“ ABSORPTION ”
Oleh : Kelompok 2
4. Reihan N Maheswara(171420050)
6. Yolandra (171420061)
Kelas : Refinery 3B
Keterangan :
Dimana :
NA : Rate of absoption
kx,y : Individual film mass transfer coefficient
kx,y : Overall mass transfer coefficient
a : Interfacial area per unit packing volume
x : Concentration in liquid phase
y : Concentration in gas phase
xi : Concentration at the liquid interface
yi : Concentration at the gas interface
x* : Liquid phase concentration in equilibrium with gas phase
y* : Gas phase concentration in equilibrium with liquid phase
dan Kxa dapat berhubungan dengan koefisien film gas atau cair kya dan kxa oleh
lereng lokal kurva ekuilibrium, m sebagai berikut:
……………………………….…….(2a)
…………………………………....(2b)
Resistance untuk transfer massa di film gas dan film cair yang ditandai
oleh istilah 1/(kya) dan 1/(kxa) dalam persamaan (2a & b) masing-masing. Ketika
kedua koefisien adalah kira-kira besarnya sama, dan m sangat jauh lebih besar
dari 1.0, transfer massa dikatakan untuk pengendalian film cair. Ini berarti bahwa
setiap perubahan di koefisien film cair akan efek yang hampir proporsional
perubahan baik pada Kya dan Kxa, sementara perubahan dalam film koefisien kya
akan memiliki sedikit efek. Sebagai contoh, koefisien Hukum Henry untuk CO2
di dalam air pada 20°C dan 1 atm adalah 1430 (yang sama dengan nilai m). Ini
menunjukkan bahwa penyerapan CO2 di dalam air adalah proses pengendalian
film cair. Oleh karena itu, tingkat penyerapan CO2 dapat menjadi meningkat
dengan meningkatkan nilai (i. e. meningkatkan kecepatan cair) tapi bukan oleh
meningkatkan nilai kya (i. e. meningkatkan kecepatan gas). Sebaliknya, ketika
soluilitas gas sangat tinggi dalam cair (seperti HCL dan NH3 dalam air), nilai m
sangat kecil dan transfer massa dikatakan sebagai film gas mengontrol. Ini berarti
bahwa perubahan di kya akan memiliki efek yang jauh lebih besar pada nilai
keseluruhan dari Kya dan Kya, sehingga tingkat penyerapan, daripada perubahan
dalam kxa. Namun, gas dengan solution terputus-putus agak dikendalikan oleh
baik resistansi film gas dan cair.
g. Prinsip Absorbsi
Udara yang mengandung komponen terlarut (misalnya CO2) dialirkan ke
dalam kolom pada bagian bawah. Dari atas dialirkan air. Pada saat udara dan air
bertemu dalam kolom isian, akan terjadi perpindahan massa. Dengan menganggap
udara tidak larut dalam air (sangat sedikit larut),maka hanya gas CO2 saja yang
berpindah ke dalam fase air (terserap). Semakin ke bawah, aliran air semakin kaya
CO2. Semakin ke atas ,aliran udara semakin miskin CO2. Faktor-faktor yang
berpengaruh pada operasi absorpsi adalah sebagai berikut :
- Laju alir air. Semakin besar,penyerapan semakin baik.
- Komposisi dalam aliran air. Jika terdapat senyawa yang mampu beraksi
dengan CO2 (misalnya NaOH) maka penyerapan lebih baik.
- Suhu operasi.Semakin rendah suhu operasi,penyerapan semakin baik.
- Tekanan operasi.Semakin tinggi tekanan operasi, penyerapan semakin
baik sampai pada batas tertentu. Diatas tekanan maksimum (untuk
hidrokarbon biasanya 4000-5000 kPa), penyerapan lebih buruk.
- Laju alir gas. Semakin besar laju alir gas, penyerapan semakin buruk.
Operasi absorpsi dapat digambarkan secara skematik sebagai berikut :
Y1 = L,X0
Keterangan :
G = laju alir udara bebas CO2
Y1 = rasio laju alir CO2 terhadp udara pada aliran gas keluar
Yn+1 = rasio laju alir CO2 terhadap udara pada aliran gas masuk
L = laju alir air bebas CO2
X0 = rasio laju alir CO2 terhadap udara pada aliran air masuk
Xn = rasio laju alir CO2 terhadap udara pada aliran air keluar
G, Yn+1, Xn
Naraca massa total dalam kolom absorber dapat ditulis sebagai berikit :
G(Yn+1 – Y1) = L(Xn –X0)
IV. Alat dan Bahan
a. Alat
Seperangkat Alat Watted Wall Absopsion Column yang terdiri dari:
b. Kolom Absorbsi
c. Pompa 1
d. Pompa 2
e. Kompressor
f. Sensor pible inlet dan outlet
b. Bahan
1. Air
2. CO2
Tabel 1. Alat Penunjang Praktikum
No Keterangan Gambar
2 Pompa
3 Kompressor
V. Prosedur Percobaan