TENTANG
10. Keputusan Menetri Kesehatan Nomor 436 tahun 1993 tentang berlakunya
Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Pelayanan Medis;
12. Qanun Aceh Nomor 5 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan ata Kerja
Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam;
13. Peraturan…./2
13. Peraturan Bupati Nomor : 29 tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal
RSU Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya;
MEMUTUSKAN
PERTAMA : Membentuk Komite pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit dan Tim
PPIRS/Survailans Aktif pada RSU Teungku Peukan dengan susunan
personalianya sebagaimana tercantum dalam daftar lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit RSU Teungku
Peukan mempunyai tugas :
1. Membuat dan Mengevaluasi kebijakan PPIRS;
2. Melaksanakan dan mensosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat
dipahami dan dilaksanakan oleh petugas Rumah Sakit;
3. Membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) PPIRS;
4. Menyusun dan mengevaluasi pelaksanaan program PPIRS, Pendidikan dan
Pelatihan PPI;
5. Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau
KLB infeksi nosokomial;
6. Memberi masukan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi;
7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan Rumah Sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI;
8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan
aman bagi yang menggunakan;
9. Mengidentifikasi temuan dilapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit;
10. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang
rasional di Rumah Sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan
resistensinya terhadap antibiotika dan menyebar luaskan data resistensinya
terhadap antibiotika;
11. Menyiapkan surat-menyurat yang diperlukan (undangan rapat, membuat
notulen rapat dan lain-lain);
12. Membagikan undangan kepda peserta;
13. Turut menyusun kebijakan Clinical Governance dan Patient Safety;
14. Memberi masukan menyangkut kontruksi banguan dan pengadaan alat dan
bahan kesehatan, renovasi ruang rawat, cara pemprosesan alat,
penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI;
15. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari
SPO, dan menentukan sikap penutupan ruang rawat bila diperlukan karena
potensial menyebarkan infeksi.
KETIGA : Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit dan Tim
PPIRS/Survailans Aktif pada RSU Teungku Peukan mempunyai tugas :
1. Mengunjungi ruang rawat setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang
terjadi di lingkungan kerjanya, baik rumah sakit maupun fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya;
2. Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SOP dan kewaspadaan isolasi;
3. Melaksanakan surveilance infeksi dan surveilans aktif tentang penyakit serta
melaporkan kepada Komite PPIRS yang selanjutnya dikirim ke Dinas
Kesehatan Provinsi;
4. Bersama Komite PPIRS melaksanakan pelatihan petugas kesehatan tentang
PPI dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;
5. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama Komite PPI
memperbaiki kesalahan yang terjadi;
6. Melakukan audit pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk terhadap
limbah, loundry, gizi dan lain-lain dengan menggunakan daftar tilik;
7. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite PPI;
8. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI;
9. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan
keluarga pasien tentang infeksi yang sedang berkembang di masyakarat;
10. Sebagai coordinator antara bagian/instalasi dalam mendeteksi, mencegah
dan mengendalikan infeksi rumah sakit.
KEEMPAT : Komite PPIRS dan Tim PPIRS/Tim Surveilans pada RSU Teungku Peukan
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur RSU
Teungku Peukan.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan, dan apabila dikemudian hari
terhadap kekeliruan dalam penetapan ini akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan : di Blangpidie
Pada tanggal : 05 Mei 2015 M
17 Rajab 1436 H