Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI PERPINDAHAN MASSA

“ ABSORPTION ”

Oleh : Kelompok 2

Nama Kelompok : 1. I Nyoman Sudiarte (171420027)

2. Laurens Sembiring (171420029)

3. Maxi Aldi.J.P (171420033)

4. Reihan N Maheswara(171420050)

5. Stela Gutandjala (171420055)

6. Yolandra (171420061)

7. Yulita D Fangohoi (171420063)

Program Studi : Teknik Pengolahan Minyak dan Gas

Kelas : Refinery 3B

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ESDM
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
(PEM AKAMIGAS)

Cepu, Desember 2019


I. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mengetahui proses penyerapan CO2 ke dalam air
2. Mengetahui aplikasi proses absorpsi
3. Mengetahui cara menghitung tingkat penyerapan CO2 ke dalam air
4. Menentukan komposisi CO2 dalam air
5. Untuk mengetahui efek laju alir gas, komposisi gas, dan aliran cairan dengan
tingkat penyerapan CO2

II. Keselamatan Kerja


Beberapa keselamatan kerja yang harus diperhatikan dalam percobaan ini adalah:
1. Hati - hati saat bekerja dengan larutan kimia.
2. Perhatikan MSDS dari tiap bahan yang digunakan.
3. Limbah cair sisa percobaan dibuang ke dalam wadah buangan limbah cair,
tidak diperkenankan membuang limbah ke dalam wastafel.
4. Limbah padat dikumpulkan dan dibuang ke wadah buangan limbah padat.
5. Peralatan gelas ditangani dengan hati-hati.

III. Dasar Teori


a. Proses Absorbsi
Absorbsi merupakan proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas
dengan cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti
dengan pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh
gaya-gaya fisik (pada absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan
kimia (pada absorpsi kimia). Komponen gas yang dapat mengadakan ikatan kimia
akan dilarutkan lebih dahulu dan juga dengan kecepatan yang lebih tinggi. Oleh
karena itu, absorpsi kimia umumnya lebih baik daripada absorpsi fisik. Terdapat
dua macam proses absorbsi yaitu :
1. Absorbsi Fisik
Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan
penyerap tidak disertai dengan reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi
gas H2S dengan air, metanol, propilen, dan karbonat. Penyerapan terjadi karena
adanya interaksi fisik, difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair. Dari
asborbsi fisik ini ada beberapa teori untuk menyatakan model mekanismenya,
yaitu :
a. Teori model film
b. Teori penetrasi
c. Teori permukaan yang diperbaharui
2. Absorbsi kimia
Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam larutan
penyerap disertai dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi
dengan adanya larutan MEA, NaOH, K2CO3, dan sebagainya. Aplikasi dari
absorbsi kimia dapat dijumpai pada proses penyerapan gas CO2 pada pabrik
amoniak. Penggunaan absorbsi kimia pada fase kering sering digunakan untuk
mengeluarkan zat terlarut secara lebih sempurna dari campuran gasnya.
Keuntungan absorbsi kimia adalah meningkatnya koefisien perpindahan massa
gas, sebagian dari perubahan ini disebabkan makin besarnya luas efektif
permukaan. Absorbsi kimia dapat juga berlangsung di daerah yang hampir
stagnan disamping penangkapan dinamik. Hal-hal yang mempengaruhi dalam
prsoses adsorbsi :
- Zat yang diadsorbsi
- Luas permukaan yang diadsorbsi
- Temperatur
- Tekanan
b. Absorben
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan
diabsorpsi pada permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi kimia.
Absorben sering juga disebut sebagai cairan pencuci. Persyaratan absorben antara
lain :
- Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar
mungkin (kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil)
- Selektif
- Memiliki tekanan uap yang rendah
- Tidak korosif
- Mempunyai viskositas yang rendah
- Stabil secara termis
- Murah
Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air (untuk
gas-gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan
cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan
asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa). Diantara jenis-jenis
absorben ini antara lain, arang aktif, bentonit, dan zeolit.
1. Arang Aktif
Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85 - 95%
karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan
pada suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi
kebocoran udara di dalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang
mengandung karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang
selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben
(penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan
ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktifasi
dengan aktifator bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur
tinggi. Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan
kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif. Arang aktif dapat
mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya
selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya
serap arang aktif sangat besar, yaitu 25-1000% terhadap berat arang aktif. Arang
aktif dibagi atas 2 tipe, yaitu arang aktif sebagai pemucat dan sebagai penyerap
uap. Arang aktif sebgai pemucat, biasanya berbentuk powder yang sangat halus,
diameter pori mencapai 1000 A0, digunakan dalam fase cair,berfungsi untuk
memindahkan zat-zat penganggu yang menyebabkan warna dan bau yang tidak
diharapkan, membebaskan pelarut dari zat-zat penganggu dan kegunaan lain yaitu
pada industri kimia dan industri baru. Diperoleh dari serbukserbuk gergaji, ampas
pembuatan kertas atau dari bahan baku yang mempunyai densitas kecil dan
mempunyai struktur yang lemah.
Arang aktif sebagai penyerap uap, biasanya berbentuk granular atau pellet
yang sangat keras diameter pori berkisar antara 10-200 A0 , tipe pori lebih
halus, digunakan dalam rase gas, berfungsi untuk memperoleh kembali pelarut,
katalis,pemisahan dan pemurnian gas. Diperoleh dari tempurung kelapa, tulang,
batu bata atau bahan baku yang mempunyaibahan baku yang mempunyai
struktur keras.
2. Zeolit
Mineral zeolit bukan merupakan mineral tunggal, melainkan sekelompok
mineral yang terdiri dari beberapa jenis unsur. Secara umum mineral zeolit adalah
senyawa alumino silikat hidrat dengan logam alkali tanah. serta mempunyai
rumus kimia sebagai berikut :
M2x/nSi1-xAlxO2.yH2O
Dengan M = e.g Na, K, Li, Ag, NH, H, Ca, Ba
Ikatan ion Al-Si-O adalah pembentuk struktur kristal, sedangkan logam
alkali adalah kation yang mudah tertukar. Jumlah molekul air menunjukkan
jumlah pori-pori atau volume ruang hampa yang akan terbentuk bila unit sel
kristal zeolit tersebut dipanaskan. Penggunaan zeolit cukup banyak, misalnya
untuk industri kertas, karet, plastik, agregat ringan, semen puzolan, pupuk,
pencegah polusi, pembuatan gas asam, tapal gigi, mineral penunjuk eksplorasi,
pembuatan batubara, pemurnian gas alam, industri oksigen, industri petrokimia.
Dalam keadaan normal maka ruang hampa dalam kristal zeolit terisi oleh
molekul air bebas yang membentuk bulatan di sekitas kation. Bila kristal tersebut
dipanaskan selama beberapa jam, biasanya pada temperatur 250-900 oC, maka
kristal zeolit yang bersnagkutan berfungsi menyerap gas atau cairan. Daya serap
(absorbansi) zeolit tergantung dari jumlah ruang hampa dan luas permukaan.
Biasanya mineral zeolit mempunyai luas permukaan beberapa ratus meter persegi
untuk setiap gram berat. Beberapa jenis mineral zeolit mampu menyerap gas
sebanyak 30% dari beratnya dalam keadaan kering. Pengeringan zeolit biasanya
dilakukan dalam ruang hampa dengan menggunakan gas atau udara kering
nitrogen atau methana dengan maksud mengurangi tekanan uap ari terhadap zeolit
itu sendiri.
3. Bentonit
Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit
dalam dunia perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Penamaan jenis
lempung tergantung dari penemu atau peneliti, misal ahli geologi, mineralogi,
mineral industri dan lain-lain. Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan
berdasarkan kandungan alu-munium silikat hydrous, yaitu activated clay dan
fuller's Earth. Activated clay adalah lempung yang kurang memiliki daya
pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan tertentu.
Sementara itu, fuller's earth digunakan di dalam fulling atau pembersih bahan
wool dari lemak. Sifat bentonit sebagai adsorben adalah :
- Mempunyai surface area yang besar (fisika)
- Bersifat asam yang padat (kimia)
- Bersifat penukar-ion (kimia)
- Bersifat katalis (kimia)
c. Kolom Absorber
Kolom absorber merupakan suatu kolom atau tabung tempat
terjadinya proses pengabsorbsi penyerapan/penggumpalan) dari zat yang
dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Proses ini dilakukan dengan
melewatkan zat yang terkontaminasi oleh komponen lain dan zat tersebut
dilewatkan ke kolom ini dimana terdapat fase cair dari komponen tersebut.
d. Struktur dalam Kolom Absorber

Gambar 2.2.1 Kolom Absorber

Keterangan :

- Bagian a : Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair.


- Bagian b : Output gas keluar
- Bagian c : Input pelarut masuk
- Bagian d : Output pelarut dan gas terserap keluar
- Bagian e : Tempat pencampuran pelarut dan umpan
- Bagian f : Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh
e. Prinsip Kerja Kolom Absorbsi
Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase
mengalir berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia ditransfer
dari satu fase cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap reaktor kimia.
Proses ini dapat berupa absorpsi gas, destilasi,pelarutan yang terjadi pada semua
reaksi kimia. Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan
kebawah menara absorber. Didalam absorber terjadi kontak antar dua fasa yaitu
fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan
gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang diumpankan dari bagian
atas menara. Peristiwa absorbsi ini terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing
atau plate dengan tingkat sesuai kebutuhan. Contoh kegunaan kolom absorbsi
dalam industri antara lain :
a. Proses Pembuatan Asam Nitrat
Kegunaan kolom absorpsi dalam bidang industri yaitu dalam proses
pembuatan asam nitrat. Tahap akhir pembuatan asam nitrat berlangsung di dalam
kolom absorpsi. Pada setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi NO menjadi
NO2 dan NO2 terabsorpsi kedalam air menjadi asam nitrat.
b. Proses Pembuatan Formalin
Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat
dihasilkan melalui proses absorbsi. Teknologi proses pembuatan formalin ialah
dimana formal dehid sebagai gas input dimasukkan ke dalam reaktor. Output dari
reaktor berupa gas yang mempunyai suhu 1820C di dinginkan pada kondensor
hingga suhu 550C kemudian dimasukkan ke dalam kolom absorber. Output dari
kolom absorber pada tingkat I mengandung larutan formalin dengan kadar
formaldehid sekitar 37 – 40%. Bagian terbesar dari metanol, air, dan formal dehid
dikondensasi di bawah air pendingin bagian dari menara, dan hampir semua
removal dari sisa metanol dan formaldehid dari gas contact dengan air proses
secara counter current dibagian atas kolom absorber. Kegunaan lain kolom
absorbsi pada bidang industri juga dalam pembuatan urea, produksi etanol,
minuman berkabonasi, fire extinguisher, dry ice, supercritical carbon dioxide dan
masih banyak lagi.
f. Transfer Massa dalam Proses absorpsi
Untuk proses penyerapan gas, sudah umum hanya ada satu komponen
solute berbeda melalui gas stagnan dan fase cair. Perhitungan transfer massa
untuk satu arah difusi lebih rumit dari penyeimbang jarak equimolar karena ini
melibatkan gigi geraham yang tak seimbang di seluruh interface. Akar dari
transfer massa persamaan tidak akan dibahas secara detail dan dapat berkonsultasi
dalam transportasi apapun proses buku. Umumnya, jumlah transfer massa dalam
kolom penyerapan yang dikemas dapat diukur oleh empat persamaan yang
berbeda:

Gas film : NA = kya(y-yi)……………………..(1a)


Liquid film : NA = kxa(xi – x)…………………...(1b)
Overall gas : NA = kxa(y - y*)…………………...(1c)
Overall liquid : NA = kxa(x* - x)…………………..(1d)

Dimana :
NA : Rate of absoption
kx,y : Individual film mass transfer coefficient
kx,y : Overall mass transfer coefficient
a : Interfacial area per unit packing volume
x : Concentration in liquid phase
y : Concentration in gas phase
xi : Concentration at the liquid interface
yi : Concentration at the gas interface
x* : Liquid phase concentration in equilibrium with gas phase
y* : Gas phase concentration in equilibrium with liquid phase

Keseluruhan kekuatan mengemudi untuk penyerapan diwakili oleh


vertikal atau jarak garis horisontal pada diagram x-y. Koefisien keseluruhan Kya

dan Kxa dapat berhubungan dengan koefisien film gas atau cair kya dan kxa oleh
lereng lokal kurva ekuilibrium, m sebagai berikut:
……………………………….…….(2a)

…………………………………....(2b)

Resistance untuk transfer massa di film gas dan film cair yang ditandai
oleh istilah 1/(kya) dan 1/(kxa) dalam persamaan (2a & b) masing-masing. Ketika
kedua koefisien adalah kira-kira besarnya sama, dan m sangat jauh lebih besar
dari 1.0, transfer massa dikatakan untuk pengendalian film cair. Ini berarti bahwa
setiap perubahan di koefisien film cair akan efek yang hampir proporsional
perubahan baik pada Kya dan Kxa, sementara perubahan dalam film koefisien kya
akan memiliki sedikit efek. Sebagai contoh, koefisien Hukum Henry untuk CO2
di dalam air pada 20°C dan 1 atm adalah 1430 (yang sama dengan nilai m). Ini
menunjukkan bahwa penyerapan CO2 di dalam air adalah proses pengendalian
film cair. Oleh karena itu, tingkat penyerapan CO2 dapat menjadi meningkat
dengan meningkatkan nilai (i. e. meningkatkan kecepatan cair) tapi bukan oleh
meningkatkan nilai kya (i. e. meningkatkan kecepatan gas). Sebaliknya, ketika
soluilitas gas sangat tinggi dalam cair (seperti HCL dan NH3 dalam air), nilai m
sangat kecil dan transfer massa dikatakan sebagai film gas mengontrol. Ini berarti
bahwa perubahan di kya akan memiliki efek yang jauh lebih besar pada nilai
keseluruhan dari Kya dan Kya, sehingga tingkat penyerapan, daripada perubahan
dalam kxa. Namun, gas dengan solution terputus-putus agak dikendalikan oleh
baik resistansi film gas dan cair.

g. Prinsip Absorbsi
Udara yang mengandung komponen terlarut (misalnya CO2) dialirkan ke
dalam kolom pada bagian bawah. Dari atas dialirkan air. Pada saat udara dan air
bertemu dalam kolom isian, akan terjadi perpindahan massa. Dengan menganggap
udara tidak larut dalam air (sangat sedikit larut),maka hanya gas CO2 saja yang
berpindah ke dalam fase air (terserap). Semakin ke bawah, aliran air semakin kaya
CO2. Semakin ke atas ,aliran udara semakin miskin CO2. Faktor-faktor yang
berpengaruh pada operasi absorpsi adalah sebagai berikut :
- Laju alir air. Semakin besar,penyerapan semakin baik.
- Komposisi dalam aliran air. Jika terdapat senyawa yang mampu beraksi
dengan CO2 (misalnya NaOH) maka penyerapan lebih baik.
- Suhu operasi.Semakin rendah suhu operasi,penyerapan semakin baik.
- Tekanan operasi.Semakin tinggi tekanan operasi, penyerapan semakin
baik sampai pada batas tertentu. Diatas tekanan maksimum (untuk
hidrokarbon biasanya 4000-5000 kPa), penyerapan lebih buruk.
- Laju alir gas. Semakin besar laju alir gas, penyerapan semakin buruk.
Operasi absorpsi dapat digambarkan secara skematik sebagai berikut :
Y1 = L,X0
Keterangan :
G = laju alir udara bebas CO2
Y1 = rasio laju alir CO2 terhadp udara pada aliran gas keluar
Yn+1 = rasio laju alir CO2 terhadap udara pada aliran gas masuk
L = laju alir air bebas CO2
X0 = rasio laju alir CO2 terhadap udara pada aliran air masuk
Xn = rasio laju alir CO2 terhadap udara pada aliran air keluar
G, Yn+1, Xn
Naraca massa total dalam kolom absorber dapat ditulis sebagai berikit :
G(Yn+1 – Y1) = L(Xn –X0)
IV. Alat dan Bahan
a. Alat
Seperangkat Alat Watted Wall Absopsion Column yang terdiri dari:
b. Kolom Absorbsi
c. Pompa 1
d. Pompa 2
e. Kompressor
f. Sensor pible inlet dan outlet
b. Bahan
1. Air
2. CO2
Tabel 1. Alat Penunjang Praktikum
No Keterangan Gambar

1 Alat Wated Wall Absopsion

2 Pompa

3 Kompressor
V. Prosedur Percobaan

Menekan tombol pump untuk


Menekan tombol power mengalirkan air ke kolom
kemudian tombol supply deoksigenator, buka valve
V4 dan V6

Buka dan atur valve V1


untuk mengatur laju aliran
Catat konsentrasi awal CO2
gas CO2 FT-102. Buka dan
di sump tank B1 sebagai nilai
atur valve V2 untuk
komposisi feed
mengatur aliran udara, FT-
101

Masukan cairan ke dalam Catat ketinggian bidang


kolom penyerapan K1 batas cairan jernih (z) setiap
dengan perlahan-lahan 30 detik. Tambahkan 50 mL
membuka katup V3 dan aquades pada larutan diatas,
sebagian Membuka V5. selama 10 menit, ulangi
sampai volume yang
ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai