Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR-FAKTOR KETERLAMBATAN STUDI MAHASISWA

PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Aprizal Buansah
Program Studi Pendidikan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial Univeritas Negeri Padang
Email: aprizalbuansah@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor keterlambatan penyelesaian studi
mahasiswa Pendidikan Geografi tahun masuk 2010-2013 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Geografi FIS
UNP. Informan dalam Penelitian ini ditentukan dengan teknik Purposive Sampling yaitu teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Dengan melakukan wawancara,
observasi dan dokumentasi.
Penelitian ini menemukan: (1) faktor internal penyebab keterlambatan penyelesaian studi yaitu
ketidakmampuan informan untuk mengambil kesempatan dan mengatur waktu dengan baik untuk
menyelesakan studinya. Selain itu minat, bakat, dan motivasi, serta tingkat kecerdasan informan yang
masih kurang yang menyebabkan hasil belajar kurang memuaskan, (2) Faktor eksternal keadaan
lingkungan dan faktor-faktor instrumental berpengaruh terhadap proses belajar informan namun tidak
mempengaruhi keterlambatan studi.

Kata Kunci:Keterlambatan Studi, Faktor Internal, Faktor Eksteranl

ABSTRACT
This study aims to describe the factors of delay in the completion of the study of Geography
Education students in 2010-2013 Department of Geography Faculty of Social Sciences Universitas
Negeri Padang.
The type of this research is descriptive qualitative. This research was conducted in Geography
Department of FIS UNP. Informants in this study is determined by Purposive Sampling technique is the
data source sampling technique with certain considerations. By conducting interviews, observation and
documentation.
This study found: (1) internal factors causing delays in the completion of the study ie the inability
of informants to take the opportunity and set the time well to finish his studies. In addition, interest,
talent, and motivation, as well as the level of informant intelligence is still lacking that lead to less
satisfactory learning outcomes. (2) External factors of environmental conditions and instrumental factors
affect the informant's learning process but not affect the delay in the study.

Keywords: Study Delay, Internal Factors, External Factors

1
Artikel ini ditulis dari skripsi Aprizal Buansah dengan judul Faktor-faktor Keterlambatan Studi
Mahasiswa Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
2
Dosen Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang Dosen Pembimbing I
Drs.Surtani, M.PddanPembimbing II Dr. Khairani, M.Pd
519

PENDAHULUAN yang berkualitas dan demokratis


Menurut Undang-undang No. melalui pengoptimalan sumber daya
23 Tahun 2003 tentang sistem secara mandiri dan kerjasama antar
pendidikan Nasional, “Pendidikan lembaga, berdasarkan nilai-nilai
adalah usaha sadar dan terencana ketaqwaan.
untuk mewujudkan suasana belajar Menurut peraturan menteri
dan proses pembelajaran agar peserta riset, teknologi, dan pendidikan
didik secara aktif mengembangkan tinggi Republik Indonesia Nomor 44
potensi dirinya untuk memiliki Tahun 2015 tentang standar nasional
kekuatan spiritual keagamaan, pendidikan tinggi pasal 16 ayat 1d
pengendalian diri, kepribadian, bahwa masa dan beban belajar
kecerdasan, akhlak mulia, serta program pendidikan sarjana paling
keterampilan yang diperlukan lama 7 tahun, dengan beban belajar
dirinya, masyarakat, bangsa, dan mahasiswa paling sedikit 144 SKS.
negara”. Aturan masa studi ini juga sesuai
Pendidikan merupakan suatu dengan peraturan akademik UNP
kebutuhan yang mendasar yang harus pasal 20 ayat 2, yakni untuk program
dipenuhi oleh setiap individu baik sarjana dengan beban sks 144 dan
secara formal maupun informal. dapat ditempuh dalam waktu kurang
Secara formal, Universitas Negeri dari 8 semester.
Padang (UNP) merupakan salah satu Beban studi mahasiswa untuk
perguruan tinggi yang tiap semester ditentukan oleh indeks
menyelenggarakan pendidikan di prestasi (IP). Berdasarkan peraturan
bidang kependidikan dan non Akademik UNP pasal 20 ayat 6, Jika
kependidikan yang bertujuan untuk IP mahasiswa diatas 2,00 maka dapat
mengembangkan sumber daya mengambil beban studi sebanyak 18
manusia (SDM) yang berkualitas SKS untuk setiap semesternya, bila
serta berlandaskan iman dan taqwa diakumulasikan untuk 8 semester
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal mahasiswa tersebut sudah
ini sesuai dengan visi misi UNP mengambil beban studi sebanyak 144
yakni menjadi salah satu universitas SKS. Namun untuk beban
unggul di kawasan Asia Tenggara di mahasiswa berprestasi tinggi (3,01-
bidang ilmu kependidikan, ilmu 4,00) setelah dua semester tahun
pengetahuan, teknologi, olahraga, pertama dapat ditambah hingga 64
dan seni pada tahun 2020 jam per minggu setara dengan 24
berdasarkan ketakwaan kepada SKS per semesternya. sehingga
Tuhan Yang Maha Esa, dan misinya mahasiswa tersebut bisa
yakni menyelenggarakan tridharma menyelesaikan studinya tepat
perguruan tinggi di bidang waktu.Sedangkan yang bermutu
kependidikan dan non kependidikan kualitatif sesuai dengan peraturan

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


520

akademik UNP pasal 69 ayat 2 ujian.Kegiatan akademik dan


adalah lulusan sarjana dengan kehidupan kampus sering terasa
prediket kelulusan dengan pujian berat. Belajar di Perguruan Tinggi
yakni dengan Indeks Prestasi merupakan sebuah perjuangan.
Kumulatif (IPK) lebih dari 3,50. Perjuangan itu yang meminta
Berkaitan dengan masa studi pengorbanan. Misalnya, pola hidup
mahasiswa, jika dilihat fenomena yang harus disesuaikan,waktu
yang terjadi dilapangan dari 34.061 bersama teman yang harus dikurangi
jumlah mahasiswa UNP tahun masuk secara drastis. Penyesuaian itu semua
2010-2103 hanya 22.314 mahasiswa sering terasa tidak menyenangkan
yang telah menyelesaikan studinya (Ginting, 1997:1).
terhitung peride juli-desember 2017. Berdasarkan hasil wawancara
jika dipersentasikan hanya 65,5% dengan beberapa mahasiswa
dari total keseluruhan mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi
UNP tahun masuk 2010-2013. masalah lain yang sering dihadapi
Fakultas Ilmu Sosial dengan 5 mahasiswa dalam menyelesaikan
jurusan yang dibawahinya yakni adalah kurangnya minat mahasiswa
jurusan sejarah, jurusan sosiologi, terhadap Jurusan Geografi itu sendiri
jurusan geografi, jurusan ilmu sosial yang mengakibatkan mahasiswa
dan politik, dan jurusan ilmu sering tidak masuk saat perkuliahan,
administrasi negara dengan total kemampuan akademik mahasiswa
jumlah 2.448 orang mahasiswa tahun yang kurang baik dapat dilihat dari
masuk 2010, 2011, 2012, dan 2013, hasil belajar tiap semester yang
hanya 1469 orang yang mampu didapatkan. Faktor lainnya yaitu
menyelesaikan studinya terhitung keadaan ekonomi keluarga yang
periode juli-desembeer 2017, jika kurang mampu memenuhi kebutuhan
dipersentasikan hanya mencapai saat perkuliahan yang sebagian
60%. Peralihan dari pendidikan mahasiswa harus bekerja sampingan
menengah ke pendidikan tinggi selain kuliah sebagai tugas utama
sering menimbulkan kesulitan bagi dalam studinya, selanjutnya yaitu
sebagian mahasiswa baru. Belajar Program Pengalaman Lapangan
dan hidup dikampus terasa berbeda Kependidikan yang dilaksanakan di
dengan di SMA. Perlakuan yang semester delapan dan diluar kota
diterima mahasiswa di perguruan mengakibatkan mahasiswa sulit
tinggi berbeda dengan yang di alami membagi waktu untuk dapat
siswa di sekolah. Di Perguruan menyelesaikan studinya tepat waktu.
Tinggi, banyak kegiatan yang harus Bila hal ini dibiarkan maka
dilakukan, seperti mengikuti kuliah, akan terjadi penumpukan mahasiswa
mengerjakan praktikum, membuat yang menyebabkan terganggunya
laporan, dan menempuh sub sistem perguruan tinggi yang lain

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


521

serta akan menjadi kendala bagi (Hamalik, 2012:27). Dalam beberapa


UNP untuk mencapai visi misi pendapat di atas terdapat hal
menjadi universitas yang unggul dan mendasar yang disepakati dan dapat
bermutu tinggi. Menurut Prayitno diambil kesimpulan bahwa dalam
(2015:279-280) masalah belajar proses belajar terdapat perubahan
memiliki bentuk yang banyak dalam tingkah laku. Begitu pula
ragamnya, yang pada umunya dapat halnya ketika belajar di Perguruan
digolongkan atas keterlambatan Tinggi, tetap yang dituntut adalah
akademik, ketercepatan dalam perubahan tingkah laku ke arah yang
belajar, sangat lambat dalam belajar, lebih baik.
kurang motivasi dalam belajar, Memasuki dunia perguruan
bersikap dan berkebiasaan buruk tinggi berarti melibatkan diri dalam
dalam belajar. situasi hidup dan situasi akademis
Bayaknya mahasiswa UNP yang secara fundamental berbeda
yang tidak mampu menyelesaikan dengan apa yang pernah dialami
studinya tepat waktu merupakan dalam lingkungan sekolah lanjutan
masalah belajar yang tergolong atas. Sebagai konsekuensinya, setiap
kepada keterlambatan akademik, orang yang memasuki perguruan
yakni posisi mahasiswa yang tinggi wajib melakukan adaptasi
sebenarnya mampu menyelesaikan dengan dunia perkuliahan, terutama
studi tepat waktu akan tetapi karena adaptasi pola berfikir, belajar,
beberapa faktor sehingga terlambat berekreasi, bertindak/ beramal dalam
dalam penyelesaian studi. mengamali kehidupan kampus
Menurut Muhibbin Syah (Burhanuddin, 2004:1).
(2012:68), Secara umum belajar Peralihan dari pendidikan
dapat dipahami sebagai tahapan menengah ke pendidikan tinggi
perubahan seluruh tingkah laku sering menimbulkan kesulitan bagi
individu yang relatif menetap sebagai sebagian mahasiswa baru. Belajar
hasil pengalaman dan interaksi dan hidup di kampus terasa berbeda
dengan lingkungan yang melibatkan dengan di SMA. Perlakuan yang
proses kognitif. Belajar ialah suatu diterima mahasiswa di perguruan
proses usaha yang dilakukan tinggi berbeda dengan yang dialami
seseorang untuk memperoleh suatu siswa di sekolah. Di Perguruan
perubahan tingkah laku yang baru Tinggi, banyak kegiatan yang harus
secara keseluruhan, sebagai hasil dilakukan, seperti mengikuti kuliah,
pengalamannya sendiri dalam mengerjakan praktikum, membuat
interaksi dengan lingkungannya laporan, dan menempuh ujian.
(Slameto, 2010:2). Hasil belajar Kegiatan akademik dan kehidupan
bukan suatu penguasaan hasil latihan kampus sering terasa berat. Belajar di
melainkan pengubahan kelakuan Perguruan Tinggi merupakan sebuah

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


522

perjuangan. Perjuangan itu yang kesehatan badannya tetap terjamin


meminta pengorbanan. Misalnya, dengan cara selalu mengindahkan
pola hidup yang harus disesuaikan, ketentuan-ketentuan tentang bekerja,
waktu bersama teman yang harus belajar, istirahat, tidur, makan,
dikurangi secara drastis. Penyesuaian olahraga, rekreasi, dan ibadah.
itu semua sering terasa tidak Suryabrata (1989:10)
menyenangkan (Ginting, 1997:1). menyatakan bahwa orang yang
Di perguruan tinggi harus bisa belajar dalam keadaan segar
belajar secara mandiri, tetapi bukan jasmaninya akan mendapatkan hasil
berarti tidak bekerjasama dengan yang lebih bagus dari pada orang
teman. Mahasiswa di perguruan yang belajar dalam keadaan
tinggi harus bisa berdiri sendiri, kelelahan. Begitu juga dengan anak-
dalam artian untuk tidak bergantug anak yang kekurangan gizi, ternyata
kepada orang lain karena mahasiswa kemampuan belajarnya di bawah
dituntut untuk lebih aktif dan anak-anak yang cukup gizinya,
mandiri. Kondisi umum jasmani dan karena mereka lekas lelah, mudah
tonus (tegangan otot) yang menandai mengantuk, dan tidak mudah
tingkat kebugaran organ-organ tubuh menerima pelajaran. Disamping
dan sendi-sendinya, dapat kondisi fisiologis secara umum, hal
mempengaruhi semangat dan yang tidak kalah pentingnya adalah
intensitas siswa dalam mengikuti kondisi panca indera, terutama
pelajaran. Kondisi organ tubuh yang penglihatan dan pendengaran.
lemah, dapat menurunkan kualitas Sebagian besar yang dipelajari oleh
ranah cipta (kognitif) sehingga manusia, dipelajarinya dengan
materi yang dipelajarinya pun kurang menggunakan penglihatan dan
atau tidak berbekas (Syah, 2012:146- pendengaran (Suryabrata, 1989:10).
147). Tingkat kesehatan indera
Menurut Slameto (1995:54) pendengar dan indera penglihat
kesehatan seseorang berpengaruh sangat mempengaruhi kemampuan
terhadap belajarnya. Proses belajar siswa dalam menyerap informasi dan
seseorang akan terganggu jika pengetahuan, khususnya yang
kesehatan seseorang terganggu, disajikan dalam kelas (Syah,
selain itu juga ia akan cepat lelah, 2012:147). Daya pendengaran dan
kurang bersemangat, mudah pusing, penglihatan yang rendah akan
ngantuk jika badannya lemah, kurang menyulitkan proses menyerap item-
darah ataupun ada gangguan- item informasi yang bersifat echoic
gangguan atau kelainan-kelainan dan iconic (gema dan citra). Akibat
fungsi alat inderanya serta tubuhnya. negatif selanjutnya adalah
Agar seseorang dapat belajar dengan terhambatnya proses informasi yang
baik haruslah mengusahakan

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


523

dilakukan sistem memori peserta anak-anak yang cukup gizinya,


didik tersebut. karena mereka lekas lelah, mudah
Secara umum faktor-faktor mengantuk, dan tidak mudah
yang mempengaruhi proses dan hasil menerima pelajaran.Disamping
belajar ada dua, yaitu faktor luar kondisi fisiologis secara umum, hal
(eksternal) dan faktor dalam yang tidak kalah pentingnya adalah
(internal). Faktor luar dapat dibagi kondisi panca indera, terutama
menjadi dua, yaitu (1) lingkungan, penglihatan dan pendengaran.
yang terdiri dari lingkungan alami Sebagian besar yang dipelajari oleh
dan lingkungan sosial, (2) manusia, dipelajarinya dengan
instrumental, yang meliputi menggunakan penglihatan dan
kurikulum, program, sarana dan pendengaran (Suryabrata, 1989:10).
prasarana, serta dosen. Sedangkan Tingkat kesehatan indera
faktor dalam juga dapat dibagi dua, pendengar dan indera penglihat
yaitu (1) fisiologis, yang meliputi sangat mempengaruhi kemampuan
kondisi fisiologis umum dan kondisi siswa dalam menyerap informasi dan
panca indera, (2) psikologis, yang pengetahuan, khususnya yang
terdiri dari minat, kecerdasan, bakat, disajikan dalam kelas (Syah,
dan motivasi. 2012:147). Daya pendengaran dan
Kondisi umum jasmani dan penglihatan yang rendah akan
tonus (tegangan otot) yang menandai menyulitkan proses menyerap item-
tingkat kebugaran organ-organ tubuh item informasi yang bersifat echoic
dan sendi-sendinya, dapat dan iconic (gema dan citra). Akibat
mempengaruhi semangat dan negatif selanjutnya adalah
intensitas siswa dalam mengikuti terhambatnya proses informasi yang
pelajaran. Kondisi organ tubuh yang dilakukan sistem memori peserta
lemah, dapat menurunkan kualitas didik tersebut.Menurut Arikunto
ranah cipta (kognitif) sehingga (1988:82) sarana pendidikan
materi yang dipelajarinya pun kurang merupakan semua penunjang bagi
atau tidak berbekas (Syah, 2012:146- proses belajar mengajar. Sedangkan
147). prasarana dapat diartikan sebagai
Suryabrata (1989:10) segala sesuatu yang dapat
menyatakan bahwa orang yang memudahkan dan melancarkan
belajar dalam keadaan segar pelaksanaan suatu usaha.
jasmaninya akan mendapatkan hasil Sarana pendidikan umumnya
yang lebih bagus dari pada orang mencakup semua fasilitas yang
yang belajar dalam keadaan secara langsung dipergunakan dan
kelelahan. Begitu juga dengan anak- menunjang proses pendidikan,
anak yang kekurangan gizi, ternyata seperti : meja, kursi, alat-alat atau
kemampuan belajarnya di bawah media pendidikan dan sebagainya.

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


524

Sedangkan yang dimaksud dengan Fokus utama penelitian ini


prasarana adalah yang secara tidak adalah menganalisis keterlambatan
langsung menunjang jalannya proses penyelesaian studi mahasiswa
pendidikan, seperti : gedung, jalan, Pendidikan Geografi angkatan 2010-
halaman dan lain sebagainya. Jadi 2013 dengan menjadi instrumen atau
sarana dan prasarana adalah alat alat penelitian adalah peneliti itu
penunjang keberhasilan suatu proses sendiri dan orang yang dianggap
upaya yang dilakukan di dalam lebih tahu dengan apa yang
pelayanan publik, karena apabila diharapkan.
kedua hal ini tidak tersedia maka Penelitian dilaksanakan di Kota
semua kegiatan yang dilakukan tidak Padang dimana pengambilan data
akan dapat mencapai hasil yang dikampus Fakultas Ilmu Sosial
diharapkan sesuai dengan rencana. Universitas Negeri Padang. Waktu
Agar mahasiswa mendapat penelitian dimulai sejak bulan
pengalaman yang lengkap sebagai November 2017.
pendidik, mahasiswa PLK harus Dalam penelitian ini yang
melaksanakan kegiatan pembelajaran dijadikan subjek penelitian adalah
(teaching) dan di luarpembelajaran dua orang dosen geografi serta
(nonteaching). Kegiatan mahasiswa pendidikan geografi
pembelajaran adalah kegiatan belajar angkatan 2010 berjumlah 2 orang,
dan pembelajaran. Mahasiswa PLK angkatan 2011 berjumlah 3 orang,
melakukan kegiatan sebagaimana angkatan 2012 berjumlah 5 orang,
pendidik profesional melaksanakan angkatan 2013 berjumlah 5 orang di
pembelajaran di kelas. Kegiatan Jurusan Geografi Fakultas Ilmu
mencakup kegiatan perencanaan dan Sosial Universitas Negeri Padang.
pelaksanaan pembelajaran, dan Dalam penelitian kualitatif,
penilaian.PLK bertujuan untuk yang menjadi alat pengumpulan data
memberi pengalaman nyata kepada atau instrumen penelitian adalah
mahasiswa agar dapat merasakan dan peneliti sendiri. Dalam pengumpulan
menjiwai tugas-tugas pendidik. data peneliti harus terjun langsung
Diharapkan setelah menyelesaikan kelapangan tanpa bisa diwakili.
PLK, mahasiswa memiliki Agar data yang dibutuhkan
kompetensi pendidik (kompetensi dapat dikumpulkan dengan baik
pedagogik, profesional, kepribadian, maka teknik pengumpulan data yang
dan sosial). digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara, dan
METODE PENELITIAN dokumentasi. Setelah melakukan
Penelitian ini tergolong ke observasi dan wawancara, dilakukan
dalam jenis penelitian deskriptif pencatatan dan alat perekam, yang
kualitatif. beertujuan untuk memperkuat

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


525

keabsahan dan mendukung data yang observasi, wawancara berstruktur,


diperoleh yang dilampirkan sesuai dokumentasi untuk menguji
dengan data dan persoalan penelitian. keakuratan data, triangulasi dalam
Beberapa langkah yang dapat pengujian kredibilitas data dilakukan
dilakukan untuk menganalisis data dengan cara mengecek data yang
menurut Sugiyono (2014:337) adalah telah diperoleh melalui beberapa
reduksi data, penyajian data, dan sumber untuk menguji kredibilitas
pengambilan keputusan.Data yang data.
diperoleh dicari maknanya dan
diambil kesimpulan yang pada HASIL PENELITIAN DAN
awalnya bersifat sementara, dan akan PEMBAHASAN.
berubah bila tidak ditemukan bukti- Banyaknya mahasiswa UNP
bukti yang kuat yang mendukung yang tidak mampu menyelesaikan
pada tahap pengumpulan data studinya tepat waktu merupakan
berikutnya. Tetapi apabila masalah belajar yang tergolong
kesimpulan yang dikemukakan pada kepada keterlambatan akademik,
tahap awal didukung oleh data-data yakni posisi mahasiswa yang
yang valid dan konsisten saat peneliti sebenarnya mampu menyelesaikan
kembali kelapangan mengumpulkan studi tepat waktu akan tetapi karena
data, maka kesimpulan yang beberapa faktor sehingga terlambat
dikemukakan merupakan kesimpulan dalam penyelesaian studi. Pada
yang kredibel. penelitian ini, peneliti
Keabsahan data diketahui mengkhususkan untuk melakukan
melalui jawaban informan pada kaset penelitian tentang faktor internal dan
data dan informan kepada waktu, faktor eksternal penyebab
tempat, dan situasi yang berbeda. keterlambatan studi mahasiswa
Pemeriksaan keabsahan data pendidikan Geografi. Setelah
diperoleh dengan beberapa cara dilakukan penelitian terhadap faktor-
antara lain adalah perpanjangan faktor keterlambatan studi
keikutsertaan, ketekunan mahasiswa pendidikan Geografi
pengamatan, pemeriksaan teman tahun masuk 2010-2013 dapat
sejawat, dan triangulasi. Teknik diketahui bahwa:
Triangulasi adalah suatu teknik untuk 1. FaktorFisiologis
memeriksa keabsahan data dengan Dari hasil penelitian di
memanfaatkan sesuatu di luar data lapangan ditemukan bahwa faktor
untuk pengecekan atau sabagai fisiologis secara umum dapat
pembanding terhadap data yang telah mempengaruhi proses belajar
diperoleh. mahasiswa. Kondisi organ tubuh
Teknik triangulasi yang lemah, dapat menurunkan
menggunakan berbagai cara seperti kualitas ranah cipta (kognitif)

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


526

sehingga materi yang dipelajarinya dapat menyelesaikan studinya dalam


pun kurang atau tidak berbekas waktu tujuh semester.Sedangkan
(Syah, 2012:146-147). panca indera, informan tidak
Dalam sebuah penelitian mngalami masalah yang berarti
skripsi pengaruh faktor internal walaupun ada sedikit gangguan saat
fisiologis terhadap hasil belajar belajar. Masalah tersebut bisa diatasi
ekonomi siswa di SMA Negeri 1 segera dengan sedikit istirahat dan
Sidamanik oleh Agustina (2016) menggunakan alat bantu seperti kaca
ditemukan bahwa berpengaruh mata untuk yang memiliki masalah
secara signifikan dengan nilai t hitung dengan penglihatan.
3,083 > t tabel 1,666 dengan sig 0,003 2. FaktorPsikologis
< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Minat, bakat, motivasi dan
faktor fisiologis berpengrauh tingkat kecerdasan seorang
terhadap proses belajar. Proses mahasiswa sangat mempengaruhi
belajar seseorang akan terganggu jika proses belajarnya di kampus.
kesehatan seseorang terganggu, Menurut Hamalik (2012:33), murid
selain itu juga ia akan cepat lelah, yang cerdas akan lebih berhasil
kurang bersemangat, mudah pusing, dalam kegiatan belajar, karena ia
ngantuk jika badannya lemah, kurang lebih mudah menangkap dan
darah ataupun ada gangguan- memahami pelajaran dan lebih
gangguan atau kelainan-kelainan mudah mengingat-ingatnya. Menurut
fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Muhibbin Syah (2012:152) minat
Berdasarkan temuan peneliti di berarti kecendrungan dan kegairahan
lapangan dapat disimpulkan bahwa yang tinggi atau keinginan yang
kondisi tubuh informan yang tidak besar terhadap sesuatu. Menurut
bisa terlalu letih membuat mereka Muhibbin Syah (2012:151) setiap
tidak boleh bekerja keras dan harus orang pasti memiliki bakat dalam arti
memiliki waktu yang cukup untuk berpotensi untuk mencapai prestasi
istirahat.Namun hal ini tidak sampai ketingkat tertentu sesuai
mempengaruhi keterlambatan studi dengan kapasitas masing-masing.
mahasiswa yang Berdasarkan temuan peneliti di
bersangkutan.Karena mereka masih lapangan dapat disimpulkan bahwa
bisa kekampus untuk kuliah dan keadaan psikologis informan masih
melakukan bimbingan skripsi dengan kurang baik. Motivasi mahasiswa
dosen.Pada semester tujuh informan terhadap Jurusan Geografi masih
telah menyelesaikan seluruh mata kurang, pada awal masuk ujian
kuliah kecuali beberapa mata kuliah seleksi perguruan tinggi, geografi
yang harus diulang karena bukan merupakan pilihan pertama
gagal.Sehingga ada sebagian dari melainkan pilihan ke-2 dan ke-3,
teman-teman informan yang telah karena bakat dan minat yang tidak

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


527

sesuai terhadap jurusan yang di MAN Keboan Tahun Pelajaran


didapatkan hal ini berdampak pada 2012-2013 oleh Bipit Nindya
motivasi mahasiswa dalam menjalani Ningrum yang menunjukkan bahwa
perkuliahan dan mengakibatkan hasil lingkungan belajar dan motivasi
kuliah pada tiap semester kurang belajar berpengaruh secara signifikan
memuaskan. Sering keluar kelas dan terhadap prestasi belajar. Temuan
tidak mengikuti proses perkuliahan. empiris tersebut mengindikasikan
Mahasiswa tidak komitmen dengan bahwa untuk meningkatkan prestasi
proses perkuliahan yang dilaluinya. belajar di MAN Keboan harus
Berdasarkan peraturan Akademik memperhatikan faktor seperti
UNP pasal 20 ayat 6, Jika IP lingkungan belajar dan motivasi
mahasiswa di atas 2,00 maka dapat belajar.Dari hasil perhitungan
mengambil beban studi sebanyak 18 variabel kualitas pelayan diperoleh
SKS untuk setiap semesternya, bila koefisen sebesar 0,050 variabel harga
diakumulasikan untuk 8 semester koefisien sebesar 0.008 yang berarti
mahasiswa tersebut sudah bahwa lingkungan belajar dan
mengambil beban studi sebanyak 144 motivasi belajar berpengruh
SKS. Namun untuk beban signifikan terhadap prestasi belajar.
mahasiswa berprestasi tinggi (3,01- Berdasarkan temuan peneliti di
4,00) setelah dua semester tahun lapangan dapat disimpulkan bahwa
pertama dapat ditambah hingga 64 adanya pengaruh kenyamanan
jam per minggu setara dengan 24 belajar di kampus yang dirasakan
SKS per semesternya. sehingga oleh informan yaitu akibat gedung
mahasiswa tersebut bisa kuliah yang selalu berpindah-pindah
menyelesaikan studinya tepat waktu. dan sarana pendukung kenyamanan
Namun dengan adanya mata kuliah seperti kipas angin atau AC belum
yang gagal dan harus mengulang cukup menampung kapasitas
pada semester berikutnya membuat mahasiswa yang berada di dalam
mahasiswa tersebut harus menambah lokal sebelum gedung baru UNP.
masa studi. Sehingga yang dirasakan mahasiswa
3. Lingkungan ketika itu yaitu keadaan suhu
Berdasarkan hasil penelitian ruangan yang meningkat dan kondisi
ditemukan bahwa faktor lingkungan belajar yang kurang
mempengaruhi kondisi belajar kondusif.Sedangkan pengaruh dari
mahasiswa. Hal ini diperkuat oleh lingkungan sosial diciptakan oleh
hasil penelitian dalam sebuah jurnal mahasiswa itu sendiri seperti
tentang Pengaruh Lingkungan keributan dan lain-lain. Faktor
Belajar dan Motivasi Belajar lingkungan sosial keluarga tidak
terhadap Prestasi Belajar Mata memiliki pengaruh yang berarti
Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


528

dalam hal ini.Kebutuhan mahasiswa menyelesaikan studinya pada


terpenuhi dari keluarga. semester tujuh.
4. Instrumental Terkait dengan sarana dan
Faktor-faktor instrumental prasarana, Menurut Daryanto
dirancang adanya dan penggunannya (2011:51) jenis peralatan dan
sesuai dengan hasil belajar yang perlengkapan yang disediakan dan
diharapkan.Faktor-faktor cara-cara pengadministrasiannya
instrumental meliputi kurikulum, mempunyai pengaruh besar terhadap
program, sarana dan fasilitas, serta program mengajar belajar.
guru (tenaga pengajar).Dalam Persediaan yang kurang dan tidak
perjalanannya kurikulum senantiasa memadai akan menghambat proses
mengalami perkembangan dan belajar mengajar. Demikian pula
penyesuaian sesuai dengan kemajuan administrasinya yang jelek akan
zaman.Kurikulum merupakan salah mengurangi kegunaan alat-alat
satu indikator yang menentukan tersebut dan perlengkapan tersebut.
berhasil tidaknya suatu pendidikan, Dari wawancara yang dilakukan
oleh karena itu kurikulum harus peneliti di lapangan dapat
dikelola secara baik dan profesional disimpulkan bahwa informan merasa
(Sagala, 2012:231).Temuan peneliti sarana dan prasarana di kampus
di lapangan dapat disimpulkan semakin membaik dan membuat
bahwa kurikulum tidak menjadi lingkungan belajar semakin nyaman.
faktor penyebab keterlambatan studi
mahasiswa. Informan merasa dapat PENUTUP
menjalani kurikulum pembelajaran 1. Kesimpulan
dengan baik saat proses perkuliahan. Berdasarkan penelitian yang
Terkait kegiatan PPLK yang dilakukan di Universitas Negeri
dilakukan di semester tujuh dan Padang Fakultas Ilmu Sosial Jurusan
semester delapan tidak menjadikan Geografi mengenai faktor
program tersebut sebagai faktor keterlambatan penyelesaian studi
penyebab keterlambatan studi Mahasiswa Pendidikan Geografi
mahasiswa karena masih adanya Tahun Masuk 2010-2013 dilihat dari
kesempatan yang diberikan untuk faktor internal mahasiswa dan faktor
menyelesaikan tugas eksternal mahasiswa, maka
akhir/skripsi.Mata kuliah mahasiswa diperoleh kesimpulan sebagai
rata-rata sudah selesai disemester berikut:
tujuh kecuali ada beberapa mata Faktor internal keadaan
kuliah yang diulang karena fisiologis berpengaruh terhadap
gagal.Sehingga jika dilihat ada proses belajar mahasiswa, namun hal
beberapa mahasiswa yang telah ini tidak mempengaruhi
keterlambatan studi mahasiswa itu

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


529

sendiri. Karena mereka masih bisa Mahasiswa harus berusaha


kekampus untuk kuliah dan menumbuhkan minat terhadap
melakukan bimbingan skripsi dengan jurusan yang didapat saat ujian
dosen.Ketidakmampuan informan masuk perguruan tinggi SNMPTN
untuk mengambil kesempatan dan agar dapat mengikuti pelajaran
mengatur waktu dengan baik secara baik dan memaksimalkan ilmu
membuat informan merasa kesulitan yang didapat saat perkuliahan.
untuk menyelesakan studinya.Pada Sistem pelaksanaan PPLK
semester tujuh informan sebenarnya harus dievaluasi dan diatur lagi
telah menyelesaikan seluruh mata waktu pelaksanaannya agar semakin
kuliah kecuali beberapa mata kuliah baik.
yang harus diulang karena gagal Mahasiswa harus bisa
sehingga bisa menyelesaikan studi di mengatur waktu untuk fokus dalam
semester tujuh.Selain itu minat, penyelesaian tugas akhir/skripsi.
bakat, dan motivasi, serta tingkat Adanya jadwal bimbingan
kecerdasan informan yang masih skripsi terhadap mahasiswa agar
kurang yang menyebabkan hasil lebih efektif dan efesiensi waktu
belajar kurang memuaskan dan harus dalam penyelesaian tugas
mengulang mata kuliah pada akhir/skripsi.
semester-semester berikutnya.
Faktor eksternal keadaan DAFTAR PUSTAKA
lingkungan dan faktor-faktor Ginting, Cipta. 1997. Kiat Belajar di
instrumental berpengaruh terhadap Perguruan Tinggi. Bandung:
proses belajar informan. Namun ITB.
tidak mempengaruhi keterlambatan Hamalik, Oemar. 2012. Proses
studi mahasiswa itu sendiri.Keadaan Belajar Mengajar. Jakarta:
lingkungan belajar dan faktor-faktor Bumi Aksara.
instrumental yang telah dirancang Prayitno dan Erman Amti. 2015.
untuk hasil belajar yang diinginkan Dasar-dasar Bimbingan dan
semakin baik. Konseling. Jakarta: Rineka
2. Saran Cipta.
Setelahmelakukanpenelitianini Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan
adabeberapa saran yang Makna Pembelajaran.
inginpenulisberikanyaitu: Bandung: Alfabeta
Menjaga kesehatan dengan Salam, Burhanuddin. 2004. Belajar
pola makan dan tidur yang teratur yang Sukses di Perguruan
serta tidak bergadang dalam Cara Tinggi. Jakarta: Rineka
mengerjakan tugas-tugas kuliah agar Cipta.
kebugaran jasmani tetap terjaga dan Slameto. 1995.Belajar dan Faktor-
tidak mudah diserang oleh penyakit. faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


530

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Suryabrata, Sumadi. 1989. Proses
Belajar-Mengajar di
Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
Andi Offset
Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi
Belajar. Jakarta: Rajawali
Press.
Ningrum, Bipit N. 2013. Pengaruh
Lingkungan Belajar dan
Motivasi Belajar terhadap
Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi Siswa
Kelas XI di MAN Keboan
Tahun Pelajaran 2012-2013.
(skripsi). STKIP PGRI
JOMBANG.
Sinaga, Agustina S. 2016. Pengaruh
Faktor Psikologis dan
Fisiologis Siswa terhadap
Prestasi Belajar Ekonomi SMA
Kelas X SMA Negeri 1
Sidamanik. (Skripsi). FE.
Unimed.
Undang-undang No. 23 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Peraturan Mentri Riset Teknologi
dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia No. 44 tahun 2015 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Peraturan Akademik UNP pasal 20.

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630

Anda mungkin juga menyukai