Anda di halaman 1dari 9

Syifa’ MEDIKA, Vol.8 (No.

2), Maret 2018

Laporan Kasus:
Efek Samping Kortikosteroid Topikal
Jangka Lama pada Wajah

Dia Febrina1, Reti Hindritiani1, Kartika Ruchiatan1


1
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung

Submitted: December 2017 |Accepted: February 2018 |Published: March 2018

Abstrak

Efek samping penggunaan kortikosteroid topikal (KT) jangka panjang antara lain berupa hipertrikosis,
telangiektasis, dan dispigmentasi. KT sering digunakan sebagai kombinasi dengan tretinoin dan
hidrokuinon untuk terapi melasma, tetapi penggunaannya juga banyak disalahgunakan untuk
memutihkan kulit wajah. Tujuan kasus ini untuk melaporkan efek samping penggunaan KT jangka
panjang. Dilaporkan dua kasus dengan berbagai efek samping akibat penggunaan KT jangka panjang
pada wajah. Pasien yang pertama diduga sudah menggunakan KT selama empat tahun untuk terapi
melasma, sedangkan pasien kedua diduga sudah menggunakan KT selama sepuluh tahun untuk
mencerahkan kulit wajah. Pemeriksaan fisik kedua pasien didapatkan hipertrikosis, telangiektasis, dan
makula eritema pada wajah. Pada pasien pertama terdapat pula makula hipopigmentasi di kedua pipi.
Penatalaksanaan kedua pasien ini yaitu menghentikan penggunaan KT, dan diberikan emolien, tabir
surya, serta retinoid topikal. Pada pengamatan hari ke-37 didapatkan perbaikan klinis berupa
berkurangnya eritema. Penggunaan KT jangka panjang dapat menimbulkan efek samping hipertrikosis,
telangiektasis, dan dispigmentasi seperti pada kedua pasien ini. Penggunaan KT harus memperhatikan
indikasi dan durasi penggunaan agar efek samping dapat dicegah.

Kata kunci: dispigmentasi, hipertrikosis, kortikosteroid topikal, telangiektasis

Abstract

The adverse effects of prolong use of topical corticosteroid (TC) include skin damage such as
hypertrichosis, telangiectasia, and dyspigmentation. TC is often used as combination with tretinoin and
hydroquinone to treat melasma, but can be misused to get fair skin. The aim of this case reports is to
show the adverse effects of long-term use of TC. Two cases of adverse effects due to long-term use of
TC were reported. The first patients in this case report suspected had been using TC for four years to
treat melasma while second patients suspected had been using TC for ten years to get fair skin. From
physical examination on both of patients, there were hypertrichosis, telangiectasia, and erythematous
macules. From first patients, there was also hypopigmented macules on both of cheeks. Management of
side effects of TC in both of patients were discontinuation of TC, and given emollient, sunscreen, and
topical retinoid. There were clinical improvement at the 37th day of observation. Hypertrichosis,
telangiectasia, and dyspigmentation can occur as result long-term use of TC in both of patients.
Judicious use of TC on face should pay attention to indication and duration so the side effects of TC
can be prevented.

Keywords: dyspigmentation, hypertrichosis, topical corticosteroid, telangiectasia

Pendahuluan terapi yang banyak digunakan dalam


Kortikosteroid topikal (KT) pertama praktik dokter sehari-hari.1,2 KT cukup
kali diperkenalkan pada tahun 1952 dan sering digunakan pada wajah. Dalam bentuk
saat ini merupakan salah satu formulasi kombinasi dengan tretinoin dan hidrokuinon
Korespondensi : diafebrina87@gmail.com
68
Syifa’ MEDIKA, Vol.8 (No.2), Maret 2018

untuk pengobatan hiperpigmentasi, sediaan area tubuh lain, sehingga dapat


tersebut dapat menurunkan pigmentasi dan menyebabkan peningkatan absorpsi perkutan
memiliki efek antiinflamasi yang dapat obat topikal. Penggunaan KT pada wajah
mengurangi risiko kejadian iritasi akibat seharusnya dengan potensi lemah dan durasi
3
tretinoin dan hidrokuinon. terapi tidak lebih dari dua minggu.1
Penggunaan KT jangka panjang dan Berikut dilaporkan dua kasus yang
penyalahgunaan dalam bidang estetik mengalami efek samping kortikosteroid
merupakan masalah umum ditemui saat ini. topikal jangka panjang pada wajah.
Penggunaan KT jangka panjang pada wajah
untuk kelainan kulit seperti akne dan Laporan Kasus
melasma, ataupun penyalahgunaan KT Kasus 1:
pada kulit normal dengan tujuan untuk Seorang wanita, usia 52 tahun,
memutihkan kulit, menyebabkan menikah, pendidikan terakhir S1, pegawai
1
peningkatan kejadian efek samping KT. negeri sipil (PNS), agama Islam, suku
Efek samping penggunaan KT jangka Sunda, datang dengan keluhan utama berupa
panjang dapat berupa telangiektasis, pertumbuhan rambut berlebihan dan bercak
hipertrikosis, erupsi akneiformis, kulit kemerahan yang tidak terasa gatal atau nyeri
kering, eritema mirip rosasea, dermatitis pada wajah. Sejak empat bulan sebelum
perioral, hiperpigmentasi, hipopigmentasi, berobat rambut berlebihan pada wajah yang
fotosensitivitas, atrofi, striae, dan dermatitis sudah ada sebelumnya dirasakan makin
4 1
kontak alergi. Lahiri, dkk. mengganggu penampilan. Selain itu, bercak
memperkenalkan istilah topical steroid- kemerahan yang telah ada sebelumnya pada
damaged face (TSDF), yaitu kumpulan kedua pipi menjadi semakin bertambah luas
tanda dan gejala kerusakan kulit wajah dan bertambah merah. Sejak satu tahun
yang bermanifestasi klinis sama dengan sebelum berobat pasien menyadari adanya
efek samping KT, bersifat semipermanen pertumbuhan rambut berlebihan dan bercak
ataupun permanen yang disebabkan kemerahan tidak terasa gatal atau nyeri pada
penyalahgunaan, penggunaan yang wajah. Saat itu pasien sedang menggunakan
berlebihan, atau penggunaan rutin KT krim malam yang didapat dari dokter umum
dengan berbagai potensi untuk jangka di sebuah klinik kecantikan. Karena keluhan
waktu lama. tersebut, lima bulan kemudian pasien
Penggunaan KT yang tepat pada berobat ke dokter umum di Klinik
daerah wajah harus memperhatikan Kecantikan yang lain. Pasien mendapatkan
sejumlah faktor yaitu indikasi, potensi KT, obat oles berupa krim malam dan pagi
usia pasien, jumlah aplikasi, lama (pasien menyebutkan) selama tiga bulan.
penggunaan dan frekuensi aplikasi. Kulit Bercak kemerahan dirasakan bertambah
wajah lebih tipis dibandingkan kulit pada merah sehingga pasien pindah berobat ke

69
Syifa’ MEDIKA, Vol.8 (No.2), Maret 2018

Gambar 1. Pengamatan har i ke-1 Gambar 2. Pengamatan har i ke-1

klinik kecantikan lainnya. Pasien berobat lesi multipel, berupa telangiektasis tipe
ke klinik kecantikan tersebut selama empat linier dan arborizing dengan dasar makula
bulan dan mendapat obat oles berwarna eritema. Pada beberapa bagian pipi tampak
kuning, tidak lengket, dan tidak berbau makula hipopigmentasi dengan batas
yang dipakai pada malam hari serta tabir sebagian tegas. Penatalaksanaan yaitu
surya yang dipakai pada pagi dan siang dengan menghentikan penggunaan KT, dan
hari. Bercak kemerahan tampak semakin diberikan emolien, tabir surya, serta retinoid
merah. Pasien rutin menggunakan krim topikal.
pemutih untuk digunakan pada malam hari,
tabir surya, dan sabun wajah yang didapat Kasus 2:
dari dokter umum di sebuah klinik Seorang wanita, usia 50 tahun,
kecantikan selama empat tahun. Pasien menikah, pendidikan terakhir S1, PNS,
berobat ke klinik tersebut untuk keluhan agama Islam, suku Sunda, datang dengan
bercak kecokelatan yang sudah dideritanya keluhan utama berupa pertumbuhan rambut
sejak enam tahun sebelumnya. Status yang berlebihan dan bercak kemerahan
generalis, tanda vital dalam batas normal. yang tidak terasa gatal ataupun nyeri pada
Pada seluruh bagian dahi, pipi, hidung, dan wajah. Sejak dua tahun sebelum berobat ke
bibir atas: tampak rambut velus berwarna RSHS pasien pertama kali menyadari
hitam kecoklatan, halus, panjang rambut adanya pertumbuhan rambut yang
0,2-0,3 cm, serta rambut terminal berwarna berlebihan dan kemerahan pada wajah
hitam, kasar, panjang rambut 0,5-1,2 cm. terutama bila terkena sinar matahari.
Tidak terdapat tanda-tanda virilisasi. pada Sepuluh tahun sebelum berobat ke RSHS
seluruh bagian pipi kanan dan kiri, tampak pasien berobat ke klinik kecantikan di

70
Syifa’ MEDIKA, Vol.8 (No.2), Maret 2018

Garut selama tiga tahun dengan tujuan diberikan emolien, tabir surya, serta retinoid
ingin kulit wajahnya terlihat lebih cerah. topikal.
Pasien diberi obat oles untuk pagi dan
malam hari. Pasien mengakui kulitnya jauh Pembahasan
lebih cerah pada awal pengobatan, tetapi Kortikosteroid topikal menjadi salah
kemudian merasa kulit wajahnya kusam satu komponen formula “modified Kligman”
kembali. Dalam tujuh tahun terakhir pasien yang banyak digunakan secara tidak
berobat selama tiga bulan ke dokter SpKK terkontrol untuk krim pemutih wajah.1
dan ke enam dokter umum yang berbeda- Kligman dan Willis memasukkan KT
beda. Setiap kali berobat ke dokter, pasien sebagai komponen pada formula tersebut
mendapat krim untuk malam dan pagi hari. karena KT dapat menekan sintesis melanin
Sejak enam bulan sebelum berobat ke tanpa menghancurkan melanosit. Selain itu,
RSHS pertumbuhan rambut yang sudah ada KT dapat mereduksi iritasi atau inflamasi
sebelumnya pada wajah makin bertambah akibat hidrokuinon dan tretinoin.5 Chohan,
banyak dan jelas. Keluhan bercak dkk.2 pada penelitiannya mendapatkan
kemerahan pada kedua pipi juga menjadi bahwa indikasi penggunaan KT dengan atau
makin banyak dan bertambah merah tanpa tambahan bahan depigmentasi adalah
sehingga berobat ke RSHS. Riwayat akne (51,5%), untuk memutihkan kulit
kemungkinan penggunaan obat sistemik (18,5%), akne disertai melasma (17%),
dan minoksidil sebagai pencetus melasma disertai freckles (6,5%), tinea
hipertrikosis disangkal oleh pasien. fasialis (4,5%), dan dermatitis nonspesifik
Riwayat akne, gangguan menstruasi, suara (2%). KT dengan atau tanpa tambahan
menjadi berat, alopesia, atau penurunan bahan depigmentasi tersebut didapatkan dari
ukuran payudara secara drastis disangkal teman atau keluarga (64%), dokter umum
oleh pasien. Status generalis, tanda vital (16%), beautician (8%), diri sendiri (7%),
dalam batas normal. Pada seluruh bagian ahli kimia (4%), dan lain-lain (1%). Kedua
pipi kanan dan kiri serta bibir atas tampak pasien pada laporan kasus ini menggunakan
rambut velus, berwarna hitam kecoklatan, krim malam, bertujuan untuk pengobatan
halus, panjang rambut 0,2-0,3 cm, serta melasma dan untuk memutihkan kulit wajah
rambut terminal berwarna hitam, kasar, selama bertahun-tahun. Komposisi krim
panjang rambut 0,5-1,3 cm. Tidak terdapat yang dipakai oleh kedua pasien tidak
tanda-tanda virilisasi. Status diketahui secara pasti, tetapi diduga kuat
dermatologikus, pada seluruh bagian atas mengandung KT. Krim yang diduga
dan tengah pipi kanan dan kiri tampak lesi mengandung KT pada kedua pasien ini
multipel berupa telangiektasis dengan dasar didapat dari dokter umum.
makula eritema. Penatalaksanaan yaitu Efek samping KT yang dapat
dengan menghentikan penggunaan KT, dan ditemukan adalah atrofi, striae, rosasea,
71
Syifa’ MEDIKA, Vol.8 (No.2), Maret 2018

dermatitis perioral, erupsi akneiformis, KT juga dapat memengaruhi timbulnya


purpura, hipertrikosis, telangiektasis, efek samping.6 Hipertrikosis dan
hipopigmentasi, hiperpigmentasi, telangiektasis akan tampak pada
penyembuhan luka yang lambat, dan penggunaan KT jangka lama lebih dari
1 2
infeksi. Chohan dkk. melakukan enam bulan dan penggunaan KT dengan
penelitian terhadap 200 pasien yang potensi kuat.
menggunakan KT dengan atau tanpa KT Pasien pertama pada laporan
tambahan bahan depigmentasi pada wajah. kasus ini menggunakan krim yang diduga
Pada penelitian ini didapatkan efek mengandung KT selama empat tahun,
samping pada wajah berupa eritema sedangkan pasien kedua selama sepuluh
(51,8%), hipertrikosis (26,5%), tahun. Kedua pasien ini memiliki
telangiektasis (18%), erupsi akneiformis manifestasi klinis di wajah yang sesuai
(13,8%), steroid rosasea (6%), dengan manifestasi klinis efek samping
hipopigmentasi (4,8%), dan atrofi (1,2%). KT. Pada pasien yang pertama didapatkan
Terdapat beberapa faktor yang dapat hipertrikosis, telangiektasis, dan
mempengaruhi timbulnya efek samping KT hipopigmentasi, serta eritema akibat
yaitu: 1) faktor yang berhubungan dengan telangiektasisnya. Pada pasien yang kedua
obat; 2) lokasi tubuh; dan 3) human factors. didapatkan hipertrikosis dan telangiektasis.
Faktor yang berhubungan dengan obat yaitu Hipertrikosis dan telangiektasis pertama
struktur kimia KT dan formulasi kali disadari oleh pasien setelah
vehikulum. Halogenasi dan substitusi pada menggunakan krim selama tiga tahun
rantai samping KT dapat meningkatkan (pasien yang pertama) dan delapan tahun
potensi dan terjadinya efek samping. (pasien yang kedua).
Vehikulum merupakan faktor yang Hipertrikosis adalah pertumbuhan
berperan besar menentukan potensi KT. rambut dengan jumlah berlebihan pada area
Occlusive ointment dan formulasi dengan tubuh tertentu tanpa terkait androgen.
keratolitik dapat meningkatkan penetrasi Hipertrikosis dapat diklasifikasikan
obat dan timbulnya maserasi pada kulit. berdasarkan distribusinya (generalisata dan
Faktor lokal yang meningkatkan efek lokalisata), awitan saat timbul (kongenital
samping KT adalah lapisan stratum atau didapat), dan tipe rambut (rambut
korneum yang tipis, densitas folikel velus atau terminal).7 Hipertrikosis dapat
pilosebasea yang tinggi, kelembapan merupakan suatu kelainan kongenital atau
lingkungan yang tinggi, dan friksi. Lokasi berhubungan dengan penyakit hipotiroid,
tubuh yang meningkatkan timbulnya efek porphyria, anorexia nervosa, malnutrisi,
samping KT yaitu leher, wajah, skrotum, dan dermatomiositis. Hipertrikosis juga
daerah fleksura, dan regio popok pada bayi. dapat terjadi akibat induksi obat-
Kuantitas, frekuensi, dan lama penggunaan obatan.8,9,10

72
Syifa’ MEDIKA, Vol.8 (No.2), Maret 2018

Beberapa obat-obatan dapat pertumbuhan rambut pria yang terutama


menginduksi terjadinya hipertrikosis disebabkan hiperandrogenisme.7 Tempat-
generalisata ataupun lokalisata. KT dapat tempat tertentu pada tubuh yang
menyebabkan timbulnya hipertrikosis pertumbuhan rambutnya dipengaruhi
lokalisata. Obat-obatan tidak dapat androgen adalah bibir atas, dagu, dada,
menginduksi pertumbuhan rambut baru, perut, ketiak, lengan atas, tungkai dan pubis.
tetapi dapat mengonversikan rambut velus Peningkatan androgen pada hirsutisme
10,11
menjadi rambut terminal. Mekanisme dapat familial, idiopatik, kelainan ovarium
KT dapat menyebabkan hipertrikosis masih (tumor, polycystic ovary syndrome),
4,11
belum diketahui dengan jelas. kelainan glandula adrenal (hiperplasia
Hipertrikosis juga dapat terjadi akibat adrenal kongenital, tumor,
pemanjangan fase anagen, seperti pada Cushing’syndrome) dan obat-obatan.
hipertrikosis yang berhubungan dengan Pemeriksaan fisik untuk hirsutisme harus
penyakit. Beberapa obat-obatan sistemik mencakup jumlah, karakteristik, dan
diketahui dapat menyebabkan pertumbuhan distribusi pertumbuhan rambut,
rambut yang berlebihan pada ekstremitas, pemeriksaan abdomen dan pelvis, serta
10
batang tubuh, punggung dan wajah. Obat- tanda-tanda virilisasi. Tumor ovarium dan
obatan tersebut antara lain siklosporin, adrenal yang mensekresikan androgen
fenitoin, asetazolamid, streptomisin, biasanya menimbulkan tanda-tanda
latanoprost, psoralen, hidrokortison, virilisasi seperti akne, klitoromegali,
8,9,10,12
asitretin, setirizin, dan penisilamin. hirsutisme, peningkatan libido, amenorrhea,
Pengobatan topikal yang dapat peningkatan massa otot, payudara mengecil,
menyebabkan hipertrikosis yaitu dan suara menjadi berat.9 Tanda-tanda
kortikosteroid, minoksidil, dan asam virilisasi pada kedua pasien ini tidak
azaleat.12 Pencetus hipertrikosis di wajah ditemukan, dan distribusi rambut pada
pada kedua pasien ini diduga akibat kedua pasien bukan pada tempat-tempat
penggunaan KT. Kedua pasien pada yang pertumbuhan rambutnya dipengaruhi
laporan kasus ini tidak mempunyai riwayat oleh androgen.
mengonsumsi obat-obatan sistemik atau Rambut terminal pada hipertrikosis
menggunakan obat penumbuh rambut akan menetap dalam beberapa bulan setelah
seperti minoksidil yang dapat memicu penghentian kortikosteroid.4 Hipertrikosis
timbulnya hipertrikosis. pada wajah biasanya akan mengalami
Terminologi hipertrikosis sering resolusi spontan dalam waktu tiga bulan.8
disalahartikan sebagai hirsutisme. Penatalaksanaan efek samping KT adalah
Hirsutisme hanya terjadi pada wanita, menghentikan penggunaan KT secara total
ditandai dengan pertumbuhan rambut yang dapat dilakukan secara bertahap
terminal yang berlebihan pada area ataupun langsung dihentikan bergantung

73
Syifa’ MEDIKA, Vol.8 (No.2), Maret 2018

pada potensi KT yang digunakan dan durasi removal yang telah terbukti efektif adalah
penggunaannya. Penghentian KT dapat laser ruby (694 nm), laser alexandrite (755
menimbulkan gejala tidak nyaman pada nm), laser diode (800 nm), laser long-pulsed
wajah seperti gatal, rasa terbakar atau (LP) neodymium-doped yttrium aluminium
tersengat, serta fotosensitivitas akibat garnet (Nd:YAG) 1064 nm, dan intensed-
topical corticosteroid withdrawal (TCW). pulse light (590-1200 nm). Namun
Keadaan ini dapat dikurangi dengan demikian, hasil seluruh terapi unwanted hair
pemberian emolien, inhibitor kalsineurin menunjukkan penurunan jumlah
13 14
topikal, dan tabir surya. Anakanti, dkk. pertumbuhan rambut yang temporer.8 Pada
menyarankan pemberian terapi topikal pada pasien ini tidak dilakukan tindakan untuk
wajah untuk penatalaksanaan efek samping menghilangkan unwanted hair karena
KT yaitu klindamisin (untuk erupsi menunggu perbaikan spontan setelah
akneiformis), asam retinoat, atau penghentian KT.
takrolimus 0,03%. Dari pengalaman Telangiektasis adalah pelebaran
Anakanti, dkk. tersebut didapatkan pembuluh darah kapiler, venula, atau
perbaikan klinis dalam 2-3 bulan terapi. arteriol dengan diameter antara 0,1-1
17
Potensi KT yang digunakan oleh kedua milimeter. Telangiektasis dapat
pasien pada laporan kasus ini tidak diklasifikasikan menjadi empat tipe
diketahui. Penatalaksanaan efek samping berdasarkan gambaran klinisnya yaitu
KT pada kedua pasien ini adalah simpleks atau linear, arborazing, spider, dan
menghentikan KT secara langsung serta papular. Telangiektasis pada wajah dapat
pemberian emolien, tabir surya, dan merupakan bagian dari penyakit seperti
tretinoin topikal. Tidak ditemukan tanda- rosasea dan autoimun, atau dapat pula
tanda TCW setelah penghentian KT. disebabkan oleh penggunaan KT jangka
Terapi unwanted hair yang lama, faktor genetik serta pajanan sinar
merupakan manifestasi klinis hipertrikosis matahari dan dingin.16 KT dapat
atau hirsutisme masih menjadi tantangan menstimulasi sel endotel pembuluh darah
hingga saat ini karena dibutuhkan terapi kecil pada lapisan dermis untuk
yang efektif, aman, dan tidak invasif untuk menghasilkan nitric oxide yaitu suatu
menghilangkan rambut dalam periode yang substansi vasoaktif yang dapat
15
lama. Terdapat beberapa metode untuk menyebabkan dilatasi pembuluh darah
menghilangkan unwanted hair yaitu kapiler tanpa angiogenesis.4,17,18 Pada kedua
prosedur kosmetis, penggunaan laser atau pasien ini riwayat telangiektasis genetik dan
flashlamp, dan terapi farmakologis. kemungkinan rosasea disangkal.
Prosedur kosmetis terdiri dari bleaching, Telangiektasis dapat berwarna merah,
trimming, shaving, plucking, dan waxing. biru, ataupun ungu. Telangiektasis arteriol
Penggunaan laser atau flashlamp untuk hair memiliki diameter yang lebih kecil dengan

74
Syifa’ MEDIKA, Vol.8 (No.2), Maret 2018

warna merah terang dan tidak menimbul Prognosis quo ad vitam pada pasien
dari permukaan kulit. Telangiektasis venula ini yaitu ad bonam karena hipertrikosis dan
berdiameter lebih besar dan sering telangiektasis bukan suatu keadaan yang
menimbul dari permukaan kulit, sedangkan mengancam jiwa.1 Hipertrikosis dan
telangiektasis kapiler lebih halus, berwarna telangiektasis merupakan efek samping KT
merah, dapat berdilatasi dan berubah warna yang bersifat reversible apabila penggunaan
menjadi ungu atau biru. Telangiektasis tipe KT dihentikan22 sehingga prognosis quo ad
linier dan arborizing merupakan tipe yang functionam adalah ad bonam. Penggunaan
banyak dijumpai pada wajah khususnya KT jangka lama pada wajah akan
hidung, pipi, dan dagu.17,19 Pada wajah menyebabkan timbulnya efek samping KT.1
kedua pasien ini ditemukan telangiektasis Berdasarkan anamnesis yang didapatkan
tipe linier dan arborizing. dari kedua pasien dapat disimpulkan bahwa
Telangiektasis yang disebabkan oleh kedua pasien memiliki kecenderungan
KT biasanya akan menghilang dalam untuk berganti-ganti dokter karena sering
20
beberapa bulan setelah penghentian obat. tidak puas dengan kulit wajahnya, dan
Berbagai macam modalitas terapi dapat rentan untuk pemakaian kembali KT yang
digunakan untuk terapi telangiektasis dikombinasikan dengan bahan depigmentasi
wajah, salah satunya yaitu laser LP sehingga prognosis quo ad sanationam pada
21
Nd:YAG 1064 nm. Major, dkk. pasien ini dubia ad bonam.
melakukan penelitian terhadap 25 pasien
telangiektasis wajah menggunakan laser LP Simpulan
Nd:YAG 1064 nm. Dilakukan satu sesi Penggunaan KT jangka panjang dapat
2
terapi dengan fluence 70-100 J/cm , pulse menimbulkan efek samping hipertrikosis,
duration 10 ms, dan frekuensi 2 Hz. Dari telangiektasis, dan dispigmentasi.
hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa Penatalaksanaan efek samping KT adalah
laser LP Nd:YAG 1064 nm efektif dan menghentikan penggunaan KT yang dapat
aman untuk pengobatan telangiektasis dilakukan secara bertahap ataupun langsung
wajah, didapatkan kesembuhan dengan satu dihentikan bergantung pada potensi KT
kali sesi terapi dan efek samping minimal yang digunakan dan durasi penggunaannya.
tanpa hiperpigmentasi yang menetap. Pada Hipertrikosis dan telangiektasis pada wajah
pasien ini tidak dilakukan tindakan untuk yang disebabkan oleh penggunaan KT
mengurangi telangiektasisnya. Penanganan jangka panjang dapat mengalami resolusi
yang dilakukan adalah menghentikan KT spontan setelah penghentian KT.
dan diharapkan telangiektasis wajah akan
berkurang dalam beberapa bulan setelah
penghentian KT.

75
Syifa’ MEDIKA, Vol.8 (No.2), Maret 2018

Daftar Pustaka 13. Ambika H, Vinod CS, Yadalla H,


Nithya R, Babu AR. Topical
1. Lahiri K, Coondoo A. Topical steroid corticosteroid abuse on the face: a
damaged/dependent face (TSDF): An prospective, study on outpatients of
entity of cutaneous dermatology. Our Dermatol Online.
pharmacodependence. Indian J 2014;5(1):5-8.
Dermatol 2016;61:265-272. 14. Anakanti I, Thimmasarthi VN,
2. Chohan SN, Suhail M, Salman S, Anupama, Kumar S, Nagaraj A,
Bajwa UM, Saeed M, Kausar S, Suhail Peddireddy S, dkk. Topical
T. Facial abuse of topical steroids and corticosteroids: Abuse and Misuse. Our
fairness creams: a clinical study of 200 Dermatol Online. 2015;6(2):130-134.
patients. JPAD. 2014;24(3):204-211. 15. Haedersdal M, Wulf HC. Evidence-
3. Dey VK. Misuse of topical based review of hair removal using
corticosteroids: A clinical study of lasers and light sources. JEADV.
adverse effects. Indian Dermatol 2006;20:9-20.
Online J. 2014;5(4):436–440. 16. Nymann P, Hedelund L, Haedersdal M.
4. Hengge UR, Ruzicka T, Schwartz RA, Long-pulsed dye laser vs. intense
Cork MJ. Adverse effects of topical pulsed light fot the treatment of facial
glucocorticosteroids. J Am Acad telangiectasias: a randomized
Dermatol. 2006;54:1-15. controlled trial. JEADV. 2010;24:143-
5. Damoa AS, Lambert WC, Schwartz 146.
RA. Melasma: Insight into distressing 17. Goldman MP. Optimal management of
dyschromia. Aesthetic Dermatology. facial telangiectasia. Am J Clin
2006;8(1):1-6. Dermatol 2004; 5 (6): 423-434.
6. Brar BK, Nidhi K, Brar SK. Topical 18. Abraham A, Roga A. Topical steroid-
corticosteroid abuse on face: A damaged skin. Indian J Dermatol.
clinical, prospective study. Our 2014;59(5):456–459.
Dermatol Online. 2015;6(4):407-410. 19. Liapakis IE, Englander M, Sinani R,
7. Martinez MC. Hypertrichosis and Paschalis EI. Management of facial
hirsutism. Dalam: Bolognia JL, Jorizzo telangiectasias with hand cautery.
JL, Rapini RP, penyunting. World J Plast Surg. 2015;4(2):127-133.
Dermatology. Edisi ke-2. New York: 20. James WD, Berger TG, Elston DM.
Mosby; 2008.hlm.1007-1018. Contact dermatitis and drug eruptions.
8. Trüeb RM. Causes and management of Dalam: James WD, Berger TG, Elston
hypertrichosis. Am J Clin Dermatol DM, penyunting. Andrew’s diseases of
2002;3(9):617-627. the skin clinical dermatology. Edisi ke-
9. Hunter MH, Carek PJ. Evaluation and 11. Cina: Elsevier;2011.hlm.88-138.
treatment of women with hirsutism. 21. Major A, Brazzini B, Campolmi P,
Am Fam Physician. 2003;67(12):2565- Bonan P, Mavilia L, dkk. Nd:YAG
72. 1064 nm laser in the treatment of facial
10. Wendelin DS, Pope DN, Mallory SB. and leg telangiectasias. JEADV.
Hypertrichosis. J Am Acad Dermatol. 2001;15:559–565.
2003;48:161-79. 22. Furue M, Terao H, Rikihisa W, Urabe
11. Falco OB, Plewig G, Wolff HH, K, Kinukawa N, Nose Y. Clinical dose
Burgdorf W. Hypertrichoses. Dalam: and adverse effect of topical steroids in
Falco OB, Plewig G, Wolff HH, daily management of atopic dermatitis.
Burgdorf W, penyunting. BJD. 2003;148(1):128-133.
Dermatology. Edisi ke-2. New York:
Springer. 1996. hlm. 1099-1140.
12. Bode D, Seehusen DA, Baird D.
Hirsutism in women. Am Fam
Physician. 2012; 85(4):373-380.

76

Anda mungkin juga menyukai