Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERILAKU KONSUMEN
HARGA POKOK

Di Susun

AHMAD ZAINUDIN NUR


E 321 17 303

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya telah

menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Perilaku Konsumen Harga Pokok”

Makalah ini kami buat untuk memenuhi kewajiban tugas dari Dosen Kami tidak

lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu

menyusun makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi

bagi para pembaca, sehingga dapat mengetahui tentang Harga Pokok Dengan

keterbatasan pengetahuan yang saya miliki, makalah yang kami buat ini tentunya masih

banyak memiliki kekurangan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan

saran yang membangun guna untuk kesempurnaan makalah ini.

Palu, 9 Mei 2019

Ahmad Zainudin Nur

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Harga Pokok Produksi .................................................................................. 6
2.1.1 Tujuan Penentuan Harga Pokok .......................................................... 7
2.1.2 Penentuan Harga Pokok Sebelum Produksi ........................................ 9
2.1.3 Elemen Harga Pokok ............................................................................ 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 13
3.2 Saran ............................................................................................................. 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia bisnis, persaingan antar perusahaan merupakan hal yang wajar. Setiap
perusahaan berusaha menawarkan produk mereka dengan keunggulan masing-masing.
Selain bersaing dalam hal kualitas, mereka juga bersaing dalam masalah harga, karena
hanya produk dengan kualitas terbaik dan harga paling murah, yang paling diminati
dan dicari oleh konsumen. Sebelum perusahaan menentukan harga jual suatu produk,
perusahaan terlebih dahulu harus menghitung harga pokok produksinya. Hal ini
mengingat bahwa harga jual ditentukan dengan menjumlah harga pokok produksi per
unit dengan tingkat laba yang diinginkan perusahaan sehingga tanpa adanya penentuan
harga pokok produksi per unit perusahaan akan mengalami kesulitan di dalam
menentukan harga jual produk yang dihasilkan.
Dalam beberapa hal, keberhasilan bisnis tergantung pada informasi penentuan
harga pokok produksi antara lain (Wahyuningsih, 2004):
1. Biaya satuan produk merupakan elemen penting dalam penentuan harga jual
yang wajar bagi sebuah produk. Meskipun biaya satuan produk bukanlah satu-satunya
informasi yang dipakai untuk menentukan suatu harga. Apabila biaya-biaya produk
tidak tertutupi oleh harganya, maka perusahaan tidak akan memperoleh laba.
2. Informasi penentuan biaya pokok produk sering menjadi dasar dalam
memperkirakan biaya-biaya yang akan datang yang biasanya dituangkan dalam sebuah
anggaran, dimana anggaran tersebut digunakan sebagai alat perencanaan dalam
pemakaian sumber-sumber daya yang efektif.
3. Pengendalian kegiatan dan biaya juga difasilitasi oleh informasi biaya produk.
Apabila biaya operasi terlalu tinggi dan harus dipangkas, maka biaya produk dapat
dipecah ke dalam beberapa bagian, guna menentukan biaya-biaya yang dapat ditekan.

4
Harga pokok produksi merupakan keseluruhan biaya produksi yang terserap ke
dalam setiap unit produk yang dihasilkan perusahaan. Secara umum biaya produksi
dibagi menjadi tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya produksi lainnya (Biaya Overhead Pabrik). Untuk pengumpulan biaya produksi
ditentukan oleh karakteristik proses produksi yang dihasilkan perusahaan.
Ketepatan penentuan harga pokok produksi dipengaruhi oleh ketepatan di dalam
pengakumulasian dan penghitungan biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya baprik lainnya (biaya overhead pabrik). Biaya
bahan baku diakumulasikan dan diperhitungkan dengan menghitung jumlah pemakaian
bahan baku yang digunakan untuk memproduksi dengan harga bahan baku yang
bersangkutan. Biaya tenaga kerja diakumulasikan dan diperhitungkan dengan
menghitung jumlah tenaga kerja pada bagian produksi dengan jumlah waktu yang
digunakan untuk mengerjakan produk serta tarif upah yang digunakan. Biaya overhead
pabrik ditentukan dengan menggunakan sebuah tarif yang ditentukan di muka dan
didasarkan pada dasar penentuan tarif tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Harga Pokok?
2. Apa Saja Tujuan Penentuan Harga Pokok?
3. Bagaimana penentuan Harga Pokok Sebelum Produksi?
4. Apa saja Elemen Harga Pokok?
1.3 Tujuan Penulisan
1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud Harga Pokok
2 Untuk mengetahui apa saja tujuan Penentuan Harga Pokok
3 Untuk Menjelaskan penentuan Harga Pokok Sebelum Produksi
4 Untuk mengetahui apa saja Elemen Harga Pokok

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi dapat diartiakan sebagai jumlah biaya yang


dikeluarkan untuk memproses bahan baku menjadi barang jadi dalam periode
tertentu. Dibawah ini ada beberapa pengertian harga pokok produksi, antara lain :
Pengertian harga pokok produksi menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul
”Akuntansi Biaya” adalah pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan bahan
baku menjadi produk untuk memperoleh aktiva (1991;10)

Sedangkan menurut Hansen, Mowen dalam bukunya yang berjudul ”Management


Accounting” yang dialih bahasakan oleh Ancella A., harga pokok produksi adalah
mewakili jumlah biaya barang yang diselesaikan pada periode tersebut (1999;49).

Dari kedua pengertian di atas, harga pokok produksi dapat diartikan


sebagai suatu pengorbanan sumber ekonomi yang merupakan kumpulan biaya
produksi yang tidak dapat dihindarkan untuk menghasilakn suatu produk jadi,
serta merupakan dasar dari pembentukan harga.

6
2.1.1 Tujuan Penentuan Harga Pokok

Tujuan menghitung harga pokok:

1. Untuk menentukan harga penjualan, harga pokok penjualan tidak dapat ditentukan

sebelum harga pokoknya ditentukan terlebih dahulu.

2. Untuk menentukan laba atau rugi perusahaan. Laba dihitung dengan cara

penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan. Padahal harga pokok

penjualan baru dapat ditentukan setelah harga pokok ditentukan terlebih dahulu.

3. Untuk memberi penilaian didalam laporan keuangan yang berupa neraca. Harta

dalam neraca yang berupa persediaan produk jadi harus dinilai, diberi harga.

Dengan pemberian harga tersebut dapat diketahui kekayaan perusahaan. Penilaian

atau pemberian harga tersebut informasinya dari harga pokok.

4. Untuk menentukan kebijakan perusahaan. Misalnya dalam kasus akan memberi

potongan harga pada saat menjual secara besar-besaran.Dalam pengambilan

kebijakan ini jangan sampai harga yang ditentukan berada di bawah harga pokok.

5. Untuk menentukan efisiensi perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan

membandingkan perkiraan penentuan harga pokok sebelum proses produksi

dikaksanakan dengan perhitungan harga pokok setelah proses produksi dikerjakan.

Tujuan perhitungan harga pokok tersebut di atas tidak dapat terpisah satu dengan yang

lain. Masing-masing tujuan saling terkait.

Komponen harga pokok:

7
Komponen harga pokok juga sering disebut elemen harga pokok, yang terdiri

Biaya bahan baku , biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja dan biaya overhead

pabrik.

Bahan baku adalah bahan yang melekat dan dapat diidentifikasi secara jelas pada

produk jadi.misalnya kain untuk baju , kedelai untuk tempe. Bahan pembantu adalah

bahan yang membatu untuk proses produksi . Tenaga kerja adalah tenaga kerja

manusia, ini ada yang langsung berhubungan dengan pengerjaan proses produksi ada

yang tidak langsung berhubungan dengan dengan pengerjaan proses produksi.Biaya

overhead pabrik merupakan biaya umum selain bahan baku dan tenaga kerja langsung.

Contohnya biaya penyusutan, biaya-biaya listrik, air, telepon, asuransi, perbaikan

mesin,dan masi banyak contoh yang lain.

Biaya Bahan baku, ada dua hal yang penting yakni penetapan kuantitas yang

digunakan dan penetapan harga bahan ynag digunakan.Penetapan jumlah dapat

dilakukan secara fisik dengan mencatat berapa yang masuk dalam proses produksi

dengan memperhatikan syrarat-syaratnya atau dengan mempergunakan

standart.Untuk produksi potongan dipergunakan dengan mencatat apa yang masuk

dalam proses produksi dengan mengingat criteria harga pokok. Sedang untuk produksi

massa memakai cara standart atas dasar pengalaman dengan mengeluarkan yang

bersifat pemborosan dan atas dasar teknis penelitian laboratorium.

Mengenai harga dapat dipergunakan : Harga beli/ harga historis/ harga perolehan,

Harga pengganti yakni harga yang terjadi di pasar pembelian sesudah menjual produk.

Harga rata-rata sedehana, tertimbang ,bergerak. Metode masuk pertama keluar

8
pertam, Metode masuk terakhir keluar pertama. Hasil dari metode metode tersebut

tidak sama dan akan berpengaruh kepada perhitungan harga pokok. Setiap metode

mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing.

Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang dibayarkan oleh perusahaan kepada tenaga

pekerja. Perhitungan upah dapat dilakukan dengan dua cara : Upah berdasarkan waktu

dan upah berdasarkan unit/ prestasi.Upah berdasarkan waktu dapat ditentukan per jam

, per hari, per minggu, per bulan.Upah berdasarkan prestasi merupakan upah atas dasar

prestasi kerja karyawan. Makin tinggi prestasinya makin besar upahnya. Masing-

masing cara pengupahan memiliki kelebihan dan kelemahan.

Biaya overhead pabrik adalah biaya selain biya bahan baku dan biaya tenaga kerja

langsung. Penetapan besarnya biaya dapat dibebankan misalnya 80% dari biaya bahan

baku , atau 50% dari biaya tenaga kerja . Karena banyak cara membebankan biaya

overhead pabrik.

2.1.2 Penentuan Harga Pokok Sebelum Produksi


a. Pengertian Harga Pokok Produksi
Sebelum membicarakan pengertian harga pokok produksi, perlu dibedakan
pengertian antara biaya produksi dengan harga pokok produksi, karena keduanya tidak
sama. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan
proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Biaya produksi ini dibagi menjadi
tiga elemen, yakni: 1) Biaya bahan baku 2) Biaya tenaga kerja 3) Overhead Pabrik
Harga pokok produksi adalah biaya produksi setelah memperhitungkan barang dalam
proses atau barang setengah jadi. Menurut Rybun (1999:31)

9
harga pokok produksi meliputi keseluruhan bahan langsung, tenaga kerja
langsung dan overhead pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa.
Penetapan jumlah harga pokok produksi diawali dengan jumlah harga pokok produksi
barang dalam proses pada awal periode. Jumlah ini kemudian ditambah dengan biaya
bahan baku yang dimasukkan dalam produksi; biaya upah yang diperlukan untuk
memproses bahan baku dan seluruh biaya lainnya untuk jasajasa dan fasilitas yang
digunakan dalam produksi, termasuk supervisi pabrik, upah tak langsung, pemakaian
bahan pembantu pabrik, amortisasi paten, penerangan, pemanasan, pembangkit pabrik.
Biaya-biaya ini merupakan produk cost yang akan tetap melekat pada nilai persediaan
sampai produk tersebut dijual. Pada saaat dijual, nilai persediaan barang jadi akan
ditransfer menjadin harga pokok penjualan.

2.1.3 Elemen Harga Pokok


a. Biaya Bahan
Dalam istilah akuntansi yang disebut bahan adalah barang-barang
yang diolah dalam proses produksi dan nantinya akan menghasilkan
barang jadi yang siap digunakan. Bahan sendiri dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu bahan baku dan bahan penolong atau sering disebut sebagai
bahan pembantu. Bahan baku disebut juga sebagai bahan utama yang
dapat diidentifikasikan secara langsung dengan produk yang dihasilkan
dan nilainya relatif besar. Bahan penolong atau bahan pembantu disebut
juga sebagai bahan pelengkap yang berfungsi sebagai pembantu dalam
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi dalam proses produksi dan nilainya relatif
kecil.
Penilaian bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
disebut sebagai biaya bahan baku, sedangkan besarnya nilai bahan
penolong atau bahan pembantu disebut dengan biaya bahan penolong
20
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Menurut Supriyono, Untuk membahas biaya tenaga kerja langsung perlu
dibahas apa yang dimaksud tenaga kerja. Tenaga kerja adalah semua karyawan
perusahaan yang memberikan jasa kepada perusahaan yang memberikan jasa
kepada perusahaan. Dalam melaksanakan karyanya dapat digolongkan sesuai

10
dengan fungsi di mana karyawan bekerja, yaitu fungsi produksi, fungsi
pemasaran, fungsi administrasi dan umum, serta fungsi keuangan

Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa (teken prestasi) yang
diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan. Sesuai dengan fungsi dimana
karyawan bekerja, biaya tenaga kerja pabrik / produksi, biaya tenaga kerja
pemasaran, biaya tenaga kerja administrasi dan umum. Biaya tenaga kerja di
pabrik digolongkan ke dalam biaya tenaga kerja administrasi dan umum. Biaya
tenaga kerja di pabrik digolongkan ke dalam biaya tenaga kerja langsung dan
biaya tenaga kerja tidak langsung.

Biaya tenaga kerja langsung (direct labor) adalah balas jasa yang
diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau
diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.
Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labo ) adalah balas jasa yang diberikan
kepada karyawan pabrik akan tetapi manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan atau
diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan. Formulasi
perhitungan biaya perhitungan untuk menentukan upah tenaga kerja langsung
Dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
Biaya Tenaga Kerja Langsung = tarif upah x jam kerja karyawan
c. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik ( factory overhead cost ) adalah biaya produksi selain
biaya bahan baku dan bahan penolong. Menurut Carter dan Usry biaya overhead
pabrik pada umumnya didefinisikan sebagai bahan baku tidak langsung, tenaga
kerja tidak langsung, dan semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat secara
24 mudah diidentifikasi dengan atau dibebankan langsung ke pesanan, produk, atau
objek biaya lain yang spesifik.

Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead


pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik
dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini :

1) Biaya Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian
produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi
nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi

11
tersebut
2) Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya
suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies) dan harga
perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan
dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesinmesin dan
ekuipmen, kendaraan, perkakas laboratorium, dan aktiva tetap lain yang digunakan
untuk keperluan pabrik.
3) Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang
upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk
atau pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan
dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut.
Tenaga kerja tidak langsung terdiri dari :

(1) Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, seperti departemen


departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel dan departemen gudang.
(2) Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, seperti kepala
departemen produksi, karyawan administrasi pabrik, mandor. 4) Biaya yang timbul
sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap.
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya
depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan ekuipmen, perkakas
laboratorium, alat kerja, dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.
5) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu. Biaya-biaya yang termasuk
dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya asuransi gedung dan emplasemen,
asuransi mesin dan ekuipmen, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan, dan
biaya amortisasi kerugian trial-run.
6) Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang
tunai. Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain
adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN
dan sebagainya.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konsep penentuan harga pokok suatu produk dimulai dari perhitungan


biaya dan akuntansi biaya dimana pada prosesnya bertujuan sebagai penentu
harga pokok produk, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan
khusus.
Sementara Harga pokok produksi (cost of good manufactured) adalah
semua biaya yang untuk membuat satu unit barang jadi yang meliputi biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik (Hanggana,
2008). Menurut Mulyadi (2000: 10) harga pokok merupakan pengorbanan
sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva, selain itu harga pokok juga
digunakan untuk menunjukkan pengorbanan sumber ekonomi dalam
pengolahan bahan baku menjadi produk. Namun karena pembuatan produk
tersebut bertujuan mengubah aktiva (berupa persediaan bahan baku) menjadi
aktiva lain (persediaan produk jadi), maka pengorbanan bahan baku tersebut,
yang berupa biaya bahan baku, akan membentuk harga pokok produksi

4.2 Saran
Penulisan Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan oleh karena
itu kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan guna menunjang isi
materi pada makalah ini sumber materi yang di dapatkan kurang
lengkap sehingga perlu di perbanyak lagi

13
DAFTAR PUSTAKA

 Evaluasi penenuan harga pokok produksi pada pembuatan tahu di


Jumantono, oleh Wiwin Wahyuningsih
 MERUMUSKAN SOLUSI MASALAH, Oleh : M. Ichsan Amir Mujahid
 http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dra.%2520Sumarsih,
%2520M.Pd./PENENTUAN%2520HARGA%2520POKOK%2520PRO
DUKSI.docx&ved=2ahUKEwj0mdy2oo7iAhXUX3wKH
XPPDYIQFjAJegQICBAB&usg=AOvVaw3g7yzqzoLL1QSTnm5DR
 http://eprints.dinus.ac.id/17652/1/jurnal_15123.pdf&ved=2ahUKEwj0m
dy2oo7iAhXUX3wKHXPPDYIQFjAMegQIChAB&usg=AOvVaw1ST
CWwMOsQQfZBmx6z0KA
 http://ejournal.uajy.ac.id/631/3/2EA15597.pdf&ved=2ahUKEwj0mdy2o
o7iAhXUX3wKHXPPDYIQFjAIegQIBhAB&usg=AOvVaw2Jg
DYkGHLtjJSBQeznmWns
 http://ejournal.uajy.ac.id/1552/3/2EA15979.pdf&v
ed=2ahUKEwj80Yuhp47iAhWMvo8KHWRwCncQFjALegQIChAB&u
sg=AOvVaw2DGwiofU4GllOjqVoqE1s1
 http://repository.unpas.ac.id/38633/

14

Anda mungkin juga menyukai