85 136 1 SM PDF
85 136 1 SM PDF
1VIASI IPTE~
PARADIGMA BARD
EFEK RADIASI DOSIS RENDAH
Zubaidah Alatas
Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BA TAN
• Jalan Lebak Bulus Raya 49. Jakarta - 12440
PO Box 7043 JKSKL. Jakarta - 12070
• zalatas@batan,go,id
radiasi dan termanifestasi pada turunan sel yang hilangnya kemampuan untuk melakukan
terpapar tersebut selama beberapa generasi. pembelahan (kematian reproduktif), dan ada pula
Hilangnya stabilitas genomik akan menimbulkan sel yang mengalami ketidakstabilan genomik
berbagai kerusakan seluler meliputi aberasi menjadi sel yang tidak stabil.
kromosom, mikronuklei, mutasi dan amplifikasi Karakteristik sel yang tidak stabil adalah
gen, transformasi neoplastik, dan kematian adanya sejumlah kerusakan yang tertunda, yang
reproduktif yang tertunda. meliputi aberasi kromosom, mikronuklei,
Pergeseran paradigma kedua adalah tidak kematian reproduktif, mutasi dan amplifikasi gen,
berlakunya lagi asumsi bahwa radiasi harus laju mutasi yang tinggi pada lokus yang berbeda
berinteraksi dengan sel secara langsung dan dan/atau kegagalan dalam membagi kromosom
mentransfer energinya pada sel tersebut untuk pada saat mitosis karena adanya perubahan ploidi
dapat menimbulkan suatu respon atau efek. sehingga menghasilkan sel aneuploid (Gambar 2).
Ternyata sel yang tidak terpapar radiasi secara Besarnya respon dan karakteristik sel tidak stabil
langsung mampu memberikan respon seperti bergantung pada Linear Energy Transfer dan
halnya sel yang langsung terpapar energi radiasi. dosis radiasi, serta jenis dan genetik sel.
Efek biologik terjadi pada sel yang tidak terpapar
radiasi secara langsung tetapi yang berada
berdekatan dengan sel yang terirradiasi disebut '-0
/ 0--- -----'0
sebagai efek bystander. Pada rentang paparan
radiasi dosis rendah, efek bystander dapat berupa .-/ '\.
~
0 0 ?
mutasi, kerusakan kromosom, dan transformasi
sel. o
Paradigma ketiga adalah perubahan profil o/\ it 01\b 0I~00 ~()
ekspresi gen yang dapat diinduksi oleh paparan
radiasi dosis sangat rendah. Perubahan ini dalam
kondisi tertentu, melindungi sel terhadap efek
yang ditimbulkan oleh paparan radiasi berikutnya
00 •• 000800
j \ Mutt,\cn j \ j Abcrasi
\ j \
kromosom
o
Kc~~tlal Ancuploidi
Mikronuklci
dengan dosis yang lebih tinggi. Fenomena Gambar 2. kejadian ketidakstabilan genomik yang diinduksi
protektif ini dikenal sebagai respon adaptif yang radiasi pengion. Sebuah sel bertahan hidup setelah
diinduksi radiasi atau sebagai respon radioadaptif. diirradiasi dan berkembang membentuk klon. Sebagian
Pada tulisan ini akan dibahas lebih rinci tentang turunan sel tersebut mengalami kematian (akibat mutasi
ketidakstabilan genomik, efek bystander, dan letal atau kematian reproduktiftertunda) dan sebagian lagi
mengalami ketidakstabilan genomik pada beberapa generasi
respon adaptif serta implikasinya dalam proteksi
sel berikutnya.
radiasi.
Ketidakstabilan kromosom yang tertunda
KETIDAKSTABILAN GENOMIK AKIBA T
RADIASI PENGION yang dimanifestasi sebagai peningkatan laju
aberasi tidak stabil atau perubahan susunan non
Paparan radiasi dosis rendah menyebabkan
klonal, telah diamati pada berbagai sistem seluler
kerusakan yang tidak bersifat letal pada sel dan setelah terkena paparan sinar x atau gamma,
akan diekspresikan setelah beberapa generasi neutron, partikel alpha atau ion berat. Waktu
kemudian pada turunan sel yang terpapar radiasi terjadinya ketidakstabilan kromosom relatif
tersebut. Keadaan ini akan mengarah pada berbeda antara induksi oleh radiasi LET rendah
peningkatan frekuensi perubahan genetik pada sel
dan tinggi. Irradiasi neutron, secara konsisten
anak. Di antara turunan dari sel yang tetap
menyebabkan terjadinya peningkatan frekuensi
bertahan pasca irradiasi, ada yang akan
aberasi pada semua populasi turunannya,
mengalami kematian akibat mutasi, atau
sedangkan irradiasi gamma hanya menyebabkan
peningkatan jumlah aberasi pada generasi sinyal perusak tersebut melalui komunikasi antar
populasi ke 20 - 30 setelah irradiasi, dan sel yaitu gap junction ke sel yang tidak diirradiasi
kemudian menurun mendekati latar. atau sel bystander (Gambar 3). Pada kondisi
Ketidakstabilan genomik disebabkan oleh normal, gap junction berfungsi sebagai saluran
kejadian yang bervariasi antara lain perubahan pada membrane sel yang menyediakan jalur
ekspresi gen yang berfungsi dalam interseluler untuk translokasi molekul messenger
mempertahankan stabilitas genomik. Contoh gen dengan berat ::; 1,2 kiloDalton.
seperti itu adalah gen yang berperan dalam
replikasi DNA, sintesa deoksinukleotida,
perbaikan DNA, checkpoints siklus sel, dan
kejadian mitosis. Sejumlah gen berperan dalam
transfer informasi genetik secara akurat dari satu
sel ke turunannya pada setiap siklus pembelahan.
Mutasi pada stabilitas genomik suatu gen akan
menjadi kejadian awal proses karsinogenesis dan
mungkin menghasilkan multipel mutasi yang
diamati pada tumor.
terjadi pada sejumlah sel yang tidak dilintas mengekspresikan kemampuan radiasi dosis
langsung oleh sebuah partikel alpha. Sejumlah rendah untuk menginduksi perubahan seluler
studi menunjukkan adanya peningkatan SCE sel yang mengubah tingkat kerusakan yang diinduksi
yang dimediasi oleh pelepasan faktor paparan radiasi berikutnya. Respon radioadaptif
ekstraseluler dan frekuensinya dapat direduksi dapat dianggap sebagai fenomena non spesifik
dengan penangkap radikal bebas. ketika paparan stresor minimal dapat
Partikel alpha fluks rendah dapat pula menyebabkan peningkatan resistensi terrhadap
meningkatkan jumlah mutasi dan menyebabkan tingkat yang lebih tinggi dari stresor yang sarna
akumulasi protein gen penekan tumor p53 (TP53) atau jenis yang lain.
pada persentasi yang lebih tinggi dari populasi Fenomena ini tidak dijumpai pada semua
terpapar dibandingkan dengan yang diperhitung- sel baik in vivo atau in vitro dan terdapat variasi
kan menerima lintasan ~ 1 partikel alpha pada antar individu. Dosis adaptif optimum yang
inti. Dengan mengamati perubahan ekspresi gen dibutuhkan untuk menginduksi respon radio-
pasca irrradiasi partikel alpha fluks rendah, adaptif pada sel mamalia adalah di bawah 10 cOy
diketahui adanya keterlibatan komunikasi dan dosis challenge sebesar 1 - 2 Oy. Sejumlah
intraseluler dalam mentransmisikan sejumlah studi menunjukkan adanya respon radioadaptif
sinyal kerusakan dari sel yang diirradiasi ke sel berupa resistensi terhadap induksi mutasi, aberasi
yang tidak diirradiasi. kromosom, mikronuklei, apoptosis, transformasi
Dengan demikian efek ini berpotensi malignansi, ketahanan hidup atau kematian sel
meningkatkan efektivitas biologik radiasi dosis dengan uji klonogenik, dan peningkatkan
rendah dengan meningkatkan jumlah sel yang resistensi terhadap infeksi dan reduksi
rusak melebihi dari sel yang secara langsung karsinogenesis.
terpapar radiasi. Studi aberasi kromosom menunjukkan
adanya respon adaptif pada populasi yang tinggal
INDUKSI RESPON ADAPTIF OLEH di daerah dengan radiasi latar alam tinggi atau
RADIASI PENGION High Background Radiation Area (HBRA).
Sel dapat mengenali dan merespon paparan Beberapa daerah HBRA di dunia yang telah
radiasi dosis sangat rendah dengan sejumlah dilakukan studi epidemiologi secara kompre-
perubahan antara lain ekspresi gen. Perubahan hensif sampai saat ini terkait dengan konsekuensi
ekspresi gen sebagai fungsi dosis dan jenis radiasi efek radiasi alam terhadap kesehatan
mengakibatkan perubahan penting pada sel dalam penduduknya adalah Ramsar di Iran, Yangjiang
jaringan. Ketika sel diawali dengan pemberian di China, dan Kerala di India yang masing-
radiasi dosis rendah, disebut dosis adaptif, dan masing menerima dosis efektif tahunan rerata
kemudian dalam waktu singkat diikuti dengan outdoor sekitar 42 mSv, 6,4 mSv, dan 4,9 mSv.
paparan radiasi berikutnya dengan dosis yang Hasil studi tersebut tidak menunjukkan adanya
lebih besar, disebut dosis challenge. Jumlah efek radiasi terhadap kesehatan penduduk HBRA
aberasi kromosom pada sel terse but lebih rendah dibandingkan dengan penduduk di area dengan
dari sel yang tidak diiradiasi dengan dosis adaptif. paparan radiasi latar alam normal. Hal ini
Perubahan seperti ini disebut sebagai respon diperkirakan karena adanya respon radioadaptif
adaptif sel terhadap paparan radiasi atau respon pada sistem biologik masyarakat yang terbentuk
radioadaptif. sebagai akibat dari adanya dosis efektif rerata
Respon adaptif adalah suatu fenomena tahunan dari radiasi yang diterima penduduk
biologi yang menggambarkan adanya resistensi HBRA. Tingkat paparan radiasi latar alam tinggi
terhadap paparan radiasi dosis tinggi setelah satu pada penduduk berfungsi sebagai dosis adaptif.
atau beberapa paparan radiasi pengion dengan Studi sitogenetik pada penduduk di Ramsar
dosis rendah. Induksi respon radioadaptif tidak menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan antara 35 penduduk di HBRA siklus sel. Respon adaptif sekali diinduksi, dapat
dibandingkan dengan 14 penduduk di area berlangsung selama 3 siklus sel dalam proliferasi
dengan radiasi alam latar normal yang berada di limfosit manusia atau 2-3 hari. Pada sel mamalia,
sekitamya. Mean chromosome aberrations per respon radioadaptif mempunyai dosis optimum di
cell (MCAPC) pada sel limfosit yang tidak bawah 0,01 Gy yang segera diekspresikan dalam
diberikan dosis challenge temyata tidak waktu maksimal 4-6 jam setelah irradiasi dan
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan , berlangsung selama lebih dari 20 jam. Dosis
antara kedua kelompok masyarakat tersebut radiasi yang lebih besar tidak dapat menginduksi
(Gambar 4). Tetapi dengan pemberian dosis respon adaptif dan segera menghilangkan kondisi
challenge 1,5 Gy menyebabkan terjadinya yang telah teradaptasi. Berarti peningkatan
penurunan sekitar 44% MCAPC pada sellimfosit radioresisten yang diinduksi oleh respon adaptif
penduduk HBRA dibandingkan dengan penduduk hanya berlangsung untuk peri ode waktu yang
yang tinggal di radiasi alam latar normal (Gambar terbatas.
5).
IMPLIKASI PADA PROTEKSI RADIASI
0025
Selama ini, sistem biologis telah
menunjukkan kemampuan luar biasa untuk
0.02
mengadaptasi berbagai faktor lingkungan
~ 0,015 termasuk paparan kronik radiasi. Dosis radiasi
~ yang lebih besar dari latar berpotensi
:E 0.01
0,005 menginduksi neoplasia yang diperkirakan terjadi
melalui kombinasi kerusakan langsung dan efek
o
HBRA f'.8RA non target.
Ketidakstabilan genomik dan efek
Gambar 4. Tidak ada perbedaan antara aberasi kromosom
sellimfosit penduduk HBRA dan penduduk yang tinggal bystander yang terjadi setelah paparan radiasi
di area dengan radiasi alam normal (NBRA) di Ramsar. dosis sangat rendah mengindikasikan bahwa efek
berbahaya dapat terjadi pada sel yang tidak
0250 terirradiasi. Sel yang diirradiasi dapat mengirim
D T anpa dosis challenge sinyal dan menginduksi respon pada sel yang
[:!] Dosis challenge 1,5 Gy
0200 intinya tidak dilintas radiasi. Efek non target ini
~ 0.150 berperan dalam amplifikasi efektivitas biologis
4: dari radiasi yang berarti terjadi peningkatan
W 0 100 jumlah sel yang mengalami efek lebih dari yang
0050 terpapar radiasi secara langsung. Dengan
demikian, ketika mengevaluasi risiko radiasi,
000)
model karsinogenesis akibat radiasi harus sebagai
gabungan dari efek langsung dan tidak langsung.
Paradigma baru ini menunjukkan suatu tantangan
Gambar 5. Terdapat perbedaan nyata antara aberasi khusus pada para pengkaji risiko radiasi.
kromosom sellimfosit kedua kelompok penduduk Penemuan ini mengimplikasikan bahwa
di Ramsar tanpa irradiasi dan dengan irradiasi dosis
challenge 1,5 Gy. efek biologis radiasi pada populasi sel mungkin
tidak terbatas pada respon individual sel terhadap
Respon adaptif bergantung tidak hanya kerusakan DNA yang terjadi, tetapi lebih pada
pada laju kerusakan awal tetapi juga pada interval respon jaringan secara keseluruhan. Sebelum
waktu antara dosis adaptif dan pemberian dosis implikasinya untuk pengkajian risiko
challenge terutama pada sel tahap G 1 dalam karsinogenik dosis rendah dapat diklarifikasi,
penelitian tambahan sangat dibutuhkan untuk mekanisme dasar respon adaptif akan mengarah
menentukan mekanisme yang terlibat dalam pada pandangan dan teknologi baru untuk
ketidakstabilan genomik yang diinduksi radiasi. manajemen dan mengontrol konsekuensi yang
Pemahaman lebih baik tentang mekanisme timbul akibat paparan radiasi untuk tujuan medis,
fenomena ini diperlukan sebelum digunakan paparan akibat kerja, dan paparan pada kasus
sebagai faktor yang harus diperhitungkan dalam kecelakaan radiasi.
memperkirakan risiko potensial paparan radiasi
DAFT AR PUST AKA
pengion dosis rendah pada manusia.
AZZAM, E.\., de TOLEDO, S.M., and LITTLE, J.B. Direct
Evidence for the Participation of Gap Junction-
PENUTUP Mediated Intercellular Communication in the
DNA adalah target penting terhadap efek Transmission of Damage Signals from Alpa-Particle
kematian sel, mutagenik, dan onkogenik radiasi Irradiated to Irradiated Cells. Proc. Natl. A cad. Sci.
pengion. Efek yang sarna juga dapat terjadi ketika USA. 98, pp. 473-478, 2001.
BROOKS, A.L. Paradigm Shifts in Radiation Biology:
ekstranuklear sel diirradiasi, bahkan terjadi pula
Their Impact on Intervention for Radiation-Induced
pada sel yang tidak terpapar radiasi. Meskipun Disease. Radiat. Res. 164, pp. 454-461,2005.
demikian masih ban yak pertanyaan yang belum DIMOV A, E. G., BRYANT, P. E., and CHANKOV A, S.
terjawab mengenai fenomena ini khususnya G. Adaptive response : some underlying mechanisms
bagaimana ini diinisiasi dan dipertahankan and open questions. Genetic and Molecular Biology
Vol.31 No.2, pp. 396-408,2008.
selama beberapa generasi; bagaimana hubungan EVANS, H.H., HORNG, M.F., RICANA TI, M., DIAZ-
antar kerusakan dari adanya ketidakstabilan IN SUA, M., JORDAN, R. and SCHWARTZ, J.L.
genomik; karakteristik hubungan dosis respon, Diverse Delayed Effects in Human Lymphoblastoid
khususnya pada dosis rendah ; dapatkah Cells Survivin9 Exposure to High-LET 56 Fe Particles
ketidakstabilan ini diinduksi oleh laju dosis or Low-LET 13 Cs gamma Radiation. Radiat. Res. 156,
pp. 259-271, 200 I.
rendah dan irradiasi protraksi; sampai sejauh
GHIASSI-NEJAD, M., MORTAZAVI, S. M. J.,
mana faktor genetik lain dapat memodulasi CAMERON, J. R., NIROOMAND-RAD, A., and
perkembangan dan mempertahanan ketidak- KARAM, P. A. Very High Background Radiation
stabilan fenotip; dan mekanisme timbulnya Areas of Ramsar, Iran: Preliminary Biological Studies.
spektrum mutasi yang berbeda dalam suatu Health Physics, 82 (I), pp. 87-93,2002.
HALL, EJ.and GIACCIA, AJ. Radiobiology for The
populasi sel yang tidak stabil.
Radiologist. 7th ed. Philadelphia, Lippincott Williams
Lebih ban yak data dibutuhkan untuk & Wilkins. 2010.
mengerti secara baik risiko kesehatan yang akan HENDRY, 1. H., SIMON, S.L., WOJCIK, A., SOHRABI,
ditimbulkan oleh ketidakstabilan genomik yang M., BURKART, W., CARDIS, E., LAURIER, D.,
tertunda akibat radiasi. Identifikasi kerusakan TIRMARCHE, M., and HAYATA, \. Human Exposure
to High Natural Background Radiation: What Can It
molekuler secara tepat, proses yang berperan
Teach Us About Radiation Risks? Journal of
untuk inisiasi dan mempertahankan Radiological Protection 29, pp. A29-A42, 2009.
ketidakstabilan genomik, serta pengkajian risiko HICKMAN, A.W., JARAMILLO,RJ., LECHNER,J.F. and
terhadap kesehatan untuk individu yang terpapar JOHNSON,N.F. Alpha-particel-induced p53 Protein
radiasi akibat kerja, tindakan medis atau Expression in a rat Lung Epithelial Cell Strain. Cancer
Res. 54: pp. 5797-5800, 1994.
kecelakaan adalah sejumlah tantangan penting
JAIKRISHAN, G., ANDREWS, V. 1., THAMPI, M. V.,
untuk studi lebih lanjut di masa depan. KOY A, P. K., RAJAN, V. K., and CHAUHAN, P. S.
Meskipun masih sangat terlalu dini untuk Genetic Monitoring of the Human Population From
mengubah sistem proteksi radiasi saat ini, jelas High-Level Natural Radiation Ares of Kerala On The
bahwa penelitian lanjutan pada area ini sangat Southwest Coast Of India. \. Prevalence of Congenital
Malformations in Newborns. Radiation Res. 152, pp.
penting untuk modifikasi ke depan model Linear SI49-S153,1999.
Non Threshold sehingga secara benar
merefleksikan respon dosis rendah. Pemahaman