Anda di halaman 1dari 36

TUGAS MANAJEMEN RESIKO

*CRITICAL BOOK REPORT*

DOSEN PENGAMPU :

ADELINA LUBIS, SE, M.Si.

DISUSUN OLEH :

HANDIKA AGUSTINUS DWI SAPUTRA

7173210013

JURUSAN MANAJEMEN – C 2017

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan

rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini.

Ucapan terima kasih yang bersifat khusus pun saya sampaikan kepada Ibu Adelina Lubis,

SE, M.Si. sebagai dosen mata kuliah Manajemen Resiko yang telah membantu memberikan

informasi tentang pembuatan makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, baik dari segi

susunan ataupun materinya, karena masih dalam proses belajar. Untuk itu kritik dan saran yang

bersifat membangun senantiasa saya terima dengan hati terbuka. Semoga tulisan ini juga dapat

memberikan informasi dan dapat bermanfaat kepada masyarakat atau pembaca terutama rekan-

rekan mahasiswa/i.

Demikian pengantar dari saya, mudah-mudahan apa yang telah saya dapatkan dari proses

pembuatan makalah critical book report ini dapat dijadikan pengalaman dalam menyusun

makalah dengan benar dan sekaligus dapat bermanfaat. Terima kasih.

Medan, Desember 2019

Handika Agustinus
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................

A. Latar Belakang ....................................................................................................................

B. Tujuan Penulisan .................................................................................................................

C. Manfaat Penulisan ...............................................................................................................

BAB II RINGKASAN BUKU ......................................................................................................

A. Identitas Buku Utama ........................................................................................................


B. Isi Buku Utama ...................................................................................................................
C. Identitas Buku Pembanding ................................................................................................
D. Isi Buku Pembanding ..........................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................................................

A. Kelebihan Buku Utama & Pembanding ..............................................................................


B. Kelemahan Buku Utama & Pembanding ............................................................................

BAB IV PENUTUP .......................................................................................................................

A. Kesimpulan .........................................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya critical book review merupakan kegiatan mengulas isi buku dengan
menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai
keunggulan dan kelemahan buku, apa yang menarik dari buku tersebut, bagaimana isi
buku tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir dan menambah pemahaman terhadap
suatu bidang kajian tertentu. Mahasiswa dapat menguji pikiran pengarang/penulis lewat
sudut pandangnya dengan berdasarkan pengetahuan & pengalaman yang dimiliki.
Melalui kegiatan critical book review mahasiswa di ajak untuk berfikir kritis mengenai
suatu permasalahan, menillai dan menganalisis suatu kajian secara objektif serta mampu
memandang suatu permasalahan dari sudut pandang yang berbeda.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Critical Book Review adalah,
1. Penyelesaian tugas mata kuliah manajemen resiko program studi Manajemen
2. Menambah pemahaman mahasiswa mengenai materi atau isi buku yang di bahas
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menyampaikan pendapat secara luas
4. Mendorong mahasiswa untuk berfikir kritis terhadap satu permasalahan

C. Manfaat Penulisan
Beberapa manfaat yang didapatkan dalam melakukan critical book review antara lain:
Manfaat pembuatan critical book report ini adalah :
1. Menambah wawasan pembaca tentang manajemen resiko
2. Menambah pengetahuan penyusun dan pembaca tentang critical book report
BAB II
RINGKASAN BUKU

BUKU UTAMA

A. IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Manajemen Resiko

Penulis : Fauziah Agustini,SE,MBA

:Adelina Lubis,SE,M.Si

Penerbit : Salemba Empat

Tahun Terbit : 2018

Cetakan :1

Tebal Buku : 60 Halaman

B. RINGKASAN BUKU

BAB I

KONSEP RESIKO

Resiko timbul karena adanya ketidakpastian yang berarti ketidakpastian adalah merupakan
kondisi yang menyebabkan tubuhnya resiko. Karena mengakibatkan keraguan-keraguan
seseorang mengenai kemampuan untuk meramalkan kemungkinan terhadap hasil-hasil yang
akan terjadi dimasa mendatang, dimana kondisi yang tidak pasti itu karena berbagai sebab antara
lain:
a. Tenggang waktu antara perencanaan suatu kegiatan sampai kegiatan itu
berakhir/menghasilkan,dimana makin panjang tenggang waktunya makin besar pula
ketidakpastiannya.
b. Keterbatasan informasi yang tersedia yang diperlukan dalam penyusunan rencana
c. Keterbatasan pengetahuan/kemampuan/teknik pengambilan keputusan dari perencanaan.

Resiko terbagi menjadi 3 jenis:

1. Resiko Dinamis
Adalah resiko yang timbul karena dinamika atau perubahan keadaan ekonomi,misalnya
tingkat harga,selera dan teknologi.Resiko dinamis terdiri dari 3 kategori yaitu resiko
manajemen,resiko politik dan inovasi.
2. Resiko Statis
Adalah resiko yang dapat timbul dalam keadaan ekonomi statis,yang di bedakan kedalam
beberapa golongan yaitu resiko fundamental dan resiko khusus.
3. Resiko Perorangan daan Resiko Kebendaan
Adalah resiko murni yang dapat menimpa orang seperti kematian,kecelakaan,kehilangan
mata pencaharian,dan sebagainya.Resiko kebendaan adalah resiko yang dapat menimpa
harta benda seperti kebakaran,banjir,gempa bumi,dan sebagainya.

Sumber resiko dapat diklasifikasikan menjadi:

a. Resiko sosial
Sumber utamanya adalah masyarakat.Artinya,tindakan orang-orang menciptakan
kejadian yang menyebabkan penyimpangan merugikan.
b. Resiko fisik
Yang merupakan fenomena alam dan sebagian karena tingkah laku manusia.
c. Resiko Ekonomi
Banyak resiko yang dihadapi manusia itu bersifat ekonomi,misalnya
inflasi,resesi,fluktuasi harga dan lain-lain.

Identifikasi resiko merupakan hal yang sangat penting bagi seorang manajer.Adapun langkah
yang dilakukan manajer resiko adalah membuat daftar(list) kerugian potensial yang mungkin
terjadi menimpa setiap perusahaan atau usaha dagang dan menentukan kegiatan potensial yang
tercantum dalam check list yang dihadapi perusahaan.

Daftar kerugian potensial digunakan oleh manajemen resiko dalam menentukan cara
menanggulangi resiko yang dihadapi perusahaan atau usaha dagang.Selain itu digunakan dalam
rangka mereview dan mengevaluasi dari program yang dapat digunakan antara lain:

a. Daftar pertanyaan
b. Menggunakan laporan keuangan
c. Dengan inspeksi langsung ditempat
d. Mengadakan interaksi dengan departemen
e. Mengadakan hubungan dengan pihak luar
f. Analisa terhadap kontrak yang telah dibuat dengan pihak lain.
g. Membuat dan menganalisa catatan mengenai bermacam kerugian yang pernah dihadapi
h. Mengadakan analisa lingkungan.

Pengendalian resiko dapat ditempuh dengan beberapa hal yaitu:

a. Menghindari resiko
b. Mengendalikan kerugian
c. Pemisahan
d. Kombinasi atau pooling
e. Memindahkan resiko
f. Menanggung resiko sendiri
g. Mengendalikan resiko

Penanggulangan Resiko dapat dilakukan dengan mempertimbangkan hal dibawah ini:

1. Apakah telah diadakan analisis terhadap resiko yang mungkin timbul dalam kegiatan
usaha dagang
2. Usaha-usaha apakah yang akan dijalankan dalam usaha mencegah timbulnya resiko-
resiko tersebut dan apabila sudah dijalankan perlu dilihat apakah sudah cukup ataukah
belum memadai
3. Apakah kemampuan keuangan perusahaan atau usaha dagang yang cukup memadai untuk
menghadapi kemungkinan timbulnya kerugian yang cukup besar
4. Apakah perusahaan atau usaha dagang telah mempunyai insurance plan(perencanaan
asuransi) atau belum,berapa besar yang akan ditanggung baik untuk seluruh atau
sebagian, apakah ada resiko-resiko yang dipindahkan kepada pihak asuransi atau pihak
lainnya.

Satu diantaranya ialah dengan menghindari resiko atau menjauhi keadaan yang dapat
mendatangkan resiko.Misalnya,untuk menghindari cedera berat maka memilih untuk tidak
mengikuti lomba balap sepeda motor. Perusahaan manifaktur yang berharap menghindari resiko
yang dapat hanya memproduksi barang yang terbukti berkualitas baik.Tetapi strategi
menghindari resiko dengan cara seperti ini dapat menghambat pertumbuhan usaha.Dengan
demikian upaya menghindari terjadinya resiko tidak selalu sesuai untuk setiap resiko.

BAB II

RESIKO DAN KETIDAKPASTIAN

Manajemen Resiko adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan perusahaan atau usaha
dagang.Tujuan suatu perusahaan atau usaha dagang tidak bisa dicapai apabila fasilitas yang
dimiliki tidak dapat dimanfaatkan karena terjadinya peristiwa kerusakan kerugian sebagai akibat
dari misalnya kebakaran,banjir,dan lain-lain.

Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik,manajer resiko harus mampu menciptakan
hubungan kerjasama dengan manajer lainnya.Faktor-faktor yang menyebabkan semakin
kompeknya kegiatan usaha tersebut antara lain:

a. Semakin cepatnya perkembangan perdagangan internasional


b. Perkembangan teknologi
c. Perkembangan integrasi organisasi-organisasi kegiatan usaha yang sangat erat dan tinggi
d. Bertambahnya kesadaran dan ketelitian masyarakat

Adapun beberapa langkah yang harus ditempuh untuk membuat suatu perencanaan yang baik
dalam menghindari resiko yang dihadapi perusahaan atau usaha dagang,yaitu:
1. Identifikasi resiko usaha
Merupakan proses mengidentifikasikan semua resiko usaha yang dihadapi,baik resiko
yang sifatnya spekulatif maupun resiko yang sifatnya murni.
Adapun cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan metode analisis dari pengalaman dan sejarah
b. Menggunakan metode pengamatan dan survey
c. Metode acuan
d. Motode dari para pakar atau pendapat ahli
2. Mengukur Resiko
Adapun dimensi yang diukur adalah frekuensi yang terjadi selama periode tertentu dan
besarnya akibat dari kerugian tersebut terhadap kondisi keuangan perusahaan atau usaha
dagang.Tujuan lain ialah meningkatkan kesadaran resiko sehingga senantiasa
waspada,mengidentifikasi resiko-resiko kerugian atau mengetahui sumber-sumber resiko
dan frekuensi terjadinya resiko sehingga dapat diukur sampai berapa jauh akibat
keuangan bagi perusahaan atau usaha dagang apabila suatu resiko benar-benar terjadi dan
menilai atau menetapkan tingkat prioritas dari langkah-langkah yang harus diambil dalam
manajemen resiko serta dampak keseluruhan dari kegiatan-kegiatan,seandainya kerugian
itu ditanggung sendiri.
3. Mengendalikan Resiko
Dapat dilakukan dengan cara:
a. Hindari
Solusi ini dengan cara tidak melakukan aktivitas yang mengandung resiko yang
dimaksud.
b. Pengalihan Resiko
Dengan cara mengalihkan resiko kepada pihak lain sehingga resiko yang ditanggung
akan menurun
c. Menekan tingkat keparahan
Suatu resiko mungkin tidak dapat dihilangkan sepenuhnya karena pertimbangan
teknis,maka itu diperlukan tindakan yang tanggap darurat dan penyediaan alat
pelindung.
d. Menanggung Resiko sendiri
Melakukan asuransi sendiri,hal ini dilakukan karena adanya anggapan bahwa
kemungkinan resiko tersebut terjadi adalah sangat kecil kalaupun terjadi maka
kerugian finansial yang diderita tidak berpengaruh pada kegiatan yang dilakukan.

Dalam menghadapi kemungkinan suatu resiko ataupun kerugian maka perlu diperhatikan hal-hal
berikut:

a. Apakah telah diadakan analisis terhadap resiko-resiko yang mungkin timbul dari kegiatan
operasional perusahaan atau usaha dagang
b. Usaha apa yang akan ditempuh untuk mencegah timbulnya resiko
c. Apakah keuangan perusahaan atau usaha dagang memadai jika menghadapi
kemungkinan kerugian yang cukup besar
d. Apakah perusahaan atau usaha dagang sudah mempunyai insurble(rencana mendapatkan
asuransi).Apakah perusahaan atau usaha dagang akan menanggung sepenuhnya kerugian
atau dipendahkan kepada pihak pihak lain serta adakah metode pengelolaan resiko yang
diterapkan atau diperlukan.
4. Tujuan manajemen resiko
a. Agar perusahaan atau usaha dagang tetap hidup dengan perkembangan yang
berkesinambungan
b. Memberikan rasa aman
c. Biaya resiko manajemen yang efektif dan efisien
d. Agar pendapatan perusahaan atau usaha dagang stabil dan wajar,memberikan
kepuasan bagi pemilik dan pihak lain
e. Ketenangan dalam berpikir
f. Memperkecil atau meniadakan gangguan dalam berproduksi
g. Mengembangkan pertumbuhan perusahaan atau usaha dagang
h. Mempunyai tanggung jawab sosial terhadap karyawan.
BAB III

PEMETAAN/KLASIFIKASI RESIKO

Kegiatan mengidentifikasi resiko akan menghasilkan suatu daftar mengenai kerugian


potensial, baik yang memungkinkan menimpa bisnisnya maupun bisnis apapun.Daftar ini
disebut”daftar kerugian potensial” atau “check list”Adapun yang dilakukan manajer mencakup:

a. Membuat daftar semua kerugian yang dapat menimpa semua bisnis/perusahaan apapun
b. Dengan pendekatan yang sistematis mencari kerugian potensial yan mana dari check-list
tersebut dapat menimpa perusahaannya.

Sumber-sumber informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan daftar
kerugian potensial antara lain:

a. Data-data dari perusahaan-perusahaan asuransi


b. Informasi dan Badan Penerbitan Asuransi
c. Infomasi dari Asosiasi Manajemen Ameruka(AMA)
d. Informasi/Rilase dari kepolisian

Adapun daftar kerugian potensial adalah sebagai berikut:

a. Daftar yang dapat menunjang pencapaian berbagai tujuan,yang berkaitan dengan


pengelolaan bisnis pada umunya.Jadi tidak hanya kepentingan manajemen resiko saja.
b. Suatu cara yang sistematis guna mengumpullkan informasi mengenai perusahaan-
perusahaan lain yang mungkin ada kaitannya dengan aktivis bisnis.

Sedangkan manfaat daftar kerugian potensial bagi manajer resiko antara lain:

a. Mengingatkan manajer resiko tentang kerugian-kerugian yang dapat menimpa bisnisnya


b. Sebagai tempat mengumpulkan infomasi yang akan menggambarkan dengan cara apa dan
bagaimana bisnis-bisnis khusus yang dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi resiko
potensial yang dihadapi bisnisnya.
c. Sebagai bahan pembanding dalam me-review dan mengevaluasi program
penanggulangan resiko yang telah dibuat,yang dapat mencakup premi yang sudah
dibayar.

Seluruh kerugian potensial yang dapat menimpa setiap bisnis pada pokoknya dapat
diklasifikasikan menjadi:

a. Kerugian atas harta kekayaan yang meliputi:


1. Kerugian langsung
2. Kerugian tidak langsung
3. Kerugian atas pendapatan
b. Kerugian berupa kewajiban kepada pihak lain adalah kerugian yang berupa kewajiban
kepada pihak lain yang merasa dirugikan,akibat kesalahan dari bisnisnya.
c. kerugian personil:
1. kematian,ketidamampuan karna cacat,usia dari karyawan atau pengusaha
2. kerugian yang menimpa keluarga karyawan akibat kematian,ketidakmampuan dan
pengangguran.

Dalam mengidentifikasi resiko ada beberapa metode yang dapat digunakan,antara lain:

a. Menggunakan daftar petanyaan untuk menganalisa resio yang dari jawaban terhadap
pertanyaan tersebut diharapkan dapat memberikan petunjuk tentang dinamika informasi
khusus.
b. Menggunakan laporan keuangan,yaitu dengan menganalisa neraca,laporan pengoperasian
dan catatan-catatan pendukung lainnya,akan dapat dietahui semua harta kekayaan,hutang-
piutang dan sebagainya.
c. Membuat flow-chart aliran barang mulai dari bahan mentah sampai menjadi barang jadi
akan dapat diketahui resiko-resiko yang dihadapi pada masing-masing aliran tersebut.
d. Dengan Inspeksi langsung ditempat artinya dengan mengadakan pemeriksaan secara
langsung dimana dilakukan operasi perusahaan
e. Mengadakan interaksi dengan departemen/bagian dalam perusahaan,ditempuh dengan
cara:
1. Dengan mengadakan kunjungan
2. Dengan menerima,mengevaluasi,memonitor dan menanggapi laporan-laporan
departemen
f. Mengadakan interaksi dengan pihak luar
g. Melakukan analisa terhadap kontrak-kontrak yang telah dibuat
h. Membuat dan menganalisa catatan/statistik mengenai bermacam-macam kerugian yang
pernah dialami.
i. Mengadakan analisa lingkungan.

BAB IV

METODE PENGUKURAN RESIKO BISNIS

Pengukuran resiko adalah usuha untuk mengetahui besar/kecilnya resiko yang akan
terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya resiko yang dihadapi
perusahaan,kemudian bisa melihat dampak dari resiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus
bisa melakukan prioritasi tinggi resiko,resiko yang mana yang paling relevan.

Tujuan evaluasi resiko adalah memahami karakteristik resiko dengan lebih baik.Jika kita
memahami resiko dengan baik,maka resiko akan lebih mudah dikendalikan;

1. Mempelajari karakteristik resiko


2. Melakukan pengukuran terhadap resiko(mengembangkan ukuran besar kecilnya resiko)
3. Mengukur dampak resiko terhadap organisasi
4. Evaluasi dan pengukuran resiko bisa digunakan untuk melakukan prioritisasi resiko

Teknik pengukuran resiko:

1. Pengukuran resiko dengan distribusi probabilitas


2. National Resiko
3. Sensitivitas Resiko
4. Volatilitas Resiko
5. Pendekatan Var
6. Matriks frekuensi dan signifikansi resiko
7. Analisis skenario

BAB V

PENANGGULANGAN RISIKO

PENANGGULANGAN RISIKO

1. Menghindari Risiko

Salah satu cara mengendalikan suatu risiko murni adalah menghindari harta, orang, atau
kegiatan dari exposure teh=rhadap risiko dengan jalan menolakmemiliki, menerima atau
meleksanakan kegiatan itu walaupun hanya untuk sementara.

2. Mengendalikan Risiko

Pemecegahan dan pengendalian risiko dilakukan dengan tujuan menghilangkan segala


kerugian, atau mengurangi kerugian seminimal mungkin. Keputusannya akan tergantung
kelayakan program dari sudut teknis dan produksinya.

ANALISI KERUGIAAN DAN ANALISIS HAZARD

ANALISIS KERUGIAN

Untuk mendapatkan informasi atas kerugian, maka pengendalli kerugian perlu untuk
membangun : Jaringan pemberi informasi dan formulir untuk melaporkan kerugian.

Pemberi informasi yang utama ialah supervisor lini yang bertanggung jawab terhadap
operasi dimana kecelakaan itu terjadi. Mereka menyediakan informasi terperinci mengenai
kecelakaan itu dengan mengisi formulis dengn tidak diharapkanan sempurna mereka akan lebih
awas tentang apa yang menyebabkan kecelakaan dan tentang pentingnya mengfendalikan sebab
sebab tersebut.

ANALISIS HAZARD
Hazard adalah suatu keadaan atau komdisi yang dapat memperbesar kemungkinan
terjadinya suatu peril. Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif terhadap bencana yang
menimbulkan kerugian, dan kerugian adalah penyimpang. Ada 4 tipe Hazard yaitu: Physical
Hazard, Moral Hazard, Morale Hazard, dan Legal Hazard.

3. PEMBIAYAAN RISIKO

A. Risk Financing Transfer

Memindahkan risiko melalui risk financing transfer berarti mencari dana eskternal yang
akan membayar kerugian yang bersangkutan, jika kerugian itu nanti sungguh terjadi.

B. Risk Retention

Metode yang paling umum penanganan risiko adalah punanggungan sendiri oleh
perusahaan yang bersangkutan. Sumber dananya diusahakan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Penanggungan sendiri ini bisa bersifat pasif atau tidak direncanakan bisa juga .bersifat aktif atau
direncanakan

BAB VI

PENGENDALIAN RESIKO

PENGENDALIAN RESIKO

Sesudah manajer resiko mengidentifikasikan dan mengukur resiko yang dihadapi


perusahaannya, maka ia harus memutuskan bagaimana menangani resiko tersebut. Dengan kata
lain, pengendalian resiko (risk control) adalah suatu tindakan untuk menyelamatkan perusahaan
dari kerugian.

Menghindari Risiko

Salah satu cara untuk mengendalikan suatu risiko murni adalah menghindari harta, orang
atau kegiatan dari exposure terhadap risiko dengan jalan :
Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatanitu walaupun hanya untuk
sementara.
Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur di terima, atau segera menghentikan kegiatan
begitu kemudian diketahui mengandung risiko. Jadi menghindari risiko berarti
menghilangkan itu.

Pengendalian Kerugian (Loss Control)


Pengendalian Kerugian Menurut Sebab-sebab Terjadinya

Secara tradisional tekhnik pengendalian kerugian diklarifikasikan menurut pendekatan


yang dilakukan:

Pendekatan engineering
Pendekatan hubungan kemanusiaan
Pengendalian Kerugiaan Menurut Lokasi

Tindakan pengendaliaan risiko dapat pula diklarifikasikan menurut lokasi daripada


kondisi yang direncanakan untuk dikendalikan. Kemungkinan dan keparahan kerugian dari
kecelakaan lalulintas tergantung atas kondidsi-kondisi dalam:

Orang yang menggunakan jalan


kendaraan
Lingkungan umum jalan raya dan yang meliputi faktor-faktornya.
Pengendalaian Menurut Timming

Pendekatan ini mempertanyakan apakah metode itu dipakai :

Sebelum kecelakaan
selama kecelakaan terjadi
sesudah kecelakaan itu.

3. Kombinasi atau Pooling

Kombinasi atau poolng menambah banyaknya exposure unit dalam batas kendali
perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan agar kerugiaan yang akan dialami lebih dapat di
ramalkan, jadi risiko di kurangi.
4. Pemisahaan

Yang dimaksud dengan pemisahaan disini ialah menyebabkan harta yang menghadapi
rrisiko yang sama, menggantikan penempatan dalam satu lokasi.

5. Pemindahan Risiko

Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan Tiga cara:

Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dapat dipindahkan kepada pihak lain,
baim dinyatakan dengan tegas, maupun berikut dengan transaksi atau kontrak.
Risiko itu sendiri yang dipindahakan
Suatu risk financing transferee menciptakan suatu loss exposure untuk transferee.
Pembatalan perjanjian itu oleh transferee dapat di pandang sebagai cara ketiga dalam risk
control transfer.

BAB VII

PEMINDAHAN RISIKO KEPADA PIHAK ASURANSI

PENGERTIAN ASURANSI

Kata asuransi berasal dari bahasa inggris, insurance, yang dalam bahasa Indonesia telah
menjadi bahasa populer dan di adopsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan padanan kat
pertanggungan.

Menurut beberapa pengertian pengertian asuransi dapat disimpulkan bahwa pengertian


asuransi adalah perjanjian antara kedua belah pihak atau lebih dengan pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan
penggantian kepada tertanggungkarena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggungyang timbul dari suatu yang tidak pasti.
PRINSIP DASAR ASURANSI

A. Insurable Interest ( Kepentingan yang Dipertamggungkan)

hak atau adanya hubungan dengan persoalan pokok dari suatu kontrak perasuransian,
seperti menderita kerugian finansial akibat terjadinya kerusakan, dan kehancuran suatu harta.

B. Ulmost Goog Faith ( Kejujuran Sempurna)

Ulmost Goog Faith adalah peserta berkewajiban memberitahukan sejelas-jelasnya dan


teliti mengenai segala fakta-fakta yang penting berkaitan dengan objek yang diasuransikan..

C. Indemnity ( Pengganti Kerugian)

Penanggung menyediakan pengganti kerugian untuk kerugian yang nyata yang diderita
tertanggung, dan tidak lebih besar daripada kerugiaan ini.

D. Subrogation (Subrogasi)

Prinsip ini diatur pada pasal 284 Kitab undang-undang hukum dagang, yang berbunyi “
Apabila seorang penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada tertanggung akan
menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak ketiga yang telah
menumbulkan kerugian pada pihak tertanggung”

E. Contribution (Kontribusi)

Tertanggung dapat saja mengasuransikan harta benda yang sama pada beberapa asuransi
perusahaan asuransi. Namun bila terjadi kerugian atas objek yang diasuransikan maka secara
otomatis berlaku prinsip konstribusi.
BAB VIII

DAMPAK ASURANSI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI

1. FUNGSI ASURANSI

Disamping sebagai bentuk pengendalian suatu risiko yang terjadi, asuransi juga memiliki
beberapa fungsi lainnya, yaitu sebagai berikut:

Penghimpunan Dana

Tugas perusahaan asuransi salah satunya adalah menghimpun dana yang masuk.
pengelolaan bisnis yang baik menghendaki dana-dana yang telah masuk tersebut diinvestasikan,
supaya dana tersebut lebih produktif.

Bantuan Untuk perusahaan Bisnis

Asuransi mendorong berdirinya suatu usaha, seseorang investor yang berencana


menanamkan modal dalam usaha tertentu, ada kemungkinan untuk membatalkan rencana
tersebut, karena tidak ingin memikul risiko jika terjadi bencana.

Pengurangan Risiko

Adanya rekomendasi yang diberikan oleh perusahaan asuransi setelah diadakan suatu
survey risiko kepada tertanggung melalui surveyor untuk memperbaiki suatu risiko dengan
sistem suku premi yang berlaku.

Penyebaran Kerugiaan Secara Merata

Dengan adanya penyebaran kerugian secara merata dapat diartikan bahwa besarnya iuran
atau kontribusi yang dibayar oleh pihak tertanggung untuk dana premi adalah seimbang dengan
suatu risiko yang dialihkannya.

2. MANFAAT ASURANSI

Mengikuti program asuransi memberikan banyak mamfaat yang luas. Manfaat asuransi
juga dikatakan peran asuransi bisa dalam kehidupan atau untuk pribadi, keluarga, masyarakat
maupun juga negara.
Manfaat Asuransi Bagi Pribadi Dan Keluarga

Bagi pribadi dan keluarga, asuransi bukanlah suatu hal yang baru yang memberikan
manfaat untuk saat ini. namun, manfaat asuransi atau peran asuransi dalam kehidupan pribadi
dan keluarga sudah banyak membuktikan. Contohnya, Mendidik untuk hidup hemat, Mendidik
dalam mengatur keuangan, Mendidik pribadi untuk mencintai uang, Menjamin keberhasilan
pendidikan, dan lain-lain.

Mamfaat Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat, asuransi ju8ga memiliki peran, dampak atau akibat yang memberikan
manfaat. Berikut adalah contohnya: Mendidik masyarakat untuk bergotong royong,
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Melakukan derma secara teratur, Membantu sesama
dalam masalah finansial, dan lain-lain.

Mamfaat Asuransi Bagi Dunia Usaha

Sedangkan dalam dunia usaha, asuransi juga memegang peranan penting dalam
memberikan efek positif atau dampak positif dalam hadirnya asuransi. Mamfaat asuransi dalam
dunia usaha adalah sebagai berikut: Merangsang tumbunya tanggung jawab majikan terhadap
karyawan, menumbuhkan kepercayaan kreditur, mananamkan loyalitas karyawan terhadap
perusahaan, meransang produktifitas kerja, menjamin stabilitas usaha, dan lain-lain.

Mamfaat Asuransi Bagi Negara dan Bangsa

Selanjutnya bagi negara dan bangsa, akan mendapatkan dampak besar dengan hadirnya
asuransi. Manfaat asuransi bagi negara dan bangsa adalah sebagai berikut: Menumbuhkan duna
industri, Merupakan alat penghasilah, Menjadi sumber modalitas dana untuk pembangunan.,
menekan inflasi dan memberikan kestabilan moneter, dan lainnya.

3. JENIS-JENIS ASURANSI

Asuransi kesehatan

Asuransi kesehatan adalah sebuah asuransi yang memberikan penanggungan terhadap


masalah kesehatan yang diakibatkan oleh suatu penyakit atau kecelakaan.

Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa adalah sebuah asuransi yang memberikan jaminan atas kematian seseorang
yang tertanggung dengan memberikan keuntungan finansial.

Asuransi Kendaraan

Asuransi kendaraan adalah jenis asuransi yang memberikan layanan asuransi kepada
kendaraan yang mengalami kehilangan, kerusakan, dan sebagainya.

Asuransi pendidikan

Asuransi pendidikan adalah asuransi yang menjamin kehidupan pendidikan yang baik.
Misalnya prudensial dan BNI Life Insurance.

Asuransi Bisnis

Asuransi bisnis adalah asuransi yang menjamin terhadap perusahaan dalam kegiatan
bisnis meliputi kerugian dalam jumlah yang cukup besar, kerusakan, dan kehilangan.

Asuransi Kepemilikan Rumah dan Properti

Asuransi kepemilikan rumah dan properti adalah asuransi yang memberikan layanan
terhadap pemilik rumah dari suatu risiko seperti kerusakan tempat tinggal maupun kerusakan
barang-barang pribadi.

BAB IX

HUKUM ASURANSI INDONESIA

DASAR HUKUM ASURANSI DI INDONESIA

Berkembangnya perusahaan asuransi tak lepas dari meningkatnya pengetahuan


masyarakat akan pentingnya asuransi yang sebenarnya. Pendidikan dan eknologi menjadi faktor
penting tumbuhnya kebutuhan masyarakat akanasuransi. Sehingga dalam proses
penyelenggaraan kegiatan asuransi harus terdapat kekurangan hukum yang mengatur agar proses
penyelenggaraan kegiatan ini harus terdapat kekuatan hukum yang mengatur agar proses yang
berjalan dalam usaha perasuransian mengikuti aturan yang berlaku di suatu negara dan dapat
dipertnggung jawabkan oleh perusahaan.

Berikut 5 dasar hukum asuransi di Indonesia, yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992

Dilihat dari kedudukannya, Undang-undang ini sering kali dijadikan sebagai dasar dari
beberapa penetapan peraturan mengenai asuransi yang berlaku di indonesia. Sehingga bisa
dikatakan jika Undang-Undang Noimor 2 Tahun 1992 merupakan dasar hukum utama yang
mengatur dan menentukan segala kegiatan asuransi.

2. KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) Pasal 1320 dan Pasal 1774

Pasal ini menyatakan bahwa “suatu persetujuan untung-untungann ialah suatu perbuatan
yang hasilnya, yaitu mengenain untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara
pihak, tertanggung pada suatu kejadian yang belum pasti”.

3. KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) Bab 9

Dalam Bab 9 KUHD secara menyeluruh menjelaskan ketentuan tentang jenis


pertanggungan dari asuransi, batas maksimal pertanggungan yang diberikan asiransi, prosedural
proses pertanggungan yang berlaku, penyebab batalnya proses pertanggungan, dan
pertanggungan disusun secara tertulis dalam suatu akta atau polis.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992

Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 merupakan etentuan yang mengatur tentang
penyelenggaraan usaha perasuransiaan. Terbentuknya peraturan pemerintah ini didasari atas
tujuan asuransi yang secara prinsip maupun mendorong tumbuhnya pembangunan nasional
Indonesia.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999

Peraturan ini merupakan perubahan pertama dari Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun
1992. Tujuan dibentuknya Peraturan Pemerintah Nomor 63 tahun 1999 pada dasarnya memiliki
kesamaan dengan peraturan sebelumnya yaitu tentang penyelenggaraan usaha perasuransian.
BAB X

MENGELOLA BISNIS ASURANSI

1. PENGELOLAAN BISNIS ASURANSI

Kondisi yang memungkinkan berkembangnya Uasaha Asuransi

Sistem ekonomi masyarakat berbentuk sistem perekonomian bebas.


masyarakat sudah sangat maju
peraturan perundang-undangan sudah terorganisir dengan baik.

2. BENTUK-BENTUK BADAN USAHA ASURANSI

BUMN
PT
Mutual Company
Reciprocal
Lloyds Association

3. SALURAN DISTRIBUSI BISNIS ASURANSI

Saluran Distribusi Langsung


Saluran Distribusi Tidak Langsung

4. POLIS ASURANSI

Polis asuransi ialah suatu perjanjian asuransi yang sifatnya konsensual. Pada umumnya
polis asuransi dibuat dalam suatu akta dengan kesepakatan antara pihak yang mengadakan
perjanjian secara tertulis. Akta tersebut disebut dengan “POLIS”. jadi Polis ialah bukti suatu
perjanjian asuransi tertulis.
5. PREMI ASURANSI

Premi asuransi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh nasabah kepada
perusahaan asuransi setiap bulan sesuai denga perjanjian yang disepakati.

6. KLAIM ASURANSI

Klaim asuransi merupakan sebuah permintaan resmi untuk meminta pembayaran


berdasarkan ketentuan perjanjian kepada perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi akan
meninjau klaim asuransi yang telah diajukan untuk validitasnya dan kemudian dibayarkan
kepada nasbah setelah disetujui.

BUKU PEMBANDING

A. IDENTITAS BUKU

Judul Buku : PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN RISIKO & ASURANSI

Penulis : Soeisno Djojosoedarso

Penerbit : Salemba Empat

Tahun Terbit : 2003

Cetakan :1

Tebal Buku : 204 Halaman

ISBN : 979-691-171-X

B. RINGKASAN BUKU

BAB I

PENDAHULUAN
Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian, kecuali kematian,
meskipun demikian juga tetap mengandung ketidakpastian di dalamnya, antara lain mengenai
kapan, maupun penyebabnya. Ketidakpastian mengakibatkan adanya risiko (yang merugikan)
bagi pihak-pihak yang berkepentingan, lebih-lebih dalam dunia bisnis. Ketidakpastian beserta
risikonya merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, namun demikian harus
diperhatikan secara cermat, bila orang menginginkan kesuksesan. Risiko tersebut antara lain:
kebakaran, kerusakan, kecelakaan, pencurian, penipuan, kecurangan, penggelapan dan
sebagainya, yang dapat menimbulkan kerugian tidak kecil.

BAB II

FUNGSI MANAJEMEN RISIKO

Henry Fayol, menyatakan bahwa ada 6 (enam) fungsi dasar dari kegiatan pengelolaan
suatu perusahaan industri, yaitu kegiatan teknis, komersial, keuangan, keamanan, akuntansi dan
manajerial. Maka manajemen risiko adalah berkaitan dengan keamanan, yang tujuannya adalah
menjaga harta benda dan personil perusahaan terhadap kerugian akibat pencurian, kecelakaan,
kebakaran, banjir, mencegah pemogokan kerja, kejahatan dan semua gangguan sosial atau
gangguan alamiah, yang mungkin membahayakan kehidupan dan perkembangan perusahaan.
Jadi kegiatan ini mencakup semua tindakan untuk memberikan keamanan terhadap operasi
perusahaan dan memberikan kedamaian hati serta ketentraman jiwa yang dibutuhkan oleh
seluruh personil perusahaan (mencakup pimpinan, pemilik, dan karyawan perusahaan). Fungsi
manjemen risiko pada pokoknya mencakup:

1. Menemukan kerugian potensial

2. Mengevaluasi kerugian potensial

3. Memilih teknik/cara yang tepat atau menentukan suatu kombinasi dari teknik-teknik yang
tepat guna menanggulangi kerugian

BAB III
PRINSIP-PRINSIP PENGIDENTIFIKASIAN RISIKO

Pengertian identifikasi risiko secara singkat adalah proses dimana suatu perusahaan
secara sistematis dan terus menerus mengidentifikasi property, liability, dan personel
exposures sebelum terjadinya peril. Jadi yang diidentifikasi adalah peril yang dapat menimpa
harta milik dan personil perusahaan serta kewajiban yang enimbulkan kerugian.
Pengidentisiksian risiko adalah hal yang sangat penting, sebab seorang Manajer Risiko yang
tidak dapat mengidentifikasi semua kerugian potensial, tidak akan dapat menyusun strategi yang
lengkap untuk menanggulangi semua kerugian potensial

Dalam mengidentifikasi risiko ada beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain:

1. Menggunakan kuesioner.

2. Menggunakan laporan keuangan.

3. Membuat flow-chart aliran barang.

4. Dengan Inspeksi langsung.

5. Mengadakan interaksi dengan pihak luar.

6. Melakukan analisis terhadap kontrak.

7. Membuat dan menganalisis statistik.

8. Mengadakan analisis lingkungan.

BAB IV

DAFTAR KERUGIAN POTENSIAL

Dari kegiatan mengidentifikasi risiko, Manajemen Risiko akan membuat suatu daftar
mengenai kerugian potensial, baik yang mungkin dapat menimpa bisnisnya maupun bisnis apa
pun. Daftar ini disebut daftar kerugian potensial atau check list Dari daftar tersebut akan dapat
diketahui apa saja dan bagaimana suatu kerugian terjadi yang mungkin dapat menimpa
bisnisnya, sehingga dapat dipakai sebagai dasar dalam di dalam menentukan kebijakan
pengendalian risiko. Dari kerugian potensial yang mungkin menimpa suatu bisnis pada
pokoknya dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu:

1. Kerugian atas harta ( property losses )


2. Kerugian berupa kewajiban kepada pihak ketiga ( liability losses )
3. Kerugian personil ( personal losses )

BAB V

PRINSIP-PRINSIP PENGUKURAN RISIKO

Setelah berbagai tipe kerugian berhasil diidentifkasi, maka untuk mengatasinya perlu
dilakukan pengukuran atas exposure-exposure tersebut harus diukur. Pengukuran tersebut
mempunyai dua manfaat, yaitu:

1. Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang dihadapi.

2. Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh Manajer Risiko dalam upaya
menentukan cara dan kombinasi cara-cara yang paling dapat diterima/paling baik dalam
penggunaan sarana penanggulangan risiko. Dalam pengukuran risiko dimensi yang diukur
adalah:

1. Besarnya frekuensi kerugian, artinya berapa kali terjadinya suatu kerugian selama suatu
periode tertentu. Jadi untuk mengetahui sering tidaknya suatu kerugian itu terjadi.

2. Tingkat kegawatan ( severity ) atau keparahan dari kerugian-kerugian tersebut. Artinya untuk
mengetahui sampai seberapa besar pengaruh dari suatu kerugian terhadap kondisi perusahaan,
terutama kondisi finansialnya. Dan hasil pengukuran yang mencakup dua dimensi tersebut paling
tidak akan dapat diketahui:

1. Nilai rata-rata dari kerugian selama suatu periode anggaran.


2. Variasi nilai kerugian dari satu periode anggaran ke periode anggaran yang lain naik- turunnya
nilai kerugian dari waktu ke waktu,

3. Dampak keseluruha dari kerugian-kerugian tersebut terutama kerugian yang ditanggung


sendiri (diretensi), jadi tidak hanya nilai rupiahnya saja.

BAB IV

PENANGGULANGAN RISIKO

Pada pokoknya ada dua pedekatan/cara yang digunakan oleh seorang Manajer Risiko
untuk menanggulangi risiko yang dihadapi oleh perusahaannya, yaitu:

1. Penanganan risiko ( risk control )


2. Pembiayaan risiko( risk financing)

Selanjutnya dalam masing-masing pendekatan ada beberapa alat yang dapat dipakai dalam
menanggulangi risiko yang dihadapi. Sebaiknya Manajer Risiko menggabungkan kedua cara
tersebut atau lebih, agar upaya penanggulangan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam
pendekatan penanganan risiko ( risk control ), ada beberapa metode yang dapat digunakan :

1.Menghindarinya.

2.Mengendalikan.

3. Memisahkan.

4. Melakukan kombinasi atau pooling.

5. Memindahkan.

Sementara penanggulangan dengan membiayai risiko ( risk financing), metode yang digunakan:

1. Pemindahan risiko melalui asuransi.


2. Melakukan retensi.

BAB VII

ASURANSI

Asuransi artinya transaksi pertanggungan yang melibatkan dua pihak, tertanggung dan
penanggung. Penanggung menjamin pihak tertanggung, bahwa ia akan mendapatkan penggatian
terhadap suatu kerugian yang mungkin akan di deritanya, sebagai akibat dari suatu peristiwa
yang semula belum tentu akan terjadi atau yang semula belum dapat ditentukan saat/kapan
terjadinya. Sebagai kontra prestasinya si tertanggung diwajibkan membayar sejumlah uang
kepada si penanggung, yang besarnya sekian persen dari nilai pertanggungan, yang biasa
disebut premi. Mengenai siapa yang berhak terhadap uang premi ada dua macam kemungkinan,

yaitu:

1. Uang premi tetap menjadi milik si penanggung, meskipun peril yang dipertanggungkan
tidak terjadi. Hal demikian terjadi pada asuransi keugian atau asuransi umum.
2. Uang premi dikembalikan kepada si tertanggung, baik secara sekaligus maupun secara
berangsur-angsur, sesuai dengan perjanjian pada saat masa pertanggunganya habis. Jadi
premi tidak akan pernah menjadi pemilik penanggung. Hal ini seperti yang terjadi pada
asuransi jiwa.

BAB VIII

DAMPAK ASURANSI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL-EKONOMI


Perkembangan usaha asuransi, seperti kita lihat dewasa ini ternyata memberikan bukti
yang nyata bahwa manfaat adanya usaha asuransi tidak hanya dinikmati/dirasakan oleh mereka
yang berhubungan langsung dengan usaha asuransi (pemegang polis, perusahaan asuransi dan
mereka yang terlibat di dalam) tetapi juga dinikmati oleh seluruh anggota masyarakat. Sebab
perusahaan asuransi di samping memberikan gantirugu kepada para pemegang konselingnya,
dalam usahanya untuk memperoleh penghasilan guna membiayai aktivitasnya akan
menginvestasikan sebagian dari dana yang terkumpul dari pemegang polis (berupa premi
asiransi) ke dalam berbagai sektor ekonomi. Investasi ini jumlahnya besar, sehingga dapat
mempercepat lajunya pertumbuhan ekonomi dan sosial seluruh masyarakat. Bagaimana peran
asuransi dalam kehidupan sosial-ekonomi dapat kita lihat dari pernyataan seorang ahli asuransi
John H. Magee yang mengatakan: “pentingnya kedudukan asuransi sebagai suatu lembaga dan
kontribusinya terhadap perkembangan sosial-ekonomi dewasa ini tidak ternilai harganya”.
Selanjutnya bagaimana pentingya asuransi bagi masyarakat Indonesia adalah seperti apa yang
dikemukakan oleh seorang ahli asuransi:

“Bahwa sudah saatnya Pemerintah mengasuransikan masyarakat dan memasyaratkan

asuransi

BAB IX

BEBERAPA PRINSIP DASAR DALAM ASURANSI

Pengertian asuransi seperti yang diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa untuk
dapat berakunya suatu kontrak asuransi perlu dipenuhi beberapa syarat tertentu. Hal yang sama
juga dapat kita simpulkan dan uraian mengenai pengombinasian sejumlah risiko untuk dapat
ditentukan probabilitasnya. Ini berarti tidak semua risiko dapat diasuransikan atau suatu risiko
dapat diasuransikan bila memenuhi syarat-syarat tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa suatu risiko dapat diasuransikan bila memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat
tersebut pada pokoknya dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu :
1. Persyaratan-persyaratn dilihat dari sudut pandang/kepentingan perusahaan
asuransi/penanggung.
2. Persyaratan-persyaratan dilihat dari sudut pandang/kepentingan tertanggung. Beberapa
prinsip yang ada di asuransi :

1. Prinsip adanya kepentingan yang dapat diasuransikan.

2. Prinsip indemnitas.

3. Prinsip subrogasi

BAB X

PENGELOLAAN BISNIS ASURANSI

Bentuk dan berkembangnya lembaga-lembaga/perusahaan asuransi ditentukan oleh


keadaan ekonomi dan lingkungan di mana usaha itu tumbuh dan menjadi dewasa. Ada beberapa
kondisi yang diperlukan agar perusahaan asuransi (swasta) dapat bekembang dengan baik.
Kondisi tersebut antara lain:

1. Sistem ekonomi masyarakat berbentuk sistem perekonomian bebas.

2. Masyarakat sudah sangat maju dan merupakan masyarakat industri.

3. Peraturan perundang-undangan sudah terorganisir dengan baik, diterapkan secara adil

dan sudah diketahui oleh masyarakat secara luas. Pada pokoknya pada saat ini ada 5 (macam)
bentuk badab usaha di bidang bisnis asuransi,

yaitu:

1. Badan usaha milik negara.

2. Stock Company (Perseroan Terbatas).

3. Mutual Company.

4. Reciproal.
5. Lloyds Association.

BAB XI

PREMI ASURANSI

Premi adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagai imbalam jasa atas
pengalihan risiko kepada penanggung. Dengan demikian premi asuransi akan merupakan:

1. Imbalan jasa atas jaminannya yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung (pada
asuransi kerugian)
2. Imbalan jasa atas jaminan perlindungan yang diberikan oleh penanggung kepada
tertanggung dengan menyediakan sejumlah uang ( benefit ) terhadap risiko hari tua atau
kematian (pada asuransi jiwa).

Fungsi premi sangat penting bagi penanggung, karena dengan premi yang berhasil dikumpulkan
dan para tertanggung (yang jumlahnya cukup banyak) dalam waktu yang relatif lama, akan
membentuk sejumlah dana yang cukup besar, dan dari dana tersebut perusahaan asuransi akan
mampu:

1. Mengembalikan tertanggung kepada posisi (ekonomi) seperti sebelum terjadi kerugian.


2. Menghindarkan tertanggung dari kebagkrutan sedemikian rupa, sehingga mampu berdiri
pada posisi seperti keadaan sebelum terjadinya kerugian.

BAB XII

ASURANSI TERHADAP KERUGIAN TIDAK LANGSUNG

Apa yang dimaksud dengan kerugian tidak langsung, dapat digambarkan sebagai

berikut :
1. Bila suatu perusahaan tertimpa peril , maka selama dilakukan perbaikan atas kerusakan
yang terjadi, perusahaan harus tetap membayar gaji karyawan, pajak, bunga pinjaman,
biaya listrik, melakukan depresiasi, dan lain-lain yang jumlahnya relatif sama dengan
sebelum terjadinya peril , tanpa memandang volume operasi perusahaan (yang biasanya
terhenti/teganggu akibat peril )
2. Di samping itu perusahaan juga akan kehilangan kemungkinan untuk mendapatkan
keuntungan dari penjualan barang jadi yang terkena peril.

Jumlah dari kerugian terseut kadang-kadang dapat mengakibatkan perusahaan tidak dapat
melanjutkan usahanya. Untuk mengatasi kemungkinan tersebut, maka muncul asuransi terhadap
kerugian tersebut, yang dikenal dengan istilah asuransi atas consequential loss. Dalam asuransi
jiwa, hal ini sebetuknya sudah lama dikenal, sebagai disability income insurance. Tetapi dalam
property insurance atau asuransi kerugian jenis asuransi ini belum terlalu memasyarakat:

1. Kompleksnya teknik penentuan besarnya nilai penutupan atas kerugian tidak langsung.
2. Agen-agen asuransi sendiri mengalami kesulitan dalam memahami secara mendalam
kerugian-kerugian tidak langsung.
3. Sulitnya menentukan secara tepat jumlah kerugian tidak langsung yang sebenarnya
diderita.

BAB XIII

ASURANSI KEBAKARAN

Kerugian yang ditanggung adalah kerugian/kerusakan akibat dari kebakaran yang terjadi
karena kekurang hati-hatian, kesalahan pelayan atau karyawan tertanggung, tetangga, perampok
atau sejenisnya atau karena kebakaran lain sepanjang yang tidak dikecualikan. Termasuk di
dalamnya akibat dari:

1. Menjalarnya api yang timbul sendiri ( self combustion ), hubungan arus pendek ( short
circuit ) atau karena sifat barang itu sendiri.
2. Kebakaran yang terjadi karena kebakaran benda lain yang berdekatan, yaitu kerusakan
atau berkurangnya harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan karena air
atau alat-alat lain yang dipergunakan untuk menahan atau memadamkan kebakaran,
demikian juga kerugian yang disebabkan oleh dimusnahkanya seluruh atau sebagian
harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan atas perintah yang berwenang
dalam upaya pencegahan menjalarnya kebakaran.

BAB XIV

ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

Asuransi kendaraan bermotor adalah pertanggungan kerugian atau kerusakan terhadap


kendaraan bermotor. Jenis asuransi ini sebetulnya sama dengan asuransi kebakaran, yang
objeknya adalah kerugian atas kerusakan harta benda, hanya di sini harta bendanya berupa
kendaraan bermotor. Aturan yang berlaku pada asuransi kebakaran umumnya juga berlaku pada
asuransi kebakaran bermotor. Tetapi karena kendaraan bermotor mempunyai banyak
karakteristik berbeda dibanding jenis harta benda lainnya, maka asuransi kendaraan bermotor
diatur sendiri, meskipun di dalamnya terdapat juga aturan-aturan yang berlaku di asuransi
kebakaran. Asuransi kendaraan bermotor pada prinsipnya menjamin dua macam risiko, yaitu :

1. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor.

2. Tanggung gugat, tanggung jawab hukum tertanggung terhadap pihak ketiga yang berkaitan
dengan penggunaan kendaraan bermotor.
BAB III

PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN BUKU

 BUKU UTAMA
- Buku ini juga memuat hasil pembelajaran yang akan didapatkan ketika
mempelajari buku ini yang dimuat disetiap awal babnya.
- Buku ini lengkap dan dijalaskan dengan baik dan tentunya mudah
dimengerti para pembaca
 BUKU PEMBANDING
- Sampul buku menarik
- Isi cukup lengkap namun masih adanya kalimat yang salah penulisan
- Tulisan dalam buku kecil

B. KELEMAHAN BUKU

 BUKU UTAMA
- Tidak ada gambar yang mendukung penjelasan pada setiap materi
- Tidak ada kesimpulan dalam setiap bab yang memudahkan pembaca
mengerti
- Sampul buku kurang menarik
 BUKU PEMBANDING
- Buku ini juga tidak memuat soal latihan pada setiap bab nya, soal latihan
hanya disertakan pada beberapa bab saja, sehingga tidak bisa dilakukan
pengujian terhadap pembaca sejauh mana pembaca telah memahami isi
materi buku pembanding ini.
- Materi yang ada pada buku ini tidak lengkap dibandingkan dengan buku
utama
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bahwa dalam tugas critical book report ini , kita dapat mengetahui dimana posisi
kelebihan maupun kelemahan dari setiap buku yang di riview. Serta kita dapat terlatih
dengan sikap kritis dalam melakukan penelitian yang dimulai dari mengkritik sebuah
buku, khususnya pada kepemipinan ini yang sungguh luar biasa, yang mana kita
meriview buku yang tata bahasanya bersifat sensitive dalam memahami materi secara
kritis.

Untuk itu,secara garis besar kita mengetahui bahwa crtical book report ini
bermanfaat dalam menggali ilmu lebih dalam serta melatih untuk mempunyai sikap kritis.

B. SARAN

Dalam mengkritisi buku , perlu namanya sikap kritis dan keseriusan dalam
memhammi setiap buku. Selain itu, saat melakukan tugas ini diharapkan tidak terfokus
pada meringkas materi saja, melainkan memahami materi.

Anda mungkin juga menyukai