Anda di halaman 1dari 14

BAB I

1.1 LATAR BELAKANG


Dorothea E. Orem merupakan salah seorang teoritis keperawatan
terkemuka di Amerika. Dorothe E. Orem lahir di Baltimore, Maryland di
tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan
Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir profesionalnya, dia
bekerja sebagai seorang staf keperawatan, perawat pribadi, perawat pendidik
dan administrasi, serta perawat konsultan.
Model konsep menurut Dorothea E. Orem yang dikenal dengan model
Self Care memberikan pengertian jelas bahwa bentuk pelayanan keperawatan
dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam
memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan kehidupan,
kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit. Ia pertama
kali mempubilkasikan ide-idenya dalam “Keperawatan : Konsep praktik”,
pada tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun
1995.
Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan
dalam pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam kelompok
kebutuhan dasar yang terdiri dari pemeliharaan dalam pengambilan udara
(oksigenasi), pemeliharaan pengambilan air, pemeliharaan dalam pengambilan
makanan, pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi, pemeliharaan
keseimbangan aktivitas dan istirahat, pemeliharaan dalam keseimbangan
antara kesendirian dan interaksi sosial, kebutuhan akan pencegahan pada
kehidupan manusia dalam keadaan sehat dan kebutuhan dalam perkembangan
kelompok sosial sesuai dengan potensi, pengetahuan dan keinginan manusia.

1.2 TUJUAN PENULISAN


1. Bagaimana Sejarah Dorothea E. Orem ?
2. Apa Model Konsep Dorothea E. Orem tentang teori keperawatan ?
3. Bagaimana teori Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem ?
4. Paradigma Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem ?
5. Apa Karakteristik Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem ?
6. Asuhan Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem ?

1.3 MANFAAT PENULISAN


 Tujuan Umum
Agar Mahasiswa/I Memahami tentang Teori Keperawatan Dorothea E. Orem
 Tujuan Khusus
Agar Mahasiswa/I Mengerti tentang :
1. Bagaimana Sejarah Dorothea E. Orem.
2. Apa Model Konsep Dorothea E. Orem tentang teori keperawatan.
3. Bagaimana teori sistem Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem.
4. Paradigma Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem.
5. Apa Karakteristik Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem.
6. Asuhan Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BIOGRAFI
Dorothea Elizabeth Orem (15 Juli 1914 - 22 Juni 2007) adalah
salah satu teoretikus keperawatan terkemuka di Amerika yang
mengembangkan Teori Keperawatan Defisit Perawatan-Diri, juga dikenal
sebagai Model Keperawatan Orem. Teorinya mendefinisikan Keperawatan
sebagai "Tindakan membantu orang lain dalam penyediaan dan
pengelolaan perawatan diri untuk mempertahankan atau meningkatkan
fungsi manusia di tingkat efektivitas rumah." Ini berfokus pada
kemampuan setiap individu untuk melakukan perawatan diri, yang
didefinisikan sebagai "praktik kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan
individu atas nama mereka sendiri dalam memelihara kehidupan,
kesehatan, dan kesejahteraan.
Dorothea Orem bersekolah di Seton High School di Baltimore, dan
lulus pada 1931. Dia menerima diploma dari Providence Hospital School
of Nursing di Washington, DC pada 1934 dan melanjutkan ke Universitas
Katolik Amerika untuk mendapatkan gelar BS dalam Pendidikan Perawat
pada tahun 1939, dan MS dalam Pendidikan Keperawatan pada tahun
1945.
Dia memiliki karir yang menonjol dalam keperawatan. Dia
memperoleh beberapa gelar Doktor Kehormatan. Dia diberi gelar Doktor
Ilmu Kehormatan dari Universitas Georgetown pada tahun 1976 dan
Incarnate Word College pada tahun 1980. Dia diberi gelar Doktor
Kehormatan untuk Surat-surat Manusiawi dari Universitas Wesleyan
Illinois pada tahun 1988, dan Doktor Honoris Causae dari Universitas
Missouri di Columbia pada tahun 1998.

2.2 TEORI
a. Konsep Self Care Dorothea Orem
Selama tahun 1958-1959 Dorothea Orem sebagai seorang
konsultan pada bagian pendidikan Departemen Kesehatan, Pendidikan
dan Kesejahteraan dan berpartisipasi dalam suatu proyek pelatihan
peningkatan praktek perawat (vokasional). Pekerjaan ini menstimulasi
Orem untuk membuat suatu pertanyaan : “Kondisi apa dan kapan
seseorang membutuhkan pelayanann keperawatan?” Orem kemudian
menekankan ide bahwa seorang perawat itu adalah “Diri sendiri”. Ide
inilah yang kemudian dikembangkan dalam konsep keperawatannya
“Self Care”. Pada tahun 1959 konsep keperawatn Orem ini pertama
sekali dipublikasikan. Tahun 1965 Orem bekerjasama dengan beberapa
anggota fakultas dari Universitas di Amerika untuk membentuk suatu
Comite Model Keperawatan (Nursing Model Commitee).
Tahun 1968 bagian dari Nursing Model Commitee termasuk Orem
melanjutkan pekerjaan mereka melalui Nursing Development
Conference Group (NDCG). Kelompok ini kemudian dibentuk untuk
menghasilkan suatu kerangka kerja konseptual dari keperawatan dan
menetapkan disiplin keperawatan. Orem Kemudian mengembangkan
konsep keperawatanya “self care” dan pada tahun 1971 dipublikasikan
Nursing; Concepts of Practice. Pada edisi pertama fokusnya terhadap
individu, sedangkan edisi kedua (1980), menjadi lebih luas lagi
meliputi multi person unit (keluarga, kelompok dan masyarakat). Edisi
ketiga (1985) Orem menghadirkan General Theory Keperawatan dan
pada edisi keempat (1991) Orem memberikan penekanan yang lebih
besar terhadap anak-anak, kelompok dan masyarakat.
Orem mengembangkan teori Self Care Deficit meliputi 3 teori
yang berkaitan yaitu : 1). Self Care, 2). Self care defisit dan 3) nursing
system. Ketiga teori tersebut dihubungkan oleh enam konsep sentral
yaitu: self care, self care agency, kebutuhan self care therapeutik, self
care defisit, nursing agency, dan nursing system, serta satu konsep
perifer yaitu basic conditioning factor (faktor kondisi dasar). Postulat
self care teori mengatakan bahwa self care tergantung dari prilaku
yang telah dipelajari, individu berinisiatif dan membentuk sendiri
untuk memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya.

b. Teori Self Care


Untuk memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu
memahami konsep self care, self care agency, basic conditioning factor
dan kebutuhan self care therapeutik. Self care adalah performance atau
praktek kegiatan individu untuk berinisiatif dan membentuk prilaku
mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan.
Jika self care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan
membantu membentuk integritas struktur dan fungsi manusia dan erat
kaitannya dengan perkembangan manusia. Self care agency adalah
kemampuan manusia atau kekuatan untuk melakukan self care.
Kemampuan individu untuk melakukan self care dipengaruhi oleh
basic conditioning factors seperti; umur, jenis kelamin, status
perkembangan, status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem
perawatan kesehatan (diagnostik, penatalaksanaan modalitas), sistem
keluarga, pola kehidupan, lingkungan serta ketersediaan sumber.
Kebutuhan self care therapeutik (Therapeutic self acre demand) adalah
merupakan totalitas dari tindakan self care yang diinisiatif dan
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan self care dengan menggunakan
metode yang valid yang berhubungan dengan tindakan yang akan
dilakukan. Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care
adalah self care requisite. Orem mengidentifikasikan tiga katagori self
care requisite:
a. Universal meliputi; udara, air makanan dan eliminasi, aktifitas dan
istirahat, solitude dan interaksi sosial, pencegahan kerusakan hidup,
kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia.
b. Developmental, lebih khusus dari universal dihubungkan dengan
kondisi yang meningkatkan proses pengembangan siklus kehidupan
seperti; pekerjaan baru, perubahan struktur tubuh dan kehilangan
rambut.
c. Perubahan kesehatan (Health Deviation) berhubungan dengan
akibat terjadinya perubahan struktur normal dan kerusakan
integritas individu untuk melakukan self care akibat suatu penyakit
atau injury.

c. Teori Self Care Deficit


Merupakan hal utama dari teori general keperawatan menurut
Orem. Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa
(atau pada kasus ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam
melakukan self care secara efektif. Keperawatan diberikan jika
kemampuan merawat berkurang atau tidak dapat terpenuhi atau adanya
ketergantungan.Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat
digunakan dalam membantu self care:
a. Tindakan untuk atau lakukan untuk orang lain.
b. Memberikan petunjuk dan pengarahan.
c. Memberikan dukungan fisik dan psychologis.
d. Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung
pengembangan personal.
e. Pendidikan. Perawat dapat membantu individu dengan
menggunakan beberapa atau semua metode tersebut dalam
memenuhi self care. Orem menggambarkan hubungan diantara
konsep yang telah dikemukakannya.

2.3 MODEL
Pandangan keperawatan yang dijelaskan sebelumnya manusia
secara individu diperlukan untuk memahami dan mengidentifikasi (1)
kapan dan mengapa individu butuhkan dan dapat dibantu melalui
keperawatan; dan (2) struktur proses melalui dimana bantuan yang
dibutuhkan ditentukan dan diproduksi. Kelanjutan pengembangan perawat
mereka mengetahui tentang orang, agen, simbol, organisme, dan
pandangan objek individu sangat penting melanjutkan pendidikan untuk
diri mereka sendiri sebagai perawat dan sebagai sarjana keperawatan.
Pengetahuan semacam itu merupakan dasar untuk pembuatan model dan
pengembangan teori dalam keperawatan. Sebagai contoh, Louise Hartnett-
Rauckhorst (1968) berkembang model untuk membuat eksplisit apa yang
terlibat secara fisiologis dan secara psikologis sukarela, disengaja tindakan
manusia, termasuk perilaku motorik. Dia pindah dari pengetahuan
otoritatif yang tersedia di Indonesia bidang fisiologi, psikologi, dan luas
bidang perilaku manusia untuk dikembangkan:
 Model aksi psikologis dasar dengan tiga submodels: Kerangka
personal referensi dasar model aksi psikologis. Kerangka (bertepatan
dengan kenyataan) dari referensi model psikologis dasar tindakan.
Kerangka acuan sosiokultural dari dasar model aksi psikologis.
 Model aksi fisiologis.
Model teoritis Hartnett-Rauckhorst ditetapkan sebagainya fitur
struktural dari proses sukarela tindakan manusia (yaitu, tindakan yang
disengaja). Ini model mengembangkan pandangan agen; Namun,
mereka struktur mencerminkan orang, pengguna simbol, dan
pandangan organisme individu manusia (Grup Konferensi
Pengembangan Keperawatan, 1979). Studi ini dan teori umum lainnya
model tindakan yang disengaja merangsang beberapa anggota
Konferensi Pengembangan Keperawatan Kelompok untuk menyelidiki
dan memformalkan konseptual struktur agensi perawatan diri,
mengonseptualisasikannya sebagai kekuatan yang dikembangkan
untuk terlibat dalam jenis tertentu tindakan yang disengaja. Tujuan dari
upaya ini adalah konstruksi model untuk mengidentifikasi jenis yang
relevan informasi dan untuk membantu pengembangan teknik untuk
pengumpulan dan analisis data tentang agen perawatan diri. Pada tahun
1979, teori berikut model dikembangkan:
a. Model operasi perawatan diri, dan perkiraan, pengambilan
keputusan, dan operasi produktif dan hasil mereka.
b. Model komponen daya yang terlibat secara operasional dengan dan
memungkinkan untuk kinerja operasi perawatan diri.
c. Model kemampuan dan disposisi manusia dasar untuk: Sebuah.
pengembangan dan pengoperasian komponen daya.
Kinerja operasi perawatan diri dalam kerangka waktu dan tempat
referensi. (Lihat Orem, 1995, untuk deskripsi tentang ini model dan
sorotan perkembangan mereka.) Ketika dipertimbangkan bersama dalam
artikulasi mereka, tiga model teoritis yang deskriptif dan penjelasan dari
agen perawatan-diri merupakan elemen untuk model proses operasi dari
agen perawatan diri, proses dengan yang ditentukan struktur. Model
pertama, operasi perawatan diri, adalah mencontoh tindakan yang
disengaja. Komponen daya nama model, kemampuan mengaktifkan
spesifik diperlukan untuk melakukan setiap operasi yang disebutkan.
(Kemampuan adalah kekuatan yang bisa dikembangkan atau hilang tanpa
perubahan substansial dalam pemilik kekuasaan.) Kemampuan dasar dan
model disposisi mengekspresikan fisiologis atau kemampuan yang
dijelaskan secara psikologis dan disposisi yang memungkinkan atau
memfasilitasi atau menghambat kinerja orang-orang dari operasi
perawatan diri atau pengembangan atau kecukupan kekuasaan komponen.
Pandangan keperawatan khusus bahwa setiap individu manusia memiliki
permintaan perawatan diri terapeutik untuk terus bertemu dari waktu ke
waktu secara konseptual dikembangkan melalui pembangunan teori model
menggunakan pandangan luas manusia. Model kategori syarat perawatan
konstituen dalam permintaan (universal, developmental, and jenis
penyimpangan kesehatan) dikembangkan serta model untuk menunjukkan
elemen konten konstituen dari permintaan perawatan diri terapeutik dan
derivasi mereka (Orem, 1995). Model proses elemen struktural dari sistem
tindakan untuk memenuhi perawatan diri tertentu persyaratan khusus
untuk seorang individu adalah dikembangkan sebagai contoh tindakan apa
yang harus dilakukan dilakukan untuk memenuhi masing-masing syarat
perawatan diri individu. Model ini mengekspresikan elemen konten
permintaan perawatan diri terapeutik entitas konseptual. Model-model
juga mengekspresikan derivasi dari konten elemen, hubungan di antara
mereka, dan hasil regulasi dicari. Perawatan diri terapeutik model
permintaan mewakili apa yang harus diketahui dan bertemu oleh individu
melalui latihan mereka agen perawatan diri atau bertemu untuk mereka
ketika diminta oleh alasan keterbatasan agen perawatan diri. Contoh-
contoh model ini menunjukkan hal itu teori keperawatan dan sarjana yang
terlibat dalam pengembangan Teori Self Care Care Deficit digunakan baik
keperawatan-spesifik dan lebih umum pandangan individu manusia dalam
proses model bangunan. Contoh-contoh juga menunjukkan bahwa dalam
pengembangan model, ahli teori menggunakan pengetahuan dari lebih dari
satu sains atau disiplin ilmu. Subyek dari model (yaitu, keperawatan
sistem, tindakan yang disengaja, agen perawatan diri, dan permintaan
perawatan diri terapeutik) juga berbeda dari sumber dan elemen konten
masing-masing model. Model-model tersebut ditawarkan sebagai sarana
menuju pemahaman realitas entitas yang disebutkan di situasi praktik
keperawatan yang konkret. Meskipun ada perbedaan dari model-model ini,
semuanya diarahkan mengetahui struktur proses yang bersifat operasional
atau menjadi operasional dalam produksi sistem keperawatan, sistem
perawatan untuk individu atau untuk unit perawatan dependen atau unit
multi-orang dilayani oleh perawat. Untuk informasi tentang model dan
ilmiah pertumbuhan yang melibatkan pengembangan pengetahuan pada
individu ilmuwan, lihat Wallace (1983) dan Harré (1970). Black's Models
and Metaphors (1962) adalah sumber pertama kali digunakan oleh penulis.

2.4 APLIKASI MODEL DALAM KASUS


Case Study 2
Bu Maimunah adalah istrinya dari Pak David, yang menderita diabetes
melitus sejak 5 tahun yang lalu. Dia (ibu maimunah) seringkali
mengingatkan Pak David untuk senantiasa mengikuti pesan dari dokter,
beliau berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya berkaitan dengan
perawatan penyakit Pak David. Pada pengkajian ditemukan bahwa tidak
ada perawatan intensif harus dilakukan pada Pak David, fokus
pengetahuan yang semestinya didapatkan Pak David berkaitan dengan
perawatan diri secara umum antara lain oksigenasi, keamanan, dan status
kesehatan klien. Pak David terindikasi belum mampu memanajemen
kesehatannya dan dia seringkali merasa frustasi dengan penyakitnya dan
pantangan-pantangan yang harus dilakukan klien.
Diskusikan Dorothea E. Orem Theory dan bagaimana aplikasi teori dan
model tersebut dalam kasus di atas!

a. Pengkajian
Bapak David dengan kronologis penyakit diabetes melitus sejak 5
tahun terakhir, pada pengkajian tidak ditemukan adanya tindakan
perawatan intensif yg harus dilakukan pada Bapak David namun fokus
keperawatan lebih di tekankan pada oksigenasi, keamanan, status
kesehatan klien.
b. Diagnosa
Setelah dilakukan pengkajian didapatkan bahwa Bapak David
mengidap diabetes melitus. Namun dalam diri Pak David kurang
adanya kesadaran diri atas self care. Padahal istrinya, Ibu Maimunah
sudah sering kali mengingatkan agar mengikuti pesan dokter. Ibu
Maimunah juga telah mencari informasi lebih lanjut mengenai
perawatan penyakit suaminya. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
memang terdapat masalah mental pada diri Bapak David seperti
lamanya penyakit yang telah dideritanya dan banyaknya pantangan
yang harus ia jauhi, sehingga membuat diri Pak David lelah dan jenuh.
Kemudian ditambah dengan kemungkinan penyampaian pantangan
dan cara pemeliharaan diri dari istri nya yang kurang tepat sehingga
Bapak David kurang memahami.
c. Perencanaan
Setelah didiagnosa, kemudian perawat memberi
pengetahuan kepada Pak David pasien harus diajarkan agar
mandiri dalam melakukan oksigenasi, memonitori kadar gula
secara mandiri menggunakan tes gula portable, menjaga pola
makan dengan mengurangi kadar gula dalam tubuh, contohnya
dengan mengonsumsi makanan rendah gula seperti kentang rebus,
beras merah, gula dari bahan jagung, dan biji bijian. Menjaga
tubuh agar terhindar dari lesi (luka), melakukan olahraga teratur.

 Pengobatan rumahan
1. Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan
untuk mengatasi diabetes melitus?
 Menjaga pola makan dan asupan gizi
Sebenarnya, makanan untuk orang dengan penyakit gula
hampir sama dengan orang yang sehat-sehat saja. Bedanya,
makanan Anda lebih diatur dari mereka. Dokter biasanya
akan meminta Anda untuk lebih banyak mengonsumsi
makanan bergizi, rendah lemak dan kalori sehingga bisa
mengontrol kadar gula darah Anda.

2. Seperti apa makanan yang harus dimakan? Berikut


panduannya:
 Makanan yang terbuat dari biji-bijian utuh atau
karbohidrat kompleks seperti nasi merah, kentang
panggang, oatmeal, roti dan sereal dari biji-bijian utuh.
 Ganti gula Anda dengan pemanis rendah kalori dan
mengandung kromium untuk meningkatkan fungsi
insulin dalam tubuh, sehingga bisa membantu
mengontrol gula darah.
 Daging tanpa lemak yang dikukus, direbus, dipanggang,
dan dibakar.
 Sayur-sayuran yang diproses dengan cara direbus,
dikukus, dipanggang atau dikonsumsi mentah. Sayuran
yang baik dikonsumsi untuk penderita, seperti brokoli
dan bayam.
 Buah-buahan segar. Jika Anda ingin menjadikannya jus,
sebaiknya jangan ditambah gula.
 Kacang-kacangan, termasuk kacang kedelai dalam
bentuk tahu yang dikukus, dimasak untuk sup dan
ditumis.
 Produk olahan susu rendah lemak dan telur.
 Ikan seperti tuna, salmon, sarden dan makarel.
 Jika Anda menerapkan pola makan yang sehat, maka
berat badan tetap ideal, kadar gula darah stabil, dan
terhindar dari risiko penyakit jantung.

3. Olahraga teratur
Manfaat olahraga teratur untuk diabetesi adalah
membantu menjaga berat badan turun, insulin bisa lebih
mudah menurunkan gula darah, membantu jantung dan
paru-paru bekerja lebih baik dan memberi Anda lebih
banyak energi.
Tidak usah yang terlalu berat Anda bisa mulai
berjalan, berenang, bersepeda di dekat rumah Anda,
beraktivitas membersihkan rumah, atau mulai hobi
berkebun adalah ide bagus supaya Anda tetap aktif
bergerak.
Cobalah berolahraga minimal tiga kali seminggu
selama sekitar 30 sampai 45 menit. Jika Anda adalah tipe
orang yang jarang olahraga, cobalah 5 sampai 10 menit
pada awal olahraga, dari sini nanti Anda bisa meningkatkan
waktunya.
Jika kadar gula darah Anda kurang dari 100-120,
makanlah apel atau segelas susu sebelum Anda
berolahraga. Saat Anda sedang berolahraga, bawalah
makanan ringan agar gula darah Anda tidak turun.

4. Tips jika Anda menggunakan insulin

 Berolahraga setelah makan, bukan sebelum makan.


 Tes gula darah Anda sebelum, selama, dan sesudah
olahraga. Jangan berolahraga bila kadar gula darah Anda
rendah, kurang dari 70.
 Hindari berolahraga sebelum tidur karena bisa
menyebabkan gula darah Anda turun di malam hari.
 Tips jika Anda tidak menggunakan insulin
 Temui dokter Anda, jika Anda berniat untuk ikut kelas
fitness atau program latihan olahraga.
 Tes gula darah Anda sebelum dan sesudah berolahraga
jika Anda mengonsumsi obat diabetes melitus. Pastikan
Anda gula darah tidak lebih rendah dari 70.
 Rajin cek gula darah Anda setiap hari. Kadar gula darah
harus dipantau secara rutin. Ini adalah cara penting guna
mengatasi serta menjaga kadar gula darah Anda tetap
normal. Cek gula darah juga bisa memberikan informasi
mengenai kadar glukosa darah Anda pada saat itu juga.
Anda bisa menggunakan alat tes gula darah yang disebut
glukometer. Dengan petunjuk pemakaian sebagai
berikut:
 Pastikan tangan Anda telah dicuci, masukkan kertas
test strip ke alat ukur gula darah.
 Perlahan, tusuk ujung jari dengan jarum steril
hingga darah keluar
 Bila darah yang keluar sedikit, perlahan pijat jari
hingga darah keluar cukup
 Pegang dan tahan ujung test strip sampai darah
menetes pada test strip, dan tunggu hasilnya.
 Kadar glukosa darah Anda akan muncul di layar alat
 Kadar glukosa umumnya berbeda saat sebelum dan
setelah Anda makan. Untuk tingkat gula darah
normal sebelum makan, kadarnya sekitar 70-130
mg/dL. Kemudian, tingkat gula darah dua jam
setelah makan seharusnya kurang dari 180 mg/dL
dan menjelang tidur berkisar 100-140 mg/dL.
 Jumlah kadar gula darah dapat menggambarkan
kondisi kesehatan Anda. Kadar gula darah tinggi
dianggap sebagai pertanda bahwa kondisi tubuh
Anda sedang tidak sehat. Catat kadar gula darah
setiap kali Anda memeriksa kadar gula darah.

5. Pastikan Anda selalu minum obat atau suntik insulin


Keseimbangan kadar gula darah pada diabetesi
terkadang tidak bisa terjaga dengan baik hanya melalui
penerapan pola makan sehat dan olahraga teratur. Anda
juga mungkin membutuhkan obat-obatan untuk
menanganinya.
Ada beberapa jenis obat (biasanya dalam bentuk
tablet) yang dapat digunakan untuk kondisi ini (obat
hipoglikemik oral). Anda juga mungkin diberikan
kombinasi dari dua jenis obat atau lebih untuk
mengendalikan kadar gula darah Anda. Obat yang biasa
diberikan adalah metformin, sulfonilurea, pioglitazone,
gliptin, agonis, acarbose, nateglinide dan repaglinide.
Dalam kasus tertentu, obat-obatan dalam bentuk
tablet mungkin akan kurang efektif untuk mengobati
penyakit gula atau kencing manis ini, sehingga Anda
membutuhkan terapi insulin.
Berdasarkan dosis dan cara pemakaiannya, terapi ini
dapat diberikan untuk menggantikan atau diberikan
bersamaan dengan obat-obatan seperti yang telah
disebutkan di atas tadi.

d. Evaluasi
Memberi pengetahuan kepada Bapak David untuk lebih
mandiri dalam melakukan self care, menstabilkan emosi Pak
David, melakukan oksigenasi sendiri agar terciptanya rasa tenang
dan nyaman pada diri Pak David, melakukan penyuluhan tentang
cara penyampaian kepada istrinya agar Pak David cepat sadar
kepada penyakit.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN & SARAN


Kondisi yang sering dijumpai di lapangan adalah belum adanya penerapan
yang optimal tentang konsep self care, dimana perawat sepertinya lebih
senang memberikan bantuan kepada klien yang seharusnya sudah mampu
dilakukan secara mandiri baik oleh klien maupun keluarganya, seperti;
memandikan klien ditempat tidur, membantu pemberian makanan, eliminasi
dan personal hygiene lainnya. Keadaaan ini kemungkinan dikarenakan belum
adanya standar yang baku dalam memandirikan klien dan masih kurangnya
kemampuan serta rendahnya tingkat pendidikan tenaga keperawatan.
Memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu memahami konsep
self care, self care agency, basic conditioning factor dan kebutuhan self care
therapeutik. Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu
untuk berinisiatif dan membentuk prilaku mereka dalam memelihara
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Jika self care dibentuk dengan
efektif maka hal tersebut akan membantu membentuk integritas struktur dan
fungsi manusia dan erat kaitannya dengan perkembangan manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Swari, Candra R.2019. Diabetes Melitus.


https://hellosehat.com/penyakit/diabetes-melitus-adalah-kencing-manis/.
Di akses pada tanggal 13/10/2019

Marlyn E. Parker. 2005. Nursing Theories and Nursing Practice Second


Edition. USA: F.A. Davis Company

Abadi, A.(2010). Panduan penatalaksanaan kehamilan dengan diabetes


mellitus.Diunduh dari:

http://www.pogi.or.id/pogi/upload/downloadfile/710c74100005973f971efa03
fc745066_prot apdiabetesmilitusprotapdiabetesmilitus.pdf/

Anda mungkin juga menyukai