Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS SOSIOLOGI KEHIDUPAN SOSIAL TOKOH UTAMA PRIA

DALAM NOVEL STILL KARYA ESTI KINASIH

Yunda Gusri Devi (17017026)

Program Studi Sastra Indonesia


Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
Universitas Negeri Padang
E-mail: yundagusridevi@gmail.com

Abstrak

Sosiologi sastra hakikatnya adalah interdisiplin antara sosiologi


dengan sastra, di mana keduanya memiliki objek yang sama, yaitu
manusia dalam masyarakat. Munculnya suatu masalah yang
disebabkan oleh kehidupan sosial kemudian diangkat ke dalam karya
sastra, seperti novel. Kehidupan sosial tokoh utama pria dalam novel
Still karya Esti Kinasih ini sangat menarik untuk dibahas dari suatu
tinjauan sosiologi. Berlatarbelakang seorang tokoh pria yang
digambarkan memiliki kepribadian yang buruk sehingga
menyebabkan terjadinya suatu masalah sosial antar tokoh dalam
cerita. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk
kehidupan sosial tokoh dalam novel Still karya Esti Kinasih.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analisis,
yaitu metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta
yang kemudian disusul dengan analisis. Dalam penulisan ini, penulis
juga menggunakan teknik metode studi kepustakaan (Library
Research) dalam pengumpulan data. Hal tersebut dilakukan dengan
cara mengumpulkan buku dari berbagai sumber atau referensi lain
yang berkaitan dengan masalah ini.

PENDAHULUAN
Dewasa ini, novel menjadi bacaan sehari-hari bagi penikmat karya sastra.
Cerita yang menarik dan dapat menghibur pembaca membuat novel kian eksis di
kalangan masyarakat, tidak terkecuali remaja. Novel remaja atau biasa disebut
novel teenlit adalah suatu karya sastra yang dibuat untuk usia remaja. Jenis novel
yang banyak digemari remaja pada umumnya adalah novel teenlit, di mana gaya
bahasa yang digunakan dalam novel ini banyak didominasi bahasa gaul, ringan,
dan mudah dipahami. Mereka seakan menjadi ketagihan untuk membaca dan
melanjutkan bacaan sampai akhir cerita disetiap satu judul novel teenlit, salah
satunya adalah novel Still karya Esti Kinasih.
Karya sastra merupakan media yang digunakan oleh pengarang untuk
menyampaikan gagasan-gagasan dan pengalamannya. Sebagai media, peran
karya sastra sebagai media untuk menghubungkan pikiran-pikiran pengarang
untuk disampaikan kepada pembaca. Selain itu, karya sastra juga dapat
merefleksikan pandangan pengarang terhadap berbagai masalah yang diamati di
lingkungannya. Realitas sosial yang dihadirkan melalui teks kepada pembaca
merupakan gambaran tentang berbagai fenomena sosial yang pernah terjadi di
masyarakat dan dihadirkan kembali oleh pengarang dalam bentuk dan cara yang
berbeda. Selain itu, karya sastra dapat menghibur, menambah pengetahuan, dan
memperkaya wawasan pembacanya dengan cara yang unik, yaitu menuliskannya
dalam bentuk naratif. Sehingga peran disampaikan kepada pembaca tanpa
berkesan mengguruinya (Sugihastuti, 2007).
Karya sastra memiliki hubungan yang khas dengan sistem sosial dan
budaya sebagai basis kehidupan penulisnya, maka sastra selalu hidup dan dihidupi
oleh masyarakat dan masyarakat sebagai objek kajian sosiologi menegaskan
adanya hubungan antara sastra sebagai disiplin ilmu dengan sosiologi sebagai
disiplin ilmu lainnya. Menurut Ishomuddin (2002: 10), sosiologi merupakan studi
tentang masyarakat yang mengemukakan sifat atau kebiasaan manusia dalam
kelompok dengan segala kegiatan dan kebiasaan serta lembaga-lembaga yang
penting sehingga masyarakat dapat berkembang terus dan berguna bagi kehidupan
manusia, karena pengaturan yang mendasar tentang hubungan manusia secara
timbal balik dan juga karena faktor-faktor yang melibatkannya serta dari interaksi
sosial berikutnya (Kurniawan, 2012:3-4).
Sosiologi sastra hakikatnya adalah interdisiplin antara sosiologi dengan
sastra, yang menurut Ratna (2009: 3) keduanya memiliki objek yang sama, yaitu
manusia dalam masyarakat. Akan tetapi, hakikat sosiologi dan sastra sangat
berbeda, bahkan bertentangan secara diametral. Sosiologi adalah ilmu objektif
kategoris, membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini (das sein), bukan pada
yang seharusnya terjadi (das sollen). Sebaliknya, sastra bersifat evaluatif,
subjektif, dan imajinatif. Oleh karena itu, perbedaan antara sosiologi dan sastra
merupakan perbedaan hakikat, sebagai perbedaan ciri-ciri, sebagaimana
ditunjukkn melalui perbedaan antara rekaan dan kenyataan atau fiksi dengan
fakta.
Dalam novel Still karya Esti Kinasih ini, menceritakan tentang kehidupan
seorang wanita bernama Fani yang dipaksa menjadi kekasihnya seorang laki-laki
playboy dan posesif. Bima adalah seorang laki-laki yang mempunyai sikap
posesif, suka mengintimidasi, dan playboy. Hal itu menyebabkan Fani merasa
terkekang dengan sikap Bima yang terlalu posesif terhadapnya. Dalam novel Still
karya Esti Kinasih ini, banyak menceritakan tentang masalah sosial antar tokoh
utama. Di mana masalah sosial ini muncul karena pemaksaan yang dilakukan
Bima terhadap Fani membuat menjadi inti masalah dalam novel tersebut.
Kepribadian tokoh utama yang posesif, suka mengintimidasi, dan playboy juga
menjadi pemicu terjadinya konflik antar tokoh.
Menurut pandangan eksperimental, kajian kepribadian merupakan suatu
proses yang harus dipahami dengan mempelajari peristiwa yang mempengaruhi
perilaku seseorang melalui kontribusi peristiwa tersebut terhadap kepribadian si
individu. Menurut pandangan sosial, kajian kepribadian dalam kaitannya dengan
konteks sosial dan perkembangan kehidupan harus dipahami melalui kontribusi
model dan peran kebudayaan itu sendiri (Krech et al., 1974:652).
Kehidupan sosial yang terdapat dalam novel Still karya Esti Kinasih ini
merupakan sesuatu yang menarik untuk dibahas dari suatu tinjauan sosiologi.
Kompleksnya pergaulan yang dialami oleh tokoh-tokoh yang terdapat dalam
novel ini terutama mengenai perilaku interaksi sosial dan penyimpangan perilaku
seperti pemaksaan terhadap hak asasi orang lain dan sebagainya. Sehingga
menimbulkan masalah antar tokoh dalam novel Still karya Esti Kinasih tersebut.
Atas dasar tersebut penulis memutuskan untuk membahas tentang kehidupan
sosial tokoh utama pria yang menyebabkan terjadinya masalah antar tokoh utama.

METODE PEMBAHASAN
Dalam sebuah penelitian sangat dibutuhkan metode penelitian sebagai
bahan penunjang dalam sebuah penulisan karya ilmiah. Metode adalah cara
pelaksaan penelitian. Jenis metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis
sosiologi kehidupan sosial tokoh utama pria dalam novel Still karya Esti Kinasih
adalah metode deskripif analisis, yaitu metode yang dilakukan dengan cara
mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Secara
etimologi deskripsi dan analisis berarti menguraikan (Ratna, 2004: 53).
Menurut Koentjaraningrat (1976: 30), bahwa penelitian yang bersifat
deskriptif yaitu penelitian yang memberikan gambaran secermat mungkin
mengenai individu, keadaan gejala, atau kelompok tertentu. Metode deskriptif
juga merupakan suatu metode yang menggambarkan keadaan atau objek
penelitian yang dilakukan pada saat sekarang berdasarkan pada fakta-fakta yang
tampak atau sebagaimana adanya dan dipakai untuk memecahkan masalah dengan
cara mengumpulkan, menyusun, mengklarifikasikan, mengkaji, dan
menginterpretasikan data.
Dalam penulisan ini, penulis menguraikan dan menjelaskan secermat
mungkin kondisi dan masalah kehidupan sosial di dalam novel Still karya Esti
Kinasih. Dalam penulisan ini, penulis juga menggunakan teknik metode studi
kepustakaan (Library Research) dalam pengumpulan data. Hal tersebut dilakukan
dengan cara mengumpulkan buku dari berbagai sumber atau referensi lain yang
berkaitan dengan masalah ini. Untuk menunjang penulisan ini, penulis juga
menambahkan dari berbagai buku, jurnal internet, atau hal-hal yang berkaitan
dengan masalah ini. Selanjutnya, hasil analisis data yang sudah terkumpul akan
disajikan dalam bentuk deskripsi. Penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian
dengan memaparkan kehidupan sosial tokoh utama pria dalam novel Still karya
Esti Kinasih dengan kata-kata yang jelas dan terperinci.

PEMBAHASAN

Menurut abercrombie dalam Kurniawan (2012: 4), sosiologi mempunyai


dua akar kata: socius (dari bahasa Latin) yang berarti “teman” dan logos (dari
bahasa Yunani) yang berarti “ilmu tentang”. Secara harfiah, sosiologi berarti
“ilmu tentang pertemanan”. Secara lebih teknis, sosiologi adalah analisis
mengenai struktur hubungan sosial yang terbentuk melalui interaksi sosial.
Salah satu contoh karya sastra yang banyak menggambarkan kehidupan
masyarakat adalah novel. Pengertian novel itu sendiri adalah sebuah karya fiksi
prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Abrams dalam
Nurgiyantoro (2010: 9) mengatakan bahwa salah satu contoh sebuah karya sastra
adalah novel. Novel (Inggris: novel) dan cerita pendek (Ingrris: short story)
merupakan dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Sebutan novel
dalam bahasa Inggris dan inilah yang kemudian masuk ke Indonesia berasal dari
bahasa Italia novella (yang dalam bahasa Jerman: novelle). Secara harfiah novella
berarti ‘sebuah barang baru yang kecil’, dan kemudian diartikan sebagai ‘cerita
pendek dalam bentuk prosa’ (lihat Nurgiyantoro, 2010: 9).
Sosiologi sastra adalah cabang penelitian sastra yang bersifat reflektif.
Menurut Jabrohim (2003), pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan
segi-segi kemasyarakatan oleh beberapa penulis disebut sosiologi sastra. Sosiologi
sastra di sini objek kajian utamanya adalah sastra. Yang berupa karya sastra,
sedangkan sosiologi berguna sebagai ilmu untuk memahami gejala sosial yang
ada dalam sastra. Kajian sosiologi sastra ini mengutamakan analisis struktur karya
sastra sebagai bahan penelaah. Dengan kajian sosiologi sastra ini, maka karya
sastra, yang kenyataannya lahir dan tercipta dalam konteks fenomena masyarakat,
benar-benar mendapat pemaknaan yang seharusnya karena tidak tercerabut
dengan konteks sosial yang melahirkannya (Kurniawan, 2012: 13).
Agar dapat menganalisis dan mengapresiasikan karya sastra dengan baik,
dipertimbangkan segi-segi kemasyarakatan oleh beberapa penulis. Sastra dan
sosiologi memiliki persamaan yang mengambil manusia dan kehidupannya
sebagai objeknya. Sosiologi sastra merupakan kehidupan sosial dan menunjukkan
cara manusia menghayati masyarakat dan perasaannya. Sapardi Djoko Damono
mengatakan jika karya sastra dinilai sebagai cerminan masyarakat, maka
pandangan sosial masyarakat harus diperhitungkan.
Dalam novel Still karya Esti Kinasih, penulis menganalisis sosiologi tokoh
utama pria dalam sebuah kehidupan sosial tokoh. Tokoh utama pria yang bernama
Bima memiliki kepribadian yang suka mengintimidasi, posesif, dan playboy. Di
dalam kehidupan sosialnya, Bima dicap buruk oleh mahasiswa di kampus
tersebut. Terdapat beberapa tokoh lelaki dalam novel Still karya Esti Kinasih,
namun yang diteliti adalah tokoh Bima yang berperan sebagai tokoh utama dalam
novel ini. Sikap Bima yang suka memaksa dan mengintimidasi orang lain
menyebabkan Bima tidak disukai oleh Fani. Fani adalah salah satu mahasiswi di
kampus tersebut yang berperan sebagai pacarnya Bima, namun Fani menerima
Bima karena sebuah keterpaksaan.

Fenomena perilaku menyimpang dalam kehidupaan masyarakat sangat


menarik untuk dibicarakan. Menurut Narwoko dan Suryanto (2007: 98)
mengungkapkan bahwa sumbangan sosiologi sendiri cukup signifikan dalam
memetakan berbagai bentuk perilaku, reaksi. Masyarakat yang ditimbulkan.
Kajian tentang perilaku menyimpang dipelajari oleh sosiologi karena berkaitan
dengan pelanggaran terhadap norma-norma sosial dan nilai-nilai yang telah
ditegakkan di masyarakat. Bima adalah tokoh utama lelaki dalam novel Still karya
Esti Kinasih ini. Sifatnya yang posesif dan cenderung seperti psikopat membuat
Bima ditakuti oleh Fani, yaitu pacarnya Bima. Lihat kutipan berikut.

“Rangga yang baru pertama kalinya Bima ternyata bisa sangat


sangat posesif, cenderung psikopat malah, kembali ternganga-
nganga. Kali ini dia tidak sanggup lagi menyembunyikan
keterkejutannya. Rei baru menyadari itu setelah Bima menjadi
sangat demonstratif, meskipun tidak sedang menjadi fokus lensa
kamera. Dan overprotektif.” (Esti Kinasih, hal. 83)

Kutipan tersebut menegaskan bahwa perilaku menyimpang yang dimiliki


oleh Bima meresahkan orang-orang di sekelilingnya dan pandangan tokoh Rangga
terhadap Bima yang bersikap seperti psikopat. Menurut KBBI, psikopat adalah
orang yang karena kelainan jiwa menunjukkan perilaku yang menyimpang
sehingga mengalami kesulitan dalam pergaulan. Perilaku posesif dan sedikit
psikopat yang ditunjukkan Bima kepada Fani, membuat Fani merasa tertekan akan
kehadiran Bima. Tidak hanya tertekan, Fani juga merasa takut terhadap Bima
yang bersikap terlalu posesif kepadanya. Selanjutnya, perlakuan yang sama juga
ditunjukkan Bima terhadap mantan-mantannya yang terdahulu. Namun, setelah
dia merasa bosan maka Bima akan bersikap seperti mencampakkan mereka. Lihat
kutipan berikut.

PENUTUP
Simpulan

Saran

Bagi penulis lain, artikel ini bisa dijadikan bahan referensi untuk
melakukan penelitian sejenis lainnya atau mengkaji lebih mendalam tentang satu
sisi menarik dalam novel yang dikaji ini. Dengan melihat segala bentuk kehidupan
sosial tokoh utama pria yang selalu dicap buruk oleh mahasiswa di kampus. Bima
yang memiliki kepribadian yang buruk menjadi latar belakang terjadinya masalah
sosial antar tokoh antara Bima dan Fani.
Semoga artikel ini dapat menjadi referensi bagi para pembaca dan menjadi
bahan yang berguna bagi penelitian yang lebih mendalam tentang kehidupan
sosial yang terjadi dalam tokoh cerita fiksi khususnya novel.

Anda mungkin juga menyukai