Anda di halaman 1dari 8

ISSN: 1978-3647

JURNAL E-ISSN: 2354-8835

DA
VEKTOR PENYAKIT
BA

TI
A
K

HUS

Journal of Disease Vector

Vol. 10
No. 1
JUNI 2016
vektorpenyakit@litbang.depkes.go.id
ISSN: 1978-3647

JURNAL E-ISSN: 2354-8835

DA
VEKTOR PENYAKIT
BA

TI
A
K

HUS

Volume 10 No.1 Journal of Disease Vector


Juni 2016

Dewan Redaksi

Penanggung Jawab :
Jastal, SKM, M.Si (Kepala Balai Litbang P2B2 Donggala)

Pemimpin Redaksi :
Rosmini, SKM, M.Sc (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes)

Anggota Dewan Redaksi :


w Sitti Chadijah, SKM, M.Si (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes)
w Junus Widjaja, SKM, M.Sc (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes)
w Hayani Anastasia, SKM, MPH (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes)
w Made Agus Nurjana, SKM, M.Epid (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes)
w Anis Nurwidayati, S.Si, M.Sc (Biologi Lingkungan, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes)

Mitra Bestari :
w Prof. dr. Agus Suwandono,MPH,Dr.PH (Biomedik ,Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes)
w Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes, M.ScPH (Epidemiologi , FKM, Universitas Hasanuddin)
w Prof. Dr. drg A Arsunan Arsin, M.Kes (Epidemiologi Penyakit Menular, FKM, Universitas Hasanuddin)
w dr. Hasanuddin Ishak, M.Sc, PhD (Entomologi Kesehatan, FKM, Universitas Hasanuddin )
w Dr. Lif.Sc I Nengah Suwastika, M.Sc, M.Lif.Sc (Biologi Sel dan Molekuler, Universitas Tadulako )

Redaksi Pelaksana:
Mujiyanto, S.Si, MPH

Sekretaris:
Riri Arifah Patuba, SKM

Staf Sekretariat:
Ni Nyoman Veridiana, SKM

Alamat Redaksi:
Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Balai Litbang P2B2) Donggala
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jl. Masitudju No.58, Labuan Panimba, Labuan, Donggala, Sulawesi Tengah 94252
Website e-journal : http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/vektorp
E-mail : vektorpenyakit@litbang.depkes.go.id , jvektorpenyakit@gmail.com
Terbit dua kali setahun, edisi Juni dan Desember
Dalam proses akreditasi

Jurnal Vektor Penyakit merupakan media publikasi dan informasi hasil - hasil penelitian dan pengembangan, tinjauan
hasil - hasil penelitian, metodologi dan pendekatan-pendekatan baru dalam penelitian yang berkaitan dengan vektor
penyakit dan usaha pengendalian penyakit bersumber binatang.

Jurnal ini merupakan jurnal publikasi ilmiah resmi Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit
Bersumber Binatang (Balai Litbang P2B2) Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan RI.
ISSN: 1978-3647
E-ISSN: 2354-8835
Volume 10 No. 1 Juni 2016 Journal of Disease Vector

Pengantar Redaksi

Jurnal Vektor Penyakit volume 10 nomor 1 tahun 2016 menyajikan lima artikel yaitu yang
pertama berjudul “Umur Relatif Nyamuk Anopheles di Desa Rejeki Kecamatan Palolo, Kabupaten
Sigi”. Artikel ini ditulis oleh Yuyun Srikandi, dkk bertujuan untuk mengetahui umur relatif
nyamuk Anopheles di Desa Rejeki, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah
dengan desain studi potong lintang. Dalam tulisan ini disebutkan bahwa umur relatif An.
barbirostris dan An. nigerrimus di Desa Rejeki memenuhi syarat untuk merefleksikan potensi
penularan malaria di wilayah tersebut.

Artikel selanjutnya ditulis oleh Hasrida Mustafa, dkk yang berjudul “Pengukuran Konsentrasi dan
Kemurnian DNA Genom Nyamuk Anopheles barbirostris”. Pengukuran konsentrasi DNA
dilakukan dengan menggunakan nano spectrofotometer. Konsentrasi dan kemurnian DNA
Anopheles barbirostris menunjukkan rata-rata sampel tidak terkontaminasi dan memenuhi
syarat untuk dilakukan proses selanjutnya yaitu amplifikasi DNA.

Milana Salim, dkk menyampaikan tulisan yang berjudul “Hubungan Kandungan Hara Tanah
dengan Produksi Senyawa Metabolit Sekunder pada Tanaman Duku (lansium domesticum corr
var duku) dan Potensinya sebagai Larvasida di Desa Simpang Agung Provinsi Sumatera Selatan
dan Desa Rengas Bandung Provinsi Jambi”. Hasil pemeriksaan sampel tanah ditemukan bahwa
kandungan hara tanah dari Desa Rengas Bandung lebih tinggi dibandingkan dengan Desa
Simpang Agung, sedangkan hasil uji larvasida menunjukkan ekstrak dari Desa Simpang Agung
lebih berpotensi sebagai larvasida dibandingkan ekstrak dari Desa Rengas Bandung,

“Beauveria bassiana sebagai Alternatif Hayati dalam Pengendalian Nyamuk” merupakan judul
artikel keempat di Jurnal Vektor Penyakit edisi 10 tahun 2016 yang ditulis oleh Bina Ikawati.
Artikel ini merupakan hasil penelusuran jurnal dan laporan penelitian tentang jamur B. bassiana.
Kesimpulan dari tulisan ini yaitu B. bassiana bersifat atraktan bagi nyamuk meskipun memiliki
sifat pathogen dan juga terbukti efektif dalam membunuh Genus Culex, Aedes, Anopheles dalam
penelitian skala laboratorium.

Artikel Budi Hairani dan Listiena Indriyati yang berjudul “Prevalensi Trichuriasis pada Anak di
Sekolah Dasar Negeri Harapan Maju: Studi Kasus di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi
Kalimantan Selatan” merupakan artikel penutup pada edisi ini. Hasil pemeriksaan tinja
menunjukkan prevalensi infeksi T. trichiura yang tertinggi yaitu sebanyak 12,8% yang ditemukan
pada anak perempuan dan anak umur 10-12 tahun.

Demikian informasi singkat kelima artikel yang dimuat di edisi kali ini. Semoga bermanfaat untuk
peningkatan ilmu pengetahuan dan juga dalam pengendalian penyakit, khususnya penyakit tular
vektor.

Salam Sehat

Dewan Redaksi
ISSN: 1978-3647
E-ISSN: 2354-8835

Journal of Disease Vector


Volume 10 Nomor 1 Juni 2016

DAFTAR ISI

ARTIKEL

Umur Relatif Nyamuk Anopheles di Desa Rejeki, Kecamatan Palolo 1–6


Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah
(Yuyun Srikandi, Yusran Udin, Risti, Hasrida Mustafa, Malonda
Maksud, Ade Kurniawan)

Pengukuran Konsentrasi dan Kemurnian DNA Genom Nyamuk 7–10


Anopheles barbirostris
(Hasrida Mustafa, Indra Rachmawati, Yusran Udin )

Hubungan Kandungan Hara Tanah dengan Produksi 11–18


Senyawa Metabolit Sekunder pada Tanaman Duku
(Lansium domesticum Corr var Duku) dan
Potensinya sebagai Larvasida
(Milana Salim, Yahya, Hotnida Sitorus, Tanriwotun Ni’mah, Marini)

Beauveria bassiana sebagai Alternatif Hayati dalam 19–24


Pengendalian Nyamuk
(Bina Ikawati)

Prevalensi Trichuriasis pada Anak di Sekolah Dasar Negeri 25–32


Harapan Maju: Studi Kasus di Kabupaten Tanah Bumbu
Provinsi Kalimantan Selatan
(Budi Hairani, Liestiana Indriyati)

vektorpenyakit@litbang.depkes.go.id
ISSN 1978-3647
E-ISSN 2354-8835
Volume 10 No. 1 Juni 2016 Journal of Disease Vector
ABSTRACT SHEET
NLM : QX 515 Keywords : measurement, DNA concentration, DNA
purity, Anopheles barbirostris
Yuyun Srikandi, Yusran Udin, Risti, Hasrida Mustafa, _________________________________________________________________
Malonda Maksud, Ade Kurniawan
(Zoonoses Research Office of Donggala, NIHRD, NLM : QX 600
Ministry of Health Republic of Indonesia)
Milana Salim, Yahya, Hotnida Sitorus, Tanriwotun Ni’mah,
The Longevity of Anopheles in Palolo Sub Distric, Sigi Marini
Regency, Central Sulawesi Province (Zoonoses Research Office of Baturaja, NIHRD, Ministry
of Health Republic of Indonesia)
Journal of Disease Vector Vol 10 No. 1, Juni 2016; p 1– 6
The Relation of Nutrient Soil Content to the Secondary
The longevity of the mosquito is one of factors that Metabolites Production in Duku Plant (Lansium
domesticum Corr var Duku) and It’s Larvacide Potential
determines a species becomes as malaria vector. The
research was conducted to determine the longevity of Journal of Disease Vector Vol. 10 No. 1, Juni 2016; p 11–18
Anopheles mosquitoes in Rejeki Village, Palolo District,
Sigi Regency with a cross-sectional design. The longevity Duku is a plant that grows in the tropics and has
was estimated by using parity proportion. The results bioactivity as pesticide. Compounds that have the
showed that longevity of An. nigerrimus was 20,96 days, potential as a pesticide on duku is secondary metabolites.
An. barbirostris was 11,64 days, An. indefinitus was 7,02 This study aimed to determine the correlation between
the soil nutrient and secondary metabolites on duku also
days and An. tesselatus was 5,32 days. From the results can
their larvacidal potency. The research was done by
be concluded that the longevity of An. barbirostris and An. comparing the measurement of physical and chemical
nigerrimus is eligible to be malaria vector in Rejeki Village soil, phytochemical test and larvacial test against the
and needs to be confirmed by ELISA test furthermore. sample. This study was conducted from February to
November 2014, in the Village Simpang Agung South
Keywords: longevity, mosquitoes, anopheles, malaria Sumatra province and village Rengas Bandung Jambi
_________________________________________________________________ Province. The extraction and characterization of
secondary metabolites was conducted at the Laboratory
NLM : QX 515 of Pharmacy Center, Biomedical and Health Basic
Technology, National Institute of Health and Research
Hasrida Mustafa, Indra Rachmawati, Yusran Udin Development. Larvicidal potency test was conducted in
(Zoonoses Research Office of Donggala NIHRD, Ministry Vector Borne Disease Research and Development Unit
of Health Republic of Indonesia) Baturaja. The results showed that soil nutrient content of
Rengas Bandung Villagewas higher than the Simpang
Genomic DNA Concentration and Purity Measurement of Agung due to the regularly maintainingand fertilizing.The
Anopheles barbirostris larvicidal test showed extracts from Simpang
AgungVillage more potent than extracts from the village
Rengas Bandung, possibly due to the more secondary
Journal of Disease Vector Vol 10 No. 1, Juni 2016; p 7–10 metabolites produced in samples from Simpang Agung.
The purity and concentration of DNA information from Keywords : duku, secondary metabolites, larvacides,
some sample are important to measure the degree of nutrient content
contamination. Anopheles barbirostris mosquitoes ________________________________________________________________________
samples from Kalukutinggu Village was extracted to NLM : QX 600
obtain the genome DNA using PureLink Genomic DNA
mini Kits. The purity and concentration of DNA Anopheles Bina Ikawati
barbirostris was measured by using nano (Zoonoses Research Office of Banjarnegara, NIHRD,
Ministry of Health Republic of Indonesia)
spectrophotometer. The results showed that DNA
concentrationwas 17,33 – 34,79 ug/ml, and their purity Beauveria bassiana as Alternative for Mosquito Biological
were 1,90 average. The purity and concentration of the Control
DNA from the samples showed were not contaminated
and eligible for the next step, that is DNA amplification. Journal of Disease Vector Vol 10 No. 1, Juni 2016; p 19–24
Mosquitoes are insects that can transmit the diseases. Trichuriasis is an infectious disease due to nematode
Biological materials that are entomopathogenic, such as Trichuris trichiura. Trichuriasis prevalence is the highest
Beauveria bassiana can be used to control mosquitoes. among infectious diseases due to other parasitic worms in
This review aimed to identify how the characteristics, Indonesia. Elementary school-age children at high risk of
safety, and study conducted on B. basiana in the area of this disease. This study aimed to determine the
​controlling vector-borne diseases. Methode of this review prevalence of trichuriasis in children of elementary
was done by collecting journals and research reports school age in Tanah Bumbu regency. This research was
about the fungus B. bassiana. B. bassiana is a microscopic conducted in 2015 with cross sectional design, using
fungus that parasitic on the host, with a body shaped fine purposive sampling method. A total of 250 children from
threads (hyphae) that form colonies called mycelia. It Harapan Maju Elementary School was selected as
killed the host system in which the spores penetrate the samples, their stools were examined with native method
cuticle mechanically or chemically that released enzymes (direct). The results showed the parasitic worms were T.
or toxins. Furthermore it released beauverin toxins that trichiura, Ascaris lumbricoides, hookworm and
make the tissue damage of insect body, that cause death Enterobius vermicularis. The prevalence of T. trichiura was
within a few days. In general compounds in B. bassiana the highest, as many as 32 children (12.8%) were infected
has no risk to humans, and do not harmful to the from a total of 250 samples. T. trichiura infection was
environment. Many studies showed that B. bassiana is an found in the form of a single and mixed infection with
attractant for mosquitoes despite having pathogenic other parasitic worms. Trichuriasis more commonly
properties. This fungus is proven effective in killing genus found in girls and boys aged 10-12 years. Helminthic
Culex, Aedes, Anopheles in the laboratory research. treatment needs to be done selectively for infected
children using the broad-spectrum drugs. Behavioral and
Keywords: Beauveria bassiana, biological material, environmental factors of patients with intestinal
mosquito helminths need to be identified spesificly. Furthermore it
_________________________________________________________________ would be analyzed to determine the factors involved in the
NLM : WC 860 transmission of parasitic diseases. In order to prevent the
transmission within the school need the improvements of
Budi Hairani, Liestiana Indriyati school infrastructure such as the provision of public hand
(Zoonoses Research Office of Tanah Bumbu, NIHRD, washing, covered trash bin, paving or cemented for the
Ministry of Health Republic of Indonesia) school yard.

Prevalence of Trichuriasis in Children in Harapan Maju Keywords : Trichuriasis, school children, prevalence
Public Elementary School: A Case Study in Tanah Bumbu _________________________________________________________________
Regency South Kalimantan Province

Journal of Disease Vector Vol 10 No. 1, Juni 2016; p 25–32


ISSN 1978-3647
E-ISSN 2354-8835
Volume 10 No.1 Juni 2016 Journal of Disease Vector
LEMBAR ABSTRAK
NLM : QX 515 terkontaminasi dan memenuhi syarat untuk dilakukan
proses selanjutnya yaitu amplifikasi DNA.
Yuyun Srikandi, Yusran Udin, Risti, Hasrida Mustafa,
Malonda Maksud, Ade Kurniawan Kata kunci : pengukuran, konsentrasi DNA, kemurnian
(Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbang Kesehatan, DNA, Anopheles barbirostris
Kementerian Kesehatan RI )
________________________________________________________________
Umur Relatif Nyamuk Anopheles di Desa Rejeki Kecamatan NLM : QX 600
Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah
Milana Salim, Yahya , Hotnida Sitorus , Tanwirotun
Jurnal Vektor Penyakit Vol 10 No. 1, Juni 2016; Hal 1–6 Ni'mah , Marini
(Balai Litbang P2B2 Baturaja, Badan Litbang Kesehatan,
Umur relatif nyamuk merupakan salah satu faktor yang Kementerian Kesehatan RI )
menentukan suatu spesies nyamuk bisa menjadi vektor.
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui umur relatif Hubungan Kandungan Hara Tanah dengan Produksi
nyamuk Anopheles di Desa Rejeki, Kecamatan Palolo, Kab. Senyawa Metabolit Sekunder pada Tanaman Duku
Sigi dengan desain studi potong lintang. Umur relatif ( L a n s i u m d o m e s t i c u m C o r r v a r D u k u ) d a n
nyamuk diperkirakan dengan menghitung proporsi Potensinya sebagai Larvasida
parous. Hasil penelitian menunjukan bahwa An. nigerrimus
memiliki umur relatif 20,96 hari, An. barbirostris = 11,64 Jurnal Vektor Penyakit Vol. 10 No. 1, Juni 2016; Hal
hari, An. vagus = 7, 63 hari, An. indefinitus = 7,02 hari, dan 11–18
An. tesselatus = 5,32 hari. Umur relatif An. barbirostris dan
An. nigerrimus di Desa Rejeki memenuhi syarat untuk Duku merupakan tanaman yang tumbuh di wilayah
merefleksikan potensi penularan malaria di wilayah tropis dan memiliki bioaktifitas sebagai pestisida.
tersebut. Perlu dilakukan konfirmasi melalui uji ELISA. Senyawa yang berpotensi sebagai pestisida pada
tanaman duku merupakan senyawa metabolit sekunder.
Kata kunci: umur relatif, nyamuk, Anopheles, malaria Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan
kandungan hara tanah dengan senyawa metabolit
sekunder yang dihasilkan serta potensinya sebagai
_________________________________________________________________ larvasida. Pengamatan dilakukan dengan cara
NLM : QX 515 membandingkan hasil uji fisika dan kimia tanah, uji
fitokimia dan uji larvasida terhadap sampel. Penelitian
Hasrida Mustafa, Indra Rachmawati, Yusran Udin ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan
(Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbang Kesehatan, November 2014, pengambilan sampel pada bulan April
Kementerian Kesehatan RI ) 2014 di Desa Simpang Agung Provinsi Sumatera Selatan
dan Desa Rengas Bandung Provinsi Jambi, proses
Pengukuran Konsentrasi dan Kemurnian DNA Genom ekstraksi dan karakterisasi dilakukan di Laboratorium
Nyamuk Anopheles barbirostris Farmasi Pusat Biomedis dan Teknologi Kesehatan Dasar
Badan Litbang Kesehatan, dan uji potensi larvasida
Jurnal Vektor Penyakit Vol 10 No. 1, Juni 2016; Hal 7–10 dilakukan di Loka Litbang P2B2 Baturaja. Berdasarkan
hasil pemeriksaan sampel tanah, kandungan hara tanah
Informasi mengenai konsentrasi dan kemurnian DNA dari Desa Rengas Bandung lebih tinggi dibandingkan
sangat diperlukan untuk mengetahui derajat kontaminasi dengan Desa Simpang Agung, hal ini dikarenakan di Desa
suatu sampel. Telah dilakukan ekstraksi genom DNA Rengas Bandung dilakukan pemeliharaan dan
Anopheles barbirostris dengan metode PureLinkTM Genomic pemupukan secara teratur. Uji larvasida menunjukkan
DNA mini Kits untuk mendapatkan DNA genom yang ekstrak dari Desa Simpang Agung lebih berpotensi
kemudian diukur konsentrasi dan kemurniannya. Sampel sebagai larvasida dibandingkan ekstrak dari Desa
nyamuk Anopheles barbirostris yang digunakan berasal Rengas Bandung, kemungkinan dikarenakan senyawa
dari desa Kalukutinggu dan Palolo. Pengukuran metabolit sekunder yang dihasilkan pada sampel dari
konsentrasi DNA dilakukan dengan menggunakan nano Desa Simpang Agung lebih banyak.
spectrofotometer dan diperoleh konsentrasi DNA sekitar
17.33 - 34.79 µg/ml dengan tingkat kemurnian rata-rata Kata kunci : tanaman duku, metabolit sekunder,
1,90. Hasil Konsentrasi dan kemurnian DNA An. larvasida, kandungan hara
barbirostris menunjukkan rata-rata sampel tidak ________________________________________________________________
_
NLM : QX 600 Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI )

Bina Ikiawati Prevalensi Trichuriasis pada Anak di Sekolah Dasar


(Balai Litbang P2B2 Banjarnegara, Badan Litbang Negeri Harapan Maju: Studi Kasus di Kabupaten Tanah
Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan
Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI )
Jurnal Vektor Penyakit Vol 10 No. 1, Juni 2016; Hal
Beauveria bassiana sebagai Alternatif Hayati dalam
24–32
Pengendalian Nyamuk
Trichuriasis merupakan penyakit infeksi yang
Jurnal Vektor Penyakit Vol. 10 No. 1, Juni 2016; Hal 19–24
disebabkan oleh cacing Trichuris trichiura. Prevalensi
trichuriasis termasuk yang tertinggi di Indonesia
Nyamuk merupakan serangga yang dapat menularkan
dibandingkan penyakit infeksi yang disebabkan oleh jenis
penyakit. Bahan hayati yang bersifat entomopatogen yang
cacing lainnya. Anak- anak usia sekolah dasar berisiko
dapat digunakan untuk mengendalikan nyamuk
tinggi terinfeksi penyakit ini. Studi ini bertujuan untuk
diantaranya Beauveria bassiana. Artikel ini bertujuan
mengetahui prevalensi trichuriasis pada anak-anak usia
untuk mengetahui bagaimanakah sifat dan karakteristik,
sekolah dasar di Kabupaten Tanah Bumbu. Penelitian
keamanan penggunaan, dan penelitian yang pernah
dengan desain cross sectional dilakukan pada tahun 2015,
dilakukan mengenai B. basiana dalam bidang
metode sampling menggunakan purposive sampling.
pengendalian vektor penular penyakit. Studi literatur
Sebanyak 250 anak-anak dari SDN Harapan Majuyang
dilakukan dengan mengumpulkan jurnal dan laporan
terpilih sebagai sampel diperiksa fesesnya dengan
penelitian tentang jamur B. bassiana. B. bassiana adalah
metode natif (langsung). Jenis cacing yang ditemukan
jamur mikroskopik bersifat parasit terhadap inang,
pada pemeriksaan adalah T. trichiura, Ascaris
dengan tubuh berbentuk benang halus (hifa) yang
lumbricoides, Hookworm dan Enterobius vermicularis.
membentuk koloni yang disebut miselia. Sistem dalam
Prevalensi infeksi T. trichiura merupakan yang tertinggi
membunuh inang yaitu spora masuk menembus kutikula
yaitu sebanyak 32 anak (12,8%) yang terinfeksi dari total
secara mekanis dan atau kimiawi dengan mengeluarkan
250 sampel. Infeksi T. trichiura ditemukan dalam bentuk
enzim atau toksin. Selanjutnya mengeluarkan racun
infeksi tunggal dan infeksi campuran dengan cacing jenis
beauverin yang membuat kerusakan jaringan tubuh
lain. Trichuriasis lebih banyak ditemukan pada anak
serangga yang dapat menyebabkan kematian dalam
perempuan dan anak umur 10-12 tahun. Perlu dilakukan
hitungan hari. Secara umum dapat dinyatakan senyawa
pengobatan kecacingan secara selektif bagi anak-anak
dalam B. bassiana tidak memiliki risiko terhadap
yang menderita kecacingan dengan obat cacing yang
manusia, dan tidak berbahaya untuk lingkungan.
berspektrum luas. Faktor perilaku dan lingkungan dari
Penelitian menunjukkan B bassiana bersifat atraktan bagi
penderita kecacingan perlu diketahui secara spesifik dan
nyamuk meskipun memiliki sifat pathogen. Jamur ini
dianalisa untuk menentukan faktor yang lebih berperan
terbukti efektif dalam membunuh Genus Culex, Aedes,
dalam penularan kecacingan. Untuk mencegah terjadinya
Anopheles dalam penelitian skala laboratorium.
penularan di lingkungan sekolah perlu adanya perbaikan
infrastruktur sekolah seperti penyediaan tempat cuci
Kata kunci : Beauveria bassiana, bahan hayati, nyamuk
tangan umum, penampungan sampah tertutup, halaman
_________________________________________________________________
sekolah yang masih berupa tanah sebaiknya
disemen/paving.
NLM : WC 860

Budi Hairani, Liestiana Indriyati Kata kunci: trichuriasis, anak sekolah, prevalensi
(Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu Badan Litbang _________________________________________________________________

Anda mungkin juga menyukai