Tugas Akhir Adi
Tugas Akhir Adi
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana pendidikan
oleh
Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan
Disusun Oleh :
Menyetujui
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat,rahmat dan
Premium Dan Pertalite Pada Toyota Kijang 5k”. Tugas akhir ini disusun sebagai
1 yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Vokasional Teknik Mesin STKIP Sebelas April
akhir ini atas bantuan dari banyak pihak, karena setiap keberhasilan manusia tidak
akan lepas dari bantuan orang lain. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
Sumedang.
4. Rekan rekan seperjuangan serta semua pihak tidak terkecuali yang telah
ii
6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Tugas
Akhir ini, yang penulis tidak dapat sebutkan satu per satu.
sempurnanya tugas akhir ini. Akhir kata, dengan tangan terbuka dan tanpa
mengurangi makna serta pentingnya tugas akhir ini, semoga apa yang ada dalam
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
3.4 Proses Eksperimen ......................................................................................... 21
5.2 Saran............................................................................................................... 36
v
DAFTAR TABEL
pengapian .............................................................................................. 28
pengapian .............................................................................................. 29
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Grafik rerata konsumsi bahan bakar premium dengan variasi timing
pengapian ......................................................................................... 28
Gambar 4. 2 Grafik rerata konsumsi bahan bakar pertalite dengan variasi timing
pengapian ......................................................................................... 29
vii
BAB I
PENDAHULUAN
aktivitas industri. Minyak bumi merupakan sumber bahan bakar yang tidak dapat
mengakibatkan cadangan minyak bumi terus berkurang dan suatu saat pasti akan
habis. Keterbatasan sumber bahan bakar minyak bumi tersebut menjadi alasan
satu hal yang mempengaruhi adalah pemilihan jenis bahan bakar. Bahan bakar
masyarakat bahwa bahan bakar dengan oktan tinggi menghasilkan performa yang
bagus, ternyata tidak selalu demikian. Pemilihan jenis bahan bakar harus
diperhitungkan rasio kompresi motor Selain bahan bakar, kapasitas udara masuk
dalam karburator juga mempengaruhi performa motor. Tidak selalu debet udara
perbandingan bahan bakar dan udara (air-fuel ratio) karena kapasitas udara yang
1
2
masuk ke karburator akan berpengaruh pada air-fuel ratio. Performa motor akan
bahan bakar adalah timbulnya emisi gas buang dari pembakaran yang
gas buang yang dihasilkan selain menghasilkan gas CO2 dan H2O, juga
menghasilkan gas-gas yang beracun yaitu CO, HC dan NOx. Salah satu hal
bahan bakar.
Indonesia. Padahal semakin rendah kualitas BBM, maka semakin buruk pula
beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), kualitas BBM yang
dijual masih banyak dibawah standar. Misalnya untuk BBM jenis bensin
Pertamax memiliki angka RON (Research Octane Number) 92 dan BBM jenis
BBM khususnya bensin, akan tetapi hasilnya menimbulkan efek negatif berupa
mengandung timbal (Pb) sebagai aditif peningkat kualitas bahan bakar. Akan
tetapi, penggunaan TEL akan menghasilkan emisi gas buang yang mengandung
hidrokarbon dalam bahan bakar. Ionisasi diperlukan agar bahan bakar dapat
campuran bahan akar dan oksigen dapat terbakar dengan sempurna. Sedangkan
mekanis yaitu mesin yang merubah tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga
mekanis. Bahan bakar yang baik adalah bahan bakar yang apabila dibakar
4
pengapian (ignition). Pada motor bensin, terdapat busi pada celah ruang bakar
bahan bakar dan udara pada suatu titik tertentu yang diinginkan dalam suatu
pembakaran. Waktu penyalaan adalah saat dimana bunga api dipercikkan oleh
busi untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang dikompresi oleh
Derajat pengapian yang sesuai adalah salah satu faktor penting dalam
salah satu faktor penting untuk menghasilkan efisiensi mesin dan daya mesin
ignition) terhadap konsumsi bahan bakar premium dan pertalite pada mesin
(karburator).
5
sebagai berikut:
Kijang 5K?
Kijang 5K?
1.4. Tujuan
Toyota Kijang 5K. Secara rinci tujuan penelitian eksperimen ini adalah :
1.5 Metodologi
1. Studi pustaka
2. Metode interview
3. Studi literatur
LANDASAN TEORI
Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin penggerak yang banyak
“Motor Bakar“ adalah salah satu jenis mesin kalor yang proses pembakarannya
terjadi dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi
sekaligus sebagai fluida kerjanya. Mesin yang bekerja dengan cara seperti tersebut
disebut mesin pembakaran dalam. Adapun mesin kalor yang cara memperoleh
energi dengan proses pembakaran di luar disebut mesin pembakaran luar. Sebagai
contoh mesin uap, dimana energi kalor diperoleh dari pembakaran luar, kemudian
beragam, mulai dari bahan bakar padat sampai bahan bakar gas, sehingga mesin
pembakaran luar banyak dipakai untuk keluaran daya yang besar dengan bahan
bakar murah. Pembangkit tenaga listrik banyak menggunakan mesin uap, untuk
7
8
diiringi kenaikan panas dan nyala. Pada pembakaran dalam silinder motor,
pembentukan panas itulah yang dibutuhkan. Hasil reaksi kimia dibuang sebagai
asap, dan tenaga panas itu selanjutnya akan diubah menjadi tenaga mekanis
Campuran bahan bakar dibakar oleh bunga api listrik, maka diperlukan
waktu tertentu bagi bunga api untuk merambat di dalam ruang bakar. Oleh sebab
itu akan terjadi sedikit kelambatan antara awal pembakaran dengan pencapaian
(sekitar 10º setelah TMA), periode perlambatan api harus diperhitungkan pada
saat menentukan saat pengapian (Ignition timing) untuk memperoleh output mesin
perambatan api, maka campuran udara dan bahan bakar harus dibakar sebelum
TMA. Saat terjadinya pembakaran ini disebut dengan saat pengapian (Ignition
Timing). Loncatan bunga api terjadi sesaat piston mencapai titik mati atas (TMA)
sewaktu langkah kompresi. Saat loncatan api biasanya dinyatakan dalam derajat
sudut engkol sebelum piston mencapai TMA (Syahril, dkk, 2013 : 60-61).
busi dan menyebar keseluruh arah dalam waktu yang sebanding, dengan 200 sudut
pembakaran dari TMA diubah dalam bentuk kerja dengan efisiensi yang tinggi.
tekanan akibat pertambahan volume dan waktu penyebaran api yang terlalu
lambat. Bila proses pembakaran dimulai dari awal sebelum TMA (menjauhi
meningkat (kerja piston menuju gas pada ruang bakar). Jika proses sudut
bila sudut penyalaan dimulai normal. Hal ini dikarenakan, pada saat sudut
penyalaan yang terlalu dekat dengan TMA, pada saat busi memercikkan bunga api
dan api mulai merambat, gerakan piston sudah melewati TMA, sehingga volume
ruang bakar mulai membesar. Sehingga walaupun terjadi kenaikan tekanan hasil
pembakaran, sebagian telah diubah menjadi perubahan volume ruang bakar. Efek
yang terjadi adalah kecilnya kerja ekspansi yang diterima oleh piston (Syahril,
Budi Surono dan Leydon Sitorus sangat berpengaruh untuk torsi dan daya, dimana
percikan yang terlalu cepat atau terlalu lambat dalam siklus mesin sangat
konsumsi bahan bakar, dan tenaga mesin. Timing pengapian untuk proses
pembakaran yang sesuai pada mesin akan juga berpangaruh maksimal pada proses
10
Kemampuan mesin motor bakar untuk merubah energi yang masuk yaitu
bahan bakar sehingga menghasilkan daya berguna disebut kemampuan mesin atau
prestasi mesin. Pada motor bakar tidak mungkin mengubah semua energi bahan
bakar menjadi daya berguna. Dari gambar terlihat daya berguna bagiannya hanya
25% yang artinya mesin hanya mampu menghasilkan 25% daya berguna yang
bisa dipakai sebagai penggerak dari 100% bahan bakar. Energi yang lainnya
dipakai untuk menggerakkan asesoris atau peralatan bantu, kerugian gesekan dan
sebagian terbuang ke lingkungan sebagai panas gas buang dan melalui air
mungkin membuat sebuah mesin yang mengubah semua panas atau energi yang
ada 3 yaitu, pertama diameter silinder adalah diameter dimana torak atau piston
akan berada untuk bergerak bolak-balik sedangkan langkah torak adalah jarak
antara titik mati atas dengan titik mati bawah, yang kadang-kadang antara
udara yang berada di dalam ruangan antara titik mati atas dengan titik mati.
Ketiga, rasio kompresi menunjukkan berapa jauh campuran udara dan bahan
bakar yang dihisap selama langkah hisap dikompresikan dalam silinder selama
langkah kompresi.
dikompresikan oleh torak saat bergerak ke titik mati atas. Karena adanya proses
pembakaran yang disebabkan oleh percikan bunga api dari busi, maka akan
menghasikan temperatur dan tekanan gas yang besar, yang mendorong torak
untuk berekspansi menuju titik mati bawah. Gerak bolak balik torak dirubah
menjadi gerak putar pada poros engkol melalui batang torak. Gerak putar inilah
yang menghasilkan tenaga pada kendaraan. Posisi tertinggi yang dicapai oleh
torak didalam silinder disebut titik mati atas, dan posisi paling terendah yang
dicapai torak disebut titik mati bawah. Jarak bergeraknya torak antara titik mati
Bensin berasal dari kata benzana, lazim sebenarnya zat ini berasal dari gas
hidrokarbon tak jenuh, artinya dapat bereaksi dengan mudah terhadap unsur–
unsur lain. Bentuk ikatan adalah rangkap, dan senyawa molekulnya di sebut
alkina. Bahan bakar jenis ini biasa disebut dengan kata lain gasoline. Bensin pada
dasarnya adalah persenyawaan jenuh dari hidro karbon, dan merupakan komposisi
daya ketokan dalam proses pembakaran ledakan dari bahan bakar yang sama
dentuman yang kita beri angka oktan 100, heptane yang sangat sedikit tahan
13
bensin itu mengup pada kondisi tertentu, kondisi ini akan terjadi
merupakan akibat dari suatu reaksi yang terjadi pada setiap temperature.
berdetonasi sama dengan campuran yang terdiri dari 80% volume iso-
terbakar, makin banyak panas terbentuk maka tekanan dan suhu akan
naik. Kenaikan suhu dari bagian campuran yang belum dicapai oleh
nyala atau permukaan api, pada suatu saat dapat mencapai keadaan
bensin.
15
Bila di dalam bensin terdapat kadar aromat yang tinggi, maka pada suhu
tersumbat. Karena itu motor-motor yang bekerja pada cuaca dingin titik
tergantung pada tinggi rendahya titik embun. Bila titik embun terlalu
tinggi, maka tetesan bensin yang belum menguap dalam saluran isap dapat
melalui cicin torak tergantung titik rendahnya embun ini. Pada umumnya,
titik embun bensin motor tidak lebih dari 140oC. (Anonim : 1996 : 1-4).
Titik nyala bensin berkisar antara -10oC s/d -15oC. Titik nyala
sehingga dapat menyala dengan udara apabila terkena percikan api. Titik
16
: 1996 : 1-42)
Berat jenis sering dinyatakan dengan skala baume atau skala API.
Masing-masing skala ini dapat dinyatakan sebagai fungsi dari berat jenis
pada suhu 60oF. Berat jenis bensin yang dipakai sebagai bahan baker
Salah satu bahan bakar yang digunakan di Indonesia adalah premium dan
pertalite. Pada dasarnya kedua jenis bahan bakar tersebut mempunyai struktur
kimia yang sama yaitu hidro karbon. Pada premium oktan number sebesar 88
sedangkan pertalite sebesar 90. Angka oktan ini mempengaruhi cepat atau
tidaknya suatu bahan bakar dapat terbakar karena kompresi dari piston. Semakin
tinggi bilangan oktan maka semakin sulit pula suatu bahan bakar tersebut.
Salah satu yang diukur dalam prestasi mesin atau unjuk kerja mesin adalah
bahan bakar yang terpakai sebagai input energi dengan daya yang dihasilkan
sebagai output. Semakin tinggi nilai konsumsi bahan bakar, maka semakin banyak
energi bahan bakar yang tidak terkonversi menjadi daya.Hal ini disebabkan karena
bahan bakar yang masuk ke dalam silinder tidak terbakar dengan sempurna.
mengetahui konsumsi bahan bakar spesifik maka dapat dihitung jumlah bahan
17
bakar yang dibutuhkan per jam untuk menghasilkan sejumlah daya. Prosedur
pemakaian bahan bakar sebesar volume (ml) tertentu dibutuhkan waktu sebesar t
METODOLOGI PENELITIAN
1. Membuat urutan kerja berdasarkan waktu, yang disusun dalam bentuk time
schedule.
Kalau ada pertanyaan tentang apa yang anda teliti, maka jawabannya
adalah segala sesuatu 'yang berbentuk' apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
18
19
4. Jumlah data yang harus dikumpulkan agar diperoleh data yang memadai
1. Metode Observasi
yang ditinjau.
2. Metode Wawancara
3. Metode Literatur
Metode literatur adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
Pada Mesin Toyota Kijang 5K, berupa data sekunder dan data primer.
A. Data Sekunder
2. Data mengenai alat dan bahan. Data ini dapat diperoleh dari
3. Data untuk referensi penulisan tugas akhir. Data ini dapat diperoleh
1. Data kondisi fisik yang ada pada saat dilakukan observasi, Yang
diantaranya adalah :
Sumedang.
Arikunto).
21
1. Sistematis
dilaksanakan menurut pola tertentu, dari yang paling sederhana sampai yang
2. Terencana
pelaksanaannya.
mulai dari awal sampai akhir, mengikuti cara - cara yang telah ditentukan,
berikut :
e. Pengisian : Alternator
2. Alat :
b. Hidrometer h. Obeng +
c. Multitester i. Obeng –
d. Tachometer j. Tang
3. Bahan :
B. Prosedur Eksperimen
eksperimen.
jenis baterai yang baik antara 1,25 - 1,27 pada 20°C. Periksa juga
23
banyaknya elektrolit pada setiap sel. Jika tidak berada pada ketinggian
baik.
8. Pemeriksaan busi
0,8 mm. Setelah menyetel semua busi, pasang kembali semua busi
terbakar.
Putar puli poros engkol searah jarum jam pada posisi pengapian
silinder no.1. Posisikan coakan puli pada angka 0°. Rotor harus
stel celah platina dan pegas penahan yaitu 0,45 mm. Putar switch
kontak pada posisi ON, putar bodi distributor berlawanan dengan arah
jarum jam sampai timbul bunga api pada titik kontak platina.
sebanyak 2 kali.
sebanyak 2 kali.
sebanyak 2 kali.
Tugas akhir merupakan salah satu penelitian ilmiah yang disusun melalui
suatu proses berfikir dan bertindak secara logis dan sistematis. Prosedur yang
waktu.
5. Mesin.
BAB IV
pengapian
Gambar 4. 1 Grafik rerata konsumsi bahan bakar premium dengan variasi timing
pengapian
28
29
Gambar 4. 2 Grafik rerata konsumsi bahan bakar pertalite dengan variasi timing
pengapian
Dapat kita lihat dalam gambar 4.2 dan gambar 4.3 bahwa pada timing
pengapian 0° sebelum TMA konsumsi bahan bakar yang paling boros karena
lebih lama. Penutupan katup intake yang terlalu lama ini menyebabkan banyak
bahan bakar yang terpakai banyak namun daya dorong yang dihasilkan rendah.
30
Pada timing pengapian ini dorongan yang dihasilkan lebih sedikit karena piston
sudah terlalu turun dan sudut antara batang torak dan poros engkol juga menjadi
lebih kecil.
Pada timing pengapian 15° sebelum TMA konsumsi bahan bakar yang
paling irit karena pada langkah hisap bahan bakar yang masuk lebih sedikit. Hal
ini juga dipengaruhi penutupan katup masuk yang lebih lebih awal. Dalam timing
pengapian ini pembakaran juga terlalu awal yang dapat menimbulkan terjadinya
engine knocking sehingga pada timing pengapian ini tidak cocok digunakan
Pada tabel 4.1 dan 4.2 dapat dilihat ada perbedaan dalam hal konsumsi
bahan bakar antara premium dan pertalite. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
perbedaan konsumsi bahan bakar sekitar 0,05 ml/ detik. Terlihat bahwa
penggunaan bahan bakar pertalite sedikit lebih irit dibandingkan bahan bakar
premium.Konsumsi bahan bakar pada timing ini pun terbilang ideal karena bahan
Pada timing pengapian ini putaran mesin juga lebih stabil dibanding saat
pembakaran maksimum saat pengapian yang tepat berada sekitar 10° setelah
TMA, sehingga dapat menekan secara optimal torak dimana sudut engkolnya 90o
sedikit perbedaan antara konsumsi premium dan pertalite yaitu sekitar 0,01
sampai 0,02 ml/detik. Pada timing ini konsumsi bahan bakar lebih boros dan
putaran mesin tidak stabil. Bahkan saat start, mesin tersendal-sendal dan susah
dinyalakan. Hal ini diakibatkan karena timing pengapian yang terlambat sehingga
terjadi jauh setelah piston melewati TMA, dimana ini akan menyebabkan
terjadinya kerugian langkah usaha. Tidak hanya itu campuran udara dan bahan
bakar juga tidak terbakar dengan sempurna, bisa dikatakan bahan bakar boros
Sedangkan pada gambar 4.5 yaitu timing pengapian 5° sebelum TMA juga
hanya terdapat sedikit perbedaan antara konsumsi premium dan pertalite yaitu
sekitar 0,01 ml/detik. Untuk konsumsi bahan bakar, pada timing ini hampir sama
33
dengan timing pengapian standar (8° sebelum TMA) dan putaran mesin pun
cukup stabil.
Untuk perbandingan konsumsi bahan bakar pada timing 10° dan 15°
Pada gambar 4.6 yaitu timing pengapian 10° sebelum TMA, konsumsi
bahan bakar premium dan pertalite hampir sama pada putaran mesin 1000 dan
1500 rpm. Namun pada putaran mesin 2000 rpm terdapat perbedaan konsumsi
bahan bakar yang cukup signifikan yaitu sebesar 0,05 ml/detik. Pemakaian
pertalite sedikit lebih boros daripada premium. Hal ini mungkin dapat disebabkan
human error saat pengambilan data. Pada timing ini, konsumsi bahan bakar sedikit
lebih irit dibandingkan timing pengapian standar dan putaran mesin yang
dihasilkan pun cenderung stabil. Untuk memperoleh daya yang maksimal maka
posisi batang torak harus mempunyai besar sudut sebesar 10o. Pada posisi sebesar
10o ini mempunyai torsi yang besar karena posisi sudut engkol membentuk
sudut 90o. Pada saat itu pula tekanan pembakaran mencapai titik tertinggi karena
pada titik tersebut gaya putarnya maksimal. Untuk membentuk sudut batang torak
sebesar 10o maka perlu penyetingan pada derajat pengapian motor. Pada timing
pengapian inilah dapat dikatakan bahwa konsumsi bakar bakar lebih efisien baik
Sedangkan pada gambar 4.7 yaitu timing pengapian 15° sebelum TMA,
konsumsi premium dan pertalite hanya terdapat perbedaan 0,01 sampai 0,02
ml/detik. Pada timing inilah konsumsi bahan bakar yang paling irit namun putaran
mesin sangat tidak tidak stabil terutama pada putaran mesin 2000 rpm. Putaran
mesin sedikit tersendal-sendal (pincang) dan timbul suara ketukan pada mesin
(engine knocking).Timbulnya suara ini disebabkan karena ketika piston akan naik
35
keatas, sebelum sampai ke titik mati atas sudah ditekan kembali ke bawah oleh
bahan bakar premium maupun pertalite. Hal ini di sebabkan karena kemajuan saat
semakin cepat. Semakin cepat kebutuhan bahan bakar maka dapat dikatakan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Waktu pengapian yang paling tepat dan efisien untuk konsumsi bahan
2. Waktu pengapian yang paling tepat dan efisien untuk konsumsi bahan
5.2 Saran
1. Untuk Institusi
36
37
secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1981, Pedoman Reparasi Mesin Toyota Seri K, Jakarta: PT. Toyota-
Astra Motor.
Surabaya.
Gunadi, 2010, Pengaruh Waktu Pengapian (Ignition Timing) Terhadap Emisi Gas
Buang pada Mobil dengan Sistem Bahan Bakar Injeksi (EFI), Penelitian
Efisiensi Termal dan Konsumsi Bahan Bakar Otto Engine Be50, Jurnal
38