Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ADMINISTRASI BIDANG GARAPAN KEUANGAN

Dosen pengampu : Yayan Andriyan, S.Ag., M.ED.MGMT.

Di susun oleh :

1. Sidiq Rahmad Purnomo 183111192


2. Mustofa Algho Laghyin 183111193
3. Bayu Tri Pamungkas 183111198
4. Syahid Insan Madani. 183111199

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH

INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA 2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sejak awal publik menaruh harapan yang sangat besar terhadap


pendidikan yang berkualitas supaya ada peningkatan kesejahteraan dalam
masyarakat. Dengan didukung teknologi yang sudah canggih untuk menunjang
sistem pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Yang itu semua terlaksana dengan baik jika diimbangi dengan pengelolaan
keuangan yang baik pula.

Di dalam suatu sistem pendidikan terdapat kegiatan Administrasi


keuangan yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan lembaga pendidikan,
jika administrasi keuangan terlaksana dengan baik pasti berjalannya pendidikan
juga akan baik. Akan tetapi jika administrasi keuangan suatu lembaga pendidikan
itu buruk makan akan terjadi hal sebaliknya.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian administrasi keuangan sekolah?

2. Apa tujuan pengelolaan keuangan sekolah?

3. Apa prinsip-prinsip pengelolaan keuangan sekolah?

4. Apa konsep dasar administrasi keuangan sekolah?

5. Dari mana sumber-sumber keuangan sekolah?

6. Bagaimana pertanggung jawaban keuangan sekolah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian administrasi keuangan sekolah.


2. Untuk mengetahui tujuan pengelolaan keuangan sekolah.

3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengelolaan keuangan sekolah.

4. Untuk mengetahui konsep dasar keuangan sekolah.

5. Untuk mengetahui sumber-sumber keuangan sekolah.

6. Untuk mengetahui pertanggung jawaban keuangan sekolah.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi keuangan sekolah


Administrasi keuangan sekolah adalah langkah pengolahan keuangan
sekolah mulai dari penerimaan sampai dengan bagaimana mempertanggung-
jawabkan keuangan yang digunakan secara objektif dan sistematis.1 Mulyono
mengatakan bahwa administrasi keuangan sekolah adalah seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan atau diusahakan secara sengaja
dan sungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinyu terhadap biaya
operasional sekolah sehingga kegiatan pendidikan lebih efektif dan efisien
serta membantu pencapaian tujuan pendidikan.2
Jadi, administrasi keuangan sekolah adalah sebuah analisis terhadap
sumber pendapatan dan penggunaan biaya yang diperuntukkan untuk
pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Pengelolaan keuangan sekolah
merupakan kegiatan yang meliputi kegiatan perencanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan sekolah.

B. Tujuan Pengelolaan Keuangan Sekolah


Tujuan pengelolaan keuangan menurut A.M. Kadarman dan Jusuf
Udaya(1992) adalah :
a. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan keuangan
sekolah.
b. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.

1
Burhanudin, Analisis administrasi dan kepemimpinan pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta,1994
2
Mulyono, Manajemen Administrasi Dan Organisasi Pendidikan, Yogyakarta, Ar-Ruzz,2009
c. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan kreatifitas kepala sekolah dalam


menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang mengusai dalam
pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.3

C. Prinsip- Prinsip Pengelolaan Keuangan Sekolah

Pengelolaan keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip.


Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan
dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi,
dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu
mendapat penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut,
yaitu :

1. Transparansi

Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang


pengelolaan berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu
kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang pengelolaan keuangan yang
transparan berarti adanya keterbukaan dalam pengelolaan keuangan
lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan
jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggung jawabannya harus
jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan
untuk mengetahuinya. Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam
rangka meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah
dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah.
Disamping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal

3
Fauzan, Pengantar system administrasi pendidikan, Yogyakarta, UII Press,2016
balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga
sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di
dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.

Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga


sekolah dan orang tua siswa misalnya rencana anggaran pendapatan dan belanja
sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan pengumuman di ruang guru atau di
depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu
dapat dengan mudah mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa
jumlah uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk apa
saja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa
terhadap sekolah.

2. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang


lain karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk
mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di
dalam pengelolaan keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat
dipertanggung jawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan
peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang
secara bertanggung jawab. Pertanggung jawaban dapat dilakukan
kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar utama
yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu (1) adanya
transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan
dan mengikut sertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah ,
(2) adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, (3) adanya partisipasi
untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan
pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang
murah dan pelayanan yang cepat

3. Efektivitas

Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang


telah ditetapkan. Garner(2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam
lagi, karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan
tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan
pencapaian visi lembaga. Effectiveness ”characterized by qualitative
outcomes”. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes.
Pengelolaan keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau
kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai
aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan
dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.

4. Efisiensi

Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan.


Efficiency”characterized by quantitative outputs”. Efisiensi adalah
perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran
(output) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi
tenaga, pikiran, waktu, biaya.4

4
https://amiamaliahanii-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/amiamaliahanii.wordpress.com/2012/05/30/pengelolaan-
keuangan-
pendidikan/amp/?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCKAE%3D#aoh=15746886039
163&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=
https%3A%2F%2Famiamaliahanii.wordpress.com%2F2012%2F05%2F30%2Fpengelolaan-
keuangan-pendidikan%2F
D. Konsep dasar Administrasi keuangan

Kondisi sebuah perusahaan akan selalu terkait erat dengan faktor keuangan
yang dimilikinya. Karena keuangan ini begitu penting, maka setiap individu yang
berperan dalam perusahaan harus memahami tentang konsepnya. Di bawah ini kita
akan membahas urutan 6 (enam) konsep keuangan yang disusun Mary Beth
Storjohann seorang pakar perencana keuangan terkenal di San Diego.

1. Nilai Pendapatan Bersih

Pendapatan bersih merupakan ukuran bagi kesehatan keuangan sebuah


perusahaan. Cara menghitungnya adalah dengan mengurangi total aset dengan jumlah
total utang. Jika hasil tidak menunjukkan angka minus, berarti perusahaan berada
dalam kondisi aman. Jika tidak, berarti perusahaan berada dalam kondisi rawan dan
mungkin butuh strategi untuk memperbesar pemasukan.

2. Inflasi

Menurut Barro dan Robert J dalam bukunya Macroeconomi, inflasi adalah


suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan
dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti
konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu
konsumsi atau bahkan spekulasi, hingga termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran
distribusi barang.

Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang
secara terus-menerus. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan
dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus, serta
saling memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.

3. Likuiditas
Pengertian Likuiditas menurut Kamus Keuangan adalah kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain adalah
kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang
segera harus dibayar dengan harta (aktiva) lancarnya.

4. Bear Market

Bear market sering digunakan untuk menyebut periode penurunan harga surat
berharga sebesar 20% atau lebih. Bear market pada saham dipicu ketika investor
menjual saham, umumnya untuk mengantisipasi memburuknya kondisi ekonomi dan
penurunan keuntungan perusahaan.

5. Toleransi Risiko

Toleransi risiko adalah ukuran dari tingkat ketidakpastian yang bersedia


diterima oleh seorang investor atau pengusaha sehubungan perubahan negatif
terhadap bisnis atau aset. Seberapa tingginya toleransi risiko tergantung pada
seberapa agresif seorang investor atau pengusaha dalam berinvestasi. Toleransi
risiko tidak hanya bergantung pada kondisi emosional seseorang, tetapi juga dari
perkiraan seberapa banyak waktu, potensi penghasilan dan aset yang akan bisa
dimiliki di masa depan.5

E. Sumber- sumber Dana Pendidikan


Menurut Nanang Fattah, Sumaber-sumber yang digunakan bagi alokasi
pembiayaan pendidikan adalah sebagai berikut6

5
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-6-konsep-dasar-keuangan-penting-yang-harus-anda-
ketahui/.com
6
Kompri, Manajemen Pendidikan-2, Bandung, Alfabeta, 2014
1. Dana Sumber APBN
Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, sumber
pendanaan pendidikan Indonesia ditanggulangi oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah,dan masyarakat dari alokasi dana sebesar 20% dari
APBN dan APBD. Dana yang bersumber dari APBN diperuntukkan
bagi pembangunan dan pembiayaan rutin. APBN adalah anggaran
yang diatur dan dikelola oleh peemrintah pusat. Pada dasarnya
pengeluaran dana ini merupakan tanggung jawab Presiden. Namun
Presiden mendelegasikan tugas tersebut kepada menteri keuangan dan
penndelegasian terus ke bawah sampai akhirnya dana tersebut diterima
oleh kepala sekolah yang sekaligus merupakan tanggung jawab kepada
sekolah masing-masing.
2. Dana dari APBD
Dana APBD dapat berasal dari tingkat I maupun daerah tingkat
II. Biasanya dana tersebut tergantung pada kemampuan keuangan
pemerintah setempat, dan daerah lain. Dana pendidikan yang berasal
dari APBD dapat diperuntukkan sama dengan dana yang berasal dari
APBN, yakni bisa untuk pendanaan rutin dan juga bisa untuk
pendanaan pembangunan, hal ini tergantung pada kebutuhan yang
diperlukan oleh sekolah. Untuk pembiayaan rutin contohnya
membayar gaji tenaga honorer atau guru bantu, sedangkan pembiayaan
pembangunan dapat direalisasikan untuk rehabilitasi gedung, sarana
olah raga, dan sejenisnya.7
3. Dana yang Berasal dari Orang Tua Murid
Sekolah mempunyai badan perkumpulan bagi orang tua murid.
Nama badan tersebut sekarang adalah komite sekolah. Lembaga ini
sangatlah berperan. Salah satunya adalah membantu sebagai

7
Kompri, Manajemen Pendidikan-2., 326-327
penyandang dana bagi sekolah dalam penyelenggaraan program-
programnya. Namun belakangan dana ini mulai dibatasi oleh berbagai
kebijakan pemerintahterutama untuk sekolah dasar dan sekolah
lanjutan pertama, yang tujuannya untuk mendukung program
pemerintah mengenai wajib belajar di tingkat dasar. Tetapi di balik
kebijakan-kebijakan itu pemerintah tidak mempunyai kekuasaan untuk
menanggung semua pendanaan untuk program-program suatu lembaga
pendidikan.8
Contoh dana yang berasal dari orang tua murid ini diantaranya:
a. Sumbangan Pelaksanaan Pendidikan (SPP)
b. Bantuan Pengembangan Pendidikan (BPP)
c. Biaya Pendaftaran Murid Baru
d. Biaya Ujian Akhir
e. Iuran Ekstra Kurikuler
f. Iuran Perpustakaan
g. Bantuan-bantuan lain yang ditentukan sekolah.

4. Dana dari Sumber Lain


Dana dari sumber lain selain tiga sumber diatas, sifatnya tidak
mengikat dan lebih bersifat partisipatif sukarela, seperti dana dari para
alumni, infak, dan sedekah dari para dermawan, sumbangan dari badan-
badan usaha atau sejenisnya, serta unit usaha sekolah seperti kantin
sekolah, koperasi sekolah, dan penyewaan gedung dan fasilitas milik
sekolah dan bunga tabungan sekolah.9
F. Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah
Kepala sekolah wajib menyampaikan laporan di bidang
keuangan terutama mengenai penerimaan dan pengeluaran keuangan

8
Kompri, Manajemen Pendidikan-2., 326-327
9
Mumuh, Yeti, Manajemen Sumber Daya Pendidikan, Bandung, CV Pustaka Setia, 2014
sekolah. Pengevaluasian dilakukan setiap triwulan atau per semester.
Dana yang digunakan akan dipertanggung jawabkan kepada sumber
dana. Jika dana tersebut diperoleh dari orang tua siswa, maka dana
tersebut akan dipertanggung jawabkan oleh kepala sekolah kepada
orang tua siswa. Begitu pula jika dana tersebut bersumber dari
pemerintah maka akan dipertanggung jawabkan kepada pemerintah.

Pengelola anggaran sekolah biasanya adalah kepala sekolah,


tetapi bisa juga guru berpengalaman (senior) atau anggota komite
sekolah. Disekolah-sekolah yang lebih besar, mungkin ada pihak lain
yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sebagian anggaran. Secara
khusus, pengendalian anggaran terdiri dari serangkaian kegiatan
pemeriksaan dan persetujuan untuk memastikan bahwa:

1. Dana dibelanjakan sesuai rencana,


2. Ada kelonggaran dalam penganggaran untuk pembayaran pajak,
3. Pembelanjaan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia
4. Dana tidak dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak
disetujui atau diberikan kepada pihak penerima tanpa persetujuan.
Hasil analisis kebutuhan secara logis diklasifikasikan ke dalam
kelompok staf, materi kurikulum, barang, jasa, pemeliharaan bangunan,
dsb. Pengelola anggaran sekolah diharapkan membelanjakan uang sesuai
alokasi dana yang direncanakan. Setiap perubahan anggaran harus
disetujui oleh komite sekolah bila memang harus ada perubahan dalam
tahun berjalan.10

10
https://amiamaliahanii-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/amiamaliahanii.wordpress.com/2012/05/30/pengelolaan-
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Administrasi keuangan merupakan salah satu substansi administrasi


sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di
sekolah. administrasi keuangan merupakan tindakan pengurusan /
ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan,
pertanggung jawaban dan pelaporan. Dengan demikian, manajemen
keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur
keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan,
pengawasan dan pertanggung jawaban keuangan sekolah.

Melalui kegiatan administrasi keuangan maka kebutuhan pendanaan


kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan
secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program
sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan
adalah untuk Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan
sekolah, meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah dan
untuk meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Pengelolaan administrasi keuangan sekolah perlu diawali dengan


perencanaan yang sebaik-baiknya karena perencanaan akan menjadi peta atau
pedoman jalannya pengelolaan administrasi keuangan sekolah. Pengelolaan

keuangan-
pendidikan/amp/?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCKAE%3D#aoh=15746886039
163&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=
https%3A%2F%2Famiamaliahanii.wordpress.com%2F2012%2F05%2F30%2Fpengelolaan-
keuangan-pendidikan%2F
administrasi keuangan juga perlu menerapkan prinsip-prinsip agar dalam
pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan perencanaan, dapat berjalan
dengan transparan, efektif dan efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Burhanudin, Analisis administrasi dan kepemimpinan pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta,1994

Mulyono, Manajemen Administrasi Dan Organisasi Pendidikan, Yogyakarta, Ar-Ruzz,2009

Fauzan, Pengantar system administrasi pendidikan, Yogyakarta, UII Press,2016

https://amiamaliahanii-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/amiamaliahanii.wordpress.com/2012/05/30/pengelolaan-
keuangan-
pendidikan/amp/?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCKAE%3D#aoh=15746886039
163&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=
https%3A%2F%2Famiamaliahanii.wordpress.com%2F2012%2F05%2F30%2Fpengelolaan-
keuangan-pendidikan%2F

Kompri, Manajemen Pendidikan-2, Bandung, Alfabeta, 2014

Mumuh, Yeti, Manajemen Sumber Daya Pendidikan, Bandung, CV Pustaka Setia, 2014

Anda mungkin juga menyukai