merupakan rangkaian kebijakan. Sehingga
strategi merupakan cara mencapai tujuan dan sasaran yang dijabarkan ke
dalam kebijakan-kebijakan dan program-program.
Kebijakan merupakan suatu arah tindakan yang diambil oleh pemerintah
dalam suatu lingkungan tertentu dan digunakan untuk mencapai suatu tujuan,
atau merealisasikan suatu sasaran atau maksud tertentu. Oleh karena itu,
kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan untuk dijadikan
pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan
program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam
perwujudan sasaran, tujuan serta visi dan misi satuan kerja perangkat daerah

Tabel 4.3.
Strategi yang ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan dan
sasaran melalui Kebijakan

NO STRATEGI KEBIJAKAN
1. Mendorong peningkatan Meningkatkan koordinasi,
integrasi dan sikronisasi dalam integrasi, sinkronisasi, sinergitas
menyusun perencanaan dan implemetasi mekanisme
pembangunan daerah sesuai regulasi dalam menyusun
perencanaan pembangunan
daerah
2. Mendorong implementasi Meningkatkan sinkronisasi dalam
teknologi informasi dalam pelaksanaan program/kegiatan.

43
pengendalian dan evaluasi
pembangunan daerah
3. Meningkatkan penyediaan dan Peningkatan kualitas data
pemutakhiran data & informasi perencanaan pembangunan
perencanaan pembangunan sarana dan prasarana wilayah
sarana dan prasarana wilayah dan lingkungan hidup
dan lingkungan hidup yang tepat
dan akurat
4. Meningkatkan penyediaan dan Peningkatan kualitas data
pemutakhiran data dan perencanaan pembangunan
informasi perencanaan ekonomi
pembangunan ekonomi yang
tepat dan akurat
5. Meningkatkan penyediaan dan Peningkatan kualitas data
pemutakhiran data dan perencanaan pembangunan
informasi perencanaan kesra dan pemerintahan
pembangunan kesra dan
pemerintahan yang tepat dan
akurat
6. Meningkatkan penyediaan dan Peningkatan kualitas data hasil
pemutakhiran data hasil penelitian dan pengembangan
penelitian dan pengembangan

44
Dalam rangka untuk mewujudkan tujuan dan sasaran srtategis yang
telah ditetapkan diatas, perlu disusun program dan kegiatan indikatif sesuai
tugas pokok dan fungsi Bappeda Kabupaten Banyuwangi antara lain :
1. Program Perencanaan Pembangunan Daerah;
2. Program Pengendalian dan evalusi Pembangunan Daerah ;
3. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi;
4. Program Perencanaan Pembangunan Kesra dan Pemerintahan;
5. Program Perencanaan Pembangunan Sarana Prasarana Wilayah dan
Lingkungan Hidup;
6. Program Peningkatan Manajemen dan Pelayanan Administrasi;
7. Program Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah.

1. Program Perencanaan Pembangunan Daerah;


a. Penyusunan Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
b. Penyusunan Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Perubahan;
c. Penyelenggaraan Musrenbang RKPD;
d. Penetapan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
e. Penetapan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan;
f. Bimtek SIPKD;;
g. Penyusunan KUA dan PPAS ;
h. Penyusunan KUPA dan PPAS Perubahan;
i. Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah;
j. Midterm Outlook RPJMD;

45
k. Penyusunan Rancangan RPJMD;
2. Program Pengendalian dan evalusi Pembangunan Daerah;
a. Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Perencanaan;
b. Pengendalian Koordinasi Program Strategis;
c. Pengembangan dan Updating Sistem Informasi Monitoring dan
Evaluasi Pembangunan Daerah;
d. Pengolahan, Analisis, Monitoring dan Evaluasi Data Pembangunan
Daerah;
e. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan DBHCT dan Tugas
Pembantuan;
f. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan APBN;
3. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi;
a. Penyusunan Dokumen Rencana Program Pembangunan
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM;
b. Penyusunan Dokumen Rencana Program Pembangunan Pertanian;
c. Penyusunan Dokumen Rencana Program Pembangunan Pariwisata
dan Penanaman Modal;
d. Inventarisasi permasalahan, isu strategis dan strategi progam
pengembangan perindustrian, perdagangan, koperasi dan UMKM;
e. Inventarisasi permasalahan, isu stategis dan strategi progam
pengembangan pertanian;
f. Inventarisasi permasalahan, isu strategis dan strategi program
pengembangan pariwisata dan penanaman modal
g. Penyusunan analisa dan kajian pembangunan perindustrian,
perdagangan, koperasi dan UMKM;
h. Penyusunan analisa dan kajian pembangunan pertanian;
i. Penyusunan analisa dan kajian pembangunan pariwisata dan
penanaman modal;
j. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi rencana program
pembangunan perindustrian, perdagangan, koperasi dan UMKM;
K. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi rencana program
pembangunan pertanian;

46
l. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi rencana program
pembangunan pariwisata dan penanaman modal;
m. Pengembangan database dan informasi penunjang perencanaan
pembangunan perindustrian, perdagangan, koperasi dan UMKM;
n. Pengembangan database dan informasi penunjang perencanaan
pembangunan pertanian;
o. Pengembangan database dan informasi penunjang perencanaan
pembangunan pariwisata dan penanaman modal;
p. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan
perindustrian, perdagangan, koperasi dan UMKM;
q. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan
pertanian;
r. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan
pariwisata dan penanaman modal;
4. Program Penelitian dan Pengembangan;
a. Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
b. Inventarisasi data dan dokumen hasil litbang;
c. Fasilitasi penyusunan kajian kebijakan pembangunan ;
d. Penyebarluasan informasi hasil kelitbangan;
e. Penelitiqan dan pengambangan ekonomi dan pembangunan;
f. Penelitian dan pengambangan pemerintahan, sosial budaya dan
kemasyarakatan;
g. Penelitian dan pengembangan SDA dan teknologi;
h. Penelitian dan pengembangan revitalisasi pertanian
i. Pengembangan agro industri dan agro bisnis
5. Program Perencanaan Pembangunan Kesra dan Pemerintahan :
a. Penyusunan Analisa dan Kajian Pembangunan Bidang Pendidikan;
b. Penyusunan Analisa dan Kajian Pembangunan Bidang Kesehatan;
c. Penyusunan Analisa dan Kajian Pembangunan Bidang
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
d. Penyusunan Analisa dan Kajian Pembangunan Bidang
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;

47
e. Penyusunan Analisa dan Kajian Pembangunan Bidang
Kepemudaan dan Olahraga;
f. Penyusunan Analisa dan Kajian Pembangunan Bidang Sosial;
g. Penyusunan Analisa dan Kajian Pembangunan Bidang Tenaga
Kerja;
h. Penyusunan Analisa dan Kajian Pembangunan Bidang
Kebudayaan;
i. Penyusunan Analisa dan Kajian Pembangunan Bidang
Transmigrasi;
j. Penyusunan Analisa dan Kajian Penanggulangan Kemiskinan;
k. Penyusunan Analisa dan Kajian Pengurangan Disparitas antar
Kecamatan;
l. Penyusunan Analisa dan Kajian Upaya Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik;
m. Penyusunan Analisa dan Kajian Percepatan Pencapaian Target
SDGs;
n. Penyusunan Analisa dan Kajian Pengembangan Sumber Daya
Aparatur;
o. Penyusunan Analisa dan Kajian Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa;
p. Pengembangan Sistem Informasi Pembangunan Kesra dan
Pemerintahan;
q. Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Kesra dan
Pemerintahan;
r. Fasilitasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK);
s. Fasilitasi Penyelenggara Kabupaten Sehat;
t. Fasilitasi Penyelenggara Kabupaten Layak Anak;
u. Fasilitasi Pengarus Utamaan Gender;
v. Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Kesra dan Pemerintahan;

6. Program Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Wilayah dan


Lingkungan Hidup :

48
a. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Bidang
Keciptakaryaan;
b. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Bidang
Kebinamargaan;
c. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Bidang Sumber
Daya Alam;
d. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Bidang
Lingkungan Hidup;
e. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Bidang Tata
Ruang;
f. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengembangan Sarana
Prasarana Perkotaan;
g. Penyusunan Kebijakann Tentang Rencana Tata Ruang;
h. Revisi dan Review Rencana Tata Ruang Kabupaten Banyuwangi;
i. Penyusun Sistem Informasi Tata Ruang;
j. Pengembangan Sistem Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup;
k. Survey dan Pemetaan;
l. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Bidang Pekerjaan Umum;
m. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Bidang Tata Ruang;
n. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Bidang Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup;
o. Pemberdayaan Petani Pemakai Air Kabupaten Banyuwangi;

49
Bappeda Kabupaten Banyuwangi menetapkan beberapa indikator
kinerja dalam mewujudkan sasaran yang akan dicapai dalam lima tahun
kedepan, yakni tahun 2016 sampai dengan 2020. Adapun sasaran beserta
indikator kinerja sasaran tersebut adalah :
1. Terpenuhinya ketepatan dan keakuratan perencanaan pembangunan
daerah, dengan indikator kinerja sasaran sebagai berikut : Persentase
terpenuhinya aspek kualitas dalam dokumen perencanaan;
2. Terpenuhinya kualitas pelaksanaan perencanaan, dengan indikator
sasaran sebagai berikut : Persentase capaian kinerja SKPD;

3. Terpenuhinya persentase policy brief bidang perencanaan


pembangunan yang dimanfaatkan bupati dalam perumusan
kebijakan, dengan indikator sasaran sebagai berikut : Persentase
policy brief bidang perencanaan pembangunan yang dimanfaatkan
bupati dalam perumusan kebijakan;
4. Terpenuhinya persentase policy brief bidang penelitian dan
pengembangan yang dimanfaatkan bupati dalam perumusan
kebijakan, dengan indikator sasaran sebagai berikut : Persentase
policy brief bidang penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan
bupati dalam perumusan kebijakan;

50
Dengan memperhatikan kondisi dan potensi yang ada, Bappeda
Kabupaten Banyuwangi menetapkan target indikator kinerja sebagai berikut :
1. Terpenuhinya ketepatan dan keakuratan perencanaan pembangunan
daerah, dengan indikator kinerja sasaran sebagai berikut:
Persentase terpenuhinya aspek kualitas dalam dokumen perencanaan
:
Tahun 2016 : 80 %
Tahun 2017 : 8%
Tahun 2018 : 80 %
Tahun 2019 : 90 %
Tahun 2020 : 90 %
2. Terpenuhinya kualitas pelaksanaan perencanaan dengan indikator
kinerja sebagai berikut :
Persentase capaian kinerja SKPD :
Tahun 2016 : 90 %
Tahun 2017 : 90 %
Tahun 2018 : 90 %
Tahun 2019 : 90 %
Tahun 2020 : 90 %
3. Terpenuhinya persentase policy brief bidang perencanaan
pembangunan yang dimanfaatkan bupati dalam perumusan
kebijakan, dengan indikator kinerja sasaran dan target indikator
kinerja :
Persentase policy brief bidang perencanaan pembangunan yang
dimanfaatkan bupati dalam perumusan kebijakan :
Tahun 2016 : 80 %
Tahun 2017 : 80 %
Tahun 2018 : 80 %
Tahun 2019 : 80 %
Tahun 2020 : 80 %

51
4. Terpenuhinya persentase policy brief bidang penelitian dan
pengembangan yang dimanfaatkan bupati dalam perumusan
kebijakan, dengan indikator kinerja sasaran dan target indikator
kinerja :
Persentase policy brief bidang penelitian dan pengembangan yang
dimanfaatkan bupati dalam perumusan kebijakan :
Tahun 2016 : 80 %
Tahun 2017 : 80 %
Tahun 2018 : 80 %
Tahun 2019 : 80 %
Tahun 2020 : 80 %

52
Rencana Strategis BAPPEDA Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016-2021
berfungsi sebagai pedoman, penentu arah, sasaran dan tujuan bagi aparatur
BAPPEDA dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan,
pengelolaan pembangunan dan pelaksanaan pelayanan kepada stakeholders
yang ada. Rencana Strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan dan sasaran
BAPPEDA yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016-2021.

Rencana Strategis BAPPEDA Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016-2021


merupakan kesatuan gerak dan langkah aparatur perencana yang
mengedepankan nilai-nilai profesional, partisipatif dan berkualitas sehingga
dapat melaksanakan tugas secara efesien dan efektif guna menjamin eksistensi
BAPPEDA di masa mendatang.

Rencana Strategis BAPPEDA Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016-2021


akan menjadi pedoman dan melandasi untuk penyusunan Rancangan Rencana
Kerja (RENJA) BAPPEDA Kabupaten Banyuwangi Tahunan sesuai dengan
amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tata cara
penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah.

Akhir kata semoga Rencana Strategis BAPPEDA Kabupaten Banyuwangi


ini dapat diimplementasikan dengan baik sesuai dengan tahapan-tahapan yang
telah ditetapkan secara konsisten dalam rangka mendukung terwujudnya “Tata
Pemerintahan yang Baik dan Bersih (Good Governance And Clean Goverment)
serta Layanan Publik yang Berkualitas Berbasis Teknologi Informasi”

53

Anda mungkin juga menyukai