Manajemen Persediaan atau Inventory manajemen merupakan salah satu bagian dalam manajemen operasional dan manajemen produksi. Dalam businessdictionary.com disebutkan bahwa manajemen persediaan adalah kegiatan untuk menjaga jumlah optimum dari barang yang dimiliki. Secara keseluruhan proses produksi merupakan proses yang dinamis terutama pada pergerakan barangnya. Karena itu diperlukan pengelolaan yang baik terhadap barang tersebut agar tidak menggangu proses produksi. Pengelolaan inilah yang dimaksud dengan manajemen persediaan.
Jenis-Jenis Manajemen Pengelolaan
Berdasarkan jenis barang yang dikelola, manajemen persediaan ini terbagi menjadi lima jenis yaitu : 1. Barang mentah atau bahan baku ; manajemen persediaan harus mampu mamastikan jumlah bahan baku yang ada mampu mencukupi kebutuhan produksi. 2. Barang proses atau barang setengah jadi ; biasanya barang ini digunakan untuk didisribusikan ke pabrik lain untuk dilanjutkan menjadi barang jadi. Manajemen persediaan akan menentukan seberapa banyak barang yang diperlukan untuk di distribusi agar bisa memenuhi permintaan 3. Barang jadi atau finishing goods ; manajemen persediaan akan mengatur jumlah yang tersedia, kemana akan didistribusikan, dan berapa jumlahnya. Tidak lain tidak bukan agar mampu mendapatkan jumlah produk optimal agar keuntungan maksimal. 4. Barang suplai ; manajer harus mengelola barang yang menjadi persediaan baik yang akan digunakan untuk produksi atau tidak. 5. Barang dagangan ; barang ini harus jelas jumlah nya dan dimana saja akan didistribusikan.
Sedangkan berdasarkan permintaan, manajemen persediaan mengelola
barang yang terbagi menjadi dua. Persediaan barang jadi yang tergantung pada permintaan pasar (independent demand inventory). Kemudian persediaan barang setengah jadi dan bahan mentah yang ditentukan oleh tuntutan proses produksi dan bukan pada keinginan pasar (dependent demand inventory). Namun manajemen persediaan tidak hanya mengelola barang-barang tersebut inventori lain seperti suku cadang, barang cacat dan memo selama barang tersebut tercatat dalam daftar inventory.
Tujuan Manajemen Persediaan
Proses manajemen pasti memerlukan biaya apalagi yang dikelola adalah barang yang memerlukan perhatian khusus. Barang-barang seperti makanan yang bisa basi atau barang pecah belah memerlukan penangan yang cepat dan biaya perawatan yang lumayan. Dari hal tersebut tujuan utama manajemen persediaan adalah memaksimalkan barang persediaan dengan biaya yang minimal. Selain itu ada banyak tujuan lain yang bisa kita manfaatkan melalui manajemen persediaan berikut ini beberapa diantaranya. 1. Memastikan adanya persediaan melalui safety stock 2. Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian 3. Mengantisipasi perubahan permintaan dan penawaran 4. Menghilangkan atau mengurangi risiko keretlambatan pengiriman bahan 5. Menyesuaikan dengan jadwal produksi 6. Menghilangkan atau mengurangi resiko kenaikan harga 7. Menjaga persediaan bahan yang dihasilkan secara musiman 8. Mengantisipasi permintaan yang dapat diramalkan 9. Mendapatkan keuntunga dari quantity discount 10. Komitmen terhadap pelanggan
Pertimbangan Biaya Manajemen Persediaan
1. Item Cost (biaya per unit). 2. Ordering Cost (biaya penyiapan pemesanan), meliputi Purchasing Order (biaya pembuatan perintah pembelian) Biaya pengiriman pemesanan Biaya transportasi Receiving Cost (biaya penerimaan) Jika produksi sendiri makan akan ada set up cost atau biaya penyiapan seperti pada surat menyurat dan biaya untuk menyiapkan perlengkapan dan peralatan 3. Carrying Cost (biaya pengelolaan persediaan). 4. Cost of capital (biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar peluang yang hilang apabila nilai persediaan digunakan untuk investasi. 5. Cost of storage atau biaya yang meliputi biaya gudang, asuransi, dan pajak. Biaya ini berubah sesuai dengan nilai persediaan 6. Cost of obsolescence, deterioration and loss atau biaya resiko kerusakan dan kehilangan. 7. Stockout cost atau biaya akibat kehabisan persediaan.
Pendekatan Manajemen Persediaan
Untuk melakukan manajemen persediaan ada tiga pendekatan yang bisa kita lakukan, diantaranya economicorder quantity, periodic review, dan material requirement planning. Berikut ini penjelasan singkatnya : A. Economic Order Quantity (EOQ) Economic oerder quantity adalah jumlah pemesanan yang paling ekonomis, yaitu jumlah pembelian barnag yang dapat meminimumkan jumlah biaya pemeliharaan barang di gudang dan biaya pemesanan setiap tahun B. Periodic Review Dalam pendekatan ini yang dilakukan adalah pemesanan barang dengan interval waktu sama. Artinya pemesanan barang sudah terjadwal secara rutin sehingga biaya yang disiapkan bisa diperkirakan. C. Material Requirement Planning (MRP) Dalam MRP, pembelian barang yang dibutuhkan direncanakan untuk membuat produk yang terdiri dari beberapa komponen atau dikenal dengan sytem assembling. Tujuannya adalah untuk menjamin tersedianya material, item, komponen dalam produksi, serta produk jadi. Tujuan kedua adalah untuk menjaga tingkat persediaan seminim mungkin, serta untuk merencanakan aktivitas pengiriman, penjadwalan, dan pembelian material.
Manajemen Lingkungan
Manajemen Lingkungan ialah manajemen yang mengelola organisasi
berdasarkan pada lingkungan-lingkungan seperti dibawah ini : Lingkungan internal organisasi. Meliputi pimpinan organisasi, alat-alat dan metode pengelolaan organisasi, strategi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan organisasi. Lingkungan eksternal organisasi yaitu lingkungan masyarakat, lingkungan kerja sama antar organisasi, lingkungan lintas pimpinan organisasi.
Lembaga pendidikan perlu mempertimbangkan lingkungan organisasi
secara internal maupun eksternal karena menyangkut hubungan sinergis antar personal organisasi dan dengan kondisi lingkungan eksternalnya. Sistem manajemen lingkungan ialah program yang harus dijalankan oleh sebuah perusahaan atau setiap pemilik usaha dalam bidang apapun sebagai upaya penjaminannya, supaya usaha yang dijalankan tidak menimbulkan potensi merusak bagi lingkungan dan melakukan sistem operasional dengan standar ramah lingkungan. Sistem manajemen lingkungan yang dibuat sebuah perusahaan harus berdasarkan standar resmi internasional. Sistem ini wajib dipatuhi oleh semua perusahaan atau bidang usaha diseluruh dunia, dan bagi mereka yang melanggar peraturan tersebut akan mendapatkan sanksi dari pihak yang berwajib. Sistem manajemen lingkungan ini merupakan sistem manajemen yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan yang terkait atau berpotensi mendatangkan dampak bagi lingkungan di sekitar wilayah operasi perusahaan. Perusahaan yang menjalankan sistem manajemen lingkungan baik, akan berdampak lebih baik sebuah perusahaan dalam meningkatkan perkembangan mutunya, dan berpotensi membina hubungan yang baik dan harmonis dengan masyarakat sekitarnya.
Hal-hal yang paling jelas nampak dalam penerapan sistem manajemen
lingkungan, yaitu : Potensi berkurangnya kecelakaan kerja, baik bagi pegawai perusahaan dan pihak-pihak lain di dalam perusahaan, maupun bagi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah usaha tersebut Penerapan sistem kerja berbasis lingkungan akan berdampak baik, seperti menunjukkan penghematan pada biaya listrik atau air dan sumber-sumber energi untuk beroperasi sebuah perusahaan