Anda di halaman 1dari 20

MENGENAL KERUSAKAN A.

C MOBIL DENGAN ALAT PENUNJUK


TEKANAN / MANIFOLD GAUGE

JAIDIN

Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Pontianak

ABSTRAK

Di negara tropis yang bersuhu panas seperti Indonesia,


orang banyak memasang penyegaran/pendingin udara (AIR
CONDITIONING), dan begitu juga di dalam mobil agar diperoleh
kesegaran dan kenyamanan selama melakukan perjalanan. Di
Indonesia akhir-akhir ini ada kecenderungan orang untuk
memasang AC di mobilnya masih menggunakan Refrigrant/Freon
12. Seperti kita ketahui Freon tersebut kurang ramah terhadap
lingkungan.
Konstruksi AC mobil terdiri dari Evaporator, Katup
Ekspansi, Kompresor, Kondensor, Reciever, Pipa-pia Saluran dan
Refrigrant. Sistim AC mobil bekerja dengan normal apabila
pembacaan Vacum Gauge 1,5 – 2 kg/cm2 pada sisi tekanan rendah
(Lo) dan 14,5 – 15 kg/cm2 pada sisi tekanan tinggi (Hi).
Jenis-jenis kerusakan pada AC mobil adalah Refrigrant
kurang, sirkulasi pendingin kurang, Refrigrant terlalu banyak
terdapat udara di dalam sistemdan lai-lain. Untuk mengenal
kerusakan-kerusakan tersebut diperlukan alat Manifold Gauge
(Alat Penunjuk)

Kata Kunci : Segar dan Nyaman, AC Mobil, Manifold Gauge dan Ramah
Lingkungan.

PENDAHULUAN
Penyegaran udara atau A.C ( Air Conditioning ) yang dipergunakan pada
mobil merupakan usaha untuk memberikan kenyamanan dan kesegaran udara
didalam ruang penumpang sebuah mobil agar bagi pengemudi dan para
penumpangnya merasa nyaman dan segar sehingga tidak merasa cepat lelah dalam
perjalanannya.
Di negara-negara yang beriklim tropis, seperti di Indonesia, mempunyai
udara yang cukup panas. Lebih - lebih pada siang hari berada didalam mobil akan
terasa panas udara di ruangan dalam mobil tersebut. Karena panasnya mesin juga

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 16


akan merambat kedalam ruang penumpang, oleh aliran udara yang melewati mesin
itu dan masuk keruang penumpang.
Oleh karena itu umumnya sistem penyegaran udara yang dipergunakan pada
mobil - mobil di Indonesia adalah sistem penyegaran yang dapat mendinginkan suhu
udara didalam ruangan mobil.
Jadi yang dimaksudkan dengan A.C mobil yang banyak dipergunakan pada
mobil-mobil di Indonesia adalah sistem pendinginan udara, yang kemudian untuk
bahasan selanjutnya disebut A.C.

A. Komponen-komponen Sistem A.C Mobil


Sistem A.C mobil tersusun dari komponen – komponen pokok sebuah
evaporator, sebuah kompresor, sebuah kondensor, sebuah receiver, dan sebuah katup
ekspansi serta pipa penghubungnya, dengan rangkaian seperti ditunjukkan pada
ilustrasi Gambar 1. Sedang ilustrasi yang memberi gambaran rangkaian sistem A.C
dan pemasangannya pada mobil diperlihatkan pada Gambar 2.

Gambar 1.

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 17


Gambar 2.

1. Evaporator
Evaporator merupakan komponen utama pada sistem pendingin udara (A.C).
Evaporator merupakan bagian sistem yang berfungsi sebagai piranti penguapan
cairan pendingin (refrigerant), yaitu tempat penyerapan panas udara kamar sehingga
udara tersebut menjadi lebih dingin, yang dalam hal ini adalah udara didalam ruang
dalam mobil.
Konstruksi dari evaporator ini terdiri dari pipa panjang yang umumnya
terbuat dari bahan alumunium, dengan bentuk lubang bulat, dibelok-belokkan
sedemikian rupa pada suatu bidang yang dipenuhi dengan sirip-sirip tipis seperti
terlihat pada gambar 3.
Dengan bentuk konstruksi yang demikian itu memungkinkan untuk
mendapatkan bidang penyerapan panas yang efektif.

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 18


Gambar 3.

Evaporator ini dipasangkan didalam ruang mobil. Untuk mobil penumpang


yang kecil, sedan umpamanya, yang hanya memiliki sebuah evaporator dalam sistem
A.C nya, evaporator dipasang dibawah dashboard pada ruang kemudi. Sedangkan
pada mobil penumpang yang besar, seperti bis, dipakai beberapa evaporator yang
dipasangkan di langit- langit disepanjang ruang penumpang. Hal yang terakhir ini
sering disebut orang sebagai central A.C .
Agar udara dingin yang dihasilkan oleh evaporator dapat mengalir dan
bersirkulasi keruang penumpang dengan baik, maka pada sisi sebelah evaporator
tersebut dipasangkan blower dengan motor penggeraknya, untuk menarik udara
panas disekitarnya dan kemudian menghembuskannya masuk evaporator melewati
celah-celah siripnya, untuk diambil panasnya sehingga menjadi dingin, selanjutnya
melalui saluran-saluran pengarah udara dingin itu disemburkan keruang penumpang.
Kecepatan aliran udara dingin itu dapat diatur dengan mengatur kecepatan putar
motor penggerak blower yang bekerja secara elektrik.
Pada evaporator itu juga dipasangkan alat pengendali suhu udara yang
berfungsi untuk menghindari terjadinya kondensasi yang berlebihan dan pembekuan
air kondensasi itu yang mungkin dapat menjumbat pada sirip-sirip evaporator. Alat
pengendali suhu itu adalah thermistor, yaitu piranti yang dilengkapi bahan resistor
yang harga tahanan listriknya mudah berubah oleh pengaruh perubahan suhu. Dalam
hal ini apabila suhu udara menjadi lebih dingin, maka harga tahanan resistor menjadi

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 19


besar dan secara elektronik akan menyebabkan berhentinya kerja sistem pendingin /
sistem A.C .

2. Katup ekspansi
Katup ekspansi ( expansion valve ) adalah alat yang berfungsi untuk
mengendalikan aliran cairan pendingin ( refrigerant ) yang masuk ke evaporator
pada jumlah yang tepat sehingga diperoleh hasil pendinginan udara yang tepat, lihat
gambar 4.

Gambar 4.

Didalam katup ekspansi itu terdapat sebuah katup yang dapat bergerak yang
dihubungkan dengan sebuah diapragma ( diaphragm ).
Sisi dalam diapragma dihubungkan dengan katup oleh pena-pena penekan
dan sisi luarnya dihubungkan dengan bulb yang didalamnya berisi air raksa yang
disalurkan oleh pipa kapiler.
Katup ekspansi ini dipasangkan pada pipa masuk evaporator dan bulb dengan
pipa kapilernya ditempelkan pada dinding pipa evaporator. Oleh pengaruh suhu pipa
saluran keluar evaporator dimana bulb dipasangkan, air raksa didalamnya akan
mengembang dan mengempis. Bila suhu cukup panas dan air raksa mengembang,
maka membram atau diapragma akan menggerakkan katup kearah membuka lebih

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 20


lebar. Dengan demikian jumlah cairan pendingin yang dialirkan menjadi lebih
banyak dan ini berarti daya pendinginan lebih besar juga.

3. Kompresor
Kompresor merupakan komponen yang menjadi jantungnya sistem pendingin
( A.C ). Kompresor ini berfungsi untuk menciptakan sirkulasi zat pendingin sehingga
terjadi suatu aliran yang kontinyu. Kompresor dipasangkan sedemikian rupa
sehingga saluran isapnya( S=Suction ) berhubungan dengan evaporator dan saluran
tekannya( D=Discharge ) berhubungan dengan kondensor.
Kerja dari kompresor adalah menghisap uap refrigerant dari evaporator sehingga
tekanan evaporator menjadi rendah dan menekan uap tersebut masuk kedalam
kondensor yang bertekanan tinggi.
Ada beberapa jenis kompresor yang banyak digunakan pada A.C mobil
diantaranya adalah : jenis piston, wankel dan rotasi model Van ( Van-type rotary
comprssor), lihat gambar 5.

Gambar 5.

Kerja dari kompresor digerakkan oleh putaran puli kompresor yang diputar oleh puli
poros engkol mesin( Crankshaft ) melalui sabuk V.

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 21


Apabila mesin berputar, maka puli-puli itu akan berputar, akan tetapi
kompresor belum tentu bekerja. Karena hubungan puli dengan poros kompresor
dapat diputus dan dihubungkan oleh kopling magnetis.
Kopling magnetis tersebut dihubungkan oleh saklar yang berada pada
dashboard ( papan panel depan pengemudi ). Jika mesin berputar dan saklar di ON
kan maka kompresor akan ikut berputar karena kopling magnet bekerja
menghubungkan atau mengikatkan hubungan puli dengan poros kompresor.
Sebaliknya bila kompresor di OFF kan maka hubungan itu akan lepas karena kopling
magnetis tidak bekerja.
Kecuali itu kerja kopling magnetis ditentukan oleh termistor dan relay, yang
rangkaian kelistrikannya menjadi satu saling berkaitan. Relay tersebut mempunyai
suatu rangkaian delay, yang memberikan penunudaan hubungan kopling magnetis
kira-kira selama 10 detik setelah alternator mulai mengisi. Dengan demikian
kompresor tidak terhubung pada saat mesin distarter.

4. Kondensor
Kondensor merupakan komponen A.C mobil yang mempunyai fungsi untuk
menkondensasikan uap atau gas refrigerant sehingga menjadi bentuk cair.
Konstruksinya terdiri dari pipa panjang yang berbelok-belok yang dirakit
dengan sirip-sirip pendingin. Kondensor ini dipasang didepan radiator atau dibawah
dasar mobil. Untuk sistem pendingin dengan central A.C umumnya memiliki lebih
dari satu kondensor yang dipasang secara seri.
Proses kondensasi refrigerant didalam kondensor berlangsung dengan
pemindahan panas oleh sirip-sirip keudara disekelilingnya yang mengalir dengan
kecepatan mobil dan kipas pendingin yang dipasang dibelakang kondensor
tersebut.Gambar dari kondensor dapat dilihat pada gambar 6.

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 22


Gambar 6.

5. Receiver
Receiver merupakan tabung penerima cairan refrigerant yang telah dihasilkan
oleh kondensor. Didalam receiver itu terdapat saringan yang berfungsi untuk
menyaring refrigerant dari kotoran. Oleh karena itu alat ini juga sering disebut filter.
Kecuali itu diantara saringan yang berada didalam tabung filter terdapat butir-butir
silika yang berfungsi untuk menyerap air yang ikut terbawa oleh refrigerant. Maka
alat ini juga dinamakan alat pengering atau drier. Lihat gambar 7.

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 23


Gambar 7. Receiver/filter/drier.

6. Pipa saluran
Pipa saluran yang dipergunakan untuk lintasan gas atau cairan refrigerant
diantara komponen-komponen A.C sehingga sehingga membentuk sistem tertutup
dapat dilihat pada gambar 8.
Umumnya pipa terbuat dari tembaga yang mempunyai sifat lunak sehingga
mudah dibentuk untuk mendapatkan hubungan yang fleksibel. Ujung-ujung pipa itu
dibentuk konis dan disambungkan dengan mur drat dengan perapat karet. Panjang
dan diameter pipa disesuaikan dengan posisinya dalam sistem. Untuk bagian tertentu,
misalnya pipa saluran isap dan tekan pada kompresor, pipa diperkuat dengan
selubung karet dan bahkan dengan belitan isolasi.

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 24


Gambar 8.Pipa saluran pada A.C mobil.

7. Refrigerant
Refrigerant adalah zat pendingin yang dipergunakan dalam sitem A.C. Orang
bengkel biasa menamakan obat pendingin atau obat A.C.
Ada beberapa macam refrigerant yang dapat dipergunakan untuk A.C pada
umumnya. Diantaranya adalah : Amoniak (NH3), Freon 11 (CCl3F), Freon 12
(CCl2F2), Freon 13 (CClF3), Freon 14 (CF4), Freon 21 (CHCl2F), Freon 22
(CHClF2), Freon 113(C2Cl3F3), dan Freon 114 (C2Cl2F4).
Zat pendingin yang dipergunakan untuk sistem pendingin udara (A.C) pada
mobil harus mempunyai titik didih atau suhu penguapan yang jauh dibawah suhu
udara yang diinginkan dalam mobil. Dengan demikian udara panasnya udara didalam
mobil itu menyebabkan zat pendingin mendidih. Sedangkan zat pendingin yang
dipergunakan pada sistem A.C mobil khususnya adalah Freon 12.
Freon 12 dengan nama kimia dichloro-difluro-methane dan dengan
formulanya CCl2F2, mempunyai sifat-sifat yang sangat tepat untuk dipergunakan
dalam sistem A.C mobil. Freon 12yang pada tekanan normal mendidih pada suhu -
21,60 F atau kira-kira -140 C itu mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Tidah mudah meledak ( non explosive ).
b. Tidak beracun ( nontoxic, nonpoisonous ).
c. Tidak terbakar ( unflamable ).
d. Tidak berbau ( protically odorless ).
e. Tidak berwarna ( colourless ).

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 25


f. Tidak berkarat ( noncorrosive ).
g. Tidak merusak kulit badan ( noniritating ).
h. Tidak merusak pakaian dan makanan ( noninjurious of clothes and foods ).
i. Mempunyai titik didih yang baik sekali dan praktis bila ditinjau dari segi
teknis.
Freon 12 khususnya dan juga Freon yang banyak dijual dipasarannbebas
dalam tabung ( botol ) baja dengan kode warna tertentu. Untuk Freon 12
dengantabung warna putih.

B. Proses kerja A.C


Dengan memperhatikan fungsi dari komponen-komponen A.C yang juga
telah diterangkan dimuka, proses kerja A.C dapat dijelaskan sebagai berikut : lihat
Gambar 9.

Gambar 9.

Apabila mesin mobil berjalan sehingga puli kompresor diputarkan oleh puli poros
mesin ( Crankshaft ) dan kemudian tombol A.C di ON kan, maka sesaat kemudian
A.C mulai bekerja.
Freon yang memancar keluar dari katup ekspansi berujud cairan masuk ke
evaporator dengan tekanan 2 kg / cm 2dan temperaturnya sekitar -2 0C. Cairan Freon
itu dipanasi oleh udara yang melintasi sekeliling evaporator sehingga cairan tersebut
mulai mendidih dan menguap. Cairan freon yang mulai menguap dan menjadi gas itu
terjadi disepanjang pipa evaporator dimana semakin mendekati saluran keluarnya

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 26


pembentukan gasnya semakin sempurna. Dengan demikian Freon yang keluar dari
evaporator telah berujud gas sempurna. Temperatur gas Freon meninggalkan
evaporator adalah sekitar 40 C sementara tekanannya tetap 2 kg / cm2
Dari peristiwa dalam evaporator inilah yang sebetulnya terjadi proses
pendinginan udara didalam mobil.
Freon yang berujud gas sempurna yang keluar dari evaporator dihisap ( S=
Suction ) oleh kompresor secara terus-menerus hingga tekanan pada evaporator
relatif konstan dan kemudian gas Freon tersebut oleh kompresor ditekan ( D=
Discharge ) masuk kedalam kondensor melalui pipa tekan atau saluran tekan. Keluar
dari kompresor tekanan gas Freon naik menjadi 15 kg / cm2 begitu juga
temperaturnya naik mencapai kira-kira 65 0 C.
Perlu diketahui apabila zat pendingin masuk kesaluran isap kompresor belum
berujud gas sempurna maka akan merusakkan kompresor. Dan lagi pula proses
pendinginan tidak terjadi dengan sempurna.
Didalam kondensor gas Freon yang bertemperatur tinggi itu oleh aliran udara
0
luar didinginkan sehingga turun sampai kira-kira 55 C, sementara tekanan masih
tetap 15 kg / cm2 . Dalam kondensor ini gas Freon mengalami proses kondensasi
sehingga berubah menjadi bentuk cair. Dengan demikian Freon meninggalkan
kondensor melalui saluran keluar menuju kereceiver dalam bentuk cair sempurna.

Cairan Freon yang keluar dari kondensor dan kemudian memasuki receiver, didalam
receiver disaring sehingga bersih dari kotoran, seperti kikisan logam, dan didalam
receiver ini cairan pendingin yang kemungkinan terdapat air yang larut didalamnya
diserap oleh silika sehingga keluar dari receiver ini betul-betul bersih dan kering atau
tidak terdapat air yang larut bersamanya.
Perlu juga diketahui disini jika pada cairan Freon yang keluar dari receiver
tersebut masih mengandung air kemudian masuk ke katup ekspansi, maka didalam
saluran katup ekspansi yang sempit, airnya akan membeku dan mengakibatkan
tersumbatnya katup ekspansi. Yang dengan demikian berarti kerja sistem A.C akan
macet. Tekanan dan temperatur cairan masuk dan keluar tabung receiver relatif tetap.
Selanjutnya cairan Freon tersebut masuk kembali kekatup ekspansi dan
kemudian dipancarkan kembali ke evaporator. Demikian seterusnya Freon menjalani

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 27


siklus kerja yang berulang secara menerus dan proses pendinginan udara
dievaporator juga berlangsung terus selama sistem A.C bekerja.
Untuk mendapatkan proses pendinginan yang efektif, maka perlu
diperhatikan agar Freon yang dimasukkan dalam sistem A.C diberikan dalam jumlah
yang tepat. Ini didimaksudkan agar semua Freon dapat membentuk gas sempurna
pada proses penguapan di evaporator.
Jika jumlah Freon terlalu banyak, Freon tidak dapat berujud gas sempurna
saat meninggalkan evaporator. Dalam keadaan yang demikian resikonya akan
merusakkan kompresor. Namun sebaliknya apabila jumlah Freon terlalu sedilkit,
Freon akan telah menjadi gas sempurna sesaat setelah masuk evaporator. Yang
demikian ini efek pendinginan evaporator akan berkurang.
Temperatur udara dalam mobil ditentukan oleh banyaknya Freon yang dapat
terbentuk menjadi gas. Dengan alasan tersebut katup ekspansi yang dilengkapi
diapragma dan bulb ( power element bulb ), secara otomatis akan mengatur jumlah
Freon yang dipancarkan oleh katup ekspansi.
Kecuali itu tingkat kedinginan suhu udara didalam mobil dapat diatur oleh
tombol pengatur suhu dengan termistor yang prinsipnya adalh mengatur lama waktu
mengalirnya Freon atau lama bekerjanya sistem dengan memutus hubungan
rangkaian arus pada kopling magnetis . Dengan kata lain mengatur lama kerja dari
pada kompresor. Dengan peralatan diatas akan diperoleh suhu udara yang
dikehendaki selama sistem bekerja.
Untuk mendapatkan proses pendinginan yang efektif, maka perlu diperhatkan
agar Freon yang dimasukkan dalam sistem A.C diberikan dalam jumlah yang tepat.
Ini dimaksudkan agar semua Freon dapat membentuk gas sempurna pada proses
penguapan di evaporator.
Jika jumlah Freon terlalu banyak, Freon tidak dapat berujud gas sempurna
saat meninggalkan evaporator. Dalam keadaan yang demikian resikonya akan
merusakkan kompresor. Namun sebaliknya apabila jumlah Freon terlalu sedikit,
Freon akan telah menjadi gas sempurna sesaat setelah masuk evaporator. Yang
demikian ini efek pendinginan evaporator akan berkurang.
Temperatur udara dalam mobil ditentukan oleh banyaknya Freon yang dapat
terbentuk menjadi gas. Dengan alasan itu katup ekspansi yang dilengkapi diapragma

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 28


serta bulb ( power element bulb ), secara otomatis akan mengatur jumlah Freon yang
dipancarkan oleh katup ekspansi.
Kecuali itu tingkat tingkat kedinginan suhu udara didalam mobil dapat diatur
oleh tombol pengatur suhu dengan termistor yang prinsipnya adalah mengatur lama
waktu mengalirnya zat pendingin atau lama bekerjanya sistem dengan memutus
hubungkan rangkaian arus pada kopling magnetis. Dengan kata lain mengatur lama
kerja dari pada kompresor. Dengan peralatan diatas akan diperoleh suhu udara yang
dikehendaki selama sistem A.C bekerja.

C. Penunjuk Tekanan ( Manifold Gauge ).


Manifold gauge digunakan untuk mengukur tekanan Freon baik pada saat
pengisian maupun saat sistem A.C bekerja. Yang dapat dilihat pada gauge manifold
adalah tekanan evaporator / tekanan isap ( Suction ) kompresor, pada gauge tertera
LO, dan tekanan kondensor / tekanan keluaran ( Discharge ) kompresor, pada gauge
tertera HI.
Terdapat 3 warna selang pada unit manifold gauge, yaitu warna biru, kuning
dan merah. Warna biru dihubungkan dengan huruf S pada kompresor, warna kuning
terletak pada bagian tengah manifold gauge biasanya berhubungan dengan pompa
vakum atau tabung refrigerant / tabung freon, sedangkan selang dengan warna merah
dihubungkan dengan huruf D pada kompresor. Sebagai catatan untuk keperluan
diagnosisselangdenganwarnakuningbiasanyatakdigunakan.

Gambar 10. Alat Penunjuk Tekanan / Manifold Gauge.

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 29


D. Cara Menemukan Gangguan Dengan Mengukur Tekanan Discharge ( D )
Dan Suction ( S ).
Selain cara penemuan gangguan secara visual dan pendengaran, ada cara lain
yaitu dengan mengukur tekanan pada masing-masing Discharge dan Suction pipe.
Sebelum melakukan pengukuran perlu di cek sirip kondensor dari
kemungkinan tersumbat atau rusak. Jika tersumbat dapat dibersihkan dengan air. Tali
kipas atau sabuk V, penggerak puli harus dijaga agar kekencangannya pada 10 kg,
kondisi suhu saluran udara pada harga 30 – 350 C, mesin berputar pada 2000 rpm,
A.C hidup dan tombol pengatur suhu disetel pada bagian dingin ( cool ).

1. Sistem A.C mobil bekerja normal.


Pembacaan pada alat penunjuk ( manifold gauge ), bagian tekanan rendah LO
pada skala 1,5 – 2,0 kg / cm2 (21 – 28 PSI) dan pada bagian tekanan tinggi HI pada
14,5 – 15 kg / cm2 (206 – 213 PSI), atau apabila sistem A.C OFF tekanan rendah LO
4 – 6 kg / cm2 dan tekanan tinggi HI 7 – 12 kg / cm2.

Gambar. 11

2. Terdapat embun (air) pada sistem pendingin.


Keadaannya kadang – kadang dingin dan kemudian panas. Gejala pada sistem
: selama bekerja tekanan pada bagian tekanan rendah kadang-kadang vakum,kadang-
kadang normal ( LO -75 cm / Hg s/d 1,5 kg / cm2 dan HI 7 – 12 kg / cm2 ).
Kemungkinan penyebabnya : embun masuk kedalam sistem A.C, membeku
dimulut katup ekspansi sehingga menghambat sirkulasi refrigerant, keadaan normal
akan segera kembali setelah es mencair.
Diagnosa : receiver dalam keadaan jenuh, embun pada sistem membeku
dimulut katup ekspansi dan menghambat sirkulasi zat pendingin / freon. Cara

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 30


mengatasi : ganti receiver, buang embun dengan jalan membersihkan vakum
berulang – ulang dan isi zat pendingin / refrigerant secukupnya.

Gambar. 12

3. Zat pendingin / Refrigerant / Freon tidak cukup.


Keadaannya pendinginan kurang.
Gejala pada sistem : tekanan rendah pada bagian tekanan rendah dan tekanan tinggi,
tampak gelembung udara didalam kaca pandang ( sight glass ). LO 0,6 – 0,8 kg / cm2
dan bagian HI 8 – 9 kg / cm2.
Kemungkinan penyebabnya : Kebocoran gas refrigerant didalam sistem A.C.
Diagnosa : Kekurangan zat pendingin dalam sistem, ada kebocoran.
Cara mengatasi : Cek dengan alat pengetes kebocoran ( leaks gauge ) lalu perbaiki,
dan isi refrigerant / freon secukupnya.

Gambar. 13

4. Sirkulasi zat pendingin / refrigerant kurang.


Keadaannya kurang dingin.
Gejala pada sistem : Tekanan rendah pada bagian tekanan rendah LO(- 76 cm/ Hg)
dan tekanan rendah pada bagian tekanan tinggi HI( 6 kg/ cm2). Terdapat embun beku

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 31


pada pipa dari receiver. Kemungkinan penyebabnya aliran refrigerant terhambat oleh
kotoran pada receiver. Diagnosa receiver tersumbat. Cara mengatasi ganti receiver.

Gambar. 14

5. Instalasi kelebihan refrigerant atau Pendinginan pada kondensor kurang.


Keadaannya tidak cukup dingin.
Gejala pada sistem : Tekanan terlalu tinggi dibagian tekanan rendah LO( 2,5 kg/cm 2)
dan tekanan tinggi HI ( 20 kg/cm2).
Kemungkinan penyebabnya : Sistem tidak dapat bekerja dengan baik karena terlalu
banyak zat pendingin / freon pada sistem. Pendinginan kondensor kurang. Diagnosa :
Terlalu banyak freon yang beredar, kepenuhan zat pendingin. Pendinginan kondensor
kurang, sirip kondensor tersumbat atau motor kipas rusak.
Cara mengatasi : Bersihkan kondensor. Cek kerja motor kipas. Jika ternyata baik, cek
jumlah zat pendingin / refrigerant.

Gambar. 15.

6. Katup ekspansi tidak terpasang dengan baik atau bulb rusak sehingga
membuka terlalu besar.
Keadaannya pendinginan kurang.
Gejala pada sistem : Tekanan terlalu tinggi dibagian tekanan rendah LO ( 2,5
kg/cm2) dan tekanan tinggi HI ( 19 – 20 kg/cm2). Terdapat embun beku pada pipa di

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 32


bagian tekanan rendah.Kemungkinan penyebabnya : Gangguan pada katup atau pipa
sensor panas. Diagnosa : Terlalu banyak zat pendingin di pipa tekanan rendah, Katup
ekspansi membuka terlalu lebar. Cara mengatasi : Periksa pemasangan pipa sensor
panas, jika normal tes katup ekspansi dan jika rusak, ganti

Gambar. 16.

7. Terdapat udara didalam sistem pendingin.


Keadaanya tidak mendinginkan dengan cukup.
Sebagai catatan bahwa penunjukkan ini terjadi apabila sistem pendingin baru dibuka
serta bahan pendingin diisi tanpa dikuras terlebih dahulu. Gejala pada sistem :
Tekanan terlalu tinggi pada bagian tekanan rendah LO ( 2,5 kg/cm2) dan tekanan
tinggi terlalu tinggi HI ( 23 kg/cm2 ). Kemungkinan penyebabnya : Udara masuk
kedalam sistem pendingin . Diagnosa : Terdapat udara di dalam sistem pendingin
atau vakum kurang bersih. Cara mengatasi : Ganti receiver. Cek kemungkinan ada
kotoran atau kurangnya oli kompresor. Bersihkan kevakuman dan isi kembali zat
pendingin baru.

Gambar. 17.

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 33


8. Pendinginan tidak beredar.
Keadaanya tidak dingin atau dingin sekali-kali.
Gejala pada sistem : Terdapat vakum pada tekanan rendah LO ( -76 cm / Hg),
tekanan sangat rendah di bagian tekanan tinggi HI ( 6 kg / cm2). Embun tampak pada
pipa sebelum dan sesudah receiver atau katup ekspansi. Kemungkinan penyebabnya :
Peredaran refrigerant terhalang oleh embun atau kotoran yang terdapat di mulut
katup ekspansi. Peredaran freon terhalang oleh gas yang bocor dari pipa perasa (
sensor ) panas dari katup ekspansi. Diagnosa : Mulut katup ekspansi tersumbat,
refrigerant tidak mengalir. Cara mengatasi : Matikan A.C sebentar lalu hidupkan
untuk menentukan apakah apakah gangguan disebabkan oleh embun atau kotoran.
Jika disebabkan embun, ganti receiver dan buang embun dengan jalan pembersihan
vakum berulang-ulang kemudian isi refrigerant secukupnya.
Jika disebabkan oleh adanya kotoran, buka katup ekspansi dan bersihkan
dengan udara semprot. Kalau juga tidak bisa, katup ekspansi diganti. Vakum
dibersihkan dan refrigerant diisikan secukupnya. Jika gas keluar dari pipa sensor
panas, maka katup ekspansi harus diganti.

Gambar.18.

9. Kompresor rusak.
Keadaannya tidak dingin.
Gejala pada sistem : Tekanan terlalu tinggi pada bagian tekanan rendah LO ( 4 – 6 kg
/ cm2 ) dan tekanan terlalu rendah pada bagian tekanan tinggi HI ( 7 – 10 kg / cm2).
Kemungkinan penyebabnya : Kebocoran dibagian dalam kompresor. Diagnosa :
Kerusakan kompresor ( Katup, bagian yang berputar, piston, silinder, gasket, dan
lainnya. Cara mengatasi : Ganti atau perbaiki kompresor.

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 34


Gambar. 19.

KESIMPULAN DAN SARAN


1. Banyak Refrigrant (Freon) dalam sistem AC mobil dapat dilihat juga pada kaca
pandang (Sight Glass) Reciever, sewaktu AC dimatikan freon berbuih, dalam hal
ini berarti jumlah freron tepat.
2. Langkah penting untuk mengetahui kerusakan pada AC mobil, harus mengetahui
sistem AC (know the system), tanya pada operator (ask the operator), periksa AC
(Inspect the AC), operasikan AC (operating the AC), catat kemungkinan
penyebab (list the possible causes), reach conclusion and test your conclusion.

DAFTAR PUSTAKA

1. Billy C. Langley, 1984, Principles and Service of Automotive Air


Conditioning, Reston Publishing Company, Inc, A Prentice- Hall Company
Reston, Virginia.

2. Iskandar Danusugondho, 1983, Dasar-dasar Teknik Tata Udara 2. Direktorat


Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta.

3. P.T. Toyota Astra Motor, 1995, New Step I Training Manual,


Jakarta.

4. P.T. Toyota Astra Motor, 1986, Pedoman Reparasi Sistem Penyejuk


Udara, Jakarta.

5. Satunggalno, 1987, Dasar-Dasar Air Conditioning, UNY, Yogyakarta.

6. UNDP, 2008, Pelatihan Teknisi Sektor Servicing A.C, Kementrian


Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Jakarta.

Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik UNMUH Pontianak 35

Anda mungkin juga menyukai