Anda di halaman 1dari 34

MK.

DENDROLOGI

MORFUS BATANG &


AKAR POHON

Siva Devi Azahra.S.Hut. M.Si

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
MORFUS
BATANG
(caulis)
Sifat-Sifat Batang
 Merupakan sumbu tubuh pohon dan memiliki arah tumbuh cabang yang
berbeda-beda
 Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder (atau dapat pula
mempunyai bentuk lain)
 Tumbuhnya biasanya keatas, menuju cahaya atau matahari → bersifat
fototrop/heliotrop
 Selalu bertambah panjang di ujungnya karena merupakan
perkembangan dari meristem apikal/meristem ujung pohon →
sehingga jumlah sel makin banyak dan semakin memanjang
Perbedaan faktor genetik & faktor lingkungan
→ menyebabkan variasi bentuk batang, permukaan batang, ada/tidak
adanya getah, arah dan dalamnya alur batang, retak pada kulit,
warna kulit,dll
Fungsi Batang

 Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah (daun,


bunga, dan buah)
 Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi (penyerapan)
 Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari akar ke bagian atas
tubuh tumbuhan dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari
tubuh tumbuhan atas ke bawah.
 Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.
Perkembangan Batang
Pokok

1) Perkembangan monopodial
Perkembangan batang pokok tidak terbagi
Ciri : batang pokok tampak jelas, batang lebih besar dan panjang dan
pertumbuhannya lebih cepat dibanding cabang-cabangnya
2) Perkembangan simpodial
Batang pokok berkembang terbagi dua atau lebih
Ciri : antara batang pokok dan cabang sulit didbedakan
3) Perkembangan dikotomi
Ciri : setiap bercabang, menjadi dua sama besar
Morfologi luar :
bentuk & sifat batang
 Pada bagian terluar batang
 Dari pangkal hingga ujung batang
terlihat adanya damar yang
berbentuk siindris dengan
keluar melalui kulit batang diameter yang relatif sama
 Contoh : Dipterocarpaceae  Contoh : Palaquium spp. (nyatoh)
Dyera costulata (jelutung)
Batang hitam
Batang berlekuk
 Batangnya didominasi oleh
 Batang memiliki lekukan-
warna gelap (hitam)
lekukan dari pangkal hingga
ujungnya
 Contoh : Diospyros celebica (eboni)
 Contoh : Inocarpus fagiferus
(gayam)
Morfologi luar :
Permukaan Batang
BATANG BERALUR
(grooved atau sulcatus)

 Pada permukaannya terdapat alur-alur


membujur yang terlihat jelas

 Kondisi alur relatif dalam

 Contoh : berbagai jenis pinus, cemara


(Casuarina equisetifolia),mindi (Melia
azedarach), pasang (Lithocarpus sundaicus)

Pinus
(Pinus merkusii)
RETAK-RETAK MEMBUJUR

 Pada permukaannya retak-retak


membujur

 Pola retakan tidak dalam

 Contoh : mangga (Mangifera indica),


durian (Durio sp)

Mangga
(Mangifera indica),
BATANG BERSERPIH
(scaberus)

 Kulit batang mengelupaskarena banyak


bagian kulit yang matidan mengelupas
sehingga tampak berserpih

 Contoh : kayu putih (Malaleuca cajuputi),


angsana (Pterocarpus indicus), bungur
lilin (Lagerstroemia speciosa)

kayu putih
(Malaleuca cajuputi)
BATANG BEDURI
(thorny atau spinosus)

 Pada batang,dahan, dan ranting


permukaannya terdapat duri

 Duri → perluasan pertumbuhan korteks


dan epidermis batang

 Contoh : randu (Ceiba pentandra), pilang


(Acacia leucophloea)

Randu
(Ceiba pentandra)
BATANG KASAR
(coriaceus)

 Permukaannya kasar, kulit batang retak-


retak

 Contoh :jati (Tectona grandis), puspa


(Schima wallichii), mahoni daun besar
(Swietenia macrophylla)

jati
(Tectona grandis)
BATANG BERBEKAS
(scarred atau asperus)

 Pada permukaan batangnya terdapat bekas


luka atau goresan →bekas tempat
melekatnya daun/daun penumpu

 Contoh : kelapa (Cocos nucifera), pinang sirih


(Areca catechu),lontar (Borassus flabellifer)

 Pada famili Magnoliaceae dan Moraceae


terdapat bekas cincin mengelilingi batang →
lingkaran penumpu

 Contoh : nangka (Artocarpus heterophyllus),


karet kebo (Ficus elastica), sukun
(Artocarpus communis) kelapa
(Cocos nucifera)
BATANG BERLENTISEL
(lentilosus)

 Pada batangnya terdapat banyak lentisel


(mulut kulit)

 Contoh : sengon laut (Paraserienthes


falcataria), kenari(Canarium vulgare),
damar putih (Agathis alba)

sengon laut
(Paraserienthes falcataria),
BATANG HALUS
(glabellus)

 Permukaannya halus

 Ada kelupasan namun tipis

 Contoh : jambu biji (Psidium guajava),


merbau darat (Intsia palembanica),
sengon laut (Paraserienthes falcataria)

jambu biji
(Psidium guajava)
Morfologi luar :
Banir (buttress)
Banir kuncup
(steep butress)

 Bagian pangkalnya melebar hingga pada


ketinggian tertentu dan memipih searah
dengan akar horizontal

 Contoh : Canarium decumanum (kenari


babi), Palaquium rostratum (nyatoh),
meranti (Shorea leprosula)

meranti (Shorea leprosula)


Banir menjalar
(spreading buttres)

 Banir rendah, namun tumbuhnya menjalar

 Contoh : kempas (Koompassia exelca),


keranji (Dialium sp)

kempas (Koompassia exelca)


Banir papan
(Plank-like buttres)

 Banir berbentuk seperti papan,


tumbuh secara horizontal

 Contoh : Medang (Terminalia


subspathulata)

Medang (Terminalia subspathulata)


Morfologi dalam :
Bahan Ekstraktif pada
Batang
Bahan Ekstraktif

 Bahan/zat ekstraktif → zat organik yang terdapat dalam kayu atau


kulitnya
→tidak semua pohon menghasilkan bahan
ekstraktif
→jumlahnya sedikit (hanya beberapa persen dari
massa kayu) namun berpengaruh besar
terhadap sifat dan kualitas kayu secara
alamiah
→terdapat pada saluran getah/saluran resin
dalam batang
 letak saluran getah/resin pada daun jarum → umumnya horizontal
dalam batang
letak saluran getah/resin pada daun lebar → umumnya arahnya
longitudinal dan horizontal
 perbedaan saluran getah/resin dengan pori-pori kayu → saluran
getah/resin tidak memiliki dinding nyata sedangkan pori-pori kayu
berdinding nyata
Getah putih-Getah kuning

Apocynaceae (jelutung), Moraceae


(nangka-nangkaan),Sapotaceae (sawo- Clusiaceae (Manggis-manggisan)
sawoan), Euphorbiaceae (Karet-karetan)
Getah hitam-Getah merah

Anacardiaceae (mangga-manggaan), Myristicaceae (Pala-palaan),


umumnya menimbulkan gatal, panas angsana (Pterocarpus indicus)
pada kulit
MORFUS
AKAR
(radix)
Sifat-sifat Akar

Merupakan hasil meristem apikal yang terdapat pada ujung akar


Akar pohon umumnya melakukan penetrasi jauh lebih dalam ke
tanah dan akar cabang melebar lebih luas dari ukuran tajuk pohon
Pohon-pohon beradaptasi dengan memiliki pangkal batang berbanir
dan pola perakaran tertentu sesuai habitat tumbuhnya
Berdasarkan sifat-sifat tersebut maka :
• Dalam kaitannya dengan kualitas kayu, manajemen sistem perakaran
perlu dipahami mengingat kemampuan serapan air, hara dan mineral
oleh akar cenderung berbeda-beda.
• Dalam rangka mendukung hal tersebut seorang silvikulturis perlu
memadukan antara manajemen arsitektur pohon dengan arsitektur
akar agar diperoleh kualitas kayu yang diinginkan sesuai tujuan
penggunaannya.
Fungsi Akar

Menyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan


Menyerap air dan zat hara dari dalam tanah
Mengangkut zat-zat makanan dari dalam tanah ke tubuh tumbuhan
Menyimpan cadangan makanan (misal : ubi, wortel)
Sebagai alat respirasi (misal: tumbuhan bakau, beringin)
Sebagai alat pelekat pada tumbuhan lain atau tempat hidup tertentu
(misal: anggrek,sirih)
Morfologi luar :
Akar
AKAR LUTUT AKAR TUNJANG
(knee root) (stilt root)

Bruguiera Rhizophora apiculata, Rhizophora


cylindrica, Bruguiera mucronata dan Rhizophora stylosa.
gymnorrhiza dan Brugui
era parfivlora.
AKAR NAFAS AKAR GANTUNG
(Pneumatofora) (Aerial root)

Avicennia alba, Xylocarpus Rhizophora, Avicennia dan Acanthus.


moluccensis dan Sonneratia alba.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai