BERBASIS PROFESI
DI
APOTEK BUDI FARMA
NAMA / NIM :
1. NUR IFFAH PUJIYANTI /E0015022
2. ELVA ROSALINA /E0015044
3. IMANIA RAHMAWATI /E0015047
4. DENIS PARASDINATA /E0015042
5. NUR MA’RIFATUL AZIZAH /E0015057
NAMA / NIM :
1. NUR IFFAH PUJIYANTI / E0015022
2. ELVA ROSALINA / E0015044
3. IMANIA RAHMAWATI / E0015047
4. DENIS PARASDINATA / E0015041
5. NUR MA’RIFATUL AZIZAH / E001557
Mengetahui
Ketua Prodi S1 Farmasi
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah kepada semua umatnya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Laporan KKN yang berjudul “Laporan Kuliah Kerja Nyata
Berbasis Profesi Di Apotek Budi Farma”. Laporan ini disusun dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Farmasi di STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah memberikan motivasi dan bantuan, baik moral maupun spiritual.
Oleh karena itu dengan tersusunnya laporani ini, penyusun mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Yogi Nur Cakhyo, S.Farm., Apt selaku pemilik sarana Apotek
dan pembimbing lahan Apotek Budi Farma.
2. Ibu Endang Istriningsih, M.Clin.Pharm., Apt selaku Ketua Prodi S1
Farmasi STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi.
3. Oktariani Pramiastuti, M.sc., Apt selaku pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingan, arahan, dorongan, serta saran-saran
sejak awal hingga terselesaikan laporan ini.
4. Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan program studi S1 Farmasi
STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi.
5. Karyawan Apotek Budi Farma yang senantiasa memberi nasehat dan
masukan kepada kami.
6. Kedua Orang Tua kami serta segenap keluarga yang senantiasa selalu
memberikan do’a dan restu, serta support yang luar biasa I Love All.
7. Sahabat-sahabat seperjuangan kami yang telah memberikan
dukungan dan semangat kepada kami.
8. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu-persatu yang
telah membantu hingga laporan ini terselesaikan.
Penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Harapan lain penyusun adalah
semoga laporan ini bermanfaat bagi rekan farmasi khususnya dan para
pengembang ilmu pengetahuan bagi umumnya. Seperti halnya
perumpamaan tak ada gading yang tak retak, maka dalam penulisan ini
pun banyak sekali terdapat kesalahan. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Penyusun
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Halaman Judul................................................................................. i
Lembar Pengesahan........................................................................ ii
Kata Pengantar................................................................................ iii
Daftar Lampiran............................................................................... v
Daftar Isi.......................................................................................... vi
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................... 1
1.2 Tujuan............................................................................ 2
BAB II: TINJAUAN UMUM (APOTEK)
2.1 Pengertian Apotek........................................................ 4
2.2 Sejarah ......................................................................... 4
2.3 Visi Misi........................................................................ 7
2.4 Wilayah Kerja................................................................ 8
2.5 Tugas dan Fungsi Apotek............................................. 8
2.6 Organisasi dan personalia............................................ 9
2.7 Tinjauan Khusus Apotek Budi Farma............................ 14
BAB III :TINJAUAN KASUS
1.1 Kasus 1.......................................................................... 16
1.2 Kasus 2.......................................................................... 18
1.3 Kasus 3..........................................................................
1.4 Kasus 4..........................................................................
1.5 Kasus 5..........................................................................
BAB IV :PEMBAHASAN
4.1 Waktu, Tempat, dan Teknis Pelaksanaan....................... 20
4.2 Sejarah Apotik Budi Farma............................................. 20
4.3 Tujuan Pendirian Apotek................................................. 22
4.4 Pengelolaan.................................................................... 23
4.5 Pelayanan....................................................................... 26
4.6 Perpajakan..................................................................... 30
4.7 Evaluasi Mutu Pelayanan............................................... 30
4.8 Strategi Pengembangan................................................. 30
4.9 Layout Apotek Budi Farma.............................................. 31
BAB V :PENUTUP
5.1 KESIMPULAN................................................................. 32
5.2 SARAN........................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Apotek adalah suatu tempat atau terminal distribusi obat dan perbekalan
farmasi yang dikelola oleh apoteker dan menjadi tempat pengabdian profesi
apoteker sesuai dengan standar dan etika kefarmasian.Berdasarkan PP No.
51 Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek adalah :
Dalam hal pemerikasaan dalam ayat (2) dan (3) tidak dilaksanakan,
apoteker pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan
kegiatan kepada Kepala Kantor Dinas Kesehatan setempat dengan
tembusan kepada Kepala Dinas Propinsi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus 1
NAMA : Nur Ma’rifatul Azizah
NIM : E0015057
Kasus : Dermatitis Kontak
Seorang pasien laki-laki Tn. X datang ke apotik budi farma untuk
membeli obat racikan dengan keluhan gatal, ruam kemerahan, bersisik, dan
bengkak. Selain itu pasien juga mengalami demam.
Metode SOAP :
Objek :-
Planning :
1. Terapi farmakologi
Dexametason 4mg (2x sehari 1 tablet sesudah makan)
Untuk mengobati gejala bengkak atau peradangan pada
pasien.
CTM 4mg (3x sehari 1 tablet sesudah makan)
Untuk mengobati gejala dermatitis/ gejala alergi pasien.
Kalsium Laktat 500mg (3x sehari 1 tablet sesudah
makan)
Untuk mempercepat proses penyembuhan alergi, karena
kalsium laktat memiliki peranan dalam mengganti
jaringan kulit yang rusak atau mati.
Vitamin B1 50mg (2 x sehari 1 tablet sesudah makan)
Untuk terapi penunjang, mempercepat pemulihan tubuh
dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Parasetamol 500mg (2x sehari sesudah makan)
Untuk mengobati demam / menurunkan suhu tubuh.
2. Terapi non farmakologi
Mandi dengan menggunakan air hangat
Hindari makanan yang amis seperti ikan dan telur.
Menjaga kebersihan tangan, tubuh, dan pakaian.
Hindari menggaruk kulit yang gatal.
Perbanyak konsumsi air putih
Hindari produk perawatan kulit yang bisa menyebabkan
iritasi.
3. Monitoring
Kontrol rutin ruam diarea leher.
Kontrol suhu tubuh.
4. Konseling
Konsumsi Dexametason 2 x sehari 1 tablet sesudah
makan.
Konsumsi CTM 3 x sehari 1 tablet sesudah makan.
Konsumsi Kalsium Laktat 3 x sehari 1 tablet sesudah
makan.
Konsumsi Vitamin B1 2 x sehari 1 tablet sesudah makan
Konsumsi Parasetamol 2x sehari sesudah makan (Jika
perlu).
3.2 Kasus II
NAMA : Denis Paras Dinata
NIM : E0015041
Ny. X berusia 50 tahun datang ke Apotek Budi Farma dengan keluhan
perut terasa sakit, nyeri di ulu hati, mual dan muntah.
Metode SOAP :
Obejektif :-
Planning:
1. Rencana terapi
Parasetamol 500 mg (3 x sehari 1 tablet).
Parasetamol digunakan untuk mengurangi rasa nyeri,
parasetamol merupakan analgetik paling aman untuk
penderita asam lambung karena tidak membuat iritasi
lambung).
Vitamin B1 50 mg (2 x sehari 1 tablet).
Vitamin B1 digunakan untuk memulihkan kondisi tubuh).
Ranitidine 150 mg (2 x sehari 1 tablet)
Ranitidine digunakan untuk menghambat sekresi asam
lambung).
Antasida (3 x sehari 1 tablet).
Antasida digunakan untuk menetralkan keasaman
lambung).
Domperidone 10 mg (3 x sehari 1 tablet)
Domperidone digunakan untuk meredakan rasa mual dan
muntah).
2. Terapi Non Farmakologi
Mengurangi makanan yang pedas.
Mengurasi makanan yang asam.
Makan yang teratur.
Hindari stress.
3. Monitoring
Nyeri pada lambung.
Efek samping obat (obat-obat lambung dapat
menyebabkan konstipasi).
4. Konseling
Antasida diminum satu jam sebelum atau sesudah
makan.
Parasetamol diminum jika terasa nyeri.
Domperidone dikonsumsi 30 menit atau satu jam
sebelum makan.
Metode SOAP :
1. Rencana terapi
Glibenclamide 5 mg diberikan sebelum makan karena
glibenclamide bekerja pada pankreas untuk
mengendalikan kadar gula darah yang tinggi, sehingga
bertujuan agar tubuh mengeluarkan insulin lebih banyak
dari biasanya untuk mengikat glukosa dalam darah atau
dapat mengontrol kadar gula dalam darah.
Metformin 500mg diminum pada saat makan atau setelah
makan. Bertujuan untuk menurunkan kadar gula darah
dan tidak meningkatkan sekresi insulin bekerja pada hati
mengubah gula menjadi energi.
2. Terapi Non Farmakologi :
Kurangi makanan tinggi gula
Diet
Olahraga
Banyak minum air putih
Tidak boleh Stress
3. Konseling :
Glibenclamid diminum sebelum makan 1x sehari pada
pagi hari.
Metformin diminum pada saat atau sesudah makan 2x
sehari.
3.4 Kasus IV
3. Konseling
Memberitahukan pasien untuk selalu rutin melakukan kontrol
tekanan darah
Menganjurkan pasien agar mengurangi konsumsi makanan asin
dan makanan berlemak.
Manganjurkan pasien mengkonsumsi buah- buahan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh,
Menginformasikan penggunaan amplodipine 1 kali sehari secara
rutin pada pagi hari.
Menginformasikan kepada pasien penggunaan parasetamol
pada saat pusing saja.
3.5 Kasus V
1. Nisa
Anita Nur Malasari
2. Nilam Saras Wati
3. Khusnul Khotimah
4. Fathuli ilmi
5. Aditia Aji Pratama
6. Hanif Bachtiar
Tugas dari masing-masing struktur organisasi :
Apoteker :
1. Memimpin seluruh kegiatan apotek, baik kegiatan teknis maupun non
teknis kefarmasian sesuai dengan ketentuan maupun perundangan
yang berlaku.
2. Mengatur, melaksanakan dan mengawasi administrasi.
3. Mengusahakan agar apotek yang dipimpinnya dapat memberikan
hasil yang optimal sesuai dengan rencana kerja dengan cara
meningkatkan omset, mengadakan pembelian yang sah dan
penekanan biaya serendah mungkin.
4. Melakukan pengembangan usaha apotek.
Asisten apoteker :
1. Melayani resep dokter sesuai dengan tanggungjawab dan standar
profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat serta
melayani penjualan obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter.
2. Memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan atau
pemakaian obat yang akan diserahkan pada pasien dan juga
memberikan informasi mengenai penggunaan secara tepat, benar,
rasional, serta mudah dimengerti pasien atau masyarakat.
Kasir :
Sebagai loket pembayaran, melakukan pelayanan terkait tentang
pembayaran.
Administrasi :
Sebagai pengurus mengenai seluruh administrasi di apotek seperti :
1. Membuat laporan realisasi data dan anggaran setiap bulan
2. Membuat laporan penutupan buku
3. Melakukan rekapitulasi buku penjualan tunai dihitung berdasarkan
jumlah resep dan rekaptulasi buku pembelian
4.3 Tujuan Pendirian Apotek
Tujuan :
1. Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker.
2. Melayani kebutuhan obat, bahan obat, alat kesehatan, serta perbekalan
farmasi lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan
berorientasi kepada kepentingan dan kepuasan pasien sebagai
implementasi kompetensi profesi Apoteker.
3. Memberikan dan menyediakan informasi, edukasi dan informasi
kesehatan kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, dengan cara pengobatan
yang tepat.
Visi :
Apotek Budi Farma menjadi apotek yang menerapkan pelayanan
kefarmasian yang bermutu, berkualitas, dan terpercaya serta
menguntungkan bagi konsumen dan karyawan.
Misi :
1. Menyediakan obat, alat kesehatan, serta perbekalan farmasi lainnya
yang bermutu, berkualitas dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat.
2. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat, ramah,
informatif dengan menerapkan konsep Pharmaceutical Care secara
professional
3. Meningkatkan kesejahteraan taraf hidup seluruh karyawan.
4.4 Pengelolaan
4.4.1 Sumber Daya Manusia
Tenaga kesehatan diapotek Budi Farma hanya ada 1 apoteker dan
6 asisten apoteker yang menangani masalah kebutuhan pasien yang
ingin berkonsultasi mengenai masalah penyakit yang dialami oleh
pasien. Pasien pun juga dapat leluasa berkonsultasi atas keluhan-
keluhannya pada apoteker. Untuk saat ini apotek Budi Farma belum
ada tenaga medis ataupun dokter spesialis. Karena diapotek Budi
Farma berfokus pada swamedikasi atau pengobatan sendiri
berdasarkan keluhan yang dialami oleh pasien. Sehingga semua
kegiatan kefarmasian masih dibawah tanggung jawab apoteker. Setiap
hari Apoteker datang atau berada di apotek pada pukul 07.00-12.00
dan 17.00-20.00 WIB.
4.4.2 Sarana dan Prasarana
Apotek Budi Farma didirikan diatas bangunan dengan status
bangunan milik sendiri. Bangunan tersebut terdiri dari beberapa bagian
antara lain :
a. Ruang tunggu
b. Ruangan pelayanan obat
c. Ruang peracikan dan pelayanan obat
d. Tempat shalat
e. Kamar mandi
f. Area parkir diapotek
1. Kelengkapan Bangunan
Sebagai penunjang kegiatan di apotek, maka apotek dilengkapi
dengan :
Sumber air bersih
Penerang yang cukup
Ventilasi yang memadai
2. Identitas apotek
Apotek Budi Farma mempunyai dua macam identitas yaitu :
Identitas diluar ruangan, berupa neon box dan papan ijin praktek
apoteker.
Identitas didalam ruangan, berupa papan berwarna putih dan
tulisan warna hitam dengan ukuran 60 x 40 cm yang memuat
nama apotek, alamat, nama apoteker, nomor SIPA, dan nomor
SIA.
3. Perlengkapan dan peralatan apotek
Perlengkapan yang disediakan sebagai penunjang kegiatan di
apotek antara lain :
a. Perlengkapan dan alat untuk perbekalan farmasi, terdiri dari:
Lemari kaca untuk obat bebas / OTC (over the counter)
Lemari kayu untuk penyimpanan obat-obatan generik dan
generik bermerk (obat tidak beriklan di media elektronik).
Kulkas untuk penyimpanan obat yang suhunya harus terjaga
seperti suppositoria.
Buku defecta untuk mencatat sediaan apa yang habis dan
akan habis.
Buku penjualan untuk mencatat barang yang terjual
b. Perlengkapandan alat peracikan
Meja peracikan obat
Mortir dan stamper
Alat pengepres puyer
Kaca pengaduk
c. Wadah pengemas dan pembungkus
Etiket
Kertas perkamen
Plastik pengemas dan pembungkus
Pot salep
d. Buku-buku penunjang
Farmakope Indonesia III
ISO
MIMS
Peraturan Perundang-undangan Pemerintah tentang Apotek.
4.4.3 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnya
4.4.3.1 Perencanaan
Perencanaan perbekalan farmasi diapotek Budi Farma
dengan melihat stok obat dibuku defecta yaitu buku yang
digunakan untuk mencatat perbekalan farmasi yang akan
habis atau hampir habis. Perbekalan yang habis atau hampir
habis, semua ditulis dibuku defecta, dan akan masuk rencana
pembelian semua tergantung pada apoteker dengan
pertimbangan dana yang tersedia dan kecepatan barang
(Slow moving dan Fast moving).
Dalam melakukan perencanaan Apotek Budi Farma
menggunakan beberapa metode yaitu :
1. Metode Konsumsi
Metode konsumsi dilihat dari buku defecta atau berdasarkan
jenis obat yang sering dipakai atau digunakan oleh
konsumen.
2. Metode Epidemiologi
Metode ini berdasarkan pada penyakit yang melanda pada
musim itu.
3. Metode Kombinasi
Metode yang menggabungkan antara kondisi defecta
dengan kebutuhan yang ada.
4.4.3.2 Pengadaan
Hal yang perlu dilakukan dalam pengadaan obat adalah :
1. Pengadaan obat dilakukan dengan menggunakan SP
Apotek yang ditanda tangani oleh APA.
2. Pengadaan obat ditujukan kepada distributor yang resmi
atau sarana yang berhak dan sah.
3. Dilakukan pemeriksaan atas fisik dan mutu obat pada
saat penerimaan obat.
4. Pengadaan obat dicatat pada buku pembelian
4.6 Perpajakan
Perpajakan dihitung dan dibayarkan sebulan sekali dengan sistem
online, kemudian dilaporkan setahun sekali di Kantor Pajak Tegal.
Keterangan Denah:
1. Susu Bubuk
2. Obat Keras
3. Stok Obat
4. Stok tisu dan minuman
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
2.1 KESIMPULAN
A. Fungsi apotek adalah menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dari fungsi
yang pertama ini seorang farmasis harus hadir dengan wajah yang
sangat sosial penuh etika dan moral.
B. Apotek Budi Farma sudah menjalankan tugasnya sesuai dengan
peraturan yang ada terkait tentang penyimpanan, pelayanan dan sarana
prasarananya.
C. Karyawan Apotek melakukan pelayanan dengan penuh tanggung jawab
dan sopan sehingga membuat kesan nyaman terhadap pembeli.
D. Strategi harga barang di Apotek Budi Farma disesuaikan dengan faktur
pembelian dengan persentase keuntungan yang berbeda tergantung jenis
barang.
E. Apotek Budi Farma tidak menyediakan obat Psikotropik & Narkotika
karena lebih berfokus pada swamedikasinya sehingga kebutuhan obat
tersebut sangat terbatas.
2.2 SARAN
A. Untuk Institusi agar pelaksanaan KKN dilaksanakan pada waktu yang
lebih lama agar lebih dapat memahami perannya di bidang kefarmasian
sebagai seorang asisten apoteker dan apoteker pada akhirnya nanti.
B. Diharapkan kegiatan seperti ini dapat berlangsung seterusnya guna dapat
memberikan bekal tambahan bagi Mahasiswa Farmasi STIKes Bhamada
Slawi agar mampu bersaing dalam dunia kerja dan mampu mencetak
lulusan yang profesional di bidang kefarmasian.
C. Untuk lahan Apotek Budi Farma diharapkan di tambahkan terkait kursi
untuk ruang tunggu. Lantai 2 bisa dimanfaatkan sebagai gudang (Stok)
sehingga di lantai 1 bisa ada ruang tambahan untuk ruang tunggu.
D. Pembuatan kartu stok untuk mengetahui jumlah sediaan. Penerapan
sistem komputerisasi sehingga pelayanan terkait perhitunganya dan bukti
bayar bisa pasien dapatkan.
DAFTAR PUSTAKA