Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITASPADA NY.

U
DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK DIRUANG
BERSALIN RSUK JAGAKARSA
27 NOVEMBER 2015

Disusun Oleh

GAUNG EKA RAMADHAN 21115024


MAHADINAR HASUGIAN 21115035
GIN GIN SUNDARYATI 21115026
MARIA HAYATI 21215005
NUR MUSLIMAH 21215006
CHERLY RIRI 21115002

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
JAKARTA
2015
KEHAMILAN EKTOPIK

A. Definisi
Istilah ektopik berasal dari bahasa inggris, ectopic, dengan akar kata dari
bahasa yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat
diartikan “berada diluar tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilan
ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi
wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik
terganggu.

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar


rongga uterus, tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya
implantasi kehmilan ektopik, sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi
di tuba, jarang terjadi mplantasi pada ovarium, rongga perut, kanalis
serviks uteri, tanduk uterus yang rudimenter dn divertikel pda uterus
(sarwono prawiroharjho,2005).

Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur


telah dibuahitidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri.
Lebihdari 95% kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba Fallopii).
Kejadian kehamilan ektopik tidak sama diantara senterpelayanan
kesehatan. Hal ini bergantung pada kejadian salpingitisseseorang. Di
Indonesia kejadian sekitar 5-6 per seribu kehamilan.Patofisiologi
terjadinya kehamilan ektopik tersering karena seltelur yang telah dibuahi
dalam perjalanannya menuju endometriumtersendat sehingga embrio
sudah berkembang sebelum mencapaikavum uteri dan akibatnya akan
tumbuh di luar rongga rahim. Bilakemudian tempat nidasi tersebut tidak
dapat menyesuaikan diridengan besarnya buah kehamilan, akan terjadi
rupture dan menjadikehamilan ektopik terganggu (Hadijanto, 2008).
Dapat di simpulkan kehamian ektopik adalah kehamilan dengan ovum
yang dibuahi, berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal
yakni dalam endometrium.

Berdasarkan lokasi terjadinya, menurut Hadijanto (2008)kehamilan


ektopik dapat dibagi menjadi 5 berikut ini :
a. Kehamilan tuba, meliputi >95 % yang terdiri atas Parsampularis
(55%), Pars ismika (25%), pars fimbriae (17%), danpars interstisialis
(2%)
b. Kehamilan ektopik lain (<5%) antara lain terjadi di serviksuterus,
ovarium, atau abdominal. Untuk kehamilan abdominallebih sering
merupakan kehamilan abdominal sekunder dimanasemula merupakan
kehamilan tuba pars abdominalis (abortustubaria) yang kemudian
embrio/buah kehamilannya mengalamireimplantasi di kavum
abdomen, misalnya dimesenterium/mesovarium atau di omentum.
c. Kehamilan intraligamenter , jumlahnya sangat sedikit
d. Kehamilan heterotopik, merupakan kehamilan ganda dimanasatu janin
berada di kavum uteri sedangkan yang lainmerupakan kehamilan
ektopik. Kejadian sekitar satu per15.000-40.000 kehamilan.
e. Kehamilan ektopik bilateral, kehamilan ini pernah dilaporkanwalaupun
sangat jarang terjadi
B. Etiologi
Menurut Sujiyatini (2009) kehamilan ektopik terjadi karena hambatan
pada perjalanan sel telur dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus).
Dari beberapa studi faktor risiko yang diperkirakan sebagai penyebabnya
adalah :
a. Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan
b. gangguan pada motilitas saluran telur.
a. Riwayat operasi tuba
b. Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang
c. Kehamilan ektopik sebelumya
d. Aborsi tuba dan pemakaian IUD
e. Kelainan zigot yaitu kelainan kromosom
f. Bekas radang pada tuba menyebabkan perubahan-perubahan
c. pada endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi,
d. gerakan ovum ke uterus terlambat
a. Opersai plastik pada tuba
b. Abortus buatan
C. Manifestasi Klinis
Gambaran klinik kehamilan ektopik sangat bervariasi tergantung dari ada
tidaknya ruptur. Triad klasik dari kehamilan ektopik adalah nyeri,
amenorrhea, dan perdarahan pervaginam. Pada setiap pasien wanita dalam
usia reproduktif, yang datang dengan keluhan amenorrhea dan nyeri
abdomen bagia bawah, harus selalu dipikirkan kemungkinan terjadinya
kehamilan ektopik.
Selain gejala-gejala tersebut, pasien juga dapat mengalami gangguan
vasomotor berupa vertigo atau sinkop; nausea, payudara terasa penuh,
fatigue, nyeri abdomen bagian bawah, dan dispareuni. Dapat juga
ditemukan tanda iritasi diagfragma bila perdarahan intraperitoneal cukup
banyak, berupa kram yang berat dan nyeri pada bahu atau leher, terutama
saat inspirasi.
Nyeri merupakan keluhan utama. Pada ruptur, nyeri terjadi secara tiba-tiba
dengan intensitas tinggi disertai perdarahan, sehingga pasien dapat jatuh
dalam keadaan syok. Perdarahan pervaginam menunjukkan terjadi
kematian janin. Amenorrhea juga merupakan tanda penting dari kehamilan
ektopik. Namun sebagian pasien tidak mengalami amenorrhea karena
kematian janin terjadi ebelum haid berikutnya. Berikut tanda dan
gejalanya :
1. Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea atau spotting
atau perdarahan vaginal
2. Menstruasi abnormal
3. Abdomen dan pelvis yang lunak
4. Perubahan pada uterus yang dapat terdoronga kesatu sisi oleh massa
kehamilan, atau tergeser akibat perdarahan. Dapat ditemukan sel pada
endometrium uterus.
5. Penurunan tekanan darah dan takikardi bila terjadi hipovolemi
6. Kolaps dan kelelahan
7. Pucat
8. Nyeri bahu dan leher (iritasi diagfragma)
9. Nyeri pada palpasi, perut pasien biasanya tegang dan agak gembung.
10. Gangguan eliminasi

D. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium: kadar hemoglobin, leukosit, tes kehamilan
bila baru terganggu
b. Dilatasi kuretase
c. Kuldosintesis yaitu suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah
di dalam cavum douglasi terdapat darah.
Teknik kuldosintesis :
1. Baringkan pasien pada posisi litotomi
2. Bersihkan vulva dan vagina dengan antiseptic
3. Pasang speculum dan jepit bibir belakang porsio dengancunam
serviks. Lakukan traksi ke depan sehingga forniksposterior
tampak.
4. Suntikan jarum spinal no.18 ke cavum douglasi danlakukan
pengisapan dengan semprit 10 ml.
5. Bila pada penghisapan keluar darah, perhatikan apakahdarahnya
berwarna coklat sampai hitam yang tidakmembeku atau berupa
bekuan kecil yang merupakan tandahematokel retrouterina.
d. Ultrasonografi berguna pada 5-10% kasus bila ditemukankantong
gestasi di luar uterus.
e. Laparoskopi atau laparotomi sebagai pendekatan diagnosisterakhir.
E. Penatalaksanaan
Penanganan KET pada umumnya adalah laparotomi. Padalaparotomi
perdarahan selekas mungkin dihentikan denganmenjepit bagian dari
adneksa yang menjadi sumber pardarahan.Keadaan umum penderita terus
diperbaiki dan dalam rongga perutsebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam
tindakan demikian,beberapa hal yang harus dipertimbagkan yaitu kondisi
penderita,keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi
kehamilanektopik. Hasil ini menetukan apakah perlu dilakukan
salpingektomi(pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan
tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar hCG (kuantitatif).Peningkatan
kadar hCG yang berlangsung terus menerusmenandakan masih adanya
jaringan ektopik yang belum terangkat.Penanganan pada kehamilan
ektopik dapat pula dengan transfusi,infus, oksigen, atau kalau dicurigai
ada infeksi diberikan jugaantibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa darah
dikeluarkan dandibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih
cepat danharus dirawat inap di rumah sakit (Sujiyatini dkk, 2009).

F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu (Sujiyatini dkk, 2009):
1. Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopikterganggu
telah lama berlangsung (4-6 minggu), terjadiperdarahan ulang, ini
merupakan indikasi operasi.
2. Infeksi
3. Sterilitas
4. Pecahnya tuba fallopi
5. Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya
embrio.
G. Pathway

H. Patofisiologi
Kebanyakan dari kehamilan ektopik berlokasi di tuba fallopii.
Tempat yang paling umum terjadi adalah pada pars ampullaris, sekitar 80
%. Kemudian berturut-turut adalah isthmus (12%), fimbriae (5%), dan
bagian kornu dan daerah intersisial tuba (2%), dan seperti yang disebut
pada bagian diatas, kehamilan ektopik non tuba sangat jarang. Kehamilan
pada daerah intersisial sering berhubungan dengan kesakitan yang berat,
karena baru mengeluarkan gejala yang muncul lebih lama dari tipe yang
lain, dan sulit di diagnosis, dan biasanya menghasilkan perdarahan yang
sangat banyak bila terjadi rupture.
Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada
dasarnya sama dengan halnya di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi
secara kolumner atau interkolumner. Pada yang pertama telur
berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan telur
selanjutnya dibatasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati
secara dini dan diresorbsi. Pada nidasi secara interkolumner telur bernidasi
antara 2 jonjot endosalping. Setelah tempat nidasi tertutup, maka telur
dipisahkan dari lumen tuba oleh lapisan jaringan yang menyerupai desidua
dan dinamakan pseudokapsularis. Karena pembentukan desidua di tuba
tidak sempurna malahan kadang-kadang tidak tampak, dengan mudah villi
korialis menembus endosalping dan masuk dalam lapisan otot-otot tuba
dengan merusak jaringan dan pembuluh darah. Perkembangan janin
selanjutnya bergantung pada beberapa faktor, seperti tempat implantasi,
tebalnya dinding tuba, dan banyaknya perdarahan yang terjadi oleh invasi
trofoblas.
Dibawah pengaruh hormon estrogen dan progesteron dari korpus
luteum gravidatis dan trofoblas, uterus menjadi besar dan lembek, dan
endometrium dapat pula berubah menjadi desidua. Dapat ditemukan pula
perubahan-perubahan pada endometrium yang disebut fenomena Arias-
Stella. Sel epitel membesar dengan intinya hipertrofik, hiperkromatik,
lobuler, dan berbentuk tidak teratur. Sitoplasma sel dapat berlubang-
lubang atau berbusa, dan kadang-kadang ditemukan mitosis. Perubahan ini
hanya terjadi pada sebagian kehamilan ektopik.
Terdapat beberapa kemungkinan yang dapat terjadi pada kehamilan
ektopik dalam tuba. Karena tuba bukan merupakan tempat yang baik untuk
pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin dapat tumbuh secara
utuh seperti di uterus. Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur
kehamilan antara 6 minggu sampai 10 minggu.
I. Asuhan Keperawatan Teori
1. Identitas Klien
a. Nama pasien : i. Nama suami :
b. Umur : j. Umur suami :
c. Suku/bangsa : k. Suku/bangsa suami :
d. Agama : l. Agama suami :
e. Pendidikan : m. Pendidikan suami :
f. Pekerjaan : n. Pekerjaan suami :
g. Alamat : o. Alamat suami :
h. Status perkawinan :

2. Pengkajian
a. Alasan kunjungan datang kerumah sakit
b. Keluhan utama yang dirasakan saat ini
c. Timbulnya keluhan bertahap/mendadak
d. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
e. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Menstruasi
 Menarchae : tahun
 Banyaknya : cc
 Siklus : teratur/tidak
 Lamanya : hari
 Keluhan :

2) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak

N T Umur Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Perdarahan Jenis B P


o h Kehamilan B L
3) Riwayat Kehamilan Saat Ini
HPHT
Taksiran Persalinan
4) Riwayat keluarga Berencana
 Melaksanakan KB :
 Bila ya, kontrasepsi apa yang digunakan :
 Sejak kapan menggunakan alat kontrasepsi :
 Masalah yang terjadi :
5) Riwayat kesehatan
 Penyakit yang pernah dialami
 Pengobatan yang didapat
 Riwayat penyakit keluarga
( ) Diabetes Melitus
( ) Hipertensi
( ) Jantung
( ) Penyakit lainya, sebutkan...
6) Aspek sosial
 Bagaimana pendapat ibu tentang keluhan saat ini
 Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap
kehidupan sehari-hari
 Bagaimana dukungan pasangan terhadap keadaan saat ini
 Bagaimana sikap anggota keluarga lainya terhadap kesehatan
saat ini

3. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran umum
b. Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, respiratori, suhu
c. Tinggi badan
d. Berat badan
e. Kepala
f. Mata :
- Kelopak mata - Gerakan mata
- Konjungtiva - Lainya disebutkan jika
- Sklera ada
- Pupil j. Sirkulasi jantung
- Lainya sebutkan jika - Kecepatan denyut apikal
ada - Irama
g. Hidung - Kelainan denyut jantung
- Reaksi alergi - Sakit dada
- Sinus - Timbulnya
- Lainya sebutkan jika - Lainya sebutkan jika ada
ada k. Dada
h. Mulut dan tenggorokan 1) Paru Paru:
- Kesulitan menelan - Pernafasan
- Lainya sebutkan jika - Suara vesikuler
ada - Keluhan pernafasan
i. Pernafasan - Ada
- Jalan nafas sumbatan/tidak
- Suara nafas - Retraksi dinding
- Menggunakan otot dada ada/tidak
bantu pernafasan
2) Payudara
- Posisi simetris/tidak
- Ada massa atau benjolan
3) Pengeluaran ASI
4) Puting susu eksvertid/invertid
l. Abdomen
- Teraba lembek atau keras
- Linea dan striae
- Luka bekas operasi
- Lainya sebutkan jika ada
m. Genitourinary
- Perineum/vulva
- Vesika urinaria
- Lainya sebutkan jika ada
n. Ekstremitas (integumen/muskuloskeletal)
- Turgor kulit
- Warna kulit
- Kesulitan dalam pergerakan
- Lainya sebutkan jika ada
o. Pola nutrisi
- Frekuensi makan
- Nafsu makan
- Keluhan
- Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan
p. Pola eliminasi
BAB
- Frekuensi
- Warna
- Bau
- Diare/tidak
- Hemorrhoid/tidak
- Penggunaan laksatif/tidak
- Konsistensi
- Keluhan
BAK
- Frekuensi
- Warna
- Bau
- Keluhan
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih
- Penggunaan diuretik/tidak

q. Pola personal hygiens


- Mandi
Frekuensi
- Oral hygiene
Frekuensi
Waktu
- Cuci rambut
Frekuensi
r. Pola istirahat dan tidur
- Lama tidur siang
- Lama tidur malam
- Keluhan
- Kebiasaan sebelum tidur
s. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
- Merokok
- Minuman keras
- Ketergantungan obat

4. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis : perdarahan
2. Cemas berhubungan dengan krisissituasional
3. Ketidakefktifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman nutrien ke sel
5. Intervensi
a. DX 1
Tujuan : nyeri berkurang sampai hilang
Kriteria hasil : skala nyeri 0-1, ekspresi klien tidak meringis kesakitan,
klien tampak tenang.
Intervensi :
1. Pantau kontraksi uterus hemoragik atau nyeri tekan abdomen
Rasional : membantu dalam mendiagnosis dan menentukkan tindakan
yang akan dilakukan
2. Pantau stres psikologi ibu dan respon emosional terhadap kejadian
Raional : ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat dapat
memperberat keidaknyamanan karena sindrom ketegangan ketakutan
dan nyeri
3. Berikan lingkungan yang tenang dan aktivitas untuk menurunkan rasa
nyeri
Rasional : dapat membantu dalam menurunkan tingkat ansietas dan
mereduksi ketidaknyamanan.
4. Berikan kompres dingin
Rasional: kompres dingin akan memberikan raa nyaman pada klien
sehingga akan menurunkan rasa nyeri
Kolaborasi
5. Berikan obat analgetik
Rasional: untuk mengurangi tingkat nyeri

b. DX 2
Tujuan : ansietas berkurang
Kriteria hasil : perasaan tidak gelisah dan cemas hilang, pasien terlihat
tenang
Intervensi :
1. Pantau respon psikologi pada kejadian dan ketersediaan sistem
pendukung
Rasional : untuk menurunkan tingkat ansietas
2. Tetap bersama ibu dan berbicara dan menunjukkan empati
Rasional : untuk membantu membatasi transmisi ansietas interpersonal
dan mendemonstrasikan perasaan terhadap ibu
3. Beri penguat aspek positif pada ibu
Rasional : untuk membantu membawa ancamanyag dirasakan kedalam
perspektif
4. Anjurkan ibu mengungkapkan atau mengekspresikan perasaan
Rasional: membantu mengidentifikasi perasaan dan memberikan
kesempatan
c. DX 3
Tujuan : perfusi jaringan teratasi
Kriteria hasil: perfusi jaringan adekuat(ttv stabil membran mukosa merah
muda, pengisian kapiler <3 detik, haluaran urien adekuat, dan wajah tidak
pucat)
Intervensi :
1. Pantau tanda-tanda vital, pengisian kapiler, warna kulit, membran
mukosa.
Rasional : untuk memberikan informasi tentang derajat atau adekuat
perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi
2. Catat keluhan adanya rasa dingin ,pertahankan suhu lingkungan dan
tubuh hangat sesuai indikasi
Rasional: vasokontriksi menurunkan sirkulasi perifer. Kenyamanan
pasien atau kebutuhan rasa hangan harus seimbang
3. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemeriksaan hb/ht
Rasional: mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan atau
terapi.
KASUS
A. Pengkajian
Tgl Masuk : 23 November 2015
RB/RS : RSUK Jagakarsa
No. Kamar : poli KIA
Tgl Pengkajian: 23 November 2015
Jam : 11.00

1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. U Nama Suami : Tn. K
Umur : 28 Tahun Umur : 32 Tahun
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswata
Suku Bangsa : jawa Suku Bangsa : jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jln. Kelapa 3 Rt 06 Rw 03.

2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama (saat ini)
Klien mengatakan merasa nyeri di abdomen bagian bawah dan
merasa lemaas. Sejak 1 hari sebelum masuk RS.
b. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang Lalu
No. Tahun Jenis Persalinan Penolong Jenis Keadaan Bayi
Kelamin Waktu Lahir

1 2013 Abortus Bidan Laki-laki meninggal


.
c. Riwayat Kehamilan Saat Ini
HPHT : 18 Oktober 2015
Taksiran Persalinan : 25 Juli 2016
Usia Kehamilan Saat Ini : 4 minggu 6 hari

Anak kehamil persalinan komplikasi anak


ke an

Umur penyulit jenis penolong penyulit laserasi infeksi perdarahan jenis B P Keadaan
kehamil B B sekarang
an

d. Riwayat obstetri : G2 P0 A1 H4 minggu 6 hari

e. Riwayat : kandungan lemah

f. Riwayat keluarga berencana :


Tidak menggunakan KB
Karena belum memiliki anak
Tidak ada masalah yang terjadi setelah menggunakan KB
Rencana yang akan datang : belum merencanakan KB
selanjutnya

g. Riwayat imunisasi TT : belum diberikan imunisasi TT

h. Riwayat penyakit lalu : Abortus 1 kali pada tahun 2013, dengan


umur kehamilan 4 bulan.
i. Riwayat penyakit keluarga : ada riwayat penyakit diabetes
Mellitus. Tidak memiliki riwayat penyakit jantung, hipertensi dan
asma

j. Riwayat kesehatan saat ini


Keadaan Umum : Sedang Kesadaran : CM
BB/TB : 46 kg/ 150 cm
TTV : TD 100/70 mmHg
Nadi 90 x/menit
Pernafasan 19x/menit
Suhu 36oC
1) Pola Nutrisi/ Cairan
Frekuensi Makan : 3 x/hari
Jenis Makanan : Nasi, Lauk Pauk, Sayur
Nafsu Makan : baik
Mual/muntah : ada mual tapi tidak ada muntah
Keluhan di perut : nyeri di abdomen bawah
Alergi/toleransi makanan : tidak ada
Masalah mengunyah/menelan: tidak ada
Pantangan makanan : tidak ada
BB sebelum hamil : 44 kg TB : 150 cm
BB saat ini : 46 kg TB : 150 cm

2) Pola eliminasi
a) BAB
Frekuensi : BAB terakhir 2 hari yang lalu
Karakteristik feses : setengah padat
Hemoroid : tidak ada
Diare : tidak ada
Penggunaan laksatif : tidak menggunakan laksatif
Keluhan : belum BAB
b) BAK
Frekuensi : 5-6 kali sehari
Karakteristik urin : warna kuning
Keluhan : tidak ada
Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada
Penggunaan diuretik : tidak menggunakan diuretik

3) Pola aktivitas/istirahat dan tidur


Jenis pekerjaan : ibu rumah tangga
Pembatasan karena hamil :tidak melakukan aktifitas
berat
Keluhan dalam beraktivitas : mudah lelah bila aktivitas
terus-menerus
aktivitas kehidupan sehari-hari: mandiri
tidur siang : tidak menentu
lama tidur : 1-2 jam
keluhan/masalah tidur : tidak pulas karena mengeluh
nyeri pada perut bagian bawah
kebiasaan sebelum tidur : tidak ada

4) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


a) Merokok : tidak ada
b) Minuman keras : tidak ada
c) Ketergantungan obat : tidak ada

5) Pola seksualitas : tidak ada masalah

k. Riwayat Psikososial
1) Perencanaan kehamilan :
2 anak
2) Perasaan pasien dan keluarga tentang kehamilan :
bahagia dan menanti kelahiran.
3) Kesiapan mental menjadi ibu :
siap
4) Cara mengatasi stress :
dibicarakan/ dikomunikasikan
5) Tinggal dengan :
suami
6) Peran dalam struktur keluarga :
Ibu Rumah Tangga
7) Kesanggupan dan Pengetahuan dalam merawat bayi :
sudah mampu dan mengetahui.
8) Harapan dari kehamilan atau perawatan ini :
bayi dalam keadaan sehat sampai lahir.
9) Faktor budaya yang mempengaruhi kesehatan :
tidak ada
10) Masalah Khusus :
tidak ada

3. Pengkajian Fisik
a. Kepala:
1) Kepala: simetris, tidak ada benjolan, distribusi rambut merata,
rambut bersih, tidak ada alopeksia.
2) Leher: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, reflek
menelan bagus.
3) Mata: simetris, konjungtiva ananemis, sklera anikterik, pupil
isokhor, tidak ada penggunaan kacamata/ softlense.
4) Hidung: simetris, tidak ada gangguan pernapasan dan
menghidu, tidak ada polip dan sinusitis.
5) Mulut: bersih, tidak ada sariawan, caries, mukosa lembab.

b. Dada
1) Jantung: Bunyi Jantung 1 dan 2 normal, tidak ada murmur dan
gallop. TD 100/70 mmHg, Nadi 88 x/menit, CRT <3 detik.
2) Paru Paru: Pernafasan 19 x/menit suara vesikuler, tidak sesak
napas dan tidak ada sumbatan jalan napas. Tidak ada retraksi
dinding dada.
3) Payudara: posisi simetris, tidak ada massa atau menjolan.
4) Pengeluaran ASI: tidak ada.
5) Puting susu: eksvertid

c. Abdomen
1) Uterus
TFU: belum teraba
2) Pigmentasi
a) Linea Nigra : tidak ada
b) Striae : tidak ada

3) Fungsi pencernaan: mual, muntah.

4) Perinieum dan Genitalia


a) Vagina: tidak ada varises
b) Kebersihan: bersih
c) Hemoroid: tidak ada

5) Ekstremitas
Tidak ada edema, tidak ada varises pada ekstremitas atas dan
bawah. Pergerakan bebas, akral hangat.

4. Persiapan Persalinan
Klien sudah merencanakan tempat persalinan, sudah memiliki
kesiapan mental, sudah mengetahui tanda-tanda melahirkan dan cara
menangani nyeri pada proses persalinan, Klien belum melakukan
perawatan payudara.
5. Pemeriksaan Penunjang
USG pada tanggal 23 November 2015, hasil: adaya perdarahan
dirahim, suspect KET

6. Penatalaksanaan
IVFD RL 500 ml / 30tpm
Profenid supp.

7. Resume
Ny. U datang ke RSUK Jagakarsa pada tanggal 23 November 2015
dengan keluhan nyeri diabdomen bawah sejak malam sebelum masuk
RS, nyeri seperti diremas-remas, skala nyeri: 8, nyeri terasa terus-
menerus. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapat hasil TD 100/70
mmHg, nadi 90 kali/menit, RR 19 kali/menit, suhu 36ºC, BB 46 kg,
TB 150 cm, G2 P0 A1 H4 minggu 6 hari. Klien sementara di
pindahkanke ruang bersalin untuk dilakukan tindakan pemasangan
infus dan kemdian dirujuk kerumah sakit aulia untuk dilakukan
pembedahan. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien adalah
nyeri akut b.d distensi abdomen, dan ketidakefektifan perfusi jaringan
b.d perdarahan diuterus, ansietas b.d krisis situasional. Dilakukan
tindakan keperawatan :
1. Mengobservasi TTD
Hasil : TD 100/70 mmHg, nadi 90 kali/menit, RR 19 kali/menit,
suhu 36ºC.
2. Mengajarkan tehnik relaksasi dan distraksi
Hasil : klien tampk tidak bisa menahan sakit
3. Mengobservasi asupan klien
Hasil : klien hanya menghabiskan makan ½ porsi, dan minum 600
cc/hari
4. Memberikan terapi obat sesuai program
Hasil : klien mendapat terapi obat :
RL 500 ml/ 30 tetesspermenit
Profenid supp.
Evaluasi dari tindakan keperawatan
S : klien mengatakan di abdomen bawah masih sangat sakit,merasa
sangat lemas dan cemas dengan kondisi penyakitnya saat ini
O : TD 100/70 mmHg, nadi 90 kali/menit, RR 19 kali/menit, suhu
36ºC, klien tampak meringis kesakitan,klien tampak menangis
menahan kesakitan dan klien tampak sangat lemas
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan tindakan keperawatan

8. Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
a. Klien mengatakan nyeri a. Keadaan umum: sedang
P: perdarahan diuterus b. Kesadaran: cm
Q: seperti diremas-remas, c. TD 100/70 mmHg
terbakar Nadi 90 x/menit
R: abdomen bawah Nafas 19 x/menit
S: skala 8dengan Numeric Suhu 36oC
Rating Scale d. Tidak ada sumbatan jalan
T: terus-menerus nafas
b. Klien mengatakan merasa e. Suara nafas vasikuler
nyeri sejak malam sebelum f. Konjungtiva anemis
kerumah sakit g. Sklera anikterik
c. Klien mengatakan tidak h. Pupil isokor
nafsu makan i. Mukosa bibir kering
d. Klien mengatakan terasa j. Tidak ada retraksi dinding
sangat lemas dada
e. Klien mengatakan cemas k. Payudara simetris
dengan kondisinya l. Tidak ada pengeluaran ASI
m. Puting susu eksvertid
n. TFU 3 jari di bawah pusat
o. Bising usus 7 kali/menit
p. klien dapat menunjukan
daerah yang nyeri pada
bagian abdomen bawah
q. Klien tampak meringis.
r. Klien cenderung memegang
daerah yang dirasakan nyeri
s. BB 46 kg
t. TB 150 cm
u. IMT 18,36
v. Hasil USG: terdapat
perdarahan dirahim dari
sebelah kanan
w. Turgor kulit elastis
x. Ekstremitas tidak terdapat
edema dan varises
y. Kekuatan otot
5555 5555
5555 5555

9. Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1 DS : Nyeri akut Distensi
a. Klien mengatakan abdomen
nyeri
P: terdapat
perdarahan di
rahim
Q: seperti
diremas-remas,
terbakar
R: diabdomen
bawah
S: skala 8 dari 0-
10 dengan
numeric rating
scale
T: terus-menerus
DO :
a. Klien dapat
menunjukan
daerah yang nyeri
pada bagian
epigastrium
b. Klien tampak
meringis.
TD 100/70 mmHg
Nadi 90 x/menit
c. Klien cenderung
memegang daerah
yang dirasakan
nyeri
2 DS : Ketidakefektifan Perdarahan
a. Klien mengatakan perfusi jarigan diuterus
sangat lemas
DO :
a. BB 46 kg
b. TB 150 cm
c. Turgor kulit elastis
d. Konjungtivaanemis
e. Mukosa bibir kering
f. Klien tampak lemas
dan menangis
menahan sakit
3. DS : Ansietas Krisis
a. Klien mengatakan situasional
cemas dengan
kondisinya
DO :
Klien tampak
bertanya dengan
kondisi bayi dan
penyakitnya
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d distensi abdomen
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan b.d perdarahan diuterus
3. Ansietas b.d Krisis situasional
C. Intervensi
Tanggal No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan Rasional
(PES) Hasil
Senin, 1. Nyeri akut b.d distensi Tujuan: 1. Lakukan pengkajian 1. Untuk mengetahui
16 Nov abdomen Setelah dilakukan tindakan nyeri secara skala nyeri yang
2015 DS : keperawatan selama 1x24 komprehensif (lokasi, dirasakan klien
a. Klien mengatakan jam nyeri akut hilang. karakteristik, durasi, 2. Untuk mengetahui
nyeri P: adanya Kriteria Hasil: frekuensi, kualitas dan respon nonverbal /
perdarahan di 1. Mampu mengontrol faktor presipitasi) fisiologis klien
rahimQ: seperti nyeri (tahu penyebab 2. Observasi reaksi terhadap nyeri yang
diremas-remas, nyeri, mampu nonverbal dari dirasakan
terbakarR: abdomen menggunakan tehnik ketidaknyamanan 3. Untuk menentukan
bawahS: skala 8 dari nonfarmakologi untuk 3. Observasi tipe dan intervensi mengatasi
0-10, T: terus- mengurangi nyeri, sumber nyeri untuk nyeri
menerus mencari bantuan) menentukan intervensi 4. Untuk mengurangi
DO : 2. Melaporkan bahwa 4. Ajarkan tentang teknik nyeri secara non
a. Klien dapat nyeri berkurang non farmakologi: farmakologi
menunjukan daerah dengan menggunakan napas dalam, relaksasi, 5. Untuk mengurangi
yang nyeri pada manajemen nyeri distraksi, kompres aktivitas yang dapat
bagian epigastrium. 3. Mampu mengenali hangat/ dingin meningkatkan nyeri
b. Klien tampak nyeri (skala, 5. Tingkatkan istirahat 6. Untuk meningkatkan
meringis. intensitas, frekuensi 6. Berikan informasi pengetahuan klien dan
TD 100/70 dan tanda nyeri) tentang nyeri seperti merubah sikap klien
mmHgNadi 90 4. Menyatakan rasa penyebab nyeri, berapa dalam mengatasi nyeri
x/menit nyaman setelah nyeri lama nyeri akan 7. Untuk mengurangi
c. Klien cenderung berkurang berkurang dan nyeri
memegang daerah 5. Tanda vital dalam antisipasi 8. Untuk mengetahui
yang dirasakan nyeri rentang normal ketidaknyamanan dari respon tubuh terhadap
6. Tidak mengalami prosedur terapi yang diberikan
gangguan tidur 7. Kolaborasi pemberian
analgetik untuk
mengurangi nyeri
sesuai program
8. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
Tanggal No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional
(PES)
Senin, 2. Keditakefektifan perfusi Tujuan: 1. Awasi tanda-tanda 1. Memberikan informasi
23 Nov jaringan b.d. perdarahan Setelah dilakukan tiindakan vital, pantau tentang derajat/
2015 yang banyak diuterus keperawatan selama 1x24 pengisian keadekuatan perfusi
DS : jam diharapkan kapiler,warna kulit jaringan dan membantu
a. Klien mengatakan ketidakefektifan perfusi atau membra menentukan kebutuhan
DO : jaringan teratasi. mukosa dan dasar intervensi
a. BB 46 kg Kriteria Hasil: kuku 2. Dapat mengindikasikan
b. TB 150 cm 1. Kulit hangat 2. Pantau respon gangguan fungsi
c. Turgor kulit elastis 2. Tanda-tanda vital verbal, agitasi, serebral karena
d. Konjungtiva anemis dalam batas gangguan memori, hipoksia atau defisiensi
e. Mukosa bibir kering normal bingung B12
f. Klien tampak lemas 3. Klien dalam 3. Catat keluhan 3. Fase kontriksi (organ
dan menangis menahan kondisi sadar dingin. Pertahankan vital) menurunkan
kesakitan lingkungan yang sirkulasi perifer.
nyaman dan tubuh 4. Meningkatkan jumlah
tetap hangat sel pembawa oksigen,
4. Kolaborasi tindakan memperbaiki defisiensi
transfusi darah untuk menurunkan
5. Berikan oksigen resiko perdarahan
tambahan 5. Memaksimalkan
transfer oksigen ke
jaringan

Tanggal No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional
(PES)
Senin, 3. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan 1. Untuk menjamin
23 Nov dengan krisis situasional keperawatan selama 1x24 hubungan yang sering bahwa pasien tidak
2015 DS : jam,diharapkan ansietas dengan pasien. akan sendiri atau
a. Klien mengatakan ditelantarkan:
berkurang atau pasien 2. Berikan informasi
cemas dengan kondisi menunjukkan rasa
teratasi. akurat dan konsisten
bayi dan penyakitnya menghargai, dan
Kriteria hasil: mengenai prognosis.
DO : menerima orang
1. Pasien tampak Hindari argumentasi
a. Klien tampak tersebut, membantu
tenang mengenai persepsi
bertanya terus- meningkatkan rasa
2. Pasien tidak gelisah pasien terhadap
menerus percaya
3. Menunjukkan
b. Klien tampak gelisah situasi 2. Dapat mengurangi
kemampuan
3. Waspada terhadap ansietas dan
menghadapi masalah
tanda-tanda ketidakmampuan
penolakan/ depresi, pasien untuk membuat
misalnya menarik keputusan/ pilihan

diri, marah berdasarkan realita


3. Pasien mungkin akan
4. Berikan lingkungan
menggunakan
terbuka dimana pasien
mekanisme bertahan
akan merasa aman
dengan penolakan dan
untuk mendiskusikan
terus berharap bahwa
perasaan atau diagnosa tidak akurat.
menahan diri untuk 4. Membantu pasien
bicara untuk merasa diterima
5. Biarkan pasien untuk pada kondisi sekarang
dapat merefleksikan tanpa perasaan
rasa marah, takut, dihakimi dan

putus asa, tanpa meningkatkan


perasaan harga diri
konfrotasi. Berikan
dan kontrol
informasi bahwa
5. Penerimaan perasaan
perasaannya normal
akan membuat pasien
dan perlu
dapat menerima situasi
diekspresikan
D. Implementasi

Tanggal/ No Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf dan


Waktu DX Nama

23/11/15 1 1. Melakukan pengkajian nyeri secara


komprehensif (lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi)
Hasil:
 Klien mengatakan nyeri
 Skala nyeri:
P: perdarahan diuterus
Q: seperti diremas-remas,
terbakar
R: abdomen bawah
S: skala 6 dari 0-10,
T: terus-menerus
2. Mengobservasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan
Hasil:
 Klien dapat menunjukan daerah
yang nyeri pada bagian epigastrium
bawah.
 Klien tampak meringis kesakitan.
 Klien cenderung memegang daerah
yang dirasakan nyeri
3. Mengajarkan tentang teknik non
farmakologi: napas dalam, relaksasi,
distraksi, kompres hangat/ dingin
Hasil:
 Klien mengerti dan mampu
melakukan tehnik non
farmakologis
 Klien mengatakan nyeri
berkurang
4. Meningkatkan istirahat
Hasil:
 Klien banyak isirahat
 Klien tidak melakukan aktivitas
5. Memberikan informasi tentang nyeri
seperti penyebab nyeri, berapa lama
nyeri akan berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari prosedur
Hasil:
 Klien mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
perawat
6. Berkolaborasi pemberian analgetik
untuk mengurangi nyeri sesuai
program
Hasil:
 Profenid supp.
 Klien mengatakan nyeri
berkurang
7. Memonitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
Hasil:
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36 C

Tanggal/ Tindakan
N Keperawatan dan Hasil Paraf dan
Waktu o Nama
D
X
23/11/15 1.
2 Awasi tanda-tanda vital, pantau
pengisian kapiler,warna kulit atau
membran mukosa dan dasar kuku
Hasil: TD: 110/70, N: 88, S:36, RR: 20,
pengisin capilr < 3 detik, warna kulit
pucat, membran mukosa kering
2. Pantau respon verbal, agitasi,
gangguan memori, bingung
Hasil: klien tidak mengalami gangguan
verbal, agitasi, gangguan memori dan
bingung
3. Catat keluhan dingin. Pertahankan
lingkungan yang nyaman dan tubuh
tetap hangat
Hasil: klien mengeluh dingin dan sangat
sakit

Tanggal/ No Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf dan


Waktu DX Nama
23/11/15 3 1. Pertahankan hubungan yang
sering dengan pasien.
Hasil: klien tampak percaya dengan
tenaga kesehatan yang ada
2. Berikan informasi akurat dan
konsisten mengenai prognosis.
Hindari argumentasi mengenai
persepsi pasien terhadap situasi
Hasil: klien tampak mendengarkan
dengan baik dan kooperatif
3. Waspada terhadap tanda-tanda
penolakan/ depresi, misalnya
menarik diri, marah
Hasil: klien tampak cemas dan takut
dengan kondisi kehamilannya
4. Berikan lingkungan terbuka
dimana pasien akan merasa aman
untuk mendiskusikan perasaan
atau menahan diri untuk bicara
Hasil: klien merasa aman dan tidak
menahan diri untuk berbicara
5. Biarkan pasien untuk dapat
merefleksikan rasa marah, takut,
putus asa, tanpa konfrotasi.
Berikan informasi bahwa
perasaannya normal dan perlu
diekspresikan
Hasil: klien dapat merefleksikan rasa
sakit dan cemasnya dengan menangis

E. Evaluasi
No Hari/Tang Evaluasi hasil (SOAP) Paraf dan
DX gal Nama
1 23/11/15 S:
 Klien mengatakan nyerimasih terasa
 Skala nyeri:
P: perdarahan pada uterus
Q:seperti diremas-remas, terbakar
R: abdomen bawah
S: skala 6 dari 0-10,
T: terus-menerus
O:
 Klien dapat menunjukan daerah yang
nyeri pada bagian epigastrium bawah.
 Klien tampak meringis kesakitan.
 Klien cenderung memegang daerah
yang dirasakan nyeri
 TTV:
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36 C
 Klien mengerti penjelasan yang
diberikan perawat mengenai nyeri dan
tehnik non farmakologi untuk
mengurangi nyeri
A:masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

No Hari/Tang Evaluasi hasil (SOAP) Paraf dan


DX gal Nama
2 23/11/15 S:
 Klien mengatakan sangat lemas
O:
 BB 46 kg
 TB 150 cm
 Turgor kulit elastis
 Konjungtiva anemis
 Mukosa bibir kering
 Klien tampak lemas dan menangis
menahan sakit
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi

No Hari/Tang Evaluasi hasil (SOAP) Paraf dan


DX gal Nama
3 23/11/15 S:
 Klien mengatakan masih cemas dengan
kondisi kehamilannya
O:
 Klien tampak bertanya terus-menerus
 Klien tampak gelisah
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono, 2006, Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Mansjoer Arif, dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid I. Media
Aesculapius FKUI

http;//www.google.com/Gambaran Kasus Kehamilan Ektopik Terganggu di


RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Provinsi Riau Periode 1 Januari 2003-31
Desember 2005

http;//www.medica store.com/kehamilan ektopik, kehamilan luar


kandungan/page:1-4

Bagian obstetri dan Ginekologi FK UNPAD, 1984. Obstresi Patologi, Bandung :


FK UNPAD

Sarwono, 1999. Ilmu kebidanan, Jakarta : YBP-SP

Kusuma H, Nurafif AH, 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan


Diagnosa Medis dan NANDA, NIC-NOC: Panduan Penyusunan Asuhan
Keperawatan Profesiaonal.Jogjakarta: MediAction.

Anda mungkin juga menyukai