Makalah
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Audit II oleh
dosen pengampu Juwenah, SE., M.Acc., AK.
Disusun Oleh :
Akuntansi 3-F
FAKULTAS EKONOMI
CIREBON
2017
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul
“Menyelesaikan Pengujian dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran:
Verifikasi Akun Tertentu” dengan tepat waktu dalam memenuhi persyaratan
tugas mata kuliah Audit II secara efektif dan efesien.
Terima kasih penulis ucapkan kepada yang terhormat Ibu Juwenah, SE.,
M.Acc., AK. atas bimbingan dalam menyelesaikan makalah serta semua pihak
yang telah membantu memberikan informasi mengenai materi Menyelesaikan
Pengujian dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran.
Terlepas dari itu semua, karya sederhana ini tentu tidak luput dari
kelemahan dan kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
sebagai motivasi menyusun makalah yang lebih baik lagi. Mudah-mudahan karya
tulis ini bermanfaat dan berperan positif.
Wassalamu’alaikum wr. wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan....................................................................................................16
3.2 Saran..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran:
verifikasi akun tertentu ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi tugas matakuliah Audit II
b. Untuk mengetahui dan memahami tentang menyelesaikan pengujian dalam
siklus akuisisi dan pembayaran (verifikasi akun tertentu)
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
a. Bagi Pembaca
Makalah ini bisa menjadi wacana, sumber informasi, dan pengetahuan
(wawasan) bagi pembaca. Sehingga pembaca lebih mengerti tentang pembahasan
mengenai menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran dalam
makalah tersebut.
Pemilik perusahaan diharapkan dapat mengambil informasi dari makalah ini.
Serta dapat mengevaluasi dan menentukan kebijakan perusahaan yang lebih baik
sehingga dapat menilai secara efektif risiko salah saji yang material dan
melaksanakana prosedur audit lebih lanjut untuk mengevaluasi akun – akun dalam
siklus tersebut.
b. Bagi Penulis
Penulis lebih mengetahui dan memperdalam mengenai menyelesaikan
pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran (verifikasi akun tertentu) melalui
sumber – sumber referens, serta dapat menghasilkan karya tulis, yaitu makalah.
2
Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif dan efisien,
serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data-data tentang topik ataupun
materi yang akan digunakan untuk karya tulis ini.
BAB II
PEMBAHASAN
3
Banyak akun khusus yang terkait dengan transaksi dalam siklus akuisisi dan
pembayaran. Jenis aktiva, beban, dan kewajiban bagi banyak perusahaan akan
berbeda terutama yang berkecimpung dalam industri selain ritel, grosir, dan
manufaktur. Suatu tinjauan mengenai pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi khusus untuk siklus akuisisi dan pembayaran serta yang
umumnya digunakan dalam prosedur analitis dan pengujian atas rincian saldo
utang usaha. Masalah yang berkaitan dengan beberapa akun kunci lainnya dalam
siklus ini akan dibahas terutama audit atas:
a. Properti, pabrik dan peralatan
b. Beban dibayar dimuka
c. Kewajiban lainnya
d. Laba dan akun beban
Pada tabel menyebutkan jenis – jenis akun yang berhubungan dengan
transaksi dalam siklus akuisisidan pembayaran. Jenis aset, beban dan utang
berbeda untuk masing – masing perusahaan terutama untuk industri yang bukan
ritel, grosir dan manufaktur.
Aset Beban Kewajiba
Kas Harga pokok penjualan Hutang usaha
Persediaan Beban sewa Hutang sewa
Perlengkapan Pajak properti Honor profesional yang
Properti, bangunan
Beban pajak penghasilan terhutang
pabrik, dan perelatan
Beban asuransi Pajak properti yang
Paten, merek dagang,
Beban profesional terutang
dan hak cipta
Beban yang masih harus
Sewa dibayar dimuka
Pajak dibayar dimuka
Tunjangan pensiun dibayar lainnya
4
karakteristik yang signifikan yang membedakan aktuva tersebut dengan
persediaan, beban dibayar di muka, dan investasi.
Pendebetan ke peralatan manufaktur berasal dari siklus akusisi dan
pembayaran. Karena sumber debet akun aktiva adalah jurnal akuisisi. Akan tetapi
karena penambahan peralatan tidak sering dilakukan, sering kali berjumlah besar,
dan terkena pengendalian khusus, seperti persetujuan dewan direksi, auditor dapat
memutuskan untuk tidak terlalu bergantung pada pengujian tersebut sebagai bukti
pendukung penambahan aktiva tetap.
Klasifikasi akun properti, pabrik dan peralatan :
1. Tanah dan pengembangan tanah
2. Bangunan dan perbaikan bangunan
3. Peralatan dan manufaktur
4. Perobatan dan perkakas
5. Mobil dan truk
6. Pengembangan leasehold
5
penyusutan dan akumulasi penyusutan. Berikut adalah beberapa prosedur analitis dan
salah saji yang mungkin ditemukan prosedur tersebut
6
baru atau bekas, umur aktiva untuk tujuan penyusutan, metode penyusutan, dan
biaya atau bekas, umur aktiva untuk tujuan penyusutan, metode penyusutan, dan
biaya atau harga perolehannya. Pengujian audit yang paling umum untuk
memverifikasi penambahan adalah memeriksa faktur vendor.
Auditor harus waspada terhadap kemungkinan kelalaian klien untuk
mencantumkan biaya transportasi dan instalasi yang material sebagai bagian dari
biaya akuisisi aktiva, serta kelalaian untuk mencatat dengan benar tukar tambah
peralatan yang ada. Jika kebijakan kilen adalah membebankan akuisisi yang lebih
kecil dari jumlah secara otomatis, seperti $1000, auditor harus memverifikasi
bahwa kebijakan tersebut ditaati pada tahun berjalan. Auditor juga harus
memverifikasi transaksi yang tercatat menyangkut ketepatan klasifikasinya.
Dalam beberapa kasus, jumlah yang tercatat sebagai peralatan manufaktur
harus diklasifikasikan sebagai peralatan kantor atau sebagai bagian dari bangunan.
Pengendalian internal yang buruk terhadap pembuatan dokumen yang dapat
menimbulkan misklasifikasi transaksi pengeluaran yang signifikan.
Biasanya klien mencantumkan transaksi yang harus dicatat sebagai aktiva
dalam beban reparasi dan pemeliharaan, beban lease, perlengkapan, peralatan
kecil, dan akun-akun serupa. Slah saji dapat saja berasal dari kurangya
pemahaman terhadap prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum atau
keinginan klien untuk menghindari pajak penghasilan. Jika auditor menyimpulkan
jenis salah saji yang material ini mungkin terjadi, mereka harus memvouching
jumlah yang lebih besar yang didebet ke akun beban.
7
tercatat untuk memastikan bahwa aktiva telah dihapus dengan benar dari catatan
akuntansi.
Titik awal untuk memverifikasi pelepasan adalah skedul klien yang berisi
catatan tentang pelepasan itu. Skedul tersebut umumnya mencantumkan tanggal
kapan aktiva dilepas atau dibuang, nama orang atau perusahaan yang
mengakuisisi aktiva, harga jual, biaya awal, tanggal akuisisi, dan akumulasi
penyusutan. Pengujian detail tie-in atas skedul yang mencatat pelepasan
diperlukan, termasuk memfooting skedul, menelusuri total pada skedul ke
pelepasan yang tercatat dalam buku besar umum, serta menelusuri biaya dan
akumulasi penyusutan pelepasan ke file induk properti. Prosedur berikut
seringkali digunakan untuk memverifikasi pelepasan:
Ketika suatu aktiva dijual atau dibuang begitu saja tanpa ditukar dengan aktiva
pengganti, keakuratan transaksi dapat diverifikasi dengan memeriksa faktur
penjualan terkait dan file induk properti. Auditor harus membandingkan biaya dan
akumulasi penyusutan yang ada dalam file induk dengan ayat jurnal yang tercatat
dalam jurrnal umum serta menghitung kembali keuntungan atas kerugian atas
pelepasan aktiva. Jika terjadi tukar tambah aktiva dengan aktiva pengganti,
auditor harus memastikan bahwa aktiva yang baru dikapitalisasi dan aktiva yang
digantikan dihapus secara layak dari catatan, dengan mempertimbangkan nilai
buku aktiva yang ditukar tambah dan biaya tambahan aktiva yang baru.
8
Dua tujuan auditor mengaudit peralatan manufaktur termasuk menentukan
bahwa:
1. Semua peralatan yang tercatat ada secara fisik pada tanggal neraca
(eksistensi)
2. Semua peralatan yang dimiliki telah dicatat (kelengkapan)
9
menggunakan beberapa metode untuk menentukan apakah peralatan manufaktur
terbebani, termasuk:
1. Membaca syarat-syarat dalam perja njian pinjaman dan kredit
2. Mengirimkan permintaan konfirmasi pinjaman kepada bank dan institusi
pemberi pinjaman lainnya
3. Melakukan diskusi dengan klien atau mengirimkan surat ke penasihat
hukum
10
Jika pengujian kelayakan secara keseluruhan tidak dapat dicapai, biasanya
diperlukan pengujian yang lebih terinsi. Auditort akan menghitung kembali beban
penyusutan atas aktiva tertentu untuk menentukan apakah klien mengikuti
kebijakan penyusutan yang benar dan konsisten. Agar relevan, perhitungan yang
terinci harus dikaitkan dengan perhitungan total penyusutan dengan memfooting
beban penyusutan pada file ninduk properti dan merekonsiliasi totalnya ke buku
besar umum.
Auditor membandingkan informasi yang diperoleh melalui pengujian audit
atas akun beban penyusutan dengan informasi yang diungkapkan dalam catatan
kaki guna memastikan informasi yang disajikan konsisten dengan metode aktual
dan asumsi yang digunakan untuk menghitung serta mencatat penyusutan.
Pendebetan ke akumulasi penyusutan biasanya diuji sebagai bagian dari audit atas
pelepasan aktiva, sementara kredit diverifikasi sebagai bagian dari beban
penyusutan.
11
beban asuransi. Otorisasi yang tepat atas polis asuransiyang baru dan pembayaran
premi asuransi merupakan pengendalian yang penting.
Register asuransi adalah catatan polis yang berlaku dan tanggal jatuh tempo
setiap polis. Syarat dan jumlah itu menyediakan dasar untuk menentukan jumlah
asuransi dibayar dimuka, auditor secara independen akan memverifikasi syarat
dan jumlah tersebut ke polisasuransi atau kontrak yang mendasari. Auditor harus
mengingat bahwa jumlah beban asuransi merupakan nilai residu. Nilai residu ini
didasarkan pada saldo awal asuransi dibayar dimuka, pembayaran premi selama
tahun berjalan, dan saldo akhir.
Satu-satunya pengujian atas saldo akun beban yang umumnya diperlukan
mencakup prosedur analitis dan pengujian untuk memastikan bahwa semua
pembebanan ke beban asuransi berasal dari kredit asuransi dibayar di muka.
Auditor memperoleh skedul klien ataumembuat sendiri skedul yang
mencantumkan rincian mengenai polis tertentu yang berlaku, nomor polis,
cakupan asuransi untuk setiap polis, jumlah premi, periode premi, beban asuransi
untuk tahun berjalan, dan asuransi dibayar di muka pada akhir tahun.
b. Pengendalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi
dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu:
1. Pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi,
2. Pengendalian terhadap register asuransi,
3. Pengendalaian terhadap penghapusan beban asuransi.
c. Pengujian Audit
Pengujian atas saldo akun beban yang umumnya diperlukan mencakup
prosedur analitis dan pengujian untuk memastikan bahwa semua pembebanan
12
beban asuransi berasal dari kredit asuransi dibayar di muka, prosedur analitis yang
biasa dilakukan oleh auditor:
1. Membandingkan total asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dengan
tahun sebelumnya,
2. Menghitung rasio asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun sebelumnya,
3. Membandingkan setiap cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang
diperoleh dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujian
atas eliminasi polis tertentu atau perubahan cakupan asuransi,
4. Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka yang dihitung selama
tahun berjalan atas dasar polis per polis dengan yang ada pada tahun
sebelumnya sebagai pengujian terhadap kesalahan perhitungan,
5. Mereview cakupan asuransi yang tercantum pada skedul asuransi dibayar
di muka dengan pejabat klien yang berwenang atau broker asuransi
menyangkut kememadaian cakupan. Auditor tidak boleh menjadi pakar
asuransi, tetapi pemahaman auditor mengenai akuntansi dan penilaian
aktiva sangat diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan tidak
diasuransikan terlalu rendah.
Prosedur audit lainnya, yang hanya harus dilakukan apabila ada alasan khusus
untuk melakukannya. Pengujian tersebut menggunakan tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo untuk melaksanakan pengujian atas rincian saldo aktiva,
pembahasannya:
1. Polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar di muka memang ada dan
polis yang ada telah dicantumkan (eksistensi dan kelengkapan),
2. Klien memiliki hak atas semua polis asuransi dalam skedul asuransi
dibayar di muka (hak),
3. Jumlah dibayar di muka pada skedul sudah tepat dan totalnya sudah
dijumlahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum
(keakuratan dan detail tie-in),
4. Beban asuransi yang berhubungan dengan asuransi dibayar di muka telah
diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi),
5. Transaksi asuransi telah dicatat pada periode yang benar (pisah batas).
13
2.4 Audit Utang Akrual
Utang atau kewajiban akrual merupakan estimasi kewajiban yang belum
dibayar atas jasa dan manfaat yang telah diterima sebelum tanggal neraca.
Kewajiban akrual diantaranya seperti:
1. Gaji akrual,
2. Pajak gaji akrual,
3. Bonus pejabat akrual,
4. Komisi akrual,
5. Fee profesional akrual,
6. Sewa akrual,
7. Bunga akrual.
14
mempengaruhi akrual pajak properti. Semua properti yang dipengaruhi
olehregulasi pajak properti lokal harus dicantumkan dalam skedul. Auditor
akan mengevaluasi kelayakan pajak properti atas setiap properti
yangdigunakan oleh klien untuk mengestimasi akrual. Auditor dapat
memverifikasi pajak properti akrual dengan menghitung kembali bagian dari
total pajak yang dikenakan pada tahun berjalan bagi setiap bagian properti.
Setelah akrual dan beban pajak properti untuk setiap bagian properti telah
dihitung kembali, totalnya harus ditambahkan dan dibandingkan dengan buku
besar umum.
Kedua konsep tersebut harus diterapkan ketika mencatat setiap transaksi dan
mengombinasikan akun dalam buku besar umum demi penyajian laporan
Bagian audit yang secara langsung mempengaruhi akun-akun tersebut adalah:
1. Prosedur analitis
2. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
3. Pengujian atas rincian saldo
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bisa di simpulkan bahwa mengenai akun dan transaksi dalam siklus akuisisi
dan pembayaran. Agar audit atas sejumlah besar akun yang berkaitan dengan
15
siklus ini memadai, auditor harus memahami akun – akun kunci, kelas transaksi,
fungsi bisnis, dokumen serta catatan yang berhubungan dengan transaksi siklus
akuisisi dan pembayaran. Banyak dari akun – akun tersebut, seperti utang usaha,
properti, pabrik dan peralatan, beban penyusutan serta beban dibayar dimuka,
memiliki karakteristik unik yang mempengaruhi cara auditor memngumpulkan
bukti yang mencukupi tentang saldo akun yang terkait. Dan terakhir keterkaitan
diantara pengujian audit yang berbeda dalam siklus akuisisi akuisisi dan
pembayaran dapat menyediakan dasar bagi verifikasi auditor atas banyak akun
laporan keuangan.
3.2 Saran
Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat
berfikir tepat dan benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur.
Setidaknya dengan makalah ini, ada sedikit pemahaman mengenai materi audit
tentang “Menyelesaikan pengujian dalam siklus skuisisi dan pembayaran :
verifikasi akun tertentu”.
16
DAFTAR PUSTAKA
Alvin A. Arens dan James Loebbecke. 1990. AUDITING An Intergrated Approach 3rd
Edition. Jakarta : Erlangga
Randol J. Elder. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2. Jakarta : Erlangga
17