Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
GENETIKA
“MONOHIBRID”
BIOLOGI
2019
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan
Laporan Genetika ini. Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat
untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut.
Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras saya semata,
melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya
laporan ini.
Saya sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna.
Untuk itu, saya selaku penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran
yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Saya berharap
semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
Bab I. Pendahuluan............................................................................................. 1
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Genetika berasal dari kata bahasa Yunani genno, yang berarti
"melahirkan", genetika adalah cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat
pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Secara singkat
dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang gen dan segala aspeknya
. Genetika merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari
berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi pada organis maupun
suborganisme. Terdapat sifat keturunan yang ditentukan oleh gen yang terdapat
Dalam autosom. Seperti halnya pada saat mempelajari menurunnya warna bunga
pada tanaman atau sifat albino pada manusia. Selain itu pada manusia, sifat-sifat
yang menurun dikenal dengan istilah hereditas. Biasanya gen dominan
memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki jantan atau betina. Baru
dalam keadaan homozigot resesif, pengaruh dominan itu akan menampakkan diri
dalam fenotipe. Orang yang pertama kali melakukan persilangan dengan
menggunakan tumbuhan sebagai bahan adalah orang berkebangsaan Australia
bernama George Mendel (1822-1884) pada tahun 1866, Mendel melakukan
eksperimen dengan menanam tanaman kacang ercis.
B. Tujuan
Adapun tujuan penulis dalam penulisan laporan ini adalah:
1. Membuktikan Hukum Mendel I tentang Monohibrid
1
BAB II
DASAR TEORI
A. Gen
B. Fungsi Gen
C. Simbol-Simbol Gen
1. Gen dominan, yaitu gen yang menutupi ekspresi gen lain, sehingga
sifat yang dibawanya terekspresikan pada turunannya (suatu individu)
dan biasanya dinyatakan dalam huruf besar, misalnya M.
2. Gen resesif, yaitu gen yang terkalahkan (tertutupi) oleh gen lain (gen
dominan) sehingga sifat yang dibawanya tidak terekspresikan pada
keturunannya.
3. Gen heterozigot , yaitu dua gen yang merupakan perpaduan dari sel
sperma (A) dan sel telur (a).
2
4. Gen homozigot, dominan, yaitu dua gen dominan yang merupakan
perpaduan dari sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, misalnya
genotipe AA.
5. Gen homozigot resesif, yaitu dua gen resesif yang merupakan hasil
perpaduandua sel kelamin. Misalnya aa
6. Kromosom homolog, yaitu kromosom yang berasal dari induk betina
berbentukserupa dengan kromosom yang berasal dari induk jantan.
7. Fenotipe, yaitu sifat-sifat keturunan pada F1, F2, dan F3 yang dapat
dilihat, seperti tinggi, rendah, warna, dan bentuk.
8. Genotipe, yaitu sifat-sifat keturunan yang tidak dapat dilihat, misalnya
AA, Aa, dan aa.
D. Persilangan Monohibrid
3
Persilangan ini untuk membuktikan hukum Mendel I yang menyatakan bahwa
pasangan alel pada proses pembentukkan sel gamet dapat memisah secara bebas.
Dalam beberapa kasus, persilangan dengan sifat beda lebih dari satu
kadang menghasilkan keturunan dengan perbandingan yang berbeda dengan
Hukum Mendel. Misalnya, dalam suatu persilangan monohibrida (dominan-
resesif), secara teori, akan didapatkan perbandingan 3 : 1, sedangakan pada
dihibrida didapatkan perbandingan, 9 : 3 : 3 : 1. Namun pada kasus tertentu,
hasilnya bisa lain, misal untuk monohibrida bukan 3 : 1 tapi 1 : 2 : 1. Dan pada
dihibrida, mungkin kombinasi yang mucul adalah, 9 : 6 : 1 atau 15 : 1. Munculnya
perbandingan yang tidak sesuai dengan hukum Mendel ini disebut ‘Penyimpangan
Semu Hukum Mendel’, mengapa disebut ‘Semu’,karena prinsip segregasi bebas
tetap berlaku, hal ini disebabkan oleh gen-gen yang membawa sifat memiliki ciri
tertentu.
4
BAB III
METODE PRAKTIKUM
C. Langkah Kerja
a. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam praktek.
b. Pisahkan 30 kancing genetika yang berwarna merah dan putih.
c. Satukan kancing genetika menjadi 15 pasang masing-masing warna..
5
d. Lepaskan kembali kancing genetika itu dan satukan dengan warna
merah dan putih. Sehingga setengah berwarna merah dan setengah
berwarna putih.
e. Lepaskan kancing genetika tersebut.
f. Kancing merah dan putih dicampur kemudian di random.
g. Di ambil secara acak.
h. Lakukan seterusnya sampai kancing genetika habis diambil.
6
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
I. Persilangan Monohibrid
P: Merah x Putih
(MM) x (mm)
G: M, M x m, m
MERAH (M) MM Mm
PUTIH (m) Mm mm
- Percobaan 1
M m
Rasio Fenotipe :
= 25 : 9
=3:1
Rasio Genotipe :
MM : Mm : mm =1:2:1
7
- Percobaan 2
M m
Rasio Fenotipe :
= 24 : 6
=4:1
Rasio Genotipe :
MM : Mm : mm =1:3:1
8
Perbandingan ini sesuai dengan hukum Mendel I atau hukum segregasi
dimana pada persilangan antar keturunan F1 tampak bahwa perbandingan hasil
perkawinan antar faktor dominan dan resesif pada genotifnya adalah 1 : 2 : 1 dan
perbandingan fenotifnya adalah 3 : 1.
P: ♀MM >< ♂ mm
(Merah) ↓ (Putih)
F1: Mm
(Merah)
(Merah) ↓ (Merah)
G: M,m M,m
9
F2:
MERAH (M) MM Mm
PUTIH (m) Mm mm
- Rasio Genotifnya = MM : Mm : mm
9 : 16 :9→1:2:1
25 : 9 → 3 : 1
10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
Daftar Pustaka
12