Anda di halaman 1dari 8

Pengembangan Modul Hidrosfer (Gurnito Dwidagdo)

PENGEMBANGAN MODUL “HIDROSFER SEBAGAI SUMBER


KEHIDUPAN” DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK
PEMBELAJARAN GEOGRAFI SMA
DEVELOPMENT MODULE “HIDROSFER SEBAGAI SUMBER KEHIDUPAN”
WITH THE SCIENTIFIC APPROACH FOR GEOGRAPHY INSTRUCTION IN
HIGH SCHOOL
Oleh: Gurnito Dwidagdo, Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri
Yogyakarta. Gurnito.dagdo@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul “Hidrosfer sebagai Sumber
Kehidupan” dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi di SMA yang
teruji dalam kelayakan komponen materi, bahasa dan gambar, penyajian, dan tampilannya.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development) yang
mengacu pada model pengembangan pembelajaran Dick and Carey. Prosedur
pengembangannya meliputi empat tahap yaitu tahap analisis kebutuhan, tahap desain
produk, tahap validasi dan evaluasi, dan tahap produk akhir. Hasil penilaian dari validator
yang terdiri atas ahli materi, ahli media, dan guru geografi SMA menyatakan bahwa
semua komponen masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Hasil uji keterbacaan siswa
kelompok kecil menunjukkan keempat komponen kelayakan modul masuk dalam
kategori “Baik”. Sedangkan berdasarkan hasil uji keterbacaan siswa kelompok besar
seluruh komponen kelayakan modul masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Dengan
demikian modul “Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan” setelah direvisi sesuai saran dari
pihak-pihak terkait, sangat layak digunakan dalam pembelajaran geografi di SMA.

Kata kunci: Modul, Hidrosfer, Sumber Kehidupan, Saintifik

Abstact

This research aims to produce a module "Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan" with the
scientific approach for geography instuction in high school which tested the feasibility of
the component material, language and image, presentation, and appearance. This
research is a Research and Development which refers to the learning development model
of Dick and Carey. The procedure includes four development phases: requirements
analysis, product design phase, the validation and evaluation, and the final product stage.
The results of the assessment by validator consist of material experts, media experts, and
a high school geography teacher stated that all of the components included in the
category of "Very Good". The test results showed a small group of students legibility
fourth feasibility component modules into the category of "Good". While based on the
results of a large group of students legibility test all components of the feasibility of the
module into the category of "Very Good". Thus the module "Hidrosfer sebagai Sumber
Kehidupan" after revised based on advice from the relevant parties, it is feasible to use in
teaching geography in high school.

Keywords: Module, Hidrosfer, Sumber Kehidupan, Scientific


PENDAHULUAN menanamkan karakter mulia kepada
Pendidikan pada zaman
siswa melalui proses pembelajaran.
modern ini merupakan bagian dari
Guru mempunyai tugas untuk
kebutuhan primer manusia.
membentuk siswa yang tidak hanya
Pendidikan mempunyai peran yang
cerdas secara kognitif, tetapi juga
semakin penting karena peradaban
cerdas secara afektif (berkarakter)
dunia modern menuntut sumber daya
dan secara psikomotorik (terampil).
manusia yang berkualitas. Sumber
Kurikulum 2013 dibuat seiring
daya manusia (SDM) sangat
dengan kemerosotan karakter bangsa
menentukan kualitas suatu negara
Indonesia pada akhir-akhir ini.
dan kualitas SDM sangat tergantung
Korupsi, penyalahgunaan obat
pada tingkat dan kualitas
terlarang, pembunuhan, kekerasan,
pendidikannya. Pendidikan bertujuan
premanisme, dan lain-lain adalah
untuk mengembangkan kemampuan
kejadian yang menunjukkan kualitas
siswa, baik yang bersifat kognitif,
pendidikan dan sumber daya manusia
afektif, maupun psikomotor.
yang rendah serta rapuhnya fondasi
Saat ini pemerintah Indonesia
moral dan spiritual kehidupan bangsa
telah mensosialisasikan kurikulum
(Mulyasa, 2013:14). Kementerian
2013 untuk menggantikan kurikulum
Pendidikan dan Kebudayaan melihat
2006 (Kurikulum Tingkat Satuan
bahwa selama ini kurikulum terlalu
Pendidikan). Kurikulum terbaru ini
menekankan aspek kognitif sehingga
menuntut keaktifan siswa dalam
aspek lain menjadi terabaikan.
mengikuti proses pembelajaran.
Pemerintah sadar bahwa keadaan
Kurikulum 2013 berusaha
tersebut tidak dapat dibiarkan begitu ini terabaikan dan menerapkannya

saja, tetapi harus diubah mulai dari dalam dunia pendidikan.

sistem pendidikan nasional. Kurikulum 2013 banyak

Kurikulum 2013 merupakan jawaban berubah dari kurikulum sebelumnya.

dari kritik dan keinginan berbagai Salah satu hal yang mendasar adalah

pihak yang selama ini memandang dalam pendekatan pembelajaran.

pesimis terhadap kualitas pendidikan Kurikulum 2013 menggunakan

Indonesia. pendekatan saintifik, yaitu suatu

Karakter bangsa menjadi konsep yang mewadahi,

pembicaraan hangat tokoh-tokoh menginspirasi, menguatkan, dan

pendidikan pada beberapa tahun melatari pemikiran tentang

belakangan. Selama ini sistem bagaimana metode pembelajaran

pendidikan Indonesia dianggap diterapkan berdasarkan teori tertentu.

terlalu mendewakan kemampuan Materi Diklat Guru Implementasi

kognitif dan mengucilkan Kurikulum 2013 (2013: 5)

penanaman karakter bangsa menyatakan bahwa pendekatan

Indonesia (afektif). Pendidikan ilmiah (scientific appoach) dalam

karakter adalah usaha nyata dari pembelajaran di dalamnya mencakup

pemerintah melalui Departemen komponen mengamati, menanya,

Pendidikan dan Kebudayaan untuk menalar, mencoba, dan membentuk

kembali menilik kepada karakter jejaring. Pendekatan ini merujuk

mulia bangsa Indonesia yang selama kepada teknik-teknik investigasi atas

suatu fenomena, cara memperoleh


pengetahuan baru, atau mengoreksi yang terbesar (alam semesta).

dan memadukan dengan pengetahuan Banyak sekali nilai-nilai karakter

sebelumnya. Proses pembelajaran yang dapat diajarkan kepada siswa

dengan pendekatan saintifik, melalui materi geografi, mulai dari

menggunakan kaidah-kaidah ketuhanan, cinta lingkungan, hingga

pendekatan ilmiah, yaitu dimensi peduli sesama. Pengembangan materi

pengamatan, penalaran, penemuan, geografi tersebut berbasis kurikulum

pengabsahan, dan penjelasan tentang 2013, sehingga pendidikan karakter

suatu kebenaran (Materi Diklat Guru terintegrasi pada materi

Implementasi Kurikulum 2013, pembelajaran.

2013: 2). Materi mata pelajaran geografi

Geografi merupakan salah satu sangat padat pada kelas X SMA.

mata pelajaran di Sekolah Menengah Fakta ini banyak dikeluhkan oleh

Atas (SMA). Objek studi geografi guru mata pelajaran geografi dan

adalah segala fenomena di juga siswa kelas X. Guru harus

permukaan bumi yang dikaji melalui pandai mengatur jam pelajaran yang

sudut pandang keruangan, ada agar semua materi dapat

kelingkungan, dan kompleks tersampaikan dan dipahami oleh

kewilayahan. Materi geografi sangat siswa. Tidak sedikit guru yang

luas dan mencakup seluruh fenomena mengalami kesulitan dalam

di bumi untuk mendidik siswa agar memanajemen jam pelajaran

mengenali lingkungan alam, mulai sehingga berimbas kepada jumlah

dari yang terkecil (keluarga) hingga jam pelajaran yang kurang. Pihak
siswa juga memandang bahwa materi METODE PENELITIAN

kelas X sangat padat sehingga Pengembangan modul ini

mereka tidak mampu memahami menggunakan jenis penelitian

secara mendalam. Hidrosfer adalah pengembangan (research and

salah satu materi yang diajarkan pada development). Tahap pengembangan

kelas X semester genap. Melihat Dick & Carey diadaptasi ke dalam

kondisi demikian maka siswa harus penelitian pengembangan ini menjadi

bisa belajar mandiri agar bisa 4 tahap, antara lain:

memahami materi secara maksimal. 1. Tahap Analisis Kebutuhan

Untuk itu, maka dibutuhkan suatu 2. Tahap Desain Produk

modul pembelajaran Hidrosfer SMA 3. Tahap Validasi dan Evaluasi

yang menarik dan berkualitas agar 4. Tahap Produk Akhir

siswa dapat belajar, baik dengan


HASIL PENELITIAN DAN
bimbingan guru maupun secara
PEMBAHASAN
mandiri. Di sisi lain, Kemendikbud
Analisis kebutuhan
sampai saat ini belum menerbitkan
menghasilkan desain modul yang
buku teks dan e-book untuk geografi
meliputi: 1) Modul yang
kelas X SMA. Beberapa penerbit
dikembangkan menggunakan
memang sudah menerbitkan dan
pendekatan saintifik kurikulum 2013.
menjual buku teks geografi kelas X,
2) Modul yang dikembangkan harus
akan tetapi harganya mahal dan tidak
memuat nilai-nilai karakter. 3)
terjangkau oleh semua siswa.
Modul yang dikembangkan dapat
digunakan secara mandiri oleh siswa siswa pada uji keterbacaan siswa

maupun dengan bantuan guru. pada kelompok besar.

Validator terdiri dari 1 ahli 1. Data Uji Coba

materi, 1 ahli media, dan 1 guru a. Hasil Validasi Ahli

geografi SMA. Produk akhir Validasi produk oleh ahli

didapatkan setelah modul direvisi dilakukan oleh dua dosen, yaitu

berdasarkan kritik dan saran dari ahli materi dan ahli media.

validator pada tahap validasi dan Dosen ahli materi menilai

siswa pada saat uji keterbacaan. komponen materi dan komponen

Penelitian pengembangan ini kebahasaan sedangkan ahli

dilakukan revisi sebanyak empat media menilai komponen

kali. Revisi pertama dilakukan penyajian dan komponen

berdasarkan konsultasi dan saran dari tampilan. Semua komponen

dari dosen pembimbing dalam proses mendapat penilaian “Sangat

pravalidasi, revisi kedua Baik”.

dilaksanakan berdasarkan saran dari b. Hasil Validasi Guru Geografi

validator pada tahap validasi, revisi SMA

ketiga dilaksanakan berdasarkan Validasi produk oleh

saran dan masukan dari siswa dalam guru geografi SMA dilakukan

uji keterbacaan siswa kelompok oleh satu guru, yaitu guru

kecil, dan revisi keempat dilakukan SMAN 5 Yogyakarta. Guru

berdasarkan masukan dan saran dari geografi SMA menilai semua

komponen modul yang meliputi


komponen materi, bahasa dan SMA “Sangat Baik”. Hasil penilaian

gambar, penyajian, dan uji keterbacaan siswa kelompok kecil

tampilan. Semua komponen adalah “Baik”, sedangkan uji

mendapat penilaian “Sangat keterbacaan siswa kelompok besar

Baik”. adalah “Sangat Baik”. Modul

c. Hasil Uji Keterbacaan Siswa “Hidrosfer sebagai Sumber

Ada dua tahap uji Kehidupan” setelah dilakukan

keterbacaan, yaitu uji validasi oleh ahli dan guru geografi

keterbacaan kelompok kecil dan SMA, serta uji keterbacaan siswa

selanjutnya uji keterbacaan kelompok kecil dan besar dinyatakan

kelompok besar. Hasil dari uji layak digunakan dalam pembelajaran

keterbacaan kelompok kecil geografi SMA.

modul dinyatakan “Baik”,


DAFTAR PUSTAKA
sedangkan menurut uji
Abdul Gafur D. 2013. Pendekatan
keterbacaan siswa kelompok Ilmiah dalam Pembelajaran
Ilmu-ilmu Sosial, Pidato Ilmiah
besar dinyatakan “Sangat Baik”. dalam Dies Natalis ke-48
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Yogyakarta.
KESIMPULAN
Mulyasa, H. E. 2013. Pengembangan
Pengembangan modul “Hidrosfer dan Implementasi Kurikulum
2013. Bandung: PT Remaja
sebagai Sumber Kehidupan” untuk Rosdakarya.
Penulisan Modul. 2008. Direktorat
Pembelajaran Geografi SMA
Tenaga Kependidikan,
Direktorat Jenderal
berdasarkan penilaian ahli materi
Peningkatan Mutu Pendidik
Dan Tenaga Kependidikan,
adalah “Sangat Baik”, ahli media
Departemen Pendidikan
Nasional.
adalah “Sangat Baik”, guru Geografi

Anda mungkin juga menyukai