Kelompok 3
TEKNIK FISIKA
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2019
DAFTAR ISI
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa,
karena-Nya laporan ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam laporan
ini kami membahas analisis usaha bisnis minuman The Hauuz
Laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi
Teknik. Dalam proses penyusunan dan pendalaman materi yang bersangkutan,
tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa
terima kasih yang dalam-dalamnya kepada kelompok penyusun dan Dosen mata
kuliah Ekonomi Teknik.
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan yang ada dalam penyusunan
dan pembuatan laporan ini namun dalam hal ini kami sudah berusaha memenuhi
kewajiban mengerjakan tugas besar laporan ini. Sekian terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
Net Present Value adalah rumus yang digunakan untuk menentukan nilai
sekarang dari investasi dengan jumlah diskon dari semua arus kas yang diterima
dari proyek. Persamaan dan Rumus Net Present Value (NPV) ini dapat dilihat
dibawah ini :
Atau
Dimana :
Nilai NPV yang positif (NPV > 0) menunjukan bahwa penerimaan lebih besar
dibandingkan dengan nilai yang diinvestasikan sedangkan nilai NPV negatif (NPV
< 0) menandakan penerimaan lebih kecil dibandingkan dengan pengeluaran atau
akan mengalami kerugian pada investasinya setelah mempertimbangkan Nilai
Waktu Uang (Time Value of Money). Namun apabila hasil perhitungan NPV
adalah Nol (NPV = 0), maka artinya investasi atau pembelian tersebut hanya balik
modal (tidak untung dan tidak rugi).
Break-Even Point atau sering disingkat dengan BEP adalah suatu titik atau
keadaan dimana penjualan dan pengeluaran sama atau suatu kondisi dimana
penjualan perusahaan cukup untuk menutupi pengeluaran bisnisnya. Break-even
point yang biasanya dalam bahasa Indonesia disebut dengan “Titik Impas” ini
biasanya membandingkan jumlah pendapatan atau jumlah unit yang harus dijual
untuk dapat menutupi biaya tetap dan biaya variabel terkait dalam menghasilkan
suatu penjualan. Dengan kata lain, Titik Impas atau Break Even Point adalah titik
dimana suatu bisnis tidak mengalami kerugian dan juga tidak memperoleh
keuntungan. Analisis Break-Even Point (BEP) umumnya digunakan untuk
menghitung kapan sebuah usaha/bisnis atau proyek akan menguntungkan dengan
cara menyamakan total pendapatannya dengan total biaya.
Pada dasarnya, terdapat dua jenis perhitungan BEP yaitu menghitung berapa
unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point dan menghitung berapa
Rupiah penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP.
Berikut di bawah ini adalah rumus-rumus BEP untuk dua jenis perhitungan
tersebut :
1. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi BEP:
BEP (dalam Unit) = Biaya Tetap Produksi / (Harga Jual per Unit – Biaya
Variabel per Unit)
2. Rumus BEP untuk menghitung berapa Rupiah penjualan yang perlu diterima
agar terjadi BEP :
BEP (dalam Rupiah) = Biaya Tetap Produksi / (Harga per Unit – Biaya
Variabel per Unit) x Harga per Unit
Keterangan :
Biaya Tetap (Fixed Cost) = biaya yang jumlahnya tetap (baik sedang
berproduksi atau tidak)
Harga Jual per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.
Biaya Variabel per unit = total biaya variabel per Unit (TVC/Q)
3.3 BCR (Benefit Cost Ratio)
Benefit Cost Ratio merupakan salah satu metode kelayakan investasi yang
menekankan kepada manfaat dan pengorbanan biaya suatu investasi. Benefit Cost
Ratio secara matematis merupakan perbandingan nilai ekuivalen semua benefit
terhadap nilai ekuivalen semua biaya. Dengan persamaan sebagai berikut:
Kriteria pengambilan untuk alternatif tunggal suatu usaha ataupun proyek yaitu
dengan melihat nilai B/C, apakah nilainya lebih besar sama dengan satu atau kecil
dari satu .
𝐵
Jika nilai 𝐶 ≥ 1, maka alternatif investasi atau usaha tersebut layak diterima
𝐵
Jika nilai 𝐶 ≤ 1, maka alternatif investasi atau usaha tersebut tidak layak diterima.
BAB IV
4.1 Analisa
Estimasi Penjualan : Dengan perkiraan penjualan per hari 70 cup/ Rp10.000,00
maka dapat dihitung perkiraan pendapatan setiap bulannya dengan formula berikut ini
: Pendapatan per bulan = Pendapatan per hari X 30 Hari
= (70 x Rp8.000,00) x 30
= Rp5600.000,00 x 30
= Rp16.800.000
no keterangan nilai
1 gaji karyawan 1500000
2 air dan listrik 550000
3 penyusutan barang-barang 100000
total biaya tetap 2150000
4.4 Analisis
cashflow
2150000
BEP = 2676,19
Berdasarkan hasil perolehan BEP tersebut, maka modal akan terganti pada
saat jumlah total cup yang dijual 803 unit.
NPV = 100.800.000(4,917)-(79.980.000(4,917))+16.000.000
NPV = 495.633.600 – 409.261.660 + 16.000.000
NPV = 86.371.940
Berdasarkan hasil NPV yang diperoleh, maka NPV > 1 sehingga bisnis tersebut layak
untuk dijalankan.
𝐵 𝑃𝑊𝑏𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡
=
𝐶 𝑃𝑊𝑐𝑜𝑠𝑡
𝐵 495.633.600
=
𝐶 409.261.660 + 16.000.000
𝐵
= 1,1654
𝐶
Berdasarkan dari hasil BCR yang didapatkan, maka BCR > 1 sehingga bisnis
ini dapat disimpulkan menguntungkan.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Bisnis The Hauzz yang sudang berjalan kurang lebih selama 3 tahun ini
menunjukan pertumbuhan dan perkembangan keuangan yang sangat baik dan
mengalami keuntungan, hal tersebut sesuai dengan hasil analisis yang kami lakukan.
Berdasarkan hasil analisis yang kami lakukan menggunakan teori NPV diperoleh hasil
sebesar 86.371.940, hasil tersebut menunjukan hasil yang lebih besar dari nilai 1 dimana
menunjukan hasil yang menguntungkan dan layak untuk di pertahankan. Lain halnya
menggunakan teori BCR dimana didapat nilai sebesar 1,1654, yang menunjukan nilai lebih
besar diatas nilai 1 sesuai ketentuan dari perolehan hasil BCR, maka menunjukan sebuah
keuntungan dan bisnis ini layak dipertahankan.
5.2 Saran
Diharapkan pengerjaan analisis bisnis seperti ini dapat dilakukan dengan metode yang
lain selain metode yang telah di lakukan pada analisis pada kalia ini.