TUGAS 5
PENETAPAN KADAR SENYAWA MARKER PADA
SEDIAAN KAPSUL
(Kaempferia galanga)
KELOMPOK : 7
KELAS: D
DOSEN PEMBIMBING:
Siti Rofida, M.Farm., Apt.
Amaliyah Dina A., M.Farm., Apt.
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas maka, tujuan dari praktikum ini adalah
mahasiswa mampu menentukan kadar senyawa marker yang terdapat dalam
sediaan kapsul ekstrak Kaempferia galangal L.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1
Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) (Preetha, 2016)
Gambar 2.2
Gambar Rantai Kimia Ethyl Cinnamate (Kumar, 2014)
Gambar 2.3
Gambar Rantai Kimia Ethyl-p-methoxycinnamate (Kumar, 2014)
2.1.5 Manfaat Kaempferia galanga L.
Kencur (Kaempferia galanga L.) banyak digunakan sebagai bahan baku obat
tradisional (jamu), fitofarmaka, industri kosmetika, penyedap makanan dan minuman,
rempah, serta bahan campuran saus, rokok pada industri rokok kretek. Secara empirik
kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat batuk, disentri,
tonikum, ekspektoran, masuk angin, sakit perut (Pujiharti, 2012).
Kencur juga juga memiliki bermacam-macam kegunaan lain, diantaranya sebagai
antibakteri, antifungi, analgesik, anti-inflamasi, antioksidan, antivirus, antihipertensi,
antikarsinogenik, antinosiseptif, antituberkulosis dan larvasida. Minyak atsiri rimpang
kencur juga digunakan sebagai bahan parfum, obat-obatan, dan untuk aromaterapi
inhalan dan pijat untuk mengurangi kecemasan, stres, dan depresi (Kumar, 2014).
a. Zat aktif
Merupakan senyawa kimia dengan aktivitas klinik yang diketahui. Contoh:
epedrin pada Epedra sinensis dan sylimarin pada Sylibum marianum.
b. Marker aktif
Merupakan zat kimia yang mempunyai efek farmakologi, tapi belum tentu
mempunyai efikasi klinik. Contoh: alliin pada Allium sativum, hiperisin dan
hiperforyn pada St. John Wort (Hypericum perforatum).
c. Marker analisis
Merupakan zat kimia yang dipilih untuk determinasi kuantitatif tetapi belum
tentu mempunyai aktivitas biologi dan efikasi klinis. Selain itu, marker ini juga
berguna untuk identifikasi positif bahan baku dan ekstrak untuk standardisasi.
Contoh: alkilamid yang berbeda ditemukan pada akar Echinaceae angustifolia dan
E. purpurea tetapi tidak ada pada E. pallida.
d. Marker negatif
Senyawa aktif dengan zat aktif toksik atau allergenik. Contoh: Asam ginkolat
pada Gynko biloba.
Kencur (Kaemferia galanga L.) merupakan tanaman tropis yang mengandung
senyawa etil-p-metoksisinamat sebagai komponen utama dan terkandung pula senyawa
lainnya seperti etil sinamat dan p-metoksistiren.Kadar etil-p-metoksisinamat dalam
kencur cukup tinggi (tergantung spesiesnya) dengan bias sampai 10%.
pelarut yang mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil asetat, metanol, air dan
heksana.
Spesifikasi EPMS :
- Berat molekul = 206,237 g/mol
- Bentuk = kristal
- Warna = putih
- Bau/ aorma = harum seperti aromatik khas
- Titik leleh = 40-500C
Fase diam: merupakan penyerap berukuran kecil dengan diameter partikel 10-30
mikrometer. Semakin kecil ukuran rata-rata partikel fase dima dan semakin sempit
ukuran fase diam, maka semakin baik kinerja KLT dalam hal efisiensi dan residunya.
Penyerap yang paling sering digunakan adalah silica dan serbuk selulosa, sementara
mekanisme absorpsi yang utama pada KLT adalah absorbs dan partisi. Berikut
adalah beberapa penjerap fase yang digunakan pada KLT:
Fase gerak: Pelarut sebagai eluen merupakan faktor yang menentukan gerakan
komponen-komponen dalam campuran. Pemilihan pelarut tergantung pada sifat
kelarutan komponen tersebut terhadap pelarut yang digunakan. Kekuatan elusi dari
deret-deret pelarut untuk senyawa dalam KLT dengan menggunakan sislka gel akan
turun dengan urutan sebagai berikut : air murni > methanol > etanol > propanol >
aseton > etil asetat > kloroform > metil klorida > benzene > toluene > trikloroetilena
> tetraklorida > sikloheksana > heksana. Fase gerak yang bersifat lebih polar
digunkaan untuk mengelusi senyawa-senyawa yang adsoprsinya kuat, sedangkan
fase gerak yang kurang polar digunakan untuk mengelusi senyawa yang
adsorbsinya lemah (Sastroamidjojo, 1991).
Beberapa petunjuk dalam memilih fase gerak yaitu
1. Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena KLT
merupakan teknik yang sangat sensitive
2. Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga rf terletak
antara 0.2-0.8 untuk memaksimalkan pemisahan.
2.6 Cara kerja analisis dengan Thin Llayer Chromatography (TLC) scanner.
PROSEDUR KERJA
Dipipet:
BK6 = 4,0 ml BI2,
BK5 = 3,0 ml BI2,
BK4 = 1,0 ml BI1, Masukkan labu ukur 10,0 ml.
Tambahkan etanol 96% ad
BK3 = 5,0 ml BK6, tanda
BK2 = 5,0 ml BK5,
BK1 = 5,0 ml BK3
3. Masukkan ke labu
ukur 10 ml + etanol 96%
ad tanda, ultrasonik 15
menit (Sampel 1, 2, 3)
7. Dilakukan analisis
6. Dilakukan analisis
5. Saring pada vial KLT densitometer
pada sinar UV 254
dan 365 untuk untuk penentuan
penentuan panjang linieritas, presisi dan
gelombang akurasinya.
maksimum
3.2 Prosedur Operasional
3.2.1 Pembuatan Eluen (Fase Gerak)
a. Eluen yang digunakan:n-heksana : 90ml; etil asetat : 10 ml ; asam formiat : 1
ml. Jadi total 101 ml (90:10:1)
b. Dari total eluen yang dibuat sebanyak 101 ml, di homogenkan dengan cara
digoyang-goyangkan.
kapsul untuk recoveri) sebanyak 2 µL, sedangkan standar EPMS sebanyak 2 µL pada
plat KLT.
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
PEMBAHASAN
BAB VI
5.1.Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). 2009. Peraturan
dan Kimia dalam Makanan. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia.
Presindo.
Anonim, 2007, USP 32: United States Pharmacopeia Convention, United States
Pharmacopeia and the National Formulary (USP 32 - NF 27), The United
Rowe, R.C. et Al. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed, The
Pharmaceutical Press, London.
Gendrowati, F., 2014, TOGA: Tanaman Obat Keluarga, Padi, Jakarta.
Gandjar, Ibnu Gholib. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.