BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan teori dan tindakan proses
asuhan keperawatan yang dilakukan pada hari sabtu tanggal 23-24 Januari 2016 di
A. PENGKAJIAN
merasakan nyeri, nyeri bertambah pada saat pasien bergerak dan nyeri
tusuk jarum dibagian perut bekas operasi dan menjalar kepinggang bagian
79
80
- -
+ -
saat pasien bergerak dan nyeri berkurang jika digunakan untuk terlentang,
nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk jarum dibagiaan perut bekas operasi dan
2. Data subjektif: klien mengatakan bangun dari tempat tidur berjalan mau
jatuh.
suhu 360C,sensasi rasa kurang klien merasa kesemutan pada daerah kaki
kanan,kulit pucat.
81
mana yang lebih berperan sulit diketahui. Kemungkinan yang menjadi faktor
predesposisi adalah:
a. Infeksi
Kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada servik
(overdistensi uterus)
d. Kelainan letak
kesemutan Etiologi
82
dari janin adalah fetal distress/gawat janin, mal presentasi dan mal posisi
persalinan vakum atau forseps ekstraksi. Dari beberapa faktor sectio caesarea
panggul ibu tida sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat
panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan
tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian
d. Bayi Kembar
tinggi dri pada kelahiran satu bayi.Selain itu, bayi kembar pun dapat
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak
pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
b) Presentasi muka
yang terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-
kira 0,27-0,5 %.
c) Presentasi dahi
2) Letak Sungsang
antara teori dan fakta atau teori tersebut sesuai dengan hasil penelitian.
Dari hasil pengkajian menyatakan bahwa antara teori dan fakta ada
kiri serta dibuat duduk kaki terasa seperti kesemutan. Kesemutan pada
ekstremitas kaki kiri bawah terjadi akibat tekanan di bawah lutut atau
darah,Akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai dapat
ketuban, Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu, Faktor
dari tembaga atau asam askorbat (Vitamin C), Pada pasien post sectio
berasal dari janin adalah fetal distress/gawat janin, mal presentasi dan mal
dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak
persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu, Faktor Hambatan
Jalan Lahir Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang
bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas,
h. Kelainan Letak Janin antara lain: Kelainan pada letak kepala, Letak kepala
tengadah
yang terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira
berada pada posisi terendah dan tetap paling depan, Letak Sungsang letak
kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri
(Saifuddin, 2005).
teori dan fakta atau teori tersebut sesuai dengan hasil penelitian. Dari hasil
kaki kiri bawah terjadi akibat tekanan di bawah lutut atau menyilangkan
B. PERENCANAAN
penurunan dalam nutrisi dan pernapasan pada tingkat seluler perifer suatu
alkoholisme.
uterus yang membesar pada sirkulasi perifer, Berhubungan dengan tekanan dari
abdomen yang membesar pada pelvik dan sirkulasi perifer, Berhubungan dengan
88
Data mayor: Penurunan atau tidak adanya denyut nadi, Perubahan warna
gaya hidup yang perlu, pasien mampu mengidentifikasi cara medis, diet,
penyakit vaskuler perifer dapat mengalami gangguan sensasi dan tidak akan dapat
kapasitasnya, Kurangi risiko trauma dengan cara: Ubah posisi sedikitnya setiap
tumut dari kulit, Dorong latihan rentang gerak, Rencanakan suatu program
berjalan setiap hari. Instruksikan individu dalam alasan untuk programb. Ajarkan
89
peningkatan dalam latihan sampai dikaji oleh dokter terhadap masalah jantung.
Pastikan kembali individu yang berjalan tidak melukai pembuluh darah atau otot,
pernapasan, Hindari berdiri atau duduk dengan tungkai bawah tergantung untuk
dibawah lutut untuk mencegah statis vena, Kurangi atau lepaskan kompresi vena
eksternal yang mengganggu aliran vena, Hindari bantal di belakang lutut atau
penyangga lutut tempat tidur.- Hindari penyilangan tungkai bawah, Ubah posisi,
gerakkan ekstremitas atau menggoyangkan jari tangan kaki setiap jam, Hindari
penggunaan ikat kaos kaki dan stocking tipis diatas lutut, Ukur lingkaran dasar
dari betis dan paha jika individu berisiko trombosis vena dalam atau jika hal ini
mobil atau pesawat, bila tidak bisa dihindari bangun dan berjalan sedikitnya
hambatan fisik terhadap infeksi), Gunakan pakaian hangat selama cuaca dingin,
Gunakan kaos kaki katun atau wole, Hindari dehidrasi dalam cuaca panas,
Berikan perhatian khusus terhadap kaki dan jari-jari kaki, Cuci kaki dan
keringkan secara seksama setiap hari, Tidak merandam kedua kaki: Hindari sabun
keras atau kimia termasuk iodine pada kaki, Pertahankan kuku dalam keadaan
terpotong dan halus, Amati kaki dan kedua tungkai bawah terhadap cedera dan
90
penekanan, Gunakan kaus kaki bersihi, Gunakan sepatu yang menopang, cocok
dan nyaman, Amati sepatu bagian dalam setiap hari terhadap garis kasar, Ajarkan
tentang modifikasi faktor-faktor risiko antara lain diet yaitu: Hindari makanan
Rujuk ke ahli gizi, ada Teknik relaksasi untuk mengurangi efek stress, Berhenti
merokok dan Program latihan Dari analisa diatas dapat disimpulkan bahwa tidak
ada kesenjangan antara teori dan fakta.Diagnosa resiko dan kurang pengetahuan
tidak ditegakkan oleh penulis karena penulis hanya mengangkat diagnosa aktual
tindakanyang akan dilakukan oleh penulis antara lain : kaji karakteristik oedem
dengan rasional kaji karakteristik oedem, kaji tanda-tanda vital klien setiap 2 jam
sekali dengan rasional mengetahui keadaan umum klien dan untuk menentukan
otot dan meningkatkan relaksasi, kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian
adalah pantau tanda vital :palpasi nadi perifer dan perhatikan pengisian
mengalami perdarahan hebat,ubah posisi pasien dan dorong batuk sering dan
latihan napas dalam,Hindari posisi fowler tinggi dan tekanan da bawah lutut atau
menyilangkan kaki,Bantu dan instruksikan latihan kaki dan telapak dan ambulasi
perifer, klien tampak rileks, tanda-tanda vital normal yaitu tekanan darah sistole
pernafasan 16-20x/menit.
kesenjangan dalam hasil penelitian dan data yang ada, karena ada kesesuaian
C. PELAKSANAAN
belajar duduk dengan kaki menggantung 10.00WIB kaji tanda vital didapatkan
menahan sakit, kesemutan dirasakan saat bergerak dan kesemutan berkurang pada
saat dibuat istirahat, kesemutan seperti kaki yang digenggam erat lalu dilepaskan ,
Cek kadar hemoglobulin pasien 9,6 gr/dl jam 13.10 WIB mengajarkan tehnik
relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, memposisikan pasien yang nyaman
refill pada jari-jari tangan dalam batas normal(<2dtk),capillary refill pada jari-jari
kaki dalam batas normal (<2 dtk),tekanan darah sistolik dalam batas
(Wilkinson, 2011).
klien yang masih merasa takut atau khawatir terhadap kondisi kaki yang bengkak
dan terasa kesemutan sehingga klien takut untuk melakukan mobilisasi. Menurut
(Long 1995) kekhawatiran pada pasien pre op dapat terjadi karena adanya respon
Implementasi yang dilakukan penulis pada tanggal 24 juni 2016 pada, jam
14.00 WIB memonitor berat badan harian pasien,monitor tanda vital pasien
kaji lokasi dan luasnya edema,mengkaji kesemutan sudah berkurang, dan edema
apabila dibuat istirahat, kesemutan seperti terasa membesar seperti kaki gajah,
jam 16.55 WIB menganjurkan tehnik relaksasi secara mandiri dan memberikan
status kesehatan yang buruk kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan
(Nuzulul, 2011) bahwa teknik distraksi dan relaksasi dengan tarik nafas dalam
atau Memberikan posisi nyaman dengan posisi setengah duduk akan mengurangi
keperawatan sesuai dengan teori yang ada.Tindakan dihari kedua berjalan lebih
mudah dibanding hari pertama karena klien sudah mau dan mampu melakukan
kesemutan.
94
Implementasi yang dilakukan penulis pada tanggal 25 Juni 2016 pada, jam
jam 12.00 WIB mengobservasi tanda-tanda vital dengan hasil 120/80 mmHg, nadi
berkurang dibagian ekstremitas kaki kiri bawah, kesemutan terjadi pada saat kaki
kesemutan terasa seperti kaki yang membesar dan keras, jam 12.55 WIB
teknik distraksi dan relaksasi dengan tarik nafas dalam akan mengurangi
kesemutan yang muncul dan setelah diajarkan teknik relaksasi dan distraksi
selama 3 hari pasien bisa melakukan sendiri cara untuk mengurangi rasa
keperawatan sesuai dengan teori yang ada. Tindakan dihari ketiga sama sekali
tidak ada kendala karena klien sudah mengerti dan tau saat kesemutan datang
klien langsung melakukan tindakan relaksasi sendiri yang diajarkan oleh penulis.
mengurangi rasa kesemutan jika dilakukan sendiri akan lebih bagus untuk
D. EVALUASI
Evaluasi pada Ny.H di ruang Bersalin RSUD Pare yang dilakukan penulis
pada hari sabtu 23 Juni 2016 jam 08.00 WIB atau dua jam setelah tindakan
nadi 80x/menit, suhu 36ºC dan pernafasan 20x/menit, klien belum mampu
pengaruh negatif pada penyembuhan nyeri. kontrol nyeri sangat penting bagi
kecemasan, bernafas lebih mudah, dan dapat mentoleransi mobilisasi yang cepat
(Soegondo, 2010).
antara evaluasi dan tujuan yang ditetapkan oleh penulis yaitu pada tujuan penulis
menetapkan waktu 1x24 jam diharapkan klien adaptif terhadap edema dan
ini diakibatkan karena klien masih takut untuk melakukan gerakan-gerakan yang
Evaluasi yang dilakukan penulis pada hari minggu, 24 Juni 2016 jam
10.00 WIB atau dua jam setelah tindakan keperawatan, klien mengatakan
vital, tekanan darah 110/80mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36ºC dan pernafasan
lakukan tehnik relaksasi.Masalah teratasi sebagian karena pada hari kedua klien
menyeringai tetapi masih bisa ditoleransi dengan teknik distraksi dan relaksasi.
antara evaluasi dan tujuan yang ditetapkan oleh penulis yaitu pada tujuan penulis
sedangkan fakta yang ada klien menyatakan kesemutan masih muncul. Hal ini
terjadi karena klien yang terlambat dalam melakukan mobilisasi dini pasca
operasi.
Evaluasi yang dilakukan penulis pada hari senin, 25 Juni 2016 jam 12.00
WIB atau dua jam setelah tindakan keperawatan, klien mengatakan kesemutan
berkurang,klien tampak rileks, klien mampu bangkit sendiri dari tempat tidur dan
dan klien sudah adaptif dalam mengatasi kesemutanya mampu dalam melakukan
antara evaluasi dan tujuan yang ditetapkan oleh penulis yaitu pada tujuan penulis
menetapkan waktu 1x24 jam diharapkan klien adaptif terhadap kesemutan dan
edema berkurang sedangkan fakta yang ada klien menyatakan kesemutan dan
edema berkurang,setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam. Hal ini
terjadi karena klien yang terlambat dalam melakukan mobilisasi dini pasca