Anda di halaman 1dari 6

Majalah Obstetri & Ginekologi, Vol. 22 No.

3 September - Desember 2014 : 126-131

Kadar Soluble Human Leukocyte Antigen-G (sHLA-G), Vascular Endothelial Growth


Factor (VEGF) dan Soluble Fms-Like Tyrosine Kinase-1 (sFlt-1) pada Preeklampsia

Sri Sulistyowati, Andi Roswendi, Henny Kartika, Supriyadi Hari Respati


Departemen Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
RSUD Dr. Moewardi, Surakarta

ABSTRAK

Preeklampsia dapat disebabkan oleh adanya maladaptasi immun antara janin dan ibu. Kadar sHLA-G yang rendah dapat
mempengaruhi ketidakseimbangan faktor proangiogenik VEGF dan antiangiogenik sFlt-1. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan kadar sHLA-G, VEGF dan sFlt-1 pada preeklampsia dan kehamilan normal secara observasional
menggunakan metode potong lintang. Penelitian dilakukan di bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan
laboratorium Prodia dari bulan April – Juni 2014. Tiga puluh (30) sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu 15 pasien preeklampsia berat dan 15 pasien hamil normal. Semua sampel dilakukan pemeriksaan kadar
sHLA-G, VEGF dan sFlt-1 dengan metode ELISA. Data dianalisis menggunakan uji t. Rerata kadar sHLA-G pada preeklampsia
(52,72 ± 37,09 unit/ml) dan hamil normal (76,72 ± 32 unit/ml) dengan nilai p = 0,03, kadar VEGF pada preeklampsia (9,53 ± 1,02
ng/ml) dan hamil normal (17,41 ± 8,05 ng/ml) dengan nilai p = 0,00 dan kadar sFlt-1 pada preeklampsia (4308,02 + 2718,05 ng/ml)
dan pada hamil normal (2302,07 ± 1767,05 ng/ml) dengan nilai p = 0,02. Simpulan, pada preeklampsia kadar sHLA-G dan VEGF
lebih rendah, kadar sFlt-1 lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan normal. (MOG 2014;22:126-131)

Kata kunci: sHLA-G, VEGF, sFlt-1, preeklampsia

ABSTRACT

Preeclampsia can cause immune maladaptation between fetus and mother. Low level of sHLA-G can effect inbalance proangiogenic
factor VEGF and antiangiogenic sFlt-1. This research aim to know difference between serum level of sHLA-G, VEGF and sFlt-1 in
preeclampsia and normal pregnancy with observational and cross-sectional method. The research was conducted at the Obstetric
and Gynecology Departement of Dr. Moewardi Hospital Surakarta and Prodia laboratory from April to June 2014. Thirty (30)
samples whos inclusion and exclusion criteria divided into two groups. There were 15 sample serum on preeclampsia and 15 sample
serum from normal pregnancy. All sample were tested for sHLA-G, VEGF and sFlt-1 using ELISA. The data were analyzed by using
t-test. The mean of serum level sHLA-G on the preeclampsia was (52,72 ± 37,09 unit/ml) and on the normal pregnancy was (76,72 ±
32 unit/ml) (p = 0,03), VEGF on the preeclampsia was (9,53 ± 1,02 ng/ml) and on the normal pregnancy (17,41 ± 8,05 ng/ml) (p =
0,00) and serum level sFlt-1 on the preeclampsia was (4308,02 + 2718,05 ng/ml) and on the normal pregnancy was (2302,07 ±
1767,05 ng/ml) (p = 0,00). In conclusion, in preeclampsia serum level of sHLA-G and VEGF are lower and sFlt-1 is higher than in
normal pregnancy. (MOG 2014;22:126-131)

Keywords: sHLA-G, VEGF, sFlt-1, preeclampsia

Correspondence: Sri Sulistyowati, Divisi Fetomaternal, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Sebelas Maret, RSUD Dr. Moewardi, Jl. Kol. Sutarto 132 Surakarta. phone : 08122968215, email: elis_spog@yahoo.co.id

PENDAHULUAN meninggal dan pada tahun 2013 yaitu 12 orang dari 21


ibu hamil yang meninggal.3,4
Preeklampsia merupakan sindrom obstetri yang
mempengaruhi 5 - 10% wanita hamil dan masih menjadi Sampai saat ini etiologi preeklampsia masih belum
penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal diketahui sehingga langkah pencegahan dan alat
maupun perinatal di negara berkembang.1 Di Indonesia skrining kurang optimal, perawatan diarahkan pada
angka kejadian preeklampsia 3 - 10%. Di RSUD Dr. manajemen manifestasi klinis dan persalinan tetap
Moewardi Surakarta kematian ibu hamil yang menjadi terapi definitif.5 Salah satu teori etiologi
disebabkan oleh preeklampsia yaitu 25 ibu hamil dari 37 preeklampsia adalah maladaptasi imun yaitu interaksi
ibu hamil yang meninggal pada tahun 2008.2 Pada tahun imun yang abnormal antara ibu dan janin.6
2012 angka kematian ibu hamil oleh karena
preeklampsia 19 orang dari 30 ibu hamil yang Pada kehamilan normal fetus yang merupakan jaringan
semialograf (membawa antigen ayah) tidak ditolak oleh
126
Sulistyowati et al. : Kadar sHLA-G, VEGF dan sFlt-1 pada Preeklampsia

ibu. Hal ini disebabkan adanya mekanisme toleransi dengan menetralisir protein proangiogenik VEGF dan
respon imun ibu baik lokal (antara trofoblas dengan sel faktor pertumbuhan plasenta PLGF dengan cara
imun ibu di desidua pada awal kehamilan) maupun menghambat interaksi dengan reseptornya. Soluble fms-
respon imun sistemik (antara sel imun ibu dalam like tyrosinekinase-1 serum yang tinggi dan faktor
sirkulasi/ sistemik dengan trofoblas).7,8 Toleransi sistem pertumbuhan plasenta serum bebas serta faktor
imun ibu terjadi karena trofoblas tidak mengekpresikan pertumbuhan endotelial vaskuler bebas yang rendah
Major Histocompatibility Complex (MHC) kelas 1a telah ditemukan pada preeklampsia. Abnormalitas
(klasik) yaitu HLA-A dan HLA-B maupun molekul protein angiogenik tidak hanya muncul saat pre-
MHC kelas 2 yang keduanya mempunyai sifat menolak eklampsia klinis tetapi juga mendahului gejala klinis
terhadap benda asing, tetapi trofoblas mengekspresikan beberapa minggu sebelumnya sehingga dapat dijadikan
MHC klas 1b yaitu HLA-G, HLA-E, HLA-F dan sedikit alat diagnosis dan skrining pada preeklampsia. Soluble
HLA-C. Selain itu terdapat sel Natural Killer (NK) fms-like tyrosinekinase-1 merupakan inhibitor endogen
uterus di desidua yang mengekspresikan reseptor yang VEGF yang akan meningkat sebelum onset pre-
dapat mengenali molekul HLA kelas 1b sehingga eclampsia.12 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
trofoblas tidak mengalami lisis yang dipicu oleh sel perbedaan kadar sHLA-G, VEGF dan sFlt-1 pada
NK.9,10 Kadar HLA-G yang cukup diperlukan agar sel preeklampsia dan hamil normal.
trofoblas menginvasi desidua dan sistem vaskular
maternal yang dibutuhkan untuk mempertahankan
suplai darah yang adekuat selama kehamilan. Bila kadar BAHAN DAN METODE
HLA-G menurun atau tidak cukup, maka kemampuan
trofoblas akan berkurang dan dihalangi untuk Penelitian dilaksanakan dibagian obstetri dan ginekologi
menginvasi uterus (dianggap sebagai non-self). Pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta mulai April – Juni
saat yang sama sel NK maternal akan menghancurkan 2014. Pemeriksaan kadar serum HLA-G, VEGF dan
trofoblas yang kekurangan HLA-G ini. Tanpa invasi sFlt-1 digunakan metode Enzyme-Linked Immunoassay
trofoblas yang tepat, maka arteri maternal tidak akan (ELISA) di laboratorium Prodia. Jenis penelitian adalah
dibentuk ulang sehingga aliran utero plasenter menurun observasional analitik (eksplanatori) memakai rancang
dan terjadi hipoksia/iskemi plasenta yang berakibat bangun potong lintang.
ketidak seimbangan faktor proangiogenik Vascular
Endothelial Growth Factor (VEGF), Placental Growth Penelitian dilakukan pada ibu hamil dengan pre-
Factor (PlGF), Tissue Growth Factor β-1 (TGFβ-1) dan eklampsia berat dan ibu hamil normal untuk
anti angiogenik Soluble fms-like tyrosinekinase-1 (sFlt- menganalisis kadar sHLA-G, VEGF dan sFlt-1. Besar
1) dan Soluble Endoglin (sEng) yang berakibat sampel untuk uji hipotesis ditentukan berdasar replikasi
terjadinya disfungsi endotel yang dikenal sebagai dari Murti.13 Berdasarkan rumus tersebut, besar sampel
preeklampsia.11,12 untuk tiap kelompok 15 orang. Kriteria inklusi yaitu
primigravida, usia ibu dibawah 35 tahun yang
HLA-G dapat dibedakan menjadi HLA-G yang terikat memenuhi kriteria preeklampsia berat dan hamil
membran (membrane bound HLA-G) dan isoform normal, yang tidak mengidap diabetes melitus, kelainan
HLA-G terlarut (soluble HLA-G/ sHLA-G). Isoform ginjal, kelainan jantung, hipertensi kronik, infeksi
sHLA-G bersirkulasi dalam darah maternal yang tidak kronik, merokok dan anemia. Kriteria eksklusi yaitu
hanya terdapat pada permukaan sel tetapi juga dalam kehamilan kembar, kematian janin dalam rahim, ibu
serum maternal serta dalam cairan amnion.1 hamil dengan ketuban pecah dini, infeksi intra uteri dan
janin dengan kelainan kongenital. Kriteria drop out
Vascular Endothelial Growth Factor merupakan faktor yaitu pasien yang tidak bersedia meneruskan penelitian
proangiogenik dan mitogenik yang kuat untuk sel dan pasien yang meninggal saat berlangsungnya
endotel dan mempunyai peran yang penting sebagai penelitian. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
vasodilator, diproduksi oleh plasenta yang akan kelompok kasus adalah kehamilan dengan preeklampsia
meningkat karena adanya hipoksia plasenta. Pada berat dan kelompok kontrol yaitu kehamilan normal.
preeklampsia kadar VEGF diikat oleh sFlt-1 yang tinggi Pada kedua kelompok penelitian ini dilakukan
sehingga kadar VEGF bebas yang beredar dalam pemeriksaan sHLA-G, VEGF dan sFlt-1 pada serumnya
sirkulasi menjadi rendah/berkurang.12 Vascular Endo- dengan menggunakan metode ELISA. Pemeriksaan
thelial Growth Factor mengerahkan efeknya melalui 2 kadar sHLA-G menggunakan antibodi primer yaitu
reseptor VEGFR-1 dan VEGFR-2 yang juga dikenal reagen The RD 194070100R human sHLAG, VEGF
sebagai FMS-Like Tyrosine Kinase-1 (Flt-1) dan kinase menggunakan reagen Human VEGF (Immunoassay
domain region (FLK/ KDR). Soluble fms-like Quantikine(R) DVE00), dan sFlt-1 menggunakan
tyrosinekinase-1 merupakan protein antiangiogenik reagen Human Soluble VEGF R1/Flt-1 (Immunoassay
endogen yang dihasilkan oleh plasenta dan bekerja Quantikine(R DRV 100). Metode ELISA adalah suatu

127
Majalah Obstetri & Ginekologi, Vol. 22 No. 3 September - Desember 2014 : 126-131

tekhnik biokimia yang terutama digunakan dalam lebih rendah pada preeklampsia (9,5267 ± 1,019 pg/ml),
bidang imunologi untuk mendeteksi kehadiran antibodi dibanding dengan hamil normal (17,4133 ± 8,05436
atau antigen dalam suatu sampel. Kadar HLA-G, VEGF pg/ml) dengan nilai p = 0,00 (p<0,05), sedangkan
dan sFlt-1 ditunjukkan dengan angka nominal pada distribusi rerata kadar sFlt-1 pada preeklampsia lebih
pemeriksaan ELISA. Rerata dosis minimal yang dapat tinggi (4308,02 ± 2718,05) dibanding dengan hamil
terdeteksi: HLA-G: 3 unit/ml, VEGF: 9,0 pg/mL, dan normal (2302,07 ± 1767,05) dengan nilai p = 0,02
sFlt-1: 3,5 pg/mL. Analisis hasil dilakukan uji t dengan (p<0,05). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.
nilai kepercayaan 95%.
Preeklampsia dikaitkan dengan dangkalnya invasi
trofoblas ke dalam arteria spiralis maternal. Telah
HASIL DAN PEMBAHASAN terbukti bahwa invasi trofoblas dipengaruhi oleh respon
imun maternal dan berbagai sitokin yang disekresi-
Analisis statistik mengunakan uji normalitas kannya. Human Leukocyte Antigen-G diduga memain-
Kolmogorov-Smirnov terhadap variabel penelitian umur kan peran penting dalam perlindungan trofoblas dari
ibu, umur kehamilan, paritas, tekanan darah sistole, respon imun maternal. Dalam kehamilan fetus
tekanan darah diastole, kadar hemoglobin, ureum, memodulasi aktifitas sistim imun maternal sehingga
kreatinin, SGOT, dan SGPT rerata sampel subjek tidak mengalami penolakan dari maternal yang diduga
penelitian pada kelompok preeklampsia dan kelompok kemungkinan karena adanya plasenta sebagai barrier
hamil normal didapatkan perbedaan yang tidak serta adanya perubahan imunomudulasi. Kegagalan
bermakna (p>0,05) sehingga semua sampel terbukti imunomodulasi maternal dapat menjadi penyebab
homogen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. beberapa komplikasi kehamilan diantaranya pre-
eklampsia.14
Hasil uji beda rerata kelompok preeklampsia dan hamil
normal tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk Molekul sHLA-G dikeluarkan oleh sel trofoblas
variabel umur kehamilan, paritas, kadar hemoglobin, endovaskuler yang menginvasi arteri spiralis, hal ini
ureum, kreatinin, SGOT dan SGPT (p>0,05) tetapi menjelaskan keberadaannya pada sirkulasi darah
terdapat perbedaan yang signifikan untuk variabel umur maternal. Antigen HLA-G dapat memainkan peran
ibu, tekanan sistolik dan tekanan diastolik (nilai imunosupresif spesifik selama kehamilan.15 Meskipun
p<0,05). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil mekanisme sistim imun HLA-G ini belum jelas
distribusi rerata sHLA-G tampak lebih rendah pada penelitian menunjukkan bahwa HLA-G penting untuk
preeklampsia (52,72 ± 37,09 unit/mL) dibanding-kan induksi toleransi lokal pada pertemuan sisi maternal dan
dengan hamil normal (76,72 ± 32,18 unit/ml) dengan p fetal (fetomaternal face).16
= 0,03 (p<0.05). Distribusi rerata kadar VEGF tampak

Tabel 1. Sebaran data subjek penelitian

Variabel N Min Max Rerata SD


Umur ibu (tahun) 30 22,00 41,00 33,06 5,58
Umur kehamilan (minggu) 30 37,00 40,00 38,36 1,06
Paritas 30 1,00 4,00 1,93 0,86
Tekanan darah Sistole (mmHg) 30 110,00 190,00 150,66 33,49
Tekanan darah diastole (mmHg) 30 70,00 100,00 82,33 10,40
Haemoglobin (gr/dl) 30 9,80 12,50 10,91 0,60
Ureum (mg/dl) 30 20,00 51,00 32,46 7,37
Kreatinin (mg/dl) 30 0,20 0,90 0,58 0,19
SGOT (U/I) 30 10,00 34,00 23,03 6,35
SGPT (U/I) 30 10,00 36,00 18,60 6,41

128
Sulistyowati et al. : Kadar sHLA-G, VEGF dan sFlt-1 pada Preeklampsia

Tabel 2. Uji beda rerata pada kelompok preeklampsia dan hamil normal

Variabel Kelompok N Mean SD Nilai p


Umur ibu (tahun) PEB 15 29,13 4,06 0,00*)
Normal 15 37,00 3,87
Umur kehamilan (minggu) PEB 15 38,27 1,100 0,61
Normal 15 38,47 1,060
Paritas PEB 15 1,87 0,99 0,68
Normal 15 2,00 0,75
Haemoglobin (gr/dl) PEB 15 10,82 0,49 0,40
Normal 15 11,00 0,70
Ureum (mg/dl) PEB 15 31,80 6,60 0,62
Normal 15 33,13 8,24
Kreatinin (mg/dl) PEB 15 0,58 0,13 0,92
Normal 15 0,58 0,23
SGOT (U/I) PEB 15 23,33 4,57 0,80
Normal 15 22,73 7,91
SGPT (U/I) PEB 15 16,47 4,91 0,06
Normal 15 20,73 7,16
Tekanan darah sistole (mmHg) PEB 15 183,00 4,551 0,00*)
Normal 15 118,33 7,94
Tekanan darah diastole (mmHg) PEB 15 87,33 10,99 0,00*)
Normal 15 77,33 7,03
*) Nilai signifikansi p<0,05

Tabel 3. Kadar sHLA-G, VEGF dan sFlt-1 pada preeklampsia dan hamil normal

Kadar Serum Preeklampsia Normal p


(n: 15) (n: 15)
sHLA-G (unit/ml) 52,72 ± 37,09 76,72 ± 32 0,03*
VEGF (ng/ml) 9,53 ± 1,02 17,41 ± 8,05 0,00*
sFlt-1 (ng/ml) 4308,02 ± 2718,05 2302,07 ± 1767,05 0,02*
*Signifikan p<0,05

Selain di plasenta HLA-G dapat diproses melalui trimester tiga, pada wanita dengan gejala preeklampsia
splicing alternatif dan/ atau pembelahan proteotik berat.17 Penelitian yang dilakukan oleh Hackmon et al,
sebagai protein terlarut dalam sirkulasi. Sirkulasi dan Rizzo juga mendapatkan kadar molekul sHLA-G
protein HLA-G juga tampaknya memiliki efek penting secara signifikan lebih rendah pada pasien dengan
pada respon imunitas.17 Maternal HLA-G genotipe preeklampsia berat.19,20 Penelitian oleh Dorota juga
secara signifikan berhubungan dengan risiko mendapatkan konsentrasi sHLA-G dalam serum wanita
preeklampsia pada wanita Afrika-Amerika dan dapat preeklampsia secara signifikan lebih rendah dibanding
diprediksi pada tingkat sirkulasi sHLA-G selama dengan hamil fisiologis trimester tiga.1 Berbeda dengan
kehamilan.18 Pada penelitian ini hasil uji perbandingan penelitian yang dilakukan oleh Marzena, yang
kadar sHLA-G serum antara preeklampsia berat dengan menemukan kadar sHLA-G dalam darah ibu hamil
kehamilan normal diperoleh hasil distribusi rerata preeklampsia berat lebih tinggi dibanding ibu hamil
sHLA-G lebih rendah pada preeklampsia (52,72 ± 37.09 normal.21 Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh
unit/mL), dibandingkan dengan hamil normal (76,72 ± Steinborn, yang mendapatkan peningkatan kadar sHLA-
32,18 unit/mL) dengan nilai p = 0,03 (<0,05). Hasil G pada preeklampsia dengan sindrom HELLP.15
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Perbedaan hasil penelitian ini mungkin disebabkan
oleh Yie et al, yang mengamati kecenderungan karena jenis sel yang berbeda dan mungkin merupakan
penurunan kadar molekul sHLA-G dalam serum selama reaksi yang berlebihan terhadap antigen alogenik janin.
129
Majalah Obstetri & Ginekologi, Vol. 22 No. 3 September - Desember 2014 : 126-131

Kadar HLA-G yang tinggi pada preeklampsia dengan Kadar sFlt-1 ditemukan lebih tinggi pada kelompok
sindroma HELLP juga mungkin karena reaksi inflamasi preeklampsia dibandingkan dengan kehamilan normal
dari janin yang mengakibatkan peningkatan pelepasan menjelaskan peranan sFlt-1 pada preeklampsia. sFlt-1
sHLA-G dari fetal ke dalam sirkulasi maternal. berperan di dalam menghambat interaksi VEGF dengan
sel endothel, mengakibatkan tidak adanya sinyal kepada
Preeklampsia dideskripsikan sebagai proses dua tahap. endothel untuk membentuk neovaskularisasi yang
Tahap pertama yang asimptomatik (plasental) ditandai menyebabkan terjadinya kegagalan pembentukan
oleh plasentasi yang abnormal, diikuti oleh elaborasi sirkulasi uteroplasental yang semakin berat. Peningkat-
beberapa faktor larut tertentu yang memasuki sirkulasi an sFlt-1 selama preeklampsia diasosiasikan dengan
maternal dan menyebabkan berkembangnya disfungsi menurunnya VEGF bebas didalam darah sehingga
endotel secara luas. Tahap kedua (maternal) dicirikan menciptakan kondisi anti angiogenik dan karakteristik
terutama oleh hipertensi dan proteinuri yang merupakan hipertensi serta proteinuri yang terlihat pada sindrom
gambaran klinis yang dikenal sebagai sindroma maternal preeklampsia.
maternal. Baru-baru ini terdapat hipotesis bahwa
ketidakseimbangan pada sirkulasi faktor angiogenik Penelitian sebelumnya, oleh Shakil mendapatkan hasil
diduga memainkan peran patogenik pada preeklamp- yang sama dengan penelitian ini yaitu rasio relatif
sia.12 Pada tahap pertama terjadi penurunan VEGF yang VEGF dan sFlt-1 menurun 53% pada preeklampsia
akan menimbulkan gangguan endothel-ialisasi dan dibandingkan dengan kehamilan normal, dimana
invasi dari arteri spiralis menuju miometrium, terdapat hubungan yang berlawanan antara kadar VEGF
menimbulkan peningkatan resistensi vaskuler yang akan dan sFlt-1.24 Soluble Fms-Like Tyrosine Kinase-1 pada
diikuti pada tahap kedua, dimana terjadi iskhemia pada preeklampsia memiliki aktivitas antiangiogenik yang
plasenta, menimbulkan stress oksidatif pada plasenta dapat mengikat semua VEGF, sehingga kadar VEGF
dan pelepasan protein seperti sFLt-1, prostaglandin, dan menurun pada preeklampsia dan kadar sFlt meningkat.
sitokin. Kedua hal tersebut sinergis dalam memperberat Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Krysiak,
preeklampsia.22 Verugeese juga menunjukkan dalam yang menyatakan terdapat peningkatan sFlt-1 pada
penelitiannya adanya peningkatan kadar sFlt-1 dan preeklampsia, sehingga menyebabkan terjadinya pe-
penurunan kadar VEGF pada preeklampsia dibanding- nurunan dari kadar VEGF pada preeklampsia
kan dengan kehamilan normal. Pada penelitiannya juga dibandingkan dengan kehamilan normal.25 Selain
ditemukan penurunan PlGF yang bekerja sinergis dalam mempengaruhi faktor antiangiogenik pada serum, sFlt-1
mempotensiasi efek VEGF dalam proses plasentasi.23 juga mempertahankan aktivasi neutrofil pada pre-
eklampsia, sehingga menurunkan kadar VEGF, dimana
Pada penelitian ini kadar VEGF pada kelompok neutrofil berpengaruh pada patofisiologi preeklampsia.
preeklampsia adalah 9,5267 ± 1,019 pg/mL, dan Young Kim juga mendapatkan kadar sFlt-1 meningkat
kelompok kehamilan normal 17,4133 ± 8,054 pg/mL secara signifikan pada preeklampsia dibandingkan
dengan nilai p = 0,001. Kadar VEGF secara signifikan dengan kehamilan normal dan kadar VEGF lebih rendah
lebih rendah pada kelompok preeklampsia dibandingkan dibandingkan dengan kehamilan normal.26 Kadar sFlt-1
dengan kehamilan normal. Kadar sFlt-1 pada yang tinggi akan berdampak pada penurunan VEGF
preeklampsia 4308,02 ± 2718,15 pg/mL dan kehamilan yang bersifat angiogenik.
normal didapatkan sebesar 2302,07 ± 1767,05 pg/mL
dengan nilai p = 0,02. Kadar sFlt-1 secara signifikan
lebih tinggi pada kelompok preeklampsia dibandingkan SIMPULAN
dengan normal.
Pada preeklampsia kadar sHLA-G dan VEGF lebih
Penurunan kadar VEGF sesuai dengan teori dari rendah sedangkan kadar sFlt-1 lebih tinggi dibanding-
patogenesis preeklampsia, dimana terjadi penurunan kan dengan kehamilan normal.
kadar VEGF yang menyebabkan terjadinya neovaskula-
risasi saat plasentasi. Hal ini mengakibatkan kegagalan
terbentuknya sirkulasi uteroplasental yang normal. DAFTAR PUSTAKA
Kegagalan ini menunjukkan terjadinya infark pada
plasenta, arteriosklerosis, invasi sitotrofoblas yang 1. Darmochwal KD, Kolarz B, Rolinski J,
dangkal, dan remodelling yang tidak memadai pada Leszczynska GB, Oleszczuk J. The concentrations
arteri spiralis uterus. Pada kehamilan normal kadar of soluble HLA-G protein are elevated during mid
VEGF lebih tinggi sehingga proses plasentasi berjalan gestation and decreased in pre-eclampsia. Folia
normal, invasi trofoblast dan pembentukan sirkulasi Histochem Cytobiol. 2012;50(2):286-91.
uteroplasental menjadi normal. 2. Sulistyowati S, Abadi A, Hood J, Soetjipto S. The
influence of low HLA-G protein expression on

130
Sulistyowati et al. : Kadar sHLA-G, VEGF dan sFlt-1 pada Preeklampsia

HSP-70 and VCAM-1 profile in preeclampsia. 17. Yie SM, Taylor RN, Librach C. Low plasma HLA-
Indonesian journal of Obstetrics and Gynecology. G protein concentrations in early gestation indicate
2010;34(4):185-190. the development of preeclampsia later in
3. Data obstetric bagian obgin RSUD Dr. Moewardi pregnancy. Am J Obstet Gynecol. 2005;193(1):204-
Surakarta. 2012. 8.
4. Data obstetric bagian obgin RSUD Dr. Moewardi 18. Loisel DA, Billstrand C, Murray K, Patterson K,
Surakarta. 2013. Chaiworapongsa T, Romero R, Ober C. The
5. Bell MJ. A Historical Overview of Preeclampsia- maternal HLA-G 1597DC null mutation is
Eclampsia. J Obstet Gynecol Neonatal Nurs. 2010; associated with increased risk of preeclampsia and
39(5):510-8. reduced HLA-G expression during pregnancy in
6. Cecati M, Giannubilo SR, Emanuelli M, Tranquilli African-American women. Molecular Human
AL, Saccucci F. HLA-G and pregnancy adverse Reproduction. 2013;19(3):144–152.
outcomes. Med Hypotheses. 2011;76(6):782-4. 19. Hackmon R, Koifman A, Hyodo H, Glickman H,
7. Gill Mor. Imunology of Implantation. Imunology of Sheiner E, Geraghty DE. Reduced third-trimester
Pregnancy. USA: New York; 2006. levels of soluble human leukocyte antigen G
8. Weiss G, Goldsmith LT, Taylor RN, Bellet D, protein in severe preeclampsia. Am J Obstet
Taylor HS. Inflammation in reproductive disorders. Gynecol. 2007;197(3):255.
Reprod Sci. 2009;16(2):216-29. 20. Rizzo R, Stignani M, Amoudruz P, Nilsson C,
9. Verlohren S, Muller DN, Luft FC, Dechend R. Melchiorri L, Baricordi O, Sverremark-Ekström E.
Immunology in hypertension, preeclampsia, and Allergic women have reduced sHLA-G plasma
target-organ damage. Hypertension. 2009;54(3): levels at delivery. Am J Reprod Immunol.
439-43. 2009;61(5):368-76.
10. Serrano NC. Immunology and genetic of 21. Laskowska M, Oleszczuk J. Serum soluble Human
preeclampsia. Clin Dev Immunol. 2006;13(2- Leukocyte Antigen-G in pregnancies complicated
4):197-201. by severe preeclampsia. Perinatal Medicine.
11. Agarwal I, Karumanchi SA. Preeclampsia and the 2011;17(3):147-152.
Anti-Angiogenic State. Pregnancy Hypertens. 22. Chen Y. Novel Angiogenic Factors for Predicting
2011;1(1):17-21. Preeklampsia: sFlt-1, PIGF, and Soluble Endoglin.
12. Lam C, Lim KH, Karumanchi SA. Circulating The Open Clinical Chemistry Journal. 2009;2:1-6.
angiogenic factors in the pathogenesis and predict- 23. Varughese B, Bhatla N, Kumar R, Dwivedi SN,
ion of preeclampsia. Hypertension. 2005;46(5): Dhingra R. Circulating angiogenic factors in
1077-85. pregnancies complicated by pre-eclampsia. Natl
13. Murti B. Desain dan ukuran sampel untuk Med J India. 2010;23(2):77-81.
penelitian kuantitatif dan kualitatif di orang 24. Ahmad S, Ahmed A. Elevated placental soluble
kesehatan. Edisi ke-2. Yogyakarta: Gajah Mada Vascular Endothelial Growth Factor receptor-1
University Press; 2010. h.108‒21. inhibits angiogenesis in preeclampsia. Circ Res.
14. Saito S, Shiozaki A, Nakashima A, Sakai M, Sasaki 2004;95(9):884-91.
Y. The role of the immune system in preeclampsia. 25. Krysiak O, Bretschneider A, Zhong E, Webb J,
Mol Aspects Med. 2007;28(2):192-209. Hopp H, Verlohren S, Fuhr N, Lanowska M,
15. Steinborn A, Varkonyi T, Scharf A, Bahlmann F, Nonnenmacher A, Vetter R, Jankowski J, Paul M,
Klee A, Sohn C. Early detection of decreased Schonfelder G. Soluble Vascular Endothelial
soluble HLA-G levels in the maternal circulation Growth Factor receptor-1 (sFLT-1) mediates
predicts the occurrence of preeclampsia and downregulation of FLT-1 and prevents activated
intrauterine growth retardation during further neutrophils from women with preeclampsia from
course of pregnancy. Am J Reprod Immunol. additional migration by VEGF. Circ Res.
2007;57(4):277-86. 2005;97(12):1253-61.
16. Alegre E, Díaz-Lagares A, Lemaoult J, López- 26. Kim SY, Ryu HM, Yang JH, Kim MY, Han JY,
Moratalla N, Carosella ED, González A. Maternal Kim JO et al. Increased sFlt-1 to PlGF ratio in
antigen presenting cells are a source of plasmatic women who subsequently develop preeclampsia. J
HLA-G during pregnancy: longitudinal study Korean Med Sci. 2007;22(5):873-7.
during pregnancy. Hum Immunol. 2007;68(8):661-
7.

131

Anda mungkin juga menyukai