Oleh :
NAMA : DERMAWATY HUTASOIT
NIM :(4172121004)
KELAS : FISIKA DIK A 2017
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan critical book review mata kuliah METODE PENELITIAN ini.
Critical book review ini telah penulis susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan critical book review ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
critical book review ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar dapat memperbaiki critical book review ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin masih
banyak kekurangan dalam critical book review ini. Semoga Critical Book Review
sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun pembacanya. Sekiranya Critical
Book Review ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi orang yang
membacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 identitas buku
1) Pokok Bahasan : Populasi Dan Sampel
Judul Buku :Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif,
Kualitatif,dan R&D
Penulis : Prof.Dr. Sugiyono
Penerbit : ALVABETA
Kota Terbit :Bandung
Tahun Terbit : 2016
Edisi : 23
A. Teknik sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai
teknik sampling yang digunakan. Dalam penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d,
Prof. Dr. Sugiyono (2010) menyatakan Secara skematis, teknik sampling pada
dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non
probability Sampling. Probability Sampling meliputi: simple random,
proportionate stratified random, disproportionate stratifed random, dan area
random. Nonprobability sampling meliputi: sampling sistematis, sampling kuota,
sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
1) Probability sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Macam-macam teknik ini meliputi:
1. Simple random sampling
Simple random sampling merupakan pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
2. Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proposional. Suatu organisasi yang mempunyai
pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu
berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1=45 orang, S2=30 orang, SMK=
800 orang, SMA= 400 orang, SMP= 300 orang, SD= 300 orang. Jumlah sampel
yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut.
3. Disproportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata
tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai,
3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang
SMP. Maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan S2 tersebut diambil semuanya
sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan
kelompok S1, SMU, dan SMP.
4. Cluster sampling ( Area sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang
akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara,
provinsi, atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan jadi
sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang
telah ditetapkan.
Misalnya di Indonesia terdapat 30 provinsi, dan sampelnya akan
menggunakan 15 provinsi, maka pengambilan 15 privinsi itu dilakukan secara
random,. Tetapi perlu diingat, karena provinsi-provinsi di Indonesia itu berstrata
(tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random
sampling. Provinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat ada yang tidak, ada
yang mempunyai hutan banyak ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang ada
yang tidak. Karakter semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan
sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu
tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan
orang-orang yang ada pada daerahn itu ceara sampling juga.
2) Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sam bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel.
1. Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi
yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota tersebut diberi nomor urut, yaitu
nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan
nomor ganjil saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari
bilangan 5, untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor1, 5, 10, 15,
20, dan seterusnya sampai 100.
2. Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai
contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat dalam urusan Ijin Mendirikan Bangunan. Jumlah sampel
yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500
orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi
kuota yang ditentukan.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang
pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100
orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500
orang anggota sampel tersebut.
1. Sampling ansidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti, hasil datanya
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan yang
ditemui itu cocok sebagai sumber data.
2. Sampling purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Misalnya akan melekukan penelitian tentang kualitas makanan, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Atau penelitian tentang
kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang
ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau
penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
3. Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah
sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
4. Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang
lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu
atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap data
yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan
dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu
seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.
Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan
snowball, misalnya akan meneliti siapa provokator kerusuhan, maka akan cocok
menggunakan purposive dan snowball.
B. Menentukan ukuran sampel
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah
sampel yang diharapkan 100% yang mewakili populasi adalah sama dengan
jumlah populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitan itu
akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah
sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang.
Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil jumlah sampel menjauhi
populasi, maka semakin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam
penelitian? Jawabannya tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang
dikehendaki. Tingkat ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung
pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan
maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin
kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang
diperlukan sebagai sumber dana.
Berikut ini rumus menghitung ukuran sampel dari populasi yang
jumlahnya telah diketahui:
Cara menentukan ukuran sempel bila sempel tidak berdistribusi normal,
misalnya populasi homogen maka cara-cara tersebut tidak perlu dipakai. Misalnya
populasinya berbeda, katakan logam dimana susunan molekulnya homogen, maka
jumlah sempel yang diperlukan 1% saja sudah bisa mewakili.
Sebenarnya terdapat berbagai rumus untuk menghitung ukuran sempel,
misalnya dari Cochen, Cohen dll. Bila keduanya digunakan untuk menghitung
ukuran sempel, terdapat sedikit perbedaan jumplahnya. Lalu yang dipakai yang
mana? Sebaiknya yang dipakai adalah jumlah ukuran sempel yang paling besar.
C. Contoh Menentukan Ukuran Sempel
Akan dilakukan penelitian untuk mengetahui tanggapan kelompok masyarakat
terhadap pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah tertentu. Kelompok
masyarakat itu terdiri 1000 orang, yang dapat dikelompokan berdasarkan jenjang
pendidikan, yaitu lulusan S1= 50, Sarjana Muda = 300, SMK = 500, SMP = 100,
SD = 50 (populasi berstrata).
Bila jumlah populasi = 1000, kesalahan 5% , maka jumlah sempelnya = 258,
Karena populasi berstrata, maka sampelnya jga berstrata. Stratanya ditentukan
menurut jenjang pendidikan. Dengan demikian masing-masing sempel untuk
tingkat pendidikan harus proporsional sesuai dengan populasi. Berdasarkan
perhitungan dengan cara berikut ini jumlah sempel untuk kelompok S1 = 14,
Sarjana Muda (SM) = 83, SMK = 139, SMP = 14, dan SD = 28.
BUKU 2
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.
Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan
datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau
menjawab pertanyaanpertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis ataupun lisan.
Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya
bisaberupa benda, gerak atau proses sesuatu. Peneliti yang mengamati
tumbuhnya padi,maka sumber datanya adalah padi, sedangkan objek penelitiannya
adalah pertumbuhan jagung. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka
dokumen atau catatan yangmenjadi sumber data, sedangkan isi catatan adalah
objek penelitian atau variabelpenelitian.
Klasifikasi sumber data, dilihat dari subjek di mana data menempel,
yang disingkat dengan 3 P, yaitu:
1. Person:
Jika sumber data berupa orang. Person yaitu sumber data yang bisa
memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis
melalui angket.
2. Place:
Jika sumber data berupa tempat. Place yaitu sumber data yang menyajikan
tampilan berupa keadaan diam dan bergerak.Diam, misalnya ruangan, kelengkapan
alat, wujud benda , warna dan lain-lain. Bergerak, misalnya: aktivitas, kinerja, laju
kendaraan dan lain-lain. Pada umumnya tampilan diam dan gerak merupakan
objek untuk penggunaan metode observasi.
3. Paper:
Jika sumber data berupa symbol. Paper merupakan sumber data yang
menyajikan tandatanda berupa huruf, angka, gambar, atau symbol symbol lain.
Pengertian paper bukan terbatas hanya pada kertas, tapi juga dapat berwujud batu,
kayu, tulang, daun lontar dan sebagainya, yang cocok untuk penggunaan metode
dokumentasi.
3 jenis penelitian, dilihat dalam hubungannya dengan cakupan wilayah sumber data
yang dijadikan sebagai subjek penelitian, yaitu :
a. Penelitian Populasi
b. Penelitian Sampel
c. Penelitian Kasus
B. Populasi
C. Sampel
D. Penelitian Kasus
Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif,
terinci danmendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau fenomena tertentu.
Ditinjau dariwilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek
yang sempit. Tetapiditinjau dari sifat penelitiannya, maka penelitian kasus lebih
mendalam.Contoh penelitian populasi
Peneliti bermaksud mengetahui penggunaan buku paket di SMA se DIY.
Penelitimengumpulka data dari seluruh SMA yang ada di DIY, baik SMA negeri
maupun swasta.Kemudian kesimpulannya berlaku bagi SMA seluruh wilayah
provinsi tersebut.
Contoh penelitian sampel
Peneliti bermaksud mengetahui penggunaan buku paket di SMA se
DIY.Berhubungketerbatasan tenaga, waktu, dan dana, maka peneliti
megumpulkan data dari beberapa SMAdi setiap kabupaten dan kotamadya, ada
yang negeri, berstatus disamakan, diakui, terdaftar,dengan mempertimbangkan
pula besar kecilnya sekolah. Kemudian kesimpulan yangdihasilkan dari peneliti
ini berlaku bagi seluruh SMA di DIY.
Contoh penelitian kasus
Peneliti bermaksud mengetahui penggunaan buku paket di salah satu SMA
se DIY. Dengan bermacam-macam pertimbangan, akhirnya peneliti menentukan
SMA XXX sebagaitempat penelitiannya. Setelah data terkumpul dan diolah maka
peneliti memperolehkesimpulan mengenai bagaiman SMA XXX menggunakan
buku paket. Kemudiankesimpulan tersebut hanya berlaku bagi SMA XXX itu
saja.
E. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan
sebagaisubjek penelitian. Dalam kenyataannya banyak peneliti, khususnya peneliti
pemula sulitmembedakan antara pengertian objek penelitian, subjek penelitian dan
sumber data.
Dalam penelitian pendidikan, seorang peneliti ingin mengetahui metode
mengajaryang banyak digunakan oleh guru-guru SMA. Berdasarkan atas contoh
penelitian ini makayang dimaksud dengan objek penelitian atau variabel
penelitian adalah metode mengajar(yang digunakan guru), yang dimaksud subjek
penelitian adalah guru, dan sebagai sumberdata peneliti adalah guru itu sendiri
(diwawancarai, diberi angket, atau diamati waktumengajar) serta kepala sekolah
yang sekiranya mengetahui tentang jenis metode mengajaryang digunakan oleh
guru.
Sebagai contoh berikutnya, misalnya seorang peneliti akan menyelidiki
harga satuanproduksi kaos singlet. Untuk penelitian kedua ini yang dimaksud
dengan objek penelitianatau variabel penelitian adalah harga satuan produksi
(kaos singlet), sebagai subjek produksiadalah kaos singlet, dan sebagai data
adalah direktur pabrik kaos.Guru dan kaos singlet dijadikan sebagai subjek yang
dihitung dalam satuan. Dalammenganalisis data, banyaknya satuan menunjukkan
banyaknya subjek dalam penelitian. Iniyang dimaksud dalam pengertian unit
analisis. Apabila penelitian mengambil guru sebagaiunit analisis, empat buah
sekolah dasar yang masing-masing gurunya ada 6 orang, makapeneliti tersebut
sudah memiliki 24 subjek. Tetapi jika unit analisisnya adalah sekolah, berartibaru
memiliki 4 subjek. Sehingga, unit analisis yang dimaksud adalah subjek
penelitian.
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Buku yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan yang dikembangkan
dari buku sebelumnya yaitu Metode Penelitian Administrasi (kuantitatif) dan
Memahami Penelitian Kualitatif yang di tulis oleh Prof. Dr. Sugiyono sangat
bagus untuk digunakan oleh mahasiswa dalam penyususnan skripsi ataupun
kalangan umum untuk dijadikan pedoman dalam penelitian. Hal ini disebabkan
karena dalam buku ini secara lengkap membahas hal-hal yang berkaitan dengan
metode penelitian kualitatif, kuantitatif dan metode penelitian R & D. Selain itu,
dalam buku ini juga memaparkan sistematika dalam pembuatan proposal yang
bersifat kualitaif dan kuantitatif.
Namun demikian,walaupun dalam buku berjudul Metode Penelitian
Pendidikan ini sudah cukup bagus tetapi masih ada hal-hal penting yang tidak
dicantumkan, diantaranya saran untuk memperoleh hipotesis dan kode etik
penelitian.Dalam buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Sugiyono hanya memaparkan
bentuk-bentuk rumusan hipotesis.Sedangkan saran untuk memperoleh hipotesis
tidak dicantumkan.
Sebagai penutup dari review ini dapat ditarik kesimpulan bahwa buku
yang ditulis Prof. Sugiyono dapat dijadikan pedoman mahasiswa khususnya
dalam membuat skripsi ataupun kalangan umum dalam melakukan penelitian.
Namun demikian, di dalam buku ini masih terdapat kelemahan seperti yang sudah
dipaparkan di atas.
Kelebihan dari buku Arikunto adalah penulis menemukan keunggulan
dalam buku legendarisnya Suharsimi Arikunto yaitu : (1) Setiap pokok bahasan
dan sub bab-sub babnya tersusun dengan format yang baik, sehingga mudah untuk
dipahami. (2) Terdapat istilah asing yang disertai dengan artinya. Dengan adanya
istilah asing dapat membantu dan menambah kosakata pembaca tentang bahasa
inggris.Dan dengan ada arti dari istilah asing tersebut, memudahkan pembaca
untuk memahami artinya. Contoh : (1) Representative : mewakili populasi, (2)
Description reseach : penelitian deskriptif. Definisi mengenai prosedur penelitian
disajikan dengan bahasa yang mudah untuk dipahami. Selain itu juga ada
penjelasan mengenai bagaimana prosedur itu diperoleh, fungsi dan disertai
dengan ilustrasi dan contohnya.
Adapun kekurangan dari buku Arikunto tidak adanya pembahasan singkat
pada bagian yang dianggap penting, tidak dijelaskan bagaimana keterkaitan antara
Ilmu Pengetahuan, Metode Ilmiah, penentuan dan Penelitian. Keempat, terdapat
sumber pustaka yang tidak terbaru atau last update seperti pada Ilmu Pengetahuan
dan Pikiran Sehat Whitehead (Kerlinger, 1998).
Baik buku Sugiyono atau Suharsimi Arikunto sama – sama telah
menjelaskan mengenai konsep bagaimana prosedur pemilihan populasi dan
sampel dalam penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif.
BAB IV
KESIMPULAN
Buku yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan yang dikembangkan
dari buku sebelumnya yaitu Metode Penelitian Administrasi (kuantitatif) dan
Memahami Penelitian Kualitatif yang di tulis oleh Prof. Dr. Sugiyono sangat
bagus untuk digunakan oleh mahasiswa dalam penyususnan skripsi ataupun
kalangan umum untuk dijadikan pedoman dalam penelitian. Hal ini disebabkan
karena dalam buku ini secara lengkap membahas hal-hal yang berkaitan dengan
metode penelitian kualitatif, kuantitatif dan metode penelitian R & D. Selain itu,
dalam buku ini juga memaparkan sistematika dalam pembuatan proposal yang
bersifat kualitaif dan kuantitatif.
Namun demikian,walaupun dalam buku berjudul Metode Penelitian
Pendidikan ini sudah cukup bagus tetapi masih ada hal-hal penting yang tidak
dicantumkan, diantaranya saran untuk memperoleh hipotesis dan kode etik
penelitian.Dalam buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Sugiyono hanya memaparkan
bentuk-bentuk rumusan hipotesis.Sedangkan saran untuk memperoleh hipotesis
tidak dicantumkan.
Adapaun cara yang digunakan untuk memperoleh hipotesis yaitu cara
induktif, yang artinya peneliti merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi
dari hubungan-hubungan yang diamati. Maksudnya peneliti melakukan
pengamatan terhadap tingkah laku, memperhatikan kecendrungan-kecendrungan
atau kemungkina adanya hubungan-hubungan dan kemudian merumuskan
penjelasan sementara tentang tingkah laku yang diamati. Sedangkan cara deduktif,
hipotesis dirumuskan setelah peneliti mengkonstruksi teori sebagai hasil lacak-
baca berbagai literatur (Ary, dkk., dalam Furchan, 1999: 23).
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.