Anda di halaman 1dari 5

Coach Carter, sebuah film yang mengangkat kisah tentang seorang pelatih basket yang mengajarkan

tentang kedisiplinan, konsistensi dan kerja keras.

Film yang telah dirilis pada tahun 2005 silam ini cukup menginspirasi, bro. Tak ada yang mustahil selama
loe memiliki keberanian dan kemauan.

Coach Carter adalah Agen perubahan tidak hanya dalam kubu basket Richmond High School, tapi juga
bagi sekolah dan daerah Richmond itu sendiri. Bagaimana tidak, Sekolah dan daerah yang terkenal
dengan kebrutalan (sex, drugs dan kehidupan gang) sangat kental di sana. Digambarkan system edukasi
yang sangat rendah disana. Hanya 50% dari siswa Richmond yang bisa menyelesaikan high school nya,
dan 6% diantaranya yang berhasil tembus universitas.

Pelatih Ken Carter, diperankan aktor kawakan Samuel L. Jackson, Coach Carter yang semula hanya
pemilik tokoh olahraga, tergerak untuk merubah semua itu sukarela menangani tim basket SMA
Richmond, almamaternya dulu. Ia datang membawa misi untuk menyelamatkan tim basket tersebut
yang di musim sebelumnya hanya meraih empat kemenangan. Permasalahan kian pelik karena anak-
anak sering berkelahi di lapangan dan memiliki prestasi akademik yang jeblok.

Oleh karena itu, Carter menyodori kontrak kepada tim jika mereka tetap ingin perkuat tim basket SMA
Richmond. Setiap pemain wajib mendapatkan nilai akademik yang baik, tidak pernah absen dan harus
duduk di kursi barisan terdepan, serta berpakaian rapih di kelas. Carter menawarkan “kontrak kerja”
yang terasa sangat berat bagi mereka, karena bukan Cuma skil bermain basketnya yang harus dibenahi,
mereka juga harus mau perbaiki kemampuan akademiknya paling tidak mencapai IPK 2.3. Sontak hal itu
tidak dapat diterima oleh sebagian besar para pemain. Bahkan, Timo Cruz, pemain yang paling
diandalkan oleh tim muak dengan kebijakan pelatih dan memilih keluar dari tim.

Memang benar, selalu terasa berat untuk memulai perubahan. Hal ini pulalah yang dirasakan para
anggota basket ball Richmond. Tapi ketika mereka menunjukkan kemenangan secara beruntun,
semangat dan kepercayaan diri pun bangkit, Bahkan Cruz sang top skorer tim musim lalu pun kembali
berminat untuk bergabung dengan Richmond.

Singkatnya, perlahan tim basket sekolah Richmond mulai meraih hasil baik di bawah asuhan pelatih
Carter. Kedisiplinan yang Carter terapkan juga sudah mulai diterima oleh para pemain. Kemenangan
demi kemenangan mereka dapatkan, meskipun status tim hanya underdog di setiap kompetisi.

Coach Carter dari awal melihat mereka punya skill yang baik. Hanya karena tidak diarahkan dengan baik,
mereka akhirnya tidak bisa menampilkan hasil yang maksimal. Dengan strategi yang baru, tegas dan
cenderung keras, Carter berhasil merubah pola pikir mereka. Play as a winner, act as a winner.

Namun, masalah baru muncul ketika di tengah musim kompetisi. Carter mendapatkan laporan bahwa
prestasi akademik beberapa pemainnya memburuk. Para orang tua pemain juga mengecam Carter yang
menghentikan latihan basket. Ditambah lagi munculnya perbedaan visi antara Carter dengan pihak
petinggi sekolah, yang memaksa Carter berhenti melatih tim basket sekolah Richmond.
Tetapi semua anggota tim basket menginginkan Coach Carter tetap melatih dan dengan semangat,
mereka akhirnya mendapatkan nilai yang bagus.

Dipertandingan terakhir walaupun mereka hanya juara 2 tetapi mereka mendapatkan beasiswa
masuk universitas untuk masa depan yang cerah.

Struktur Organisasi ,Budaya Dan Kontrol.

Berdasarkan Film ‘Coach Carter’ Kita bisa simpulkan terdapat Dua Organisasi yang bisa kita lihat yaitu :

1.Organisasi Club Basket Richmond

2.Organisasi Sekolah Richmond

Organisasi Club Basket yang berorientasi kepada pertandingan dan bermain basket tidak memikirkan
detailnya dan organisasi Sekolah yang hanya melihat siswa hanya untuk diluluskan tidak memikirkan
masa depan mereka .

Permasalahan awal yang muncul ketika coach Carter menyodorkan Kontrak kepada pemain-pemainnya .

Kontrak yang berisikan tentang kedisiplinan dan mengatur bukan hanya basket tetapi juga akademik.

,muncul penolakan keras terhadap kontrak tersebut .

Beberapa Masalah :

-Cruz keluar dari Club

-Komunikasi dengan sesama pemain yang kurang baik

Struktur Organisasi

Struktru organisasi sendiri dapat diartikan sebuah susunan berbagai komponen atau unit-unit kerja dalam
sebuah organisasi yang ada di masyarakat. Dengan adanya struktur organisasi maka kita bisa melihat
pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda bisa dikoordinasikan dengan baik. Selain itu,
dengan adanya struktur tersebut maka kita bisa mengetahui beberapa spesialisasi dari sebuah pekerjaan,
saluran perintah, maupun penyampaian laporan.

Dalam penjelasan struktur tersebut terdapat hubungan antar komponen dan posisi yang ada di dalamnya, dan
semua komponen tersebut mengalami saling ketergantungan. Artinya, masing-masing komponen di dalamnya
akan saling mempengaruhi yang pada akhirnya akan berpengaruh pada sebuah organisasi secara keseluruhan.

Dari Film Coach Carter kita Dapat mengambil nilai Struktur organisasi yang baik , dimana Coach Carter
sebagai Pelatih merancang strateginya dalam Kontrak .Kenyon sebagai penengah pada team dan orang
yang mempunyai nilai yang bagus sehingga mau mengajarkan kepada anggota team yang lain .Damien
Carter yang merupakan anak dari Coach Carter sebagai anggota yang selalu mengikuti aturan dan jika
melakukan kesalahan mendapatkan hukuman sesuai aturan , walaupun ank dari coach tetapi
mendapatkan perlakuan yang sama.Jaron sebagai Captain yang dapat diandalkan dalam lapangan
.Secara tidak sengaja sudah dipraktekan Pembentukan Job Design dalam Organization Design .

Hubungan Antar Pegawai.

Kunci dari keberhasilan organisasi adalah hubungan antar pekerjanya sehingga berdampak positif
terhadap produktivitas kerja .

Ini digambarkan pada Film Coach Carter :

-Bagaimana Coach Carter memberikan Hormat kepada setiap pemainya mulai dengan Kalimat Panggilan
‘Sir’ yang bertujuan agar sesame pemain dan pelatih saling menghormati.

-Bagaimana Coach Carter Memikirkan masa depan pemain-pemainya , sehingga itu berimpact pada saat
Coach Carter ingin dipecat para pemainya pun membela Coach Carter.

-Dimana Pada saat Cruz kelelahan dan tidak dapat menyelesaikan Hukumannya , anggota lain membatu
menyelesaikan Hukumannya sehingga Cruz dapat kembali ke Team .

ORGANIZATION CONTROL AND CHANGE.

Organization Control : Manager memonitor dan mengukur efisien dan efektif sebuah organisasi dan
setiap anggotanya dapat mencapai tujuan yang sudah dicapai .

Three Types of Control

Berdasarkan teori business management pada chapter managing organizational structure and culture
terdapat 3 tipe untuk melakukan control yaitu pada input stage, conversion stage , dan output stage.

Proses Input : Pada saat Kontrak yang diberikan Coach Carter Pada pemainnya , tertulis apa saja yang
harus dilakukan oleh pemainnya .Serta tolak Ukur keberhasilannya contoh Nilai 2.3 .

Proses conversion stage : Pada Saat Pengecekan Nilai para pemain ternyata jelek dan akhirnya
penguncian tempat latihan dan bertanding
Proses Output : Pada saat hasil nilai pemain menjadi bagus dan akhirnya pemain dapat bermain bagus
serta dapat melanjutkan ke jenjang Universitas.

4 Step In The Organization Change.

1 Step : Tahap identifikasi perubahan, diharapkan seseorang dapat mengenal perubahan apa yang akan
dilakukan /terjadi.

2 Step : Tahap perencanaan perubahan. Pada tahap ini harus dianalisis mengenai diagnostik situasional
tehnik, pemilihan strategi umum, dan pemilihan.

3 Step : Tahap implementasi perubahan dimana terjadi proses pencairan, perubahan dan pembekuan
yang diharapkan. Apabila suatu perubahan sedang terjadi kemungkinan timbul masalah.

4 Step : Tahap evaluasi dan umpan balik.

Step Implementasi Pada Film

Identifikasi perubahan Pada Saat Coach Carter melihat cara bermain


Richmon,dan berbicara pada Coach
sebelumnya.

perencanaan Pada saat Coach Carter Menyodorkan


perubahan Kontrak kepada pemain , yang berisikan
aturan .Contoh: Nilai 2.3 , harus
menggunakan dasi , jam latihan , duduk
didepan pada saat kelas.

implementasi Menggunakan Perubahan Top- Down .


perubahan
Semua instruksi berasal dari Coach Carter
dan harus dikerjkan langsung .

evaluasi dan umpan Nilai yang buruk menjadi evaluasi dari


balik kontrak yang ada sehingga harus melakukan
penguncian tempat latihan agar pemain
kembali belajar dan mendapat nilai bagus.
“Our deepest fear is not that we are inadequate. Our deepest fear is that we are powerful beyond
measure. It is our light, not our darkness that most frightens us. Your playing small doesn't serve the
world. There is nothing enlightened about shrinking so that other people won't feel insecure around
you. We are all meant to shine, as children do. It is not just in some of us, it is in everyone, and as we let
our own light shine, we unconsciously give other people permission to do the same. As we are liberated
from our own fear, our presence automatically liberates others”-- Timo Cruz

Sumber:

https://www.businessmanagementideas.com/management/controlling/types-of-control-in-an-
organisation-3-types-management/7941

https://etnobudaya.net/2013/02/11/budaya-kontrol-dalam-organisasi/

http://coachcarterntu.blogspot.com/p/blog-page.html

http://kacamatafilm.blogspot.com/2011/05/coach-carter-change-management.html

http://sinopsiscoachcarter.blogspot.com/2016/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

Anda mungkin juga menyukai